Oleh :
KELOMPOK 1 D4 Keperawatan Gigi Semester 2
Tanaya Fawzia K.
Salsabella Wanda Chaerunnisa
Dila Rizki Maulida
Rika Putricia Pramesti
Rika Putricia Pramesti
Ridho Sugiarto
Khonsa Nabila Rahma
Karina Viki Salsabila
Eahayu Yulia Kristiani
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa semua limpahan rahmat dan
karuniannya, sehingga makalah ini tersusun hingga selesai dengan maksimal.terlepas
dari itu semua,saya menyadari bahwa masih jauh ada kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya masih ada
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik,saya berharap semoga makalah ini mampu menambah wawasan
pengalaman serta ilmu bagi para pembaca.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................................5-9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN.....................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan atau apa yang boleh
dilakukan serta yang dilarang olehnya. Target dari hukum itu sendiri tidak
hanya berkutat pada orang-orang yang jelas melakukan perbuatan melawan
hukum, akan tetapi juga terhadap perbuatan hukum yang mungkin akan terjadi,
baik itu dilakukan oleh seseorang, ataupun badan hukum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEJAKSAAN
1. Pengertian Kejaksaan
Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
tentang kejaksaan Republik Indonesia, bahwa jaksa adalah pejabat fungsional
yang diberi wewenang oleh Undang-undang ini untuk bertindak sebagai
penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum serta wewenang lain berdasarkan undang-undang (Hartanti,
2005:32).
Jadi dapat dikatakan bahwa kejaksaan adalah sebuah lembaga
dimana supremasi hukum ditegakkan, mengingat lembaga ini adalah pelaksana
dari putusan pengadilan. Lembaga inilah yang memberikan perlindungan
terhadap kepentingan umum dan dapat dikatakan bahwa kejaksaan adalah
tempat dimana hak asasi manusia diperjuangkan dan ditegakkan.
5
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
b. Di bidang perdata dan tata usaha Negara, kejaksaan dengan kuasa
khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama Negara atau pemerintah Kejaksaan berwenang untuk mengadakan
penyelidikan dan penyidikan. Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) butir a KUHAP,
penyelidik memiliki wewenang yakni;
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana.
2. Mencari keterangan dan barang bukti.
3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
6
tindak pidana umum. Jaksa hanya berwenang untuk melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana khusus, yang salah satunya adalah tipikor.
7
Jadi jika dikaitkan dengan tindak pidana korupsi, polri memilki peran dan
andil besar dalam mencagah merebaknya tipikor ini. Apalagi polri adalah
elemen penting yang dapat menjembatani antara masyarakat dengan
pemerintah.
KPK Bertugas :
1. Koordinasi dengan isntansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana
korupsi;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi;
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi;
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Wewenang KPK :
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak
pidana korupsi;
2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
8
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi kepada instansi
yang terkait;
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi;
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana
korupsi. KPK
berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak
pidana korupsi yang :
1. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara Negara, dan
orang lain yang ada
kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau
penyelenggara Negara.
2. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat, dan/atau.
3. Menyangkut kerugian Negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah).
9
mengadili dan memutus perkara : tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang yang
tindak pidana asalnya tindak pidana korupsi dan/atau tindak pidana yang
secara tegas dalam
undang-undang lain ditentukan sebagai tindak pidana korupsi.
KEWENANGAN
Menurut Pasal 5 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan
satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara tindak pidana korupsi.
Dan menurut Pasal 6 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berwenang memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara:
a.tindak pidana korupsi;
b.tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak
pidana korupsi;
dan/atau
c.tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan
sebagai tindak pidana
korupsi.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Empat lembaga di atas ketika mau dan berani bersinergi dalam upaya
pemberantasan korupsi akan sangat membantu dalam menciptakan good governance.
Maka sangatlah perlu kita sebagai warga Indonesia juga berpartisipasi dalam
mencegah budaya korupsi terus merajalela. Mulai dari diri kita dan mulai dari
sekarang.
11