Lap - Epid Bela
Lap - Epid Bela
MATA KULIAH
PENYELIDILAN EPIDEMIOLOGI.
Disusun oleh
Sri Ani
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
A. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa
penyebab yang jelas, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie,
mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan
dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit
lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit <
100.000/mm3).
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian
luar biasa/wabah. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun
1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas,
sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di
Indonesia.
DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya
terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular tersebut.
Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Lampasio tanggal 14
Maret 2011 bahwa telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1
orang dari 33 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh tim
penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan Kab. Toli-Toli bersama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi serta tim dari petugas Puskesmas Lampasio dengan melakukan
analisa terhadap berbagai factor yang berhubungan dengan terjadinya KLB DBD di
desa tersebut.
B. TUJUAN PENYELIDIKAN
Tujuan Umum : Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB DBD
di Desa Sidowayah.
Tujuan Khusus
1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran
2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinhya penyebarluasan penyakit
DBD di lokasi
3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternative pencegahan
4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi
Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan
jumlah kasus DBD dapat dideteksi sesuai dengan wilayah administratif seperti desa
atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat dijadikan
peringatan dini sebelum terjadi KLB.
Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus adalah KLB atau bukan KLB,
dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD bulanan maupun
mingguan dengan pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain
dengan menetapkan pola maksimum-minimum, pada daerah desa atau kelurahan
sebaiknya ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria
sebagai berikut :
1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah
kabupaten/kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD tetapi HI jentik
Aedes Aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.
2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan
sebelumnya.
3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya
pada periode yang sama.
Dari hasil investigasi diketahui telah terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit DBD
seperti terlihat pada grafik berikut :
Grafik 1. Kasus DBD menurut Tanggal Mulai Demam di Desa Sidowayah Bulan
September Tahun 2012
Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan
Kriteria KLB ini ditetapkan sesuai pedoman Depkes (1991), suatu Kejadian Luar
Biasa apabila memenuhi salah satu kriteria diantaranya adalah adanya peningkatan
kasus secara bermakna dari periode sebelumnya pada periode mingguan terlihat
tanggal ? 2012 terjadi kenaikan penderita lebih dari 2 kali periode minggu
sebelumnya.
Pemastian diagnosis dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada
penderita dan melakukan pengambilan sampel darah pada beberapa orang penderita
yang sedang dirawat. Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan Rapid Test
Diagnostic (RDT) yang dilakukan oleh analis kesehatan Puskesmas Rembang I.
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap ? kasus DBD, dengan
gejala klinis digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Distribusi Gejala Klinis Penderita pada KLB DBD di Desa Sidowayah Kab.
Rembang pada tanggal ? 2012
Dari tabel diatas terdapat gejala dengan frekuensi tertinggi pada penderita adalah
Demam (100 %) , Perdarahan 70,5%, Batuk 45,5 %, Sakit ulu hati 15,9%, Muntah
15,9 %. Hal ini merupakan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
disebabkan oleh virus dengue dimana vektor perantara adalah nyamuk aedes aegypti.
Jumlah
Desa Laki-Laki Perempuan Total (Jiwa)
Sidowaya
h ? ? ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..
Puskesmas Rembang I dengan wilayah kerja ? desa dengan batas wilayah sebagai
berikut :
F. GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
a. Distribusi kasus DBD berdasarkan Persont.
Distribusi penderita DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak sakit berada pada
kelompok umur ? tahun sebanyak ? orang, terendah pada kelompok umur ? tahun
sebanyak ? orang, dan CFR 50% pada kelompok umur ? tahun.
Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin ? (? kasus)
dengan AR = ? dan CFR = ?
Tabel 4.Distribusi Kasus DBD menurut tempat tinggal penderita pada KLB di
Wilayah Puskesmas Rembang, Kec. ?, Kab. Rembang Bulan September Tahun
2012
Mekanisme penularan terjadi melalui gigitan nyamuk yang memang telah ada
di wilayah tersebut dimana sebelumnya penderita yang pertama kali terpapar kasus
DBD mempunyai riwayat bepergiaan ke daerah endemis DBD dimana penderita
tersebut bersekolah di ? yang kemungkinan Virusnya didapat di ?.
1. Melakukan fogging wilayah dua siklus dimana satu minggu setelah siklus pertama
dilakukan fogging siklus kedua.
2. Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian KLB DBD.
3. Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.
4. Pembinaan terhadap petugas surveilans puskesmas dalam hal SKD KLB.
5. Melakukan surveilans ketat hingga KLB dinyatakan berhenti.
Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB DBD di Desa Sidowayah dengan jumlah penderita ? orang, AR = ?
dan CFR = ?.
2. Kelompok umur ? tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita
DBD dengan jumlah kasus ? orang.
3. Pemastian diagnosis adalah hasil pemeriksaan Laboratorium dan pemeriksaan jentik
nyamuk.
4. Pola epidemik adalah propagated epidemic karena adanya lebih dari satu sumber
penularan yaitu ditemukannya tempurung kelapa, ban-ban dan kaleng-kaleng bekas di
sekitar rumah penderita.
Saran