Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DEMAM

BERDARAH DENGUE DI DESA SIDOWAYAH KABUPATEN


REMBANG TAHUN 2012

MATA KULIAH

PENYELIDILAN EPIDEMIOLOGI.

Disusun oleh

FISABILA ALIFIA AKBAR


2 D3 A

Dosen Mata Kuliah :

Sri Ani

Tingkat 2 D-III A Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Jalan Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, Maret 2020

Penulis
A. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa
penyebab yang jelas, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie,
mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan
dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit
lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit <
100.000/mm3).
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian
luar biasa/wabah. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun
1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas,
sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di
Indonesia.
DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya
terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular tersebut.
Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Lampasio tanggal 14
Maret 2011 bahwa telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1
orang dari 33 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh tim
penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan Kab. Toli-Toli bersama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi serta tim dari petugas Puskesmas Lampasio dengan melakukan
analisa terhadap berbagai factor yang berhubungan dengan terjadinya KLB DBD di
desa tersebut.

B. TUJUAN PENYELIDIKAN
Tujuan Umum : Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB DBD
di Desa Sidowayah.

Tujuan Khusus

1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran
2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinhya penyebarluasan penyakit
DBD di lokasi
3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternative pencegahan
4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi

C. PENETAPAN ADANYA KLB

Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan
jumlah kasus DBD dapat dideteksi sesuai dengan wilayah administratif seperti desa
atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat dijadikan
peringatan dini sebelum terjadi KLB.

Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus adalah KLB atau bukan KLB,
dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD  bulanan maupun
mingguan dengan pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain
dengan menetapkan pola maksimum-minimum, pada daerah desa atau kelurahan
sebaiknya ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria
sebagai berikut :

1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah
kabupaten/kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD tetapi HI jentik
Aedes Aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.
2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan
sebelumnya.
3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya
pada periode yang sama.

Dari hasil investigasi diketahui telah terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit DBD
seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 1. Kasus DBD  menurut Tanggal  Mulai Demam di Desa Sidowayah Bulan
September Tahun 2012
Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Kriteria KLB ini ditetapkan sesuai pedoman Depkes (1991), suatu Kejadian Luar
Biasa apabila memenuhi salah satu kriteria diantaranya adalah adanya peningkatan
kasus secara bermakna dari periode sebelumnya pada periode mingguan terlihat
tanggal  ? 2012 terjadi kenaikan penderita lebih dari 2 kali periode minggu
sebelumnya.

D. PENETAPAN DIAGNOSIS ETIOLOGI KLB

Pemastian diagnosis dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada
penderita dan melakukan pengambilan sampel darah pada beberapa orang penderita
yang sedang dirawat. Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan Rapid Test
Diagnostic (RDT) yang dilakukan oleh analis kesehatan Puskesmas Rembang I.

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap ? kasus DBD, dengan
gejala klinis digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.  Distribusi Gejala Klinis Penderita pada KLB DBD di Desa Sidowayah Kab.
Rembang pada tanggal ? 2012

No. Gejala Klinis Jumlah %


1 Demam 100
2 Sakit Ulu Hati 15,9
3 Torniket 0
4 Perdarahan 70,5
5 Muntah 15,9
6 Shock 0
7 Batuk 45,5
Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan.

Dari tabel diatas terdapat gejala dengan frekuensi tertinggi pada penderita adalah
Demam (100 %) , Perdarahan 70,5%, Batuk 45,5 %, Sakit ulu hati 15,9%, Muntah
15,9 %. Hal ini merupakan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
disebabkan oleh virus dengue dimana vektor perantara adalah nyamuk aedes aegypti.

E. IDENTIFIKASI KASUS KLB

Desa Sidowayah merupakan bagian dari Kecamatan ? dan wilayah kerja


Puskesmas Rembang I yang juga merupakan bagian dari pengawasan Dinas
Kesehatan Kabupaten Rembang dengan jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

Jumlah
Desa Laki-Laki Perempuan Total (Jiwa)
Sidowaya
h ? ? ?

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..

Sumber : Data sekunder

Puskesmas Rembang I dengan wilayah kerja ? desa dengan batas wilayah sebagai
berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan ?


2. Sebelah timur berbatasan dengan ?
3. Sebelah selatan berbatasan dengan ?
4. Sebelah barat berbatasan dengan ?

Lokasi kejadian KLB berada di ? wilayah kerja Puskesmas Rembang I Kabupaten


Rembang. Kasus DBD mulai terjadi pada tanggal ? dan dilakukan penyelidikan kasus
pada tanggal 12 September 2012.

F. GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
a. Distribusi kasus DBD berdasarkan Persont.
Distribusi penderita DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Distribusi Kasus DBD menurut kelompok umur  di Wilayah Puskesmas


Rembang I Kec. ?, Kab. Rembang Bulan September Tahun 2012.

Kelompok Jumlah Kasus CFR


No
Umur (Thn) Sakit Mati (%)
1 ≤ 12
2 13 – 24
3 25 – 36
4 37 – 48
5 > 49
Jumlah

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak sakit berada pada
kelompok umur ? tahun sebanyak ? orang, terendah pada kelompok umur ? tahun
sebanyak ? orang, dan CFR 50% pada kelompok umur ? tahun.

Tabel 3  Distribusi Kasus DBD menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas


Rembang,  Kec. ?, Kab. Rembang Bulan September Tahun 2012

Jenis Jumlah kasus Attack CFR


No PopulasiRentan
Kelamin Sakit Mati Rate (%) (%)
1 Laki – laki
2 Perempuan
Jumlah

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin ? (? kasus)
dengan AR = ? dan CFR = ?

b. Distribusi kasus campak berdasarkan Place.


Distribusi kasus DBD di Wilayah Puskesmas Rembang berdasarkan tempat dapat
kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.Distribusi Kasus DBD menurut tempat tinggal penderita pada KLB di
Wilayah Puskesmas Rembang, Kec. ?, Kab. Rembang Bulan September Tahun
2012

Jumlah kasus CFR


No Nama Desa
Sakit Mati (%)
1 Desa Sidowayah ? 0 0

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Hasil pengamatan terhadap asal penderita diperoleh gambaran bahwa ?

c. Distribusi kasus DBD berdasarkan Time.


Untuk menggambarkan kasus pada periode KLB (lamanya KLB berlangsung)
biasanya digambarkan dalam kurva epidemik yang menggambarkan frekuensi
kasus berdasarkan saat mulai sakit (onset of illness), Interval dalam pembuatan
kurva epidemik yang dipakai adalah 1 harian.
Distribusi kasus DBD di Wilayah Puskesmas Rembang I berdasarkan waktu
mulai sakit dapat dlihat pada tabel di bawah ini :

Berdasarkan hasil investigasi, awal mulai sakit tanggal ? 2012 dengan


jumlah penderita ? orang dan mengalami puncak kasus pada tanggal ? dengan
peningkatan kasus sebanyak ? orang, sehingga jumlah kasus secara keseluruhan
adalah ? kasus.

G. SUMBER DAN CARA PENULARANNYA


1) Sumber

Hasil survey jentik ditemukan beberapa karakteristik di Desa Sidowayah yaitu


terdapat tempat–tempat perindukan nyamuk seperti tempurung kelapa, ban–ban,
kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita merupakan media yang cepat
berkembang biaknya nyamuk-nyamuk aedes aygepty  dan setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap jentik –jentik nyamuk ternyata paling banyak jenis jentik
nyamuk Aedes, yang didukung dengan kondisi curah hujan  tidak menentu sehingga 
penyebaran penyakit ini menjadi cepat menular kepada penduduk yang berada didesa
tersebut.

2) Identifikasi Cara penularan

Mekanisme penularan terjadi melalui gigitan nyamuk yang memang telah ada
di wilayah tersebut dimana sebelumnya penderita yang pertama kali terpapar kasus
DBD mempunyai riwayat bepergiaan ke daerah endemis DBD dimana penderita
tersebut bersekolah di ? yang kemungkinan Virusnya didapat di ?.

H. UPAYA PENANGGULANGAN YANG DILAKUKAN

Adapun upaya yang dilakukan dalam penanganan dan penanggulangan KLB


DBD di wilayah Puskesmas Rembang I adalah :

1. Melakukan fogging wilayah dua siklus dimana satu minggu setelah siklus pertama
dilakukan fogging siklus kedua.
2. Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian KLB DBD.
3. Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.
4. Pembinaan terhadap petugas surveilans puskesmas dalam hal SKD KLB.
5. Melakukan surveilans ketat hingga KLB dinyatakan berhenti.

I. UPAYA PENANGGULANGAN YANG DI RENCANAKAN


1. Ketahui Penyebabnya
2. Bersihkan Sarang Nyamuk DBD
3. Jaga Kebersihan Lingkungan
Bersihkan lingkungan di area rumah Anda dengan obat antinyamuk
dan insektisida.
4. Usir Keberadaan Nyamuk
Selanjutnya, jangan lupa untuk menggunakan krim atau lotion
antinyamuk untuk mengusir keberadaan nyamuk di sekitar.
5. Beri Penerangan di Rumah
Nyamuk biasanya lebih suka tempat yang lembap dan gelap. Untuk itu,
isilah rumah Anda dengan cahaya lampu dan sinar matahari yang benar-benar
dapat menerangi seluruh sudut ruangan sebagai pencegahan DBD.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Telah terjadi KLB DBD di Desa Sidowayah dengan jumlah penderita ? orang, AR = ?
dan CFR = ?.
2. Kelompok umur ? tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita
DBD dengan jumlah kasus ? orang.
3. Pemastian diagnosis adalah hasil pemeriksaan Laboratorium dan pemeriksaan jentik
nyamuk.
4. Pola epidemik adalah propagated epidemic karena adanya lebih dari satu sumber
penularan yaitu ditemukannya tempurung kelapa, ban-ban dan kaleng-kaleng bekas di
sekitar rumah penderita.

Saran

1. Tingkatkan SKD terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian


Luar Biasa sehingga peningkatan kasus bisa cepat terdeteksi sedini mungkin.
2. Pembasmian sarang nyamuk/wadah tempat berkembang biaknya nyamuk aedes di
setiap tempat.
3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah terjadinya
penyakit dan juga kematian.

Anda mungkin juga menyukai