Anda di halaman 1dari 17

Gambar 1 Diagram alir patofisiologi pre-eklampsia (

Gangguan hipertensi pada ibu hamil ditunjukkan dengan kenaikan tekanan


darah sistolik dan diastolik (George 2014). Hipertensi pada kehamilan disebabkan
oleh adaptasi yang kurang maksimal inflamasi intravaskuler ibu dan janin,
tingginya tekanan darah pada pasien pre-eklampsia disebabkan oleh berkurangnya
kekuatan tahanan perifer, meningginya saraf simpatis, dan aktivitas renin plasma
yang rendah (Widyanto dan Triwibowo 2013). Terjadinya takikardia pada os
penderita pre-eklampsia berhubungan dengan peningkatan volume intravaskuler
dan curah jantung (Rohkuswara dan Syarif 2017).
Edema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan di
dalam tubuh. Edema pada ibu hamil disebabkan oleh volume darah ekstra yang
berlebih selama hamil. Edema biasanya terletak di kaki dan disertai dengan
hipertensi kehamilan (Morgan 2009). Keluhan mual dan muntah pada Os terjadi
karena adanya reaksi nyeripada lambung yang merangsang pusat muntah di
medulla oblongatan, sehingga merangsang pusat muntah maka akan terjadi
mekanisme muntah seperti pada umumnya (Wijayanti dan Nuraeni 2014). Nyeri
lambung pada Os disebabkan oleh merenggangnya kapsul glisson dan
berhubungan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah sinusoid hati (Cakmak et
al. 2013).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan:
1. Mengetahui patofisiologi pre-eklampsia.
2. Menyusun menu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pada pasien pre-
eklampsia sesuai dengan kondisi Os.
3. Menghitung kandungan gizi dari asupan menu yang disajikan untuk
pemenuhan kebutuhan zat gizi pada pasien pre-eklampsia.

STUDI KASUS

Identitas Os

NRM : 20012003
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 10 Februari 1987
Usia : 33 tahun
Agama : N/a
Alamat : N/a
Pekerjaan : Karyawati perusahaan swasta di Jakarta
Tanggal Kasus : 20 Januari 2020
Diagnosis Medis : Pre-eklampsia sedang (berisiko berat)

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

Assesment Gizi

Antropometri
BB hamil (34 minggu) : 78 kg
BB sebelum hamil : 61.4 kg
BB koreksi (edema) : 55.26 kg
TB : 160 cm
Lingkar pinggang : N/a cm
LILA : 26 cm (normal) (Fajar 2013)
Tinggi lutut : N/a
IMT : N/a
Status gizi berdasarkan LILA : Normal (Fajar 2013)

Biokimia
Hasil pemeriksaan biokimia (laboratorium) dapat memberikan gambaran
secara rinci terkait penyakit yang diderita oleh Os. Data ini diperoleh dengan
melakukan pemeriksaan klien melalui serangkaian tes. Pemeriksaan biokimia
klien dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Hasil pemeriksaan biokimia Os
Parameter Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Protein pada urin 300 mg/24 jam < 170mg/24 jama Proteinuria
Sumber: a) Bawazier (2009)
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Os diketahui
bahwa kadar protein urin berada diatas batas normal yaitu sebesar 300 mg/24 jam.
Proteinuria yang terjadi pada Os menunjukkan adanya penyakit ginjal yang
diderita sebelum kehamilan. Menurut Maynard (2017), proteinuria pada ibu hamil
merupakan tanda kardinal terjadinya preeklampsia dalam kehamilan ataupun
terjadinya gangguan ginjal primer dan sekunder akibat gangguan sistemik yaitu
hipertensi.

Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan
oleh tenaga medis untuk mengidentifikasi tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan klinis akan dicatat dalam rekam medis yang akan memudahkan
tenaga medis untuk mengambil tindakan selanjutnya. Berikut hasil pemeriksaan
klinis Klien yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis Os
Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi
Suhu tubuh (oC) N/a 36.5 – 37.5a N/a
Tekanan darah (mmHg) 165/100 90-120/60-80b Hipertensi stage II
Denyut nadi (x/menit) 95 60 – 80c Takikardia
Laju pernafasan (x/menit) 19 14 – 20c Normal
Sumber: a) Nelms et al. (2011), b) National Institutes of health (2004), c) Pearce (2014)
Berdasarkan data hasil pemeriksaan klinis pada tabel 2, tidak dilakukan
pemeriksaan terhadap suhu tubuh klien. Dilakukan pemeriksaan mengenai
tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan. Klien diketahui mengalami
hipertensi stage II dengan tekanan darah berada diatas rentang normal, sebesar
165/100 mmHg. Denyut nadi klien diketahui berada diatas rentang normal yaitu
sebesar 95x/menit dan mengindikasikan Os mengalami takikardia. Laju
pernafasan Os berada pada rentang normal, sebesar 19x/menit.

Fisik
Dilakukannya pemeriksaan fisik bertujuan untuk melihat tanda yang
dirasakan ataupun dialami oleh klien. Pemeriksaan fisik yang harus selalu
dilaporkan adalah kesadaran. Adapun parameter lainnya yang dilaporkan sesuai
dengan kondisi fisik klien. Berikut hasil pemeriksaan fisik klien yang dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pemeriksaan fisik Os
Parameter Keterangan
Kesadaran Compos mentis
Edema pada ekstrimitas bawah +
Nausea +
Vomitus +
Nyeri pada lambung +
Konvulsi +
Lemas ++
Pucat ++
Berdasarkan data hasil pemeriksaan fisik klien pada tabel 3 menunjukkan
bahwa kesadaran klien berada dalam tahap compos mentis atau sadar sepenuhnya.
Os sejak tiga hari yang lalu mengeluh nausea, vomitus, dan nyeri pada lambung.
Kondisi Os sejak semalam semakin parah dan mengalami kejang-kejang pada
pagi hari. Os saat ini telah sadarkan diri dengan kondisi sangat lemas setelah
mendapatkan penanganan medis. Diketahui Os mengalami edema pada
ekstrimitas bagian bawah.

Riwayat Personal
Os merupakan seorang karyawati di salah satu perusahaan swasta di
Jakarta. Os sedang hamil anak ketiga dengan usia kandungan 34 minggu. Os
dirawat di Rumah Sakit Harapan Sehat kelas II pada tanggal 20 Januari 2020.

Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sekarang : Os didiagnosis mengalami pre-eklampsia sedang
(berisiko berat).
Riwayat penyakit dahulu : Os memiliki riwayat penyakit pre-eklampsia
sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga : Os memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu
diabetes dan kolesterol.
Terapi Medis
Terapi medis bertujuan untuk membantu penyembuhan penyakit serta
mengurangi gejala-gejala yang timbul akibat penyakit tertentu. Terapi medis
diberikan oleh ahli-ahli medis berdasarkan resep obat yang disesuaikan dengan
penyakit klien. Berikut tabel 5 berisikan terapi medis yang diberikan kepada Os.
Tabel 5 Terapi medis yang diberikan kepada klien
Jenis/nama Interaksi dengan
Dosis Indikasi Efek samping
obat makanan/gizi
N/a N/a N/a N/a N/a
Berdasarkan tabel 5, diketahui Os tidak diberikan intervensi terapi medis.
Os diketahui tidak mengonsumsi obat-obatan baik yang diberikan oleh ahli medis
ataupun keluarga. Tidak dicantumkan riwayat terapi medis yang telah diterima
oleh Os berkaitan dengan gejala yang dialami.

Diagnosis Gizi

Domain Intake
NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya keluhan mual,
muntah, dan nyeri pada lambung ditandai oleh asupan SMRS Os yang
kurang yaitu energi 16.51%, protein 10.58%, lemak 4.22%,
karbohidrat 21.30%, serat 7.64%, natrium 7.85%, besi 7.14%, dan air
4.57%.

Domain Behavioral
NB 1.1 Kurangnya pemahaman Os terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan Os yang buruk ditandai oleh Os mengonsumsi makanan tinggi
lemak dan jarang mengonsumsi sayur.

Intervensi Gizi

Tujuan
Tujuan diet adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan asupan zat gizi Os sesuai dengan kebutuhan, dilakukan
secara bertahap yang dimulai dari 50% kebutuhan energi.
2. Meningkatkan pengetahuan Os dalam pemilihan makanan sesuai dengan
pedoman gizi seimbang melalui edukasi gizi berupa leaflet dan poster

Syarat Diet
Syarat-syarat diet pre-eklampsia I adalah sebagai berikut:
1. Energi cukup sebesar 2314 kkal.
2. Protein sebesar 86.4 g atau sebanyak 14.9% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sebesar 74.2 g atau sebanyak 25% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat sebesar 392.9 gram atau sebanyak 60.1% dari kebutuhan energi
total.
5. Kebutuhan cairan 35 mL/kg BB pra-hamil atau sesuai indikasi, sebesar 1934
mL.
6. Kalium sebesar 4700 mg/hari berdasarkan AKG.
7. Natrium sebesar 700 mg/hari.
8. Serat sebesar 34g/hari.
9. Kalsium cukup sebesar 1500 mg/hari.

Prinsip Diet
Diet yang diberikan kepada Os adalah diet pre-eklampsia I dengan
konsistensi makanan cair kental. Diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali
makan selingan secara bertahap dengan pemenuhan kebutuhan 50%.

Perkiraan Kebutuhan Gizi


Kebutuhan gizi berdasarkan Berat Badan ( 55.26 kg)
EER pre-pg = 354 – (6.91 x U) + PA x [(9.36 x BB) + (726 x TB)]
= 354 – (6.91 x 33) + 1 x [(9.36 x 55.26) + (726 x 1.6)]
= 1679 kkal
EER pre-pg = EER pre-pg + 452 kkal
= 1679 + 452
= 2131 kkal
Kebutuhan protein = (1 g/kg BB) + 25 gram
(15.1% dari keb. E) = 55.26 + 25
= 80.3 gram
Kebutuhan lemak = 25% x kebutuhan energi : 9
(25% dari keb. E) = 25% x 2131 : 9
= 59.2 gram
Kebutuhan Kh. = 59.9% x kebutuhan energi : 4
(59.9% dari keb. E) = 59.9% x 2131 : 4
= 319.1 gram
Kebutuhan cairan = 35 mL/kg BB
= 35 x 55.26
= 1934 mL
Kebutuhan besi = 27 mg (AKG 2019)
Kebutuhan serat = 34 g/hari (ASDI 2019)
Kebutuhan kalium = 4700 mg/hari (AKG 2019)
Kebutuhan natrium = 700 mg/hari (Almatsier 2004)
Terdapat perbedaan antara asupan SMRS dan kebutuhan energi Os,
dikarenakan keluhan yang dirasakan oleh Os sehingga berdampak terhadap
penurunan asupan makan. Asupan makan yang diberikan kepada Os dilakukan
secara bertahap dimulai dengan kebutuhan 50%.

Kebutuhan energi = 50% x 2131 kkal


= 1065 kkal ± 10%
= (985 – 1171) kkal
Kebutuhan protein = 50% x 80.3 gram
= 40.1 gram ± 10%
= (36.1 – 44.1) gram
Kebutuhan lemak = 50% x 59.2
= 29.2 gram ± 10%
= (26.3 – 32.1) gram
Kebutuhan Kh. = 50% x 319.1 gram
= 159.6 gram ± 10%
= (143.6 – 175.6) gram
Kebutuhan serat = 50% x 34 gram
= 17 gram
Edukasi Gizi
Keluhan fisik dan klinis yang dirasakan oleh Os dapat dikurangi dengan
melakukan intervensi dalam pemilihan makanan. Makanan-makanan tertentu
dapat meningkatkan keluhan Os berkaitan dengan gejala yang dialami. Aktivitas
fisik perlu dilakukan terutama kepada Os ibu hamil. Diperlukan edukasi kepada
Os dan keluarga mengenai pemilihan makan yang sesuai dan aktivitas fisik yang
sesuai untuk ibu hamil. Edukasi yang diberikan melalui poster (edukasi gizi) dan
leaflet (mengenai pola konsumsi sesuai dengan penyakit klien).
1. Waktu : 1x/hari pukul 13.00 – 13.30 WIB (selama 30 menit)
2. Media : Poster dan leaflet
3. Materi : Informasi mengenai pilihan makanan yang sesuai untuk
kebutuhan ibu hamil dan menyusui, pantangan makanan untuk penderita
pre-eklampsia, dan pola hidup sehat untuk ibu hamil/menyusui.

Implementasi
Os diberikan diet makanan cair kental dengan kandungan energi sebesar
1199 kkal, protein 45.2 gram, lemak 35.4 gram, karbohidrat 180.3 gram, serat
25.3 gram, air 2155. 09 mL, besi 837.55 mg, natrium 693.52 mg, dan kalsium
704.96 mg. Diberikan intervensi edukasi kepada Os mengenai pemilihan makanan
yang sesuai untuk kebutuhan ibu hamil dan menyusui, pantangan makanan untuk
penderita pre-eklampsia, dan pola hidup sehat berdasarkan pedoman gizi
seimbang (PGS).
Dilakukan penyusunan menu makanan sehari yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi Os. Diberikan menu makanan dengan menggunakan
prinsip diet pre-eklampsia I dan konsistensi cair kental. Berikut pada tabel 6
disajikan distribusi sp bahan pangan dalam sehari.
Tabel 6 Distribusi SP dalam sehari
Golongan Bahan
SP Pagi Sel 1 Siang Sel 2 Malam Sel 3
Makanan
Karbohidrat 1.50 0.50 0.00 0.50 0.00 0.50 0.00
Protein hewani 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
rendah lemak
Protein hewani 1.00 0.00 0.00 0.50 0.00 0.50 0.00
lemak sedang
Protein nabati 1.50 0.50 0.00 0.50 0.00 0.50 0.00
Sayur B 4.00 1.50 0.00 1.50 0.00 1.00 0.00
Buah 4.00 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.75
Susu rendah lemak 1.50 0.00 0.25 0.30 0.00 0.50 0.45
Minyak 2.00 0.50 0.00 0.50 0.00 1.00 0.00
Gula 1.75 0.25 0.25 0.25 0.25 0.50 0.25
Tabel 6 menunjukkan pembagian distribusi makan berdasarkan satuan
penukar yang mengacu pada Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP).
Dilakukannya pembagian satuan penukar (sp) berfungsi untuk mengetahui
besaran porsi yang akan disajikan per golongan bahan pangan pada tiap-tiap
waktu makan serta dapat memperkirakan pemenuhan persen kebutuhan energi
pada menu yang disajikan per waktu makan. Jenis bahan pangan yang diberikan
dari 6 waktu makan sudah cukup beragam serta mengandung energi, protein,
lemak, dan karbohidrat. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan golongan pangan
karbohidrat, protein hewani rendah lemak dan lemak sedang, protein nabati, sayur
B, buah, susu rendah lemak, minyak, serta gula.
Menyusun perencanaan dan menu Os untuk memenuhi kebutuhan energi
tidak hanya menggunakan acuan DBMP. Acuan menggunakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM) penting digunakan dalam mengolah menu yang akan
disajikan. Penatalaksanaan diet pre-eklampsia I konsistensi makanan cair kental
untuk Os berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Susunan makanan sehari Os berdasarkan DKBM
Waktu Menu Bahan SP Ukuran Kandungan zat gizi
makan makana URT Berat E P (g) L (g) KH Serat Air Fe Na Ca
n (g) (kkal) (g) (g) (mL) (mg) (mg) (mg)
Pagi Puree Kentang 0.5 1 bj 105 74.08 1.78 0.08 17.05 0.53 15.17 49.98 7.35 9.8
(07.00 kentang sdg
WIB) Ayam 1 1 ptg 40 70.06 4.22 5.80 0.00 0.00 0.00 46.40 43.48 5.3
22% sdg
Tahu 0.5 ½ bj 55 37.40 4.29 2.53 0.88 0.05 0.00 34.65 1.10 3.2
bsr
Jagung 0.75 0.75 65 24.75 1.65 0.07 5.55 1.43 6.00 75.00 93.00 8.7
muda gls
Labu 0.75 0.75 75 16.18 0.37 0.06 4.17 4.65 11.20 15.56 2.25 68.2
siam gls
Gula 0.25 ½ 3.25 11.83 0.00 0.00 3.05 0.00 0.00 0.03 0.03 0.3
pasir sdm
Air putih Air 0 1 gls 326 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 326 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan pagi 234 12.3 8.5 30.7 6.66 358.4 221.6 147.21 95.5
2
Sel. I Smoothie Jambu 0.75 ½ bh 75 30.12 0.55 0.00 0.00 7.50 53.50 17.22 7.50 8.61
(09.00 s jambu biji bsr
WIB) biji Susu 0.25 ¼ gls 50 30.50 1.60 1.75 2.15 0.00 0.50 30.00 18.00 71.5
6% sapi
Gula 0.25 ¼ 3.25 11.83 0.00 0.00 3.05 0.03 0.00 0.03 0.03 0.16
pasir sdm
Air putih Air 0 1 gls 326 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan selingan 1 72 2.1 1.8 5.2 7.53 54.0 47.25 25.53 80.27
Siang Sup krim Tepung 0.5 5 sdm 25 88.75 2.30 0.97 18.42 1.75 0.00 64.00 1.50 2.5
(12.00 daging maizena
WIB) Daging 0.5 ½ ptg 17.5 41.40 3.76 2.80 0.00 0.00 0.00 34.00 16.60 2.2
27% sapi sdg
Kacang 0.5 1 sdm 10 34.50 2.22 0.12 6.29 0.75 0.60 32.00 4.20 12.5
ijo
Bayam 0.75 0.75 75 19.17 1.86 0.26 3.46 0.53 42.60 35.67 12.00 142.2
gls
Wortel 0.75 0.75 75 27.72 0.79 0.19 6.13 0.75 3.96 24.42 52.50 25.74
gls
Susu 0.75 0.75 150 91.5 4.8 5.25 6.45 0.0 1.5 90 54 2.55
sapi gls
Jus Alpukat 0.5 ¼ bh 30 26.00 0.30 2.00 0.00 0.00 0.00 43.20 0.60 2.4
alpukat buah bsr
Gula 0.25 ½ 3.25 11.83 0.00 0.00 3.05 0.00 0.00 0.03 0.03 0.32
pasir sdm
Air putih Air 0 1 gls 326 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 326 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan siang 341 16.0 11.6 43.8 3.78 374.66 323.3 141.43 190.41
2
Sel. II Jus Pisang 0.5 ½ bh 25 18.56 0.22 0.03 4.85 0.65 5.25 5.25 1.50 1.5
(15.00 pisang ambon
WIB) kurma Kurma 0.5 2 bh 7.5 2.66 0.23 0.04 4.83 0.00 4.32 1.94 0.14 2.02
6% Gula 0.25 ½ 3.25 11.83 0.00 0.00 3.05 0.00 0.00 0.03 0.03 0.32
pasir sdm
Air putih Air 0 0 gls 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan selingan 2 33 0.5 0.1 12.7 0.7 9.6 7.25 1.70 3.84
Malam Bubur Bubur 0.5 1 gls 200 178.0 2.10 0.10 40.60 0.20 0.00 22.00 17.00 5
(19.00 cair 0
WIB) campur Telur 0.5 ½ btr 27.5 40.09 3.17 2.84 0.17 0.00 0.00 44.55 39.05 13.36
31% ayam
Kacang 0.5 1 sdm 7.5 42.07 1.91 3.28 1.95 0.19 0.00 24.30 2.46 3.75
tanah
Labu 1 1 gls 100 13.60 0.48 0.16 3.04 2.70 0.00 14.40 280.00 9.6
kuning
Milkshak Apel 1 1 bh 85 43.38 0.22 0.29 11.14 2.21 3.74 7.48 1.70 4.49
e apel bsr
Susu 0.5 ½ gls 100 61.00 3.20 3.50 4.30 0.00 1.00 60.00 36.00 143
sapi
Gula 1 1 sdm 13 47.32 0.00 0.00 12.22 0.00 0.00 0.13 0.13 0.65
pasir
Air putih Air 0 1 gls 326 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 326 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan malam 425 11.1 10.2 73.4 5.3 330.7 172.9 376.3 179.85
Selinga Pudding Agar- 1 ½ sdt 3 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 3.75 0.00 12
n3 pepaya agar
(21.00 Pepaya 0.75 0.75 82.5 28.46 0.31 0.00 7.54 1.32 48.26 7.43 1.32 14.23
WIB) ptg
8% bsr
Susu 0.45 0.45 90 54.90 2.88 3.15 3.87 0.00 0.90 54.00 0.00 128.7
sapi gls
Gula 0.25 ¼ 3.25 11.83 0.00 0.00 3.05 0.00 0.00 0.03 0.03 0.16
pasir sdm
Air putih Air 0 1 gls 326 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 326 0.00 0.00 0.00
putih sdg
Subtotal makan selingan 3 95 3.2 3.2 14.5 1.3 37.2 65.21 1.35 155.09
Total konsumsi sehari 1199 45.2 35.4 180.3 25.3 2155.09 837.5 693.52 704.96
5
Kebutuhan 1065 40.1 29.2 159.6 17.0 1934 27.00 700 1500
Tingkat ketersediaan (%) 112.6 112.7 121.2 112.9 148.6 111.43 3102. 99.1 46.9
0

Berdasarkan penyusunan makanan dengan menggunakan acuan DKBM yang tertera pada tabel 7, diketahui bahwa tingkat
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan cairan melebihi dari rentang pemenuhan kebutuhan 50% secara bertahap,
dengan tingkat ketersediaan masing-masing sebesar 112.6%, 112.7%, 121.2%, 112.9%, 148.6%, dan 111.43%. Tingkat
ketersediaan natrium dan besi masuk pada rentang normal sebesar masing-masing sebesar 3102.0% dan 99.1%. Tingkat
ketersediaan dari kalsium berada dibawah rentang normal, sebesar 46.9%. Tingkat ketersediaan energi, protein, lemak, karbohidrat,
dan cairan berdasarkan WNPG (2012) berada pada rentang 80 – 110%. Tingkat ketersediaan zat gizi mikro seperti besi, kalsium,
dan natrium berdasarkan Gibson (2005) dikatakan masuk ke dalam rentang normal dengan diatas dari 77%. Menu makanan yang
diberikan kepada Os yaitu sebanyak 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan dengan konsistensi cair kental. Konsistensi
makanan diberikan menyesuaikan dengan kondisi fisik yang dirasakan oleh Os yaitu nausea, vomitus, dan nyeri lambung.
Monitoring

Monitoring gizi adalah proses mengkaji ulang dan mengukur secara


terjadwal indikator-indikator asuhan gizi Os sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan, diagnklienis gizi, intervensi, dan keluaran asuhan gizi. Monitoring
penting untuk dilakukan, dikarenakan monitoring mampu mengidentifikasi ukuran
perubahan atau outcome Os dengan diagnosis dan intervensi gizi, serta
menggambarkan, mengevaluasi outcome yang ada dengan sebaik-baiknya.
Dilakukan monitoring terhadap Os dengan menggunakan beberapa indikator
seperti dibawah ini.

Monitoring Antropometri
Berat badan Os sebelum hamil dan koreksi edema yaitu 55.26 kg dengan
tinggi badan 160 cm. Status gizi Os diketahui berada dalam rentang normal baik
pada keadaan sebelum hamil dan saat hamil. Status gizi Os pada saat hamil diukur
dengan menggunakan LILa. Diperlukan untuk dilakukan monitoring antropometri
kepada Os yang bertujuan untuk mempertahankan berat badan Os sehingga status
gizi berada dalam rentang normal. Berikut dibawah ini tabel 8 berisikan data hasil
monitoring antropometri klien.
Tabel 8 Hasil monitoring antropometri Os
No Berat badan awal (kg) Berat badan akhir (kg)
1 55.26 55.26

Monitoring Asupan
Tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air
tergolong dalam kategori lebih berdasarkan WNPG (2012) masing-masing sebesar
112.6%, 112.7%, 121.2%, 112.9%, 148.6%, 111.43%. Berdasarkan WNPG
(2012), tingkat kecukupan energi, lemak, karbohidrat, serat, dan air dikatakan
normal apabila berada pada rentang 80 – 110%. Tingkat kecukupan besi dan
natrium tergolong dalam kategori normal berdasarkan Gibson (2005) dengan
besar masing-masing 3102.0% dan 99.1%. Tingkat kecukupan zat gizi mikro
dikatakan normal apabila bernilai ≥77% (Gibson 2005). Diperlukan monitoring
asupan Os untuk memenuhi kebutuhan dengan melakukan perencanaan menu
berdasarkan diet pre-eklampsia I. Berikut dibawah ini data hasil monitoring
asupan klien yang terdapat pada tabel 9.
Tabel 9 Hasil monitoring asupan Os
No Kandungan gizi Asupan SMRS Asupan menu
1 Energi (kkal) 352 1199
2 Protein (g) 8.5 45.2
3 Lemak (g) 2.5 35.4
4 Karbohidrat (g) 68 180.3
5 Serat (g) 2.6 25.3
6 Natrium (mg) 55.0 693.52
7 Besi (mg) 1.53 837.55
8 Air (mL) 88.4 2155.09

Monitoring Biokimia
Berdasarkan pemeriksaan biokimia Os, diketahui kadar protein pada urin
berada diatas pada rentang normal (<170 mg/24 jam). Os diketahui mengalami
proteinuria yang menjadi salah satu tanda dari pre-eklampsia. Tidak ada
monitoring biokimia yang dapat diintervensi dengan intervensi gizi. Berikut
dibawah ini tabel 10 data mengenai hasil monitoring biokimia Os.
Tabel 10 Hasil monitoring biokima Os
No Parameter Awal Akhir
1 Protein pada urin (mg/24 jam) 300 <170

Monitoring Fisik
Kesadaran Os tergolong pada kategori compos mentis atau sadar
sepenuhnya. Diketahui Os positif mengalami edema pada ekstrimitas bawah,
nausea, vomitus, nyeri pada lambung, konvulsi, lemas, dan pucat. Dilakukan
monitoring fisik untuk mengurangi atau mengembalikan keadaan Os menjadi
lebih baik. Frekuensi klien diberikan intervensi monitoring fisik adalah 1x/hari
oleh tenaga medis yang bersangkutan. Dilakukan intervensi monitoring fisik
berkaitan dengan penampakan klien seperti pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 11 Hasil monitoring fisik Os
No Parameter Awal Akhir
1 Kesadaran Compos mentis Compos mentis
2 Edema pada ekstrimitas bawah + -
3 Nausea + -
4 Vomitus + -
5 Nyeri pada lambung ++ -
6 Konvulsi + -
7 Lemas ++ -
8 Pucat + -

Monitoring Klinis
Data mengenai suhu tubuh klien tidak diketahui lebih lanjut dikarenakan
tidak dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis terkait. Diketahui tekanan darah
klien sebesar 165/100 mmHg dan tergolong sebagai hipertensi stage II (N: 90-
120/60-80 mmHg). Denyut nadi klien sebesar 95 x/menit dan terkategori sebagai
takikardia (N: 60 – 80 x/menit), dan laju pernafasan klien tergolong berada PADA
rentang normal sebesar 19 x/menit (N: 14 – 20 x/menit). Dilakukan monitoring
kepada Os dengan melakukan pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh ahli
medis. Dilakukan upaya untuk menurunkan tekanan darah hingga mencapai
normal dengan menerapkan pembatasan garam (Na) dalam perencanaan menu
makan sehari.
Tabel 11 Hasil monitoring klinis Os
Parameter Hasil awal Hasil akhir
Suhu tubuh (oC) N/a 36.5 – 37.5
Tekanan darah (mmHg) 165/100 90-120/60-80
Denyut nadi (x/menit) 95 60 – 80
Laju pernafasan (x/menit) 19 14 – 20
Monitoring Perilaku
Os memiliki pola hidup yang kurang baik terutama dalam segi konsumsi
dan aktivitas fisik. Tidak diketahui mengenai kebiasaan aktivitas fisik Os. Os
sering mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti jeroan, gulai kambing, dan
gorengan, serta Os jarang mengonsumsi sayuran Perlu dilakukannya monitoring
berupa edukasi gizi yang berkaitan dengan penyakit yang Os derita yaitu pre-
eklampsia. Diberikan intervensi edukasi gizi melalui poster mengenai makanan
yang dihindari dan dikonsumsi oleh Os untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2010. Penuntun Diet. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama


Mauliza. 2018. Obesitas dan pengaruhnya terhadap kardiovaskular. Jurnal
Arverrous. 4(2): 1 – 10.
Nelms MN, Sucher K, Long S, Lacey K, Kittler PG, Nelms RG et al. Nutrition
Therapy and Patophysiology. Bermount (US): Thomson Brooks.
Parameswaran K. Todd DC. 2006. Altered respiratiory. Can Respir J. 13(4): 203
– 210
Rachmayani N, Winiati PR, Nur FD, Elvira S. 2017. Snack bar tinggi serat
berbasis tepung ampas tahu (okara) dan tepung ubi ungu. Journal of Food
Technology and Industry. 28 (2): 139 – 149.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID):
Balitbang Kemenkes RI.
Rohkuswara T, Syarif S. 2017. Hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi
derajat I di pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Indonesia. 1(2): 13 – 14.
Rohkuswara TD, Syarif S. 2017. Hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi
derajat 1 di pOs pembinaan terpadu penyakit menular (Psobindu PM). Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Indonesia. 2(1): 13 – 18.
Septiani R, Raharjo B. 2017. Pola konsumsi fast food, aktivitas fisik, dan faktor
keturunan terhadap kejadian obesitas (studi kasus pada siswa SD Negeri
01 Tonjong Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes). Public Health
Perspective Journal. 2(3): 262-269.
Sofa I. 2018. Kejadian obesitas, obesitas sentral, dan kelebihan lemak viseral pada
lansia wanita. Amerta Nutrition. 2(3): 228-236.
WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic, Report of
WHO Consultation. Geneva (CH): WHO.
Widiantini W, Tafal Z. 2014. Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai
Negeri Sipil. National Public Health Journal. 8 (7) : 330 - 337.
Widyanto FC, Triwibowo C. 2013. Trend Disease Trend Penyakit Saat Ini.
Jakarta (ID): Trans Info Media.
WNPG. 2012. Pemantapanan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi berbasis
Kemandirian dan Kearifan Lokal. Jakarta (ID): Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.

Bawazier LA. 2006. Proteinuria dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
edisi ke-4 jilid 1. Jakarta (ID): Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam.

Maynard, L. A., J. K. Loosli, H. F. Hinz and K. G. Warner. 1979. Animal


Nutrition. 7th Edition. McGrawhill Book Company, Inc. New York.
264 – 275.

LAMPIRAN

Gambar 3 Menu makan pagi

Gambar 4 Menu selingan 1

Gambar 5 Menu makan siang


Gambar 6 Menu selingan 2

Gambar 7 Menu makan malam

Tabel 13 Pembagian kerja


No Nama NIM Pembagian Kerja TTD
1 Yuriko Putri I14170008 Editor laporan, studi
Ramadhani kasus, PAGT (assesment
antropometri, biokimia,
klinis, serta fisik, terapi
medis, diagnosis gizi,
perkiraan kebutuhan gizi,
dan monitoring), dan
resume, leaflet.
Pendahuluan, PAGT
(riwayat gizi, riwayat
Zahrani personal, riwayat
2 Fathiyah I14170096 penyakit, tujuan, syarat
Walneg diet, prinsip diet,
implementasi gizi, dan
evaluasi), poster.

Anda mungkin juga menyukai