Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

AGAMA ISLAM II

“AKHLAK KEPADA ORANG TUA ”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Yesinta Anggun R (21801082094)

Riski Lasiba (21801082168)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyekesaikan makalah ini. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah AGAMA ISLAM IV.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu,sangat diharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini yang berjudul AKHLAK KEPADA ORANG TUA.

Malang,8 Maret 2020

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... 1

Kata Pengantar ................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Tujuan .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6

2.1 Pengertian Akhlak Kepada Orang Tua ............................................ 6

2.2 Menjaga Akhlak Kepada Orang Tua ………................................... 8

2.3 Akhlak terhadap Orang Tua …………............................................. 11

2.4 Menurut Al- Qur’an dan Hadist ..................................................... 12

2.5 Dapat durhaka kepada Orang Tua ................................................. 15

2.6 Dampak Berbakti Kepada Orang Tua ............................................ 18

2.7 Sifat dan Sikap yang di terapkan di Kehidupan Sehari hari……… 19

2.8 Metode dalam pembelajaran Akhlak kepada Orang Tua ………... 23

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 26

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 26

3.2 Saran ............................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak terhadap
orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah
orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.Dan setiap orang
tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang
sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh.

Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita
selalu berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh
orang tua, dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.

Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap
kewajiban kita terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita
harus memiliki akhlak yang sempurna terhadap orang tua kita. Makalah ini
mengandung poin-poin penting bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti
terhadap orang tuanya. Maka selain sebagai upaya untuk mengerjakan tugas akhlak,
saya berharap bahwa tugas makalah ini juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi
setiap orang muslim yang membacanya  akan pentingnya akhlak terhadap orang
tua.

4
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di
identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian akhlak kepada orang tua ?
2 Bagaimana menjaga akhlak kepada orang tua ?
3. Apa saja ayat al quran dan hadist nabi tentang akhlak kepada orang tua ?
4. Apa dampak durhaka kepada kedua orang tua ?
5. Apa manfaat berbakti kepada kedua orang tua ?
6. Contoh sifat dan sikap yang harus diterapkan di kehidupan sehari hari

1.3 Tujuan

1)   Mengetahui pengertian akhlak kepada orang tua .


2)   Mengetahui cara menjaga akhlak kepada orang tua .
3)   Mengetahui ayat al quran dan hadist nabi tentang akhlak kepada orang tua .
4)   Mengetahui dampak durhaka kepada kedua orang tua .
5) Menegtahui manfaat berbakti kepada kedua orang tua
6)   Agar bisa menerapkan sifat dan sikap kepada kedua orang tua .

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Kepada Orang Tua

 Darisegi bahasa Akhlaq berasal dari pada kata ‘khulq’ yang bererti perilaku,


perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah Aisyah
berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-
Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah
kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkahlaku Rasulullah saw yang
semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.

Menurut Iman Al Ghazali,:

Akhlak merupakan gambaran tentang keadaan dalam diri manusia dan dari
gambaran tersebut menumbuhkan tingkah laku secara mudah dan senang tanpa
memerlukan pertimbangan atau pemikiran. Akhlak sangat penting dan pengaruhnya
sangat besar dalam membentuk tingkah laku manusia.Apa saja yang lahir dari
manusia atau segala tindak-tanduk manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan
sifat yang ada dalam jiwanya.

Tepatlah apa yang di katakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin,
“Sesungguhnya semua sifat yang ada dalam hati akan lahir pengaruhnya
(tandanya) pada anggota manusia, sehingga tidak ada suatu perbuatan pun
melainkan semuanya mengikuti apa yang ada dalam hati manusia”.Tingkah laku
atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang erat dengan sifat dan
pembawaan dalam hatinya.Umpama pokok dengan akarnya.Bermakna, tingkah
laku atau perbuatan seseorang akan baik apabila baik akhlaknya, sebagaimana
pokok, apabila baik akarnya maka baiklah pokoknya. Apabila rusak akarnya maka
akan rusaklah pokok dan cabangnya

. Allah SubhanahuWaTa’alaberfirman yang Artinya:

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanaman nya tumbuh subur dengan seizin Allah;
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh
merana.Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-
orang yang bersyukur.”  (QS. Al- A’raf: 58)

6
Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam.Ini telah dinyatakan
oleh RasulullahSallallahu’alaihiwasallam dalam hadisnya (yang bermaksud, antara
lain:

“Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang


mulia”. Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat al-Qur’an dalam firman Allah:

)4( ‫يم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّ َك لَ َعلَى ُخل‬


ٍ ‫ق ع َِظ‬

Artinya: “Dan Sesungguhnyakamubenar-benarberbudipekerti yang agung”

  (QS. Al-Qalam: 4)

Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua adalah Bapak dan Ibu itu dari
keturunan ( nasab ) atau susuan , baik keduanya orang muslim maupun kafir ,
termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan kakek kedua belah pihak

Menurut ad-durjani Birul Walidain adalah menghormati dan berbakti kepada kedua
orang tua .

Menurut Imam As-Syafii Birul Walidain adalah berbakti kepada orang tua baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia .

Menurut Muhammad Abduh Birul Walidain adalah taat melaksanakan apa apa yang
di perintahkan oleh kedua orang tua dalam kebaikan

Menurut Ibnu Qoyim Birul Walidain adalah berbakti kepada orang tua semata mata
karena Allah SWT .

Jadi bisa disimpulkan bahwa akhlak kepada orang tua adalah menghormati dan
menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada keduanya
Dalam keadaan hidup maupun sudah meninggal .

7
2.2 Menjaga Akhlak Kepada Orang Tua

a. Mentaati perintah kedua orang tua

Manusia penting untuk selalu menjaga akhlak kepada orang tua. Manusia
harus mentaati perintah orang tua karena pada hakikatnya tidak ada orang
tua yang menginginkan keburukkan bagi anak anaknya, jadi apapun
perintah mereka, tak lain adalah bentuk kecintaan yang tulus tanpa pamrih.
Keutamaan menjaga akhlak kepada orang tua melebihi keutamaan berjihad
dijalan Allah,sebagaimana dalam hadis Abdullah binMas’ud r.a., yaitu
sebagai berikut :
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW.: ‘Amalan yang paling utama?’
Beliau menjawab: ’shalat tepat pada waktunya.’Aku bertanya lagi:
‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua. ‘aku
bertanya lagi: ‘kemudia apa? Beliau menjawab. ‘Berjihad dijalan Allah.’
(H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)

b. Menolak perintah bermaksiat kepada allah dan rasul-Nya dengan cara baik
dan Beretika

Keterbatasan pengetahuan dan keimanan, orang tua memerintahkan sesuatu


yang bertentangan dengan perintah Allah maupun Rasulullah, jadi dalam
keadaan semacam ini, agar akhlak kepada orang tua tetap terjaga, kita
diperintahkan untuk menolak dengan cara cara yang baik. Allah berfirman
dalam QS. Luqman ayat 15

“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan


akusesuatu yang tidak da pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduannya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,kemudian hanya kepada-

8
Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan (QS. Luqman :15

c. Berkata sopan dan tidak melukai hati

Menjaga akhlakkepada orang tua dapat dilakukan dengan menjaga adab


berbicara kepada kedua orang tua dengan menggunakan bahasa yang baik,
kalimat yang sopan, dan tidak menyakiti hati. Allah berfirman dalam Q.S.
Al-Isra’ Ayat 24.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih
sayang, dan ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduannya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.”

d. Merawat kedua orang tua lanjut usia dengan sabar dan ikhlas

Agar Akhlak kepada orang tua seorang muslim tetap terjaga hendaknya
mereka menjaga orang tuanya hingga kahir hayatnya. Allah berfirman
dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23

“… Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut
disisimu, maka janganlah kamu katakan : “uhf!” dan jangan pula
menghardik, dan katakana kepada mereka perkataan yang mulia!”

e. Mendoakan orang tua semasa hidupnya dan setelah meninggal dunia


Islam menganjurkan umatna untuk senantiasa menjaga akhlak kepada orang
tua , berbuat baik kepada orang tua dalam keadaan apapun , dalam keadaan
beriman maupun kafir, dalam keadaan senang maupun susah, dalam
keadaan senang maupun susah, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam
keadaan hidup maupun sudah meninggal
Dalam hadis riwayatAbu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang
bersumber dari Abu Usaid bin Malik bin Rabiah As-Sa’idi

9
Bahwa seorang laki laki Bani Salamah dating kepada Rasulullah, apakah
masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua
orang tuaku setelah keduanya wafat?”

Beliau bersabda , “ Ya, yaitu mendo’akan keduanya, memintakan ampun,


menunaikan janjinya, menyambungpersaudaraan yang tidak
disambungkecuali Karena keduanya, dan memuliakan kawan kawan
mereka.”

f. Takim
Kata Tahkim berasal dari bahasa Arab yang berarti "Penyelesaian
Perkara". Bila kedua belah pihak yang bertikai mengadukan perkaranya
kepada seseorang yang dipilh dan disenangi  orang itu disebut hakam
(penengah atau juru damai), antara keduanya. Bertahkim mencari keadilan
melalui hakim atas perselisihan yang timbul diantara dua golongan atau
lebih. Islam menganjurkan untuk bertahkim jika timbul perselisihan antara
sesama.
Adapun Ayat yang menganjurkan untuk bertahkim Firman Allah :

‫صالَ ًحا ُي َو ِّف ِق هّللا ُ َب ْي َن ُه َما إِنَّ هّللا َ َكانَ َعلِي ًما‬
ْ ِ‫َوإِنْ ِخ ْف ُت ْم شِ َقاقَ َب ْينِ ِه َما َفا ْب َع ُثو ْا َح َك ًما مِّنْ أَهْ لِ ِه َو َح َك ًما مِّنْ أَهْ لِ َها إِن ُي ِريدَ ا إ‬
ً ِ‫َخب‬
‫يرا‬

Artinya :
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka
kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari
keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"
(Q.S.An-Nisaa Ayat 35)

10
2.3 Akhlak Kepada Orang Tua

a. Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup


Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darahnya
adalah juga mengalir darah orang tuanya. Seorang anak kandung merupakan
bagian dari darah dan daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakaan
oleh anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian sebaliknya.

Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya
sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya terutama oleh
ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai ia lahir dan menyusui
bahkan sampai tua.

Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan
yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak
anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi
kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka
meninggal dunia.

Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak harus berbakti
kepada orang tua, bukan saja saat keduanya masih hidup, tetapi kebaktian
anak itu harus lanjut sampai kedua orang tuanya meninggal.

b. Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal

Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa,
selain apa yang mereka lakukan selama di dunia kecuali jika mereka
memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal berupa pahala untuk mereka di
akhirat sebagai tambahan dari mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak yang saleh yang mendo’akannya.

11
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini
juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang
tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang
paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk
orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.
Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap
sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak
terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

2.4 Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Quran dan Hadist

Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan tata cara
pergaulannya. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling berkaitan.
Seorang anak tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang kurang berkenan
terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka sakit hati. Allah Swt.
berfirman:

a. Al-Qur’an

‫ك ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل‬


َ ‫ك أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬

ْ‫تَقُلْ لَهُ َما أُفٍّ َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل‬

‫لَهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما‬

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.”
(QS. al-Isra’ : 23)

12
‫ي َمرْ ِج ُع ُك ْم‬ َّ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم فَاَل تُ ِط ْعهُ َما ۚ إِل‬
َ َ‫ْس ل‬
َ ‫ك بِي َما لَي‬ َ ‫ص ْينَا اإْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه ُح ْسنًا ۖ َوإِ ْن َجاهَدَا‬
َ ‫ك لِتُ ْش ِر‬ َّ ‫َو َو‬
ُ ْ َ ُ ْ ُ
َ‫فأنبِّئك ْم بِ َما كنت ْم تع َملون‬ ُ ُ َ ُ َ

Artinya: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan


kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu
tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Al-Ankabut : 8)

b.Dasar Al-Hadis

1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata:

ٌّ َ‫ ثُــ َّم أ‬:‫ت‬


َ َ ‫ي؟ ق‬
‫ال‬ ُ ‫صالَةُ لِ َو ْقتِهَا قُ ْل‬
َّ ‫ اَل‬:‫ال‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَيُّ ْال َع َم ِل أَ ْف‬
َ َ‫ضلُ؟ ق‬ ُ ‫ َسأ َ ْل‬:
َ ِ‫ت َرسُوْ َل هللا‬

)‫ (رواه البخارى و مسلم‬.ِ‫ اَ ْل ِجهَا ُد فِ ْي َسبِ ْي ِل هللا‬:‫ ثُــ َّم أَيٌّ؟قَا َل‬:‫ت‬
ُ ‫بِرُّ ْال َوالِ َد ْي ِن قُ ْل‬

Artinya:

“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama?


Beliau menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa?
Beliau menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi;
kemudian apa? Beliau menjawab, jihad di jalan Allah.” (H.R. Al-Bukhori
dan Muslim)

2. Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Amr bin Ash dikatakan:

َ ‫ ِر‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬


‫ضاهللاِ فِ ْي‬ َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِدهللاِـ ْب ِن َع ْم ِرو ْب ِن ْال َع‬
ِ ‫اص َر‬

)‫اال َوالِ َدي ِْن َوس ُْخطُ هللاِ فِ ْي َس ُْخ ِط ْال َوالِ َد ْي ِن (اخرجه التّرمذى وصحّحه ابن حبّان والحاكم‬
ْ ‫ض‬ َ ‫ِر‬

13
Artinya:

Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., dari Nabi SAW beliau bersabda:
Keridlaan Allah terletak pada keridlaan kedua orang tua, dan kemarahan
Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua. (dikeluarkan oleh Tirmidzi
dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban)

3. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.:

ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬


َ ِ‫ َجا َء َر ُج ٌل اِلَى َرسُوْ ِل هللا‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن اَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬

‫ال‬ َ ‫ أُ ُّم‬:‫ال‬
َ َ‫ ثُـ َّم َم ْن؟ق‬:‫ك قَا َل‬ َ ‫ أُ ُّم‬:‫ ثُـ َّم َم ْن؟ قَا َل‬:‫ك قَا َل‬
َ َ‫ ثُـ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ك قَا َل‬ َ ‫ أُ ُّم‬:‫ص َحابَتِ ْي؟ قَا َل‬ ُّ ‫ َم ْن اَ َح‬:
َ ‫ق بِ ُح ْس ِن‬

َ ْ‫ ثُـ َّم أَبُو‬:‫ثُـ َّم َم ْن؟ قَا َل‬


)‫ك (رواه البخارى و مسلم‬

Artinya:

Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah


SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya
pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu
siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi
menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab:
kemudian bapakmu. (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)

4.Riwayat yang lain menyebutkan:

Al-Bazzar meriwayatkan hadis dari Buraidah dari ayahnya bahwa ada


seorang laki-laki yang sedang thowafsambil menggendong ibunya, lalu ia
bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Apakah dengan ini saya sudah
menunaikan haknya?” Beliau menjawab, “Belum, walaupun secuil.”2)

14
2.5 Dampak Durhaka Kepada Orang Tua
1. Di benci Allah SWT

Dalam sebuah hadits telah diri wayatkan :

“Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua, dan murkanya Allah tergantung
pada murkanya orangtua.”

(HR. Al-Hakim)Maksud dari hadits tersebut adalah, Allah akan meridhai kita
jika orang tua kita meridhainya,dan apa bila orang tua kita murka kepada kita
maka Allah pun begitu.

2. Di dunia akan diberikan azab atau hukuman seorang anak yang durhaka

Kepada ibunya tidak hanya mendapat dosa, namun Allah juga akan
menimpakan azab dunia bagi mereka yang durhaka kepada ibunya.Dalam
sebuah riwayat Rasulullah SAW. Pernah bersabda :

“Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari


kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua.Sesungguhnya Allah akan
menyegerakan (balasan) kepada pelakunya didalam hidupnya sebelum mati.”

3.Tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT

Seorang anak yang durhaka shalatnya tidak akan diterima oleh Allah SWT,
sebaik apapun dan sekhusyuk apapun, Allah akan tetap menolak sholat
seorang anak yang durhaka. Dalam(HR. Abu Al-Hasan bin Makruf) telah
dikatakan :

“Allah tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orang tuanya
yang tidak aniaya terhadapnya.”

4.Dosa-dosanya tidak akan diampuni

Dari Aisyahr.a, Rasulullah SAW bersabda :Dikatakan kepada orang yang


durhaka kepada orang tua,

“Berbuatlah sekehendakmu ,sesungguhnya aku tidak akan mengampuni.”

Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua,

“bahwa berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya aku mengampunimu.”

(HR. Abu Nu’aim)

15
Dalam hadits tersebut jelas dikatakan oleh Rasulullah SAW.bahwa Allah dan
Rasul tidak akan memberikan ampunan kepada seseorang yang durhaka
terhadap orangtuanya.

5. Terhapus semua amal ibadahnya

Seseorang yang rajin beribadah namun diadurhaka kepada orang tuanya (ibu)
maka segala amalibadah yang telah dilakukannya akan terhapus.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut :

“Ada tigahal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik


kepada Allah,durhaka kepada orangtua dan seorang alim yang
dipermainkanoleh orang dungu.”

(HR.Thabrani) Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa Allah SWT akan


menghapus amal orang yang melakukan perbuatan syirik dalam Islam,
seorang alim (berilmu) yang dipermainkan oleh orang dungu dan seorang
yang anak durhaka dalam Islam.

6.Diharamkan mencium wanginya surga

Allah mengharamkan seseorang yang durhaka kepada orangtuanya untuk


mencium wanginya surga.Seperti yang dikatakan dalam hadits berikut :

“Sesungguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun, dan
demi Allah tidak akan mendapatinya barang siapa yang durhaka kepada orang
tuanya.”

(HR. Thabrani)

7.Tidak akan masuk surga

Dalam sebuah hadits, diriwayatkan :

“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk

surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua dan juga
seorang dayyuts atau banci (orang yang merelakan kejahatan berlaku di dalam
keluarganya, merelakan istri dan anak perempuannya serong)” (HR.
Nasa’Idan Ahmad)

16
8.Dapat di sebut orang kafir

Dalam (HR. Muslim) dikatakan :

“Jangan membenci kedua orang tua mu.Barang siapa orang yang


mengabaikan kedua orang tua nya, maka dia kafir.”

9.Termasuk kedalam orang-orang yang merugi besar

Rasulullah SAW. bersabda :

“Sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan
hina orang yang mendapati orang tua nya atau salah satunya sampai tua,
lantas ia tidak dapat masuk surga.”

(HR. Muslim)

Maksud dari hadits tersebut adalah, seorang anak yang mendapati orang
tuanya atau salah satunya sampai tua namun dia durhaka dan tidak berbakti
pada orang tuanya, maka sesungguhnya dia adalah orang yang merugi dan
hina.

10. Tidak termasuk dalam umat Nabi Muhammad SAW

Seoranganak yang durhaka kepada ibuya, maka dia bukanlah termasuk


kedalam golongan Nabi Muhammad SAW.karena Rasulullah telah
memerintahkan kita untuk taat dan tidak durhaka kepada orang tua .Salah satu
kunci sukses dunia akhirat menurut Islam bagi orang muslim adalah doa dan
restu orang tua. Islam menyuruh kita untuk berbakti kepada orang tua agar
kita mendapatkan ridha Allah dan keutamaan-keutamaan berbakti kepada
orang tua menurut Islam.

17
2.6 Dampak Berbakti Kepada Orang Tua

a. Diridhai oleh Allah Azza wa Jalla


Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali
dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah,
tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang
tuanya, maka Aku meri¬dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh
keduanya, maka Aku murka kepadanya.”

(Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).

b. Disayangi oleh Allah swt


Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali,
Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena
keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat
sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.”
(Al-Faqîh 4: 371)

c. Menambah Umur dan Rizki


Imam Ja’far (sa) berkata : “ Jika kamu ingin ditambah umur mu oleh
Allah , maka bahagiakanlah kedua orang tuamu . Berbaktilah kepada kedua
orang tua mu maka dapat menambahkan rizki ”
( al – wasail 18 : 371)

d. Memudahkan Sakaratul Maut


Rasulullah saw bersabda : “ Barang siapa yang ingin memperoleh
kemudahan saat sakaratul maut , maka hendaknya ia menjalin silaturrahmi
dengan kerabatnuya , dan berbaktilah kepada kedua orang tua nya ”
( Biharul Anwar 74 : 66 )

18
e. Mempermudah Perhitungan Amal pada Hari Kiamat
Imam Muhammad Al – Baqir ( sa ) berkata : “ Berbaktilah kepada kedua
oramg tua dan menjalin silaturrahmi akan di mudahkan hisab amalnya . ”
( Mustadrak Al – Wasail 15: 177 )

2.7 Sikap dan Sifat yang harus di Terapkan dalam Kehidupan Sehari – hari

a.    Mendahulukan Berbakti Kepada Ibu Daripada Ayah

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah saw: "Siapa


yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" Beliau
menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi: "Kemudian siapa
lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu kembali
bertanya: "Lalu siapa lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu."
Lalu siapa lagi?" tanyanya. "Ayahmu," jawab beliau.[[21]]

Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu, yaitu


lebih bersikap lemah-lembut, lebih berperilaku baik, dan
memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah. Hal ini apabila
keduanya berada di atas kebenaran. Sebagian salaf berkata: "Hak
ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi."

b. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah

Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim.


Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan
sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka
menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya. Allah
SWT berfirman: "Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya..." (QS. Luqman: 15).[[13]]

c. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua

Allah SWT juga berfirman "Kami perintahkan kepada manusia


supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapaknya..." (QS.
Al-Ahqaaf: 15)[[14]] "Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah

19
kepada dua orang tua ibu bapak..." (QS. An-Nisaa': 36).
[[15]] Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua
orang tua semakin tua dan lanjut hingga kondisi mereka melemah
dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya. Ini
juga diperkuat dengan
Firman Allah dalan Al-qur’an Surah Al-Israa’ ayat 23-24.

d. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya

Rendahkanlah diri dihadapan mereka berdua dengan cara


mendahulukan segala urusan mereka, mempersilakan mereka duduk
di tempat yang empuk, menyodorkan bantal, janganlah mendului
makan dan minum, dan lain sebagainya. Hal yang sepele ini kadang
bisa kita lupakan, tidak sadar jika hal itu bisa mendurhakai
kepada kedua orang tua kita.

e. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka

Berbicara dengan lembut merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua


orang tua dan merendahkan diri di hadapan mereka, sebagaimana firman
Allah SWT :"...Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23).
[[16]] Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan
ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.

f. Menyediakan Makanan Untuk Mereka

Menyediakan makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang


tua, terutama jika ia memberi mereka makan dari hasil jerih payah
sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan
minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada
dirinya, anaknya, dan suaminya.

g. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan
Lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum
ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah saw dan
bertanya: "Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau
balik bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?"
Laki-laki itu menjawab: "Masih."

20
Beliau bersabda: "Berjihadlah dengan cara berbakti kepada
keduanya.[[17]]
Seorang laki-laki hijrah dari negeri Yaman lalu Nabi saw
bertanya kepadanya: "Apakah kamu masih mempunyai kerabat di
Yaman?" Laki-laki itu menjawab: "Masih, yaitu kedua orang tuaku."
Beliau kembali bertanya: "Apakah mereka berdua mengizinkanmu?"
Laki-laki itu menjawab: "Tidak." Lantas,

Nabi saw bersabda: "Kembalilah kamu kepada mereka dan


mintalah izin dari mereka. Jika mereka mengizinkan, maka kamu
boleh ikut berjihad, namun jika tidak, maka berbaktilah kepada
keduanya.[[18]]

Pentingya ridha seorang ibu itu mengalahkan keputusan seorang


nabi sendiri. Dapat kita lihat hadist-hadist yang menjelaskan
kemulian seorang ibu mengalahkan kemulian seorang bapak
sekalipun mereka sama-sama orang tua kita, alasanya sangat
sederhana ibulah yang mengandung dan melahirkan serta mengasuh
kita sampai dewasa. Mengenai kehamilan seorang ibu di gambarkan
di dalam al-Qur’an dengan kalimat “ wahnan ‘ala wahnin” yaitu
derita diatas penderitaan.

h. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang


Dicintai Mereka

Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan


berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat, teman-teman, dan
selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung
tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji orang tua
kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang
berkaitan dengan masalah ini.

21
i. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang
Lain

Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain


termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah saw bersabda: "Termasuk
dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat
bertanya: "Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang
tuanya?" Beliau menjawab: "Ada. Ia mencela ayah orang lain
kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu
orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.[[20]]

j. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua


  

Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu


perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat,
maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya
karena itu termasuk hak mereka. Misalnya, mereka bersumpah jika
tanah saya laku dijual denga harga Rp 1M maka saya akan
memberikan 1/3 dari uang saya tersebut tetapi sebelum itu
dilaksanakan kedua orang tua tersebut sudah meninggal dunia, maka
sumpah ini harus dipenuhi oleh ahli warisnya.

Hal ini pernah dilakukan oleh para sahabat ketika Nabi Bersabda “
saya akan berpuasa pada bulan asyura” tetapi sebelum bulan itu
datang Nabi telah wafat terlebih dahulu, tetapi dengan ijtihad para
sahabat tetap melaksankan ritual puasa tersebut sampai sekarang.

22
2.8 Analisis dan Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Akhlak kepada
         

Orang Tua

Setelah meninjau beberapa permasalahan-permasalahan yang terdapat


dalam Akhlak kepada Orang Tua,maka Akhlak kepada Orang Tua itu Sangatlah
penting dalam kehidupan ini karena Berakhlak kepada Orang tua memiliki tujuan
yang tepat yang harus diterapkan dalam pembelajaran kepada peserta didik.Adapun
tujuan berakhlak kepada Orang Tua yaitu untuk menjadikan Kehidupan yang
Sakinah,nyaman dan damai dalam Berkeluarga.
Adapun Metode-metode yang tepat yang digunakan dalam pembelajaran
Akhlak kepada Orang tua yang akan disampaikan kepada ara peserta didik adalah
sebagai berikut:

1. Metode Kisah
Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran
secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-
kanak. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan
akhirnya hubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Pada dasarnya, metode bercerita ini padanan dari
metode ceramah, dengan kata lain untuk anak usia dini Taman Kanak-kanak
dipergunakan istilah metode cerita sedangkan untuk anak usia sekolah dan
orang dewasa menggunakan istilah metode ceramah.

2. Metode Amtsal

Amtsal dalam al Qur’an merupakan visualisasi yang abstrak yang dituangkan


dalam berbagai ragam kalimat dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal
yang serupa dan sebanding, maka untuk dapat memahaminya secara baik dan
benar memerlukan pemikiran yang cermat dan mendalam serta harus
ditopang dengan penguasaan stilitik (ilmu Balaghah). Selain itu juga, ketika
Allah membuat perumpamaan- perumpamaan di dalam al Qur’an bagi manusia,
kadang-kadang menggunakan bentuk jama’ (amtsal) dan kadang-kadang
menggunakan bentuk mufrad (matsal) dalam beberapa ayat dan surat.

23
Kedua bentuk tersebut kadang-kadang pula digunakan secara bersamaan dalam
satu ayat, yang tujuanya untuk menampilkan hal ihwal kebenaran atau
menunjukan betapa pentingnya pesan yang terkandung di dalamnya. Disamping
itu juga matsal digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang sangat mendasar dan
bersifat abstrak. Cara seperti ini dapat ditemukan, misalnya, ketika al Qur’an
menjelaskan ke-Esaan Allah dan orang-orang yang meng- Esakan Allah,
tentang kemusyrikan dan orang-orang musyrik, serta tentang perbatan-
perbuatan mulia. Masalah-masalah tersebut diungkapkan melalui perumpama-
an yang bersifat konkrit (hissi) yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan
menegaskan makna pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan menggunakan
perumpamaan yang konkrit

3. Metode Audio Visual

”media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata”medium”yang secara harafia berarti”perantara atau pengantar”.Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan. Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan
keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan
media.

24
4. Metode Mauidzah

metode mau’izhah dalam penelitian ini adalah suatu metode atau upaya untuk
memberi nasehat tentang suatu kebenaran dengan cara mengingatkan,
menegur, mengajak, dan mengarahkan disertai dengan penjelasan tentang baik
dan buruknya sesuatu. Nasehat merupakan metode pendidikan yang cukup
efektif dalam membentuk iman seorang anak, serta mempersiapkan akhlak,
jiwa, dan rasa sosialnya. Memberi nasehat dapat memberikan pengaruh besar
untuk membuka hati anak terhadap hakikat sesuatu, mendorongnya menuju hal-
hal yang baik dan positif dengan akhlak mulia dan menyadarkannya akan
prinsip-prinsip Islami ke dalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang
mengetuk relung jiwa melalui pintunya yang tepat.

5. Metode Ibrah

Pengertian Ibrah dalam Al-Quran dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk
mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain atau peristiwa yang terjadi
pada masa lanpau melalui suatu proses berfikir secara mendalam, sehingga
manimbulakan kesadaran pada diri seseorang

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada kata ‘khulq’ yang


bererti perilaku, perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam
perkataan Sayyidah Aisyah berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : 

“Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang


dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan,
pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan
pelaksanaan dari ajaran al-Quran.

Menjaga akhlak kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya yaitu menghormati serta berbicara dengan penuh kasih
kepada kedua orang tua, serta berakhlak yang baik diperintahkan oleh Allah
SWT baik dalam Al-Qur’an maupun hadis, Ada 2 dosa yang disegerakan
hukumannya di dunia ini, yaitu zina dan durhaka kepada kedua orangtua.
Medurhakai orang tua akan mendapatkan ganjaran yang amat pedih
sebaliknya berbakti kepada orang tua akan mendapatkan ganjaran yang
setimpal baik didunia maupun di akhirat karena keridhaan Allah terletak pada
keridhaan kedua orang tua.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, siapapun yang membacanya dapat
memperhatikan dan memahami tentang akhlak kepada orang tua dan dapat
menerapkannya didalam kehidupan bermasyarakat atau sehari-hari.
Dan semoga dapat bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain baik di dunia
maupun di akhirat nanti,adapun kekurangan dari makalah ini datangnya dari penulis
karena kami adalah manuasia biasa yang membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://kantin-rama.blogspot.com/2016/05/makalah-akhlak-kepada-orang-tua.html

http://mochfazrulhidayat.blogspot.com/2014/10/makalah-akhlak-kepada-kedua-
orang-tua.html

https://yusrilsamalanga.blogspot.com/2016/08/pengertian-akhlak-kepada-orang-
tua.html

http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-ahlak-kepada-orang-tua-dan-
hak.html

https://www.ilmusaudara.com/2019/01/tahkim-pengertian-tahkim-dalil-tahkim.html

https://syamsuri149.wordpress.com/2008/10/10/akibat-berbakti-kepada-orang-tua/

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/metode-bercerita-anak-usia-dini.html

file:///C:/Users/Asus/Downloads/1227-3142-1-PB%20(1).pdf

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/ayat-al-quran-dan-hadits-
tentang_22.html

http://fatkhan.web.id/pengertian-media-pembelajaran-audio-visual/

http://ippnuteni.blogspot.com/2013/12/metode-ibroh-dan-mauidzhah-smt-5.html

27
28

Anda mungkin juga menyukai