Anda di halaman 1dari 2

Adanya perubahan dan penambahan ketentuan-ketentuan yang berlaku seiring

perkembangan zaman dan kebutuhan yang semakin kompleks dalam tata-kelola


pemerintahan menuntut adanya suatu sistem perencanaan pembangunan nasional yang
terintegrasi. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Hal ini dilandasi oleh adanya tujuan dan cita-cita nasional serta tugas pokok setelah
kemerdekaan. Untuk melaksanakan dan mencapai tujuan dan cita-cita tersebut, serta agar
pembangunan berjalan efektif, efisien, dan terarah diperlukan suatu rencana yang dapat
merumuskan secara lebih konkrit mengenai pencapaian landasan tersebut. Tujuan dan cita-
cita bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Cita-cita nasional adalah untuk berkehidupan
kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Undang-undang yang mengatur perencanaan pembangunan nasional ini ialah UU No. 25


Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang terdiri dari 10 BAB
dan 37 pasal. Dalam UU tersebut membahas mengenai asas dan tujuan SPPN, ruang lingkup
dan tahapan perencananaan pembangunan nasional, penyusunan dan penetapan rencana,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana, serta ketentuan lain dalam Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Selain itu dibahas juga mengenai dokumen
perencanaan seperti RPJP, RPJM, RKP Nasional dan Daerah, serta Renstra-KL, Renstra-
SKPD, Renja-KL dan Renja-SKPD.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah adalah dokumen


perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang merupakan
penjabaran tujuan ke dalam visi, misi, dan arah pembangunan nasional ataupun daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional/Daerah adalah dokumen


perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran visi, misi, dan
program Presiden dan Kepala Daerah, yang memuat strategi pembangunan, kebijakan umum,
kerangka ekonomi makro dan arak kebijakan keuangan, serta program, lintas kewilayahan
dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM tersebut
kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya.

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah rencana pembangunan tahunan yang


merupakan penjabaran RPJM nasional/daerah yang memuat prioritas pembangunan,
rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dan arah kebijakan keuangan daerah, serta
program, lintas kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat
indikatif. RKP merupakan pedoman bagi penyusunan  Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) adalah dokumen perencanaan


untuk jangka waktu 5 tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJMN. Sedangkan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) berpedoman pada
RPJMD. Dokumen Renstra ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan indikatif sebagai perencanaan strategik pembangunan. Renstra merupakan acuan
dalam penyusunan Renja tahunan.

Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) adalah dokumen perencanaan untuk


jangka waktu 1 tahun yang merupakan penjabaran Renstra-KL. Sedangkan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) merupakan penjabaran Renstra-SKPD.
Dokumen Renja ini memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.

Rencana pembangunan yang dituangkan dalam ketentuan UU SPPN ini adalah


perwujudan partisipasi semua elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga
negara, organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Hal ini sebagai upaya agar
terciptanya integrasi yang baik dalam proses tata-kelola pemerintahan berdasarkan
perencanaan yang sistematis.

Anda mungkin juga menyukai