Anda di halaman 1dari 9

PENGENALAN VIRUS KORONA

Apa Itu Virus Corona, yang Jadi Penyebab Penyakit Covid-19,


MERS, dan SARS?
Virus corona atau coronavirus adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan beberapa penyakit. Di antaranya adalah flu biasa dan system
pernapasan hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory
Syndrome ( MERS-CoV), Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS-CoV),
hingga yang terbaru, Covid-19.
Melansir laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona bersifat
zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Pada hewan, virus
corona dapat menyebabkan diare, seperti pada sapi dan babi, serta penyakit
pernapasan atas pada ayam. Sementara, pada manusia, virus dapat
menyebabkan infeksi pernapasan ringan hingga penyakit yang lebih parah.
Virus corona sebenarnya sudah ada yang pertama yang menginfeksi manusia
diidentifikasi pada pertengahan tahun 1960-an.
Nama virus corona sendiri berasal dari bentuk paku atau duri seperti
mahkota di permukaannya.

Gambar: Virus Corona dilihat dengan mikroskop


Gambar: Mirip dengan mahkota matahari (korona)

Para ilmuwan di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Amerika
Serikat telah mengunggah beberapa gambar baru yang menunjukkan penampakan
Virus Corona jenis baru atau COVID-19.

Gambar itu ditangkap menggunakan mikroskop pemindaian elektron dan meningkatkan


warna di NIAID Integrated Research Facility di Fort Detrick, Maryland, Amerika Serikat.

Menurut NIAID, gambar menunjukkan ratusan partikel virus COVID-19 dengan struktur
titik-titik kecil pada permukaan sel manusia. Subjek ini diambil dari pasien di Amerika
Serikat saat memasuki keadaan apoptosis atau kematian sel.

Dalam gambar yang diunggah, virus terlihat sangat kecil. dimensi Virus Corona generik
berdiameter antara 120 hingga 160 nanometer. Dengan kata lain, virus-virus itu terlalu
kecil untuk dilihat dengan mikroskop cahaya dan hanya dapat diamati dengan
mikroskop elektron.

Dalam pengaturan eksperimental studi, virus tetap ditangguhkan selama tiga jam,
tetapi itu akan melayang jauh lebih cepat di sebagian besar kondisi. Sementara itu,
temuan pada aerosol khususnya tidak selaras dengan pernyataan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus tidak diangkut melalui udara. Virus ini hidup
paling lama di plastik dan baja, bertahan hingga 72 jam. Tetapi jumlah virus yang layak
menurun tajam selama waktu ini. Itu juga tidak buruk pada tembaga, bertahan empat
jam. Di atas kardus, dapat bertahan hingga 24 jam, yang menunjukkan bahwa paket-
paket yang tiba dari jasa pengiriman barang hanya memiliki tingkat virus yang rendah.
Kecuali, jika ada orang yang telah batuk atau bersin di atasnya atau telah menyentuh
kardus dengan tangan yang terkontaminasi.
Masa inkubasi adalah waktu dari mulai seseorang terpapar virus hingga orang
tersebut menimbulkan gejala penyakit.

World Health Organization menyatakan bahwa sebagian besar perkiraan masa


inkubasi Covid-19, yakni selama 1-14 hari atau rata-rata sekitar 5 hari.
Sementara, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masa
inkubasi Covid-19 atau SARS-Cov-2 terjadi selama 2-14 hari setelah terpapar
virus.

Mengutip laman resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC),


berikut jenis-jenis virus corona yang diketahui dapat menginfeksi manusia:,
229E (alpha coronavirus), NL63 (alpha coronavirus), OC43 (beta coronavirus), HKU1
(beta coronavirus), MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan MERS),
SARS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan SARS), SARS-CoV-2 (novel
coronavirus yang menyebabkan Covid-19)
Dari tujuh virus corona tersebut, tiga virus corona menjadi perhatian dunia, yaitu
sebagai berikut: Novel coronavirus atau virus corona. Novel coronavirus atau virus
corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini pertama kali diketahui muncul di
pasar makanan laut di kota Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 lalu. Kemungkinan,
penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi. Namun,
hingga kini, sumber pastinya belum diketahui. Sementara, penularan dari manusia ke
manusia lain terjadi melalui kontak dekat.
Middle East Repiratory Syndrome ( MERS) MERS pertama kali dilaporkan pada
tahun 2012 di Arab Saudi dan menyebar ke lebih dari 25 negara. Penyakit ini
bersumber dari unta dan kemudian menginfeksi manusia. Sekitar 3 hingga 4 dari 10
pasien yang menderita MERS dilaporkan meninggal dunia.
Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS) SARS bersumber dari mamalia kecil
dan kemudian menginfeksi manusia. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di utara
China pada tahun 2002 silam. Wabah ini pun menyebar ke lebih dari dua puluh negara
di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia. Adapun tingkat kematian akibat
virus ini adalah sekitar 10 persen dari seluruh jumlah kasus.
Wabah ini pun kemudian menghilang. Tidak ada kasus SARS pada manusia yang
dilaporkan di seluruh dunia sejak 2004. Selain jenis-jenis tersebut, beberapa jenis
virus corona lain yang telah diidentifikasi juga telah menyebar di hewan tetapi belum
menginfeksi manusia. Baca juga: Alami Demam, Mahasiswa dari Jakarta Dinyatakan
ODP = Orang dalam pemantauan, PDP pasien dalam pemantauan. Corona di Aceh
Tamiang Gejala umum dari infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batu, napas
pendek, dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih serius, infeksi dapat
menyebabkan penumonia, SARS, gagal ginjal, hingga kematian. Rekomendasi
standar untuk menghindari infeksi virus corona adalah mencuci tangan secara teratur,
menutup mulut dan hitung saat batuk atau bersin, memasak daging dan telur hingga
matang. Selain itu,

Virus Corona
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang system
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang
dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke
wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Gejala Virus Corona


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona.
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti
yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari
daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita
infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun,
Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14
hari dan membatasi kontak dengan orang lain.
Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus
Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar
di bawah ini.

Penyebab Virus Corona


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan
tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau
bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Diagnosis Virus Corona


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau
tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Pengobatan Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran
virus, yaitu:

 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah


sakit yang ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh

Komplikasi Virus Corona


Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
serius berikut ini:

 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome

Pencegahan Virus Corona


Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-
19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-
faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social


distancing).
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di
tempat umum.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan
hewan, cuci tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
 Banyak makan atau minum yang mengandung vitamian C dan E
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona
tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan
pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam
pengawasan).
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila
tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda
dengan yang digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
 Salah satu gejala infeksi, termasuk virus corona COVID-19, adalah demam.
Imbas mewabahnya virus ini, membuat hampir di semua tempat umum ada
pemeriksaan suhu tubuh dengan thermometer gun.

 Berapa sih suhu tubuh normal manusia?


 Dikutip dari WebMD, suhu tubuh setiap orang berbeda-beda. Tubuh
mengeluarkan panas setiap saat untuk melakukan pekerjaan yang membuat
anda tetap hidup. Namun, ketika tubuh mengeluarkan lebih banyak atau lebih
sedikit panas dari biasanya itu menandakan ada masalah dalam tubuh.

 Pada umumnya, suhu tubuh normal untuk dewasa berkisar 36 hingga 37


derajat Celsius. Sedangkan untuk untuk bayi dan anak-anak, berkisar antara
36,6 sampai 38 derajat Celsius.

Apa artinya jika terlalu tinggi?


Suhu tinggi dapat mengakibatkan indikasi demam. Jika pada orang dewasa memiliki
suhu di atas 38 derajat Celsius, mungkin sudah dianggap demam. Bahkan jika sudah
di atas 39 derajat Celcius, segera hubungi dokter untuk memeriksakan kondisi lebih
lanjut.

Bagaimana kalau suhu tubuh terlalu rendah?


Suhu rendah dapat menandakan hipotermia, yakni ketika suhu tubuh di bawah 35
derajat Celsius. Salah satu faktor penyebabnya adalah paparan di cuaca yang dingin
di waktu yang lama baik di dalam maupun luar ruangan.

Arti Physical Distancing dan Social Distancing, Apa


Perbedaannya?
Physical distancing bisa diterjemahkan dengan jaga jarak atau jaga jarak aman dan disiplin
untuk melaksanakannya. Physical distancing semakin banyak digunakan untuk membantu
orang memahami apa yang perlu mereka lakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
Spesialis penyakit menular Steven Gordon, MD dari Cleveland Clinic menjelaskan, social
distancing adalah upaya menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang. Jika
Anda harus berada di sekitar orang, jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki (2 meter).
Menurut WHO, ada baiknya untuk mempertahankan jarak setidaknya 1-3 meter ketika berada
di tempat umum terlebih jika ada seseorang yang batuk atau bersin.

Arti Zona Merah Kuning Hijau


Oranye Pandemi Covid-19
Pembagian Zona Hijau, Kuning, Oranye, dan Merah harus praktis (lingkungan,
kawasan perkotaan, kabupaten/kota, negara bagian) sehingga batas, pos
pemeriksaan, dan pembatasan perjalanan ditetapkan ke zona warna lain yang
setara.. Berikut masing-masing arti warna 4 zona dalam penanganan kasus
pandemi Covid-19.

1. Zona Hijau
Upayanya: Menegakkan karantina 14 hari untuk individu yang berisiko, termasuk semua
pelancong dari Zona Merah.

2. Zona Kuning
Negara atau daerah dengan beberapa kasus penularan lokal, tetapi tanpa
kelompok penularan komunitas.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kasus adalah dengan semua
respons pada zona hijau, ditambah mengidentifikasi kontak dari kasus yang
dikonfirmasi (pelacakan kontak), dan uji, pantau dan atau isolasi sendiri.

3. Zona Oranye
Negara atau wilayah yang berdekatan dengan Zona Merah atau dengan
kelompok kecil.

Upaya yang bisa dilakukan adalah melaksanakan semua upaya pada Zona
Kuning, ditambah dengan melaksanakan perlindungan pribadi, termasuk
masker wajah.

4. Zona Merah
Komunitas yang terinfeksi lockdown (karantina) menjaga orang-orang
di rumah mereka dan mengirimkan kebutuhan mereka tanpa kontak fisik,"
lanjut pernyataan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai