Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Latar Belakang

Salah satu permasalahan pokok yang belum terpecahkan di dalam proses

"menjadi" negara bangsa (nation-state) Indonesia setelah berusia lebih dari

setengah abad adalah terbentuknya sebuah sistem politik demokratis yang

berlandaskan pada nilai persatuan dan kesatuan, kebangsaan, dan integrasi sosial

yang mampu beradaptasi dengan proses perubahan global. Mengingat dasar

utama negara Indonesia adalah kebangsaan (nationhood), maka nasionalisme

harus dipelihara agar tetap relevan menghadapi tantangan jaman. Oleh karena itu,

merasotnya nasionalisme pada dasarnya akan membahayakan kelangsungan

hidup bangsa dan negara Indonesia Lebih lanjut gagalnya uasaha menanamkan

rasa kebangsaan dalam praksis penyelenggaraan negara itu membuka peluang

bagi tumbuhnya kecemburuan, ketidakpuasan, konflik sosial, disintegrasi bangsa,

separatisme, dan lain sebagainya. Gejala-gejala sosial itu lebih merupakan

manifestasi atau akibat dari terpuruknya rasa kebangsaan dan bukanlah penyebab

ataupun pendorong terjadinya keretakan solidaritas bangsa atau kesatuan dan

persatuan bangsa.

Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia sebagai landasan ideologis bagi

keberadaan sebuah komunitas politik (political community) mengalami pasang

surut di sepanjang sejarah Indonesia. Menarik perhatian bahwa tututan

separatisme dan disintegrasi bangsa sebagai manifestasi dari rapuhnya

kebangsaan Indonesia datang dari daerah, terutama luar Jawa seperti Aceh,

Papua, Ambon dan lain sebagainya. Adapun pertanyaan sentral yang perlu

diajukan adalah: "Berhasilkah selama ini Indonesia menjalankan transformasi

1
untuk mewujudkan nasionalisme sebagaimana diamanatkan dalam Sumpah

Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945? Jawabannya, secara kategoris

jelas "belum". Realitasnya, bukan semangat kebangsaan yang terwujud secara

praksis, tetapi justru pemusatan kekuasaan oleh satu kelompok, monopoli,

korupsi, kolusi, nepotisme, feodalisme birokrasi, tindakan represi, dan

primordialisme, yang pada gilirannya membawa semangat kebangsaan dan

solidaritas bangsa menjadi rapuh dan terkoyak. Nation and character building

yang diupayakan sejak awal keberadaan bangsa dan negara Indonesia akhirnya

menemui kegagalan yang tragis. Kegagalan meng-Indonesia-kan masyarakat

Timor-Timur selama hampir seperempat abad berintegrasi dengan Negara

Kesatuan RI merupakan contoh tragis pembangunan kebangsaan Indonesia di

masa lalu.

Kalau kita tidak peka dan siap mental untuk menghadapi dan

mengantisipasinya, maka kecenderungan disintegrasi bangsa dan negara

Indonesia bisa melebar dan menguat. Agar kita tetap dapat mempertahankan

keutuhan bangsa dan negara kita, dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an masyarakat

kita, maka sudah selayaknya dewasa ini generasi muda (mahasiswa)

meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan apresiasi terhadap kebangsaan

Indonesia dan eksistensi negara bangsa Indonesia (Zamroni, 2001; Tilaar, 2007).

Oleh karena itu, bangsa Indonesia hanya dapat mempertahankan kesatuannya jika

warganegaranya memiliki semacam komitmen untuk bertekad membangun

nasionalisme. Dalam suatu masyarakat yang sangat pluralistik, di mana terdapat

berbagai ragam nilai yang berkaitan erat dengan etnis, bahasa, kedaerahan, dan

agama, maka pembangunan nasionalisme Indonesia memerlukan pendekatan

multidisiplin dan dilakukan secara berkesinambungan. Alasan-alasan di atas


2
itulah yang menjadi ide dasar yang melatarbelakangi uraian pada bab ini, yaitu

mengenai mengapa nasionalisme atau paham kebangsaan mempunyai peranan

yang sangat signifikan di dalam membentuk kepribadian bangsa (nation and

character building). Untuk memperoleh jawaban yang obyektif dan memadai,

maka perlu dilakukan kajian yang komprehensif dan mendalam tentang konsep

kebangsaan Indonesia melalui penelusuran sejarah pertumbuhan, tantangan yang

dihadapi serta implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3
BAB II

Hakikat Nasionalisme

2.1 Pengertian Nasionalisme

2.2 Perkembangan Konsep Nasionalisme

2.3 Nasionalisme dalam Masyarakat Modern

BAB III

3.1 Memahami Konsep Bangsa

3.2 Perkembangan Konsep Bangsa

3.3 Proses Pembentukan Negara Bangsa

Anda mungkin juga menyukai