Propos Winda Sinaga
Propos Winda Sinaga
PROPOSAL
OLEH:
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan didunia dan diakhirat.
Dengan adanya pendidikan akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak lagi.
Pendidikan juga menjadi pengacuan yang utama untuk kemajuan bangsa ini, seperti yang
dipaparkan Syafaruddin, Asrul, dan Mesiono: pendidikan sebagai proses transformasi
budaya sejatinya menjadi wahana bagi perubahan dan dinamika kebudayaan masyarakat
dan bangsa. Pendidikan sangat penting baik itu bagi diri sendiri, bangsa, dan orang-orang
disekitar sehingga kiranya tergambarkan dalam tujuan Pendidikan Nasional yang
tercantum dalam Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Salah satu ilmu pendidikan yang penting adalah matematika. Matematika adalah
cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis. Pembelajaran
matematika juga merupakan proses membangun pemahaman peserta didik tentang fakta,
konsep, prinsip, dan skill sesuai dengan kemampuannya, guru atau dosen menyampaikan
materi, peserta didik dengan potensinya masing-masing mengkonstruksi pengertiannya
tentang fakta, konsep, prisip dan juga skill. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran
matematika hanya dipusatkan pada materi-materi yang diajarkan oleh guru sehingga siswa
hanya akan mendengarkan dan menyebabkan pembelajaran matematika itu membosankan
dan sulit untuk dipahami. Dalam matematika objek dasar yang dipelajari cenderung
abstrak sehingga membuat peserta didik cenderung kurang aktif dalam
prosespembelajaran.
2
Inilah masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Dimana proses
pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Di
dalam kelas siswa hanya diarahkan untuk menghafal informasi, siswa menjadi terbiasa
untuk mengingat dan menimbun informasi, tanpa berusaha untuk menghubungkan yang
diingat itu dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa hanya pintar dalam teoritis
tetapi miskin dalam aplikasi.
Setelah peneliti melakukan observasi di SMP NEGERI 2 MERANTI. Peneliti
melihat beberapa permasalah yang terdapat di dalam proses pembelajaran yaitu siswa
hanya mendengarkan dan guru menjelaskan sehingga pembelajaran menjadi
membosankan dan sulit untuk dipahami. Siswa hanya terfokus pada apa yang dijelaskan
oleh guru dan siswa tidak banyak melakukan peran dalam proses pembelajaran kecuali
hanya mengerjakan tugas saja dimana sistem seperti ini akan mendorong siswa menjadi
malas dan tidak menyukai pembelajaran tersebut.
Pemahaman serta peran matematika yang dapat diberikan sering kali dianggap
sangat terbatas karena dalam proses pembelajaran masih cenderung kurang kreatif dalam
menggali pendekatan yang bisa dipakai untuk mata pelajaran matematika sehingga
pembelajaran matematika cenderung monoton dimana guru- gurunya hanya cenderung
menjelaskan rumus-rumus dan dilanjutkan dengan mengerjakan soal tanpa melihat dari
sudut pandang kehidupan yang nyata.
Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana
menghubungkan fakta yang pernah dilihat atau dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari
dengan konsep matematika, sehingga menjadi pengetahuan yang bermakna bagi siswa
yang diajar. Pembelajaran yang dilakukan disekolah umumnya hanya berpatokan kepada
guru saja dimana proses pembelajaran ini perlu diubah, guru hendaknya dapat
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk memahami materi yang dipelajari dan mengaitkan kedalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa akan lebih kreatif dan pintar dalam menggali pengetahuan
mereka.
Pendekatan sangat penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan pendekatan
pembelajaran yang kurang tepat akan mengakibatkan siswa menjadi malas dan kurang
menanggapi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa merasa cenderung tidak
tertarik dengan materi-materi yang disampaikan oleh guru, dan menjadikan suatu alasan
bahwa pembelajaran itu sendiri tidak menarik sehingga siswa tidak fokus terhadap
pembelajaran.
3
Pembelajaran tanpa pendekatan juga akan mengakibatkan tujuan pembelajaran
tidak tercapai sesuai yang diinginkan, oleh sebab itu pendekatan yang digunakan upaya
untuk merencanakan kegiatan yang nyata agar tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal. Sehingga seorang guru haruslah pandai dalam memilih pendekatan- pendekatan
yang digunakan sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Permasalahan ini mempunyai banyak kemungkinan solusi. Pembelajaran
matematika akan lebih dipahami jika dikaitkan dengan konteks kehidupan yang nyata
dimana siswa dapat mudah memahami materi tersebut dengan mengaitkan kedalam
kehidupan sehari-hari mereka guna tercapainya tujuan pembelajaran. Disini tentu ada
pendekatan pembelajaran yang sesuai atau cocok untuk proses belajar mengajar tersebut
dimana penulis memilih salah satu pendekatan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik. Penulis merasa pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ini sangatlah
sesuai bila disandingkan dengan kekehidupan yang nyata.
Pembelajaran matematika realistik merupakan pembelajaran yang memadukan
antara konsep secara teoritis harus sama atau seimbang dengan realitas kehidupan.
Dengan kata lain, konsep harus dapat direalisasikan dalam hidup dan kehidupan sebagai
fakta nyata dari kehidupan itu sendiri. Dengan pendekatan pembelajaran ini siswa akan
lebih difokuskan dalam berpikir dimana mereka bukan hanya mengetahui tentang teori-
teori dasar saja akan tetapi siswa juga akan mengaitkan permasalah tersebut dengan
kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan adanya pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ini akan
mempengaruhi tingkat kekreatifan siswa dalam proses belajar mengajar karena disini
siswa akan lebih banyak berperan dalam proses pembelajaran dan siswa kan menunjukkan
atau memberikan contoh-contoh yang telah mereka kaitkan dengan pengalaman
kehidupan sehari-hari mereka. Jadi dengan adanya pendekatan ini membuat siswa tidak
hanya terfokus pada penjelasan yang diberikan guru akan tetapi siswa juga dapat
memikirkan atau melontar pendapat mengenai apa yang mereka ketahui.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melihat tingkat kekreatifan
belajar siswa dengan judul penelitian “Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika
realistik (PMR) terhadap kreatifitas siswa pada sub pokok bahasan materi lingkaran di
SMP NEGERI 2 MERANTI”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut:
4
1. Siswa kurang aktif pada saat proses kegiatan belajar mengajar karena masih menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat padaguru.
2. Siswa kurang menyenangi pelajaran matematika karena sulit untuk dipahami.
3. Cara pengajaran guru masih monoton.
4. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, untuk lebih
menfokuskan penelitian, peneliti membatasi masalah sebagai berikut.
1. Pendekatan pembelajaran yang diteliti adalah Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa siswa pada pokok bahasan lingkaran.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan pembelajaran matematika realistik
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub
materi Lingkaran?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub materi Lingkaran?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan antara
Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran ekspositori pada materi ajar
lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti ?
E.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan pembelajaran
matematika realistik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Meranti pada sub materi Lingkaran?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran ekspositori
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub
materi Lingkaran?
5
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
dibelajarkan antara Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran ekspositori
pada materi ajar lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti ?
F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Secara teori penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang sangat
bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam mata pelajaran matematika.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, sebagai masukan tentang cara menerapkan pendekatan pembelajaran
Matematika Realistik dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan pembelajaran
matematika yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk mempertimbangkan kebijakan lembaga sekolah
berikutnya.
d. Bagi peneliti, sebagai bahan acuan atau masukan untuk melakukan penelitian lebih
mendalam.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KerangkaTeoritis
a. PengertianPembelajaran
6
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Dalam usahanya
Artinya tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
Matematika memiliki aspek teori dan aspek terapan atau praktis dan
berkembang ketika ia diperlukan dalam teknologi. Oleh karena itu, perlu bagi
7
semua orang untuk mengenal matematika, memahami peran dan manfaat
matematika kedepan.
mengingat ada banyak fungsi dan peran matematika terhadap bidang studi yang
lain. Kalau ada defenisi tentang matematika maka itu bersifat kreatif, tergantung
sebagainya. Atas dasar pertimbangan itu maka ada beberapa defenisi tentang
matematika yaitu:
hubungannya
metode berpikir dan bernalar, bahasa lambang yang dapat dipahami oleh semua
bangsa berbudaya, seni seperti pada musik penuh dengan simentrik pola, dan
irama yang dapat menghibur, alat bagi pembuat peta arsitek navigator angkasa
sistematis dan terorganisir. Dari pengertian ini terdapat beberapa ciri-ciri khusus
atau karakteristik matematika yaitu : (1) memiliki objek kajian abstrak, (2)
bertumpu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4) memiliki simbol yang
kosong dari arti, (5) memperhatikan semesta pembicaraan, (6) konsisten dalam
sistemnya.
sanggup menghadapi perubahan keaadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan
dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari
hanya sekedar menghitung tetapi juga dituntut untuk lebih mampu menghadapi
berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu baik mengenai matematika itu
sendiri maupun masalah dalam ilmu lain, serta dituntut suatu disiplin ilmu yang
Tujuan pembelajaran matematika juga pada saat ini siswa dituntut aktif
dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Dimana siswa dituntut untuk
diberikan atau dilontarkan oleh guru. Untuk itu seorang guru harus pandai dalam
dan kreatif. Untuk itu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
tidak dipandang sebagai suatu bahan ajar yang harus ditransfer secara langsung
sebagai matematika siap pakai, melainkan harus dipandang sebagai suatu aktivitas
yakni matematisasi horizontal dan vertikal. Dimana dalam tahap horizontal pada
akhirnya anak akan sampai pada Mathematical tools seperti konsep, prinsip,
10
terjadi dalam sistem matematika sendiri, misalnya menemukansuatu keterkaitan
sebagai titik tolak dalam belajar matematika. Dimulai dari masalah kontekstual
mereka sendiri.
matematika seharusnya diajarkan. Pandangan ini terurai dalam enam prinsip RME
secara khusus. Anak tidak dipandang sebagai individu yang hanya siap
11
dihayati.
masalah yang dihadapi. Dalam RME, prinsip realitas ini tidak hanya
realitas.
sebagai suatu aktivitas sosial. Dengan kata lain siswa diberi kesempatan
12
untuk melakukan tukar pengalaman, pendekatan penyelesaian, serta
pengetahuan.
sebagai berikut:
2. Berikan penjelasan materi sesuai dengan aturan atau konsep materi yang
3. Berikan contoh atau problem yang sesuai dengan materi ajar, dan
individual
sebagai berikut :
1. Tidak semua siswa memiliki daya tangkap yang sama terhadap materi
yang diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, hendaknya guru dalam
2. Ada kalanya tugas siswa tidak diperiksa secara langsung, sehingga tidak
3. Atau, ada kalanya guru tidak mengoreksi hasil kerja siswa yang diberikan
kepadanya. Hal ini dapat menyebabkan presenter buruk bagi guru itu
f. Pelaksanaan diKelas
secara baik dan benar. Oleh karena itu, agar pembelajaran menggunakan
pendekatan ini tepat guna dan berdaya guna, maka siklus pelaksanaannya adalah
Tabel 2.1
Siklus belajar Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
14
4. Memberikan contoh lain untuk Memperhatikan secara seksama
memperkuat konsep yang telah sehingga dapat lebih memahami isi
ditanamkan materi dan bagaiman penerapannya.
5. Memberikan tugas pada siswa Menyelesaikan tugas yang diberikan.
untuk dikerjakannya.
6. Melakukan penelitian terhadap Menerima hasil penilaian dari guru.
hasil kerja siswa.
2. Kemampuan BerpikirKreatif
sekolah, bisnis, dan rumah. Dalam rangka menyiapkan diri kita supaya menjadi
pemikir kreatif, kita dapat mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah pola
berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk
menghasilkan produk yang kreatif. Dengan pengertian ini, kita dapat mengetahui
bahwa kriteria utama dalam kreativitas adalah pada produk. Dengan demikian,
menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinal dan sesuai
dengan keperluan. Pengertian orisinal dalam tingkat yang tinggi akan tercipta
dalam konteks yang lebih luas dalam kancah ilmu pengetahuan. Namun
hasil yang kreatif tapi tidak berguna), karena itu harus ada ukuran relevansi dan
kesesuaian.
bahwa berpikir itu adalah berbicara dalah hati. Sehubungan dengan pendapat
plato ini adalah pendapat yang menatakan bahwa berpikir adalah aktivitas
15
ideasional.
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Berpikir juga dapat diartikan sebagai suatu aktifitas mental untuk membantu
hasrat keingintahuan.
aktivitas berpikir.
kegiatan yang mengakibatkan otak kita bekerja. Dimana dalam proses berpikir
dalam memecahkan masalah maka dia membuat suatu keputusan dan memenuhi
16
Sementara menurut Chaplin berpikir kreatif adalah kemampuan
adalah suatu proses yang digunakan seseorang dalam memunculkan ide-ide atau
Untuk menjadi pemikir yang kreatif siswa harus dibiasakan dan dilatih
1. Lincah dalam berpikir yang sering kali ditandai dengan rasa ingin tahu
yang besar, serta aktif dan giat dalam bertanya dan cepat tanggap dalam
adalah ; kritis, tanggap terhadap sesuatu, memiliki daya ingat yang baik
diri sendiri atau terhadap orang lain, dengan kata lain setiap menemukan
untuk motivasi diri. Wujud lain dari perilaku ini juga ditunjukkan dengan
sikap yang selalu ingin menemukan sesuatu yang baru, dan selalu bersifat
terbuka terhadap hal-hal yang berbeda. Serta senang pada tugas yang
waktu.
kreativitas lebihlanjut.
tinggi.
8. Memiliki keinginan belajar yang tinggi dan tidak mudah putus asa dalam
proses yang dilalui. Perilaku lain yang biasanya sering kali muncul
11. Mampu mengendalikan diri, mengatur suasana hati dan menjaga beban
yangbaik).
Dari karakteristik kreatif ini akan muncul pada individu yang memiliki
motivasi tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Seseorang yang kreatif akan
selalu mencari dan menemukan jawaban, dengan kata lain mereka senang
memecahkan masalah.
Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Pengertian Perilaku
19
1.Lancar
- Mencetuskan banyak - Mengajukan banyakpertanyaan
gagasan, jawaban, - Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
penyelesaianmasalah, adapertanyaan
ataupermasalahan. - Mempunyai banyak gagasan mengenai
- Memberikan banyak cara suatumasalah
atau saran untuk - Lancar mengungkapkan gagasan-
melakukan berbagaihal gagasannya
- Selalu memikirkan lebih - Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih
dari satu jawaban banyak dari pada anak-anaklain
- Dapat dengan cepat melihat kesalahandan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
2.Luwes
- Menghasilkan gagasan, - Memberikan aneka ragam penggunaan
jawaban, atau pertanyaan yang tak lazim terhadap suatuobjek
yangbervariasi - Memberikan bermacam-macam penafsiran
- Dapat melihat suatu (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita
masalah dari sudut ataumasalah
pandang yangberbeda- - Menerapkan suau konsep atau azasdengan
beda cara yang berbeda-beda
20
- Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal
yang tidak dipikirkan oleh oranglain
3.Orisinil
- Mempertanyakan cara-cara yang lama dan
- Mampu melahirkan
berusaha memikirkan cara-cara yangbaru
ungkapan baru danunik
- Memilih a-simetri dalam menggambar atau
- Memikirkan cara yang
membuatdisain
tidak lazim untuk
- Memilih cara berpikir yang lain dari pada
mengungkapkandiri
yanglain
- Mampu membuat
- Mencari pendekatan yang baru dari yang
kombinasi-kombinasi
stereotip
yang tidak lazim dari
- Setelah membaca atau mendengar gagasan-
bagian-bagian atau
gagasan, bekerja untuk menemukan
unsur-unsur
penyelesaian yang baru
- Lebih senang mensintesis daripada
menganalisis situasi
4.Elaborasi
- Mampumemperkaya - Mencari arti yang lebih mendalamterhadap
dan mengembangkan jawaban atau pemecahan masalah dengan
suatu gagasan atauproduk melakukan langkah-langkah yang terperinci
Mencoba atau menguji detil-detil untuk
- Menambahkan atau
melihat arah yang akan ditempuh
memperinci detil-
Mempunyai rasa keindahan yang kuat
detil dari suatu
sehingga tidak puas dengan penampilan
obyek, gagasan, atau
yang kosong atausederhana
situasi sehingga
menjadi lebih Menambahkan garis-garis,warna-warna,
melahirkan gagasan, proses, metode, ataupun produk baru yang efektif yang
berpikir kreatif memacu pada lima macam indikator perilaku kreatif yang
21
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.3
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Pengertian Perilaku
a. Kelancaran (Fluency), - Lancar dalammengungkapkan
yaitu kemampuan gagasannya
mengemukakan ide yang - Dapat dengan cepat melihat
serupa untuk memecahan kesalahan dan kelemahan darisuatu
suatu masalah. objek atau situasi
22
4. Pendekatan pembelajaran ekspositori
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasa. Siswa
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan pendekatan
antaralain:
disampaikanguru.
23
materi itu.
secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah
disampaikantersebut.
peyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompo siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
antaranya:
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
24
3) Tujuan utama pembeajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya
kegiatanpraktik.
kemampuanrendah.
berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
25
9) Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
1) Persiapan
adalah : (1) memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif, (2)
memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan persiapan, antara
lain :
2) Penyajian
dengan persiapan yang telah dilakukan, yang harus dipikirkan guru dala penyajian
ini adalah bagaiman agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
26
langkah ini, yaitu : (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak
3) Korelasi
dimilikinya.
4) Menyimpulkan
5) Mengaplikasikan
Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya : (1) dengan membuat
tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan (2) dengan memberikan tes
Akan tetapi di balik itu semua setiap pendekatan pembelajaran akan menghadapi
tersebut.
a. Keunggulan pembelajaranekspositori
27
yangdisampaikan.
yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
untuk belajarterbatas.
melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
4. Materi AjarLingkaran
1. PengertianLingkaran
Jam dinding, ban mobil, dan uang logam merupakan contoh
28
benda-benda yang memiliki bentuk dasar lingkaran. Secara geometris,
berikut dengansaksama.
Gambar 2.1
titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik tertentu.
Titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat lingkaran. Pada Gambar di
2. Unsur-unsurlingkaran
Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur
uraian berikut.
29
Gambar 2.2
a. Titik Pusat
b. Jari-Jari(r)
c. Diameter (d)
d. Busur
e. Tali Busur
diameter, tali busur tidak melalui titik pusat lingkaran O. Tali busur
titik pusat.
f. Tembereng
busur dan tali busur. Tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir
g. Juring
oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua
yang diarsir yang dibatasi oleh jari-jari OC dan OB serta busur BC,
h. Apotema
tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur. Garis
3. Keliling
31
Amati dengan seksama gambar berikutini.
Gambar2.3
seperti pada gambar Gambar (b) . Panjang garis lurus tersebut merupakan
tersebut.
Nilai yang sama untuk perbandingan keliling dan diameter pada setiap
nilaiʌjugadapatdinyatakandenganπ=22/7.Darihasilkegiatantersebut,
d= diameter lingkaran.
K=2πr
4. LuasLingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling
Kemudian, salah satu juringnya dibagi dua lagi sama besar. Potongan-
33
Gambar 2.5 Lingkaran dan Juring
adalah
sebagai berikut.
dirumuskan:
34
B. Penelitian yang Relevan
dilakukan oleh Ria Hardiyati pada tahun 2014 di Jakarta. Peneliti ini
C. Kerangka Berpikir
Dalam dunia pendidikan yang dihadapi saat ini adalah lemahnya proses
didalam kelas siswa cenderung hanya terfokus dalam apa yang disampaikan oleh
guru. Proses pembelajaran seperti inilah yang harus dirubah dimana siswa harus
35
yang dinamis dan lebihbermakna.
yang terlalu abstrak yang mengakibatkan siswa cenderung bosan dan bahkan tidak
cocok untuk disandingkan dalam proses belajar. Seorang guru haruslah pandai
hanya sekedar penerima yang pasif terhadap materi matematika yang disajikan
akan tetapi siswa perlu diberi kesempatan untuk berpikir dan menemukan
akan lebih memahami konsep pelajaran matematika dan siswa akan lebih
D. Hipotesis
36
Hipotesis adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub
berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub pokok
bahasan lingkaran.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
a. Populasi
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
38
dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
b. Sampel
(sampel secara harfiah berarti contoh). Sampel yang diambil secara acak dalam
Setelah melakukan pengundian maka di peroleh hasil pertama yaitu kelas VIII- 6
berjumlah 20 orang dan dan hasil kedua yaitu kelas VIII-1 berjumlah 23 orang
D. Desain Penelitian.
Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre Test dan Post
Test untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa. Penelitian
(quasi experimental). Bentuk desain penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
39
Kelas kontrol K-1 Ekspositori K-2
Keterangan:
K-1 = Test kemampuan awal
K-2=Test kemampuan Akhir
Dalam penelitian ini kelas esperimen diajar dengan menggunakan
Pada awal pembelajaran kedua kelas diberi Pretest untuk mengetahui kemampuan
awal kedua kelas tersebut. Dan materi yang diajarkan kepada kedua kelas tersebut
adalah sama yaitu lingkaran. Pada akhir proses pembelajaran kedua kelas tersebut
diberi Post Test untuk mengetahui tingkat tercapainya prestasi belajar siswa yang
telah disampaikan.
E. Variabel Penelitian
pengelompokkan
yang logis dari dua atribut atau lebih. Adapun yang menjadi variabel dalam
40
F. Defenisi Operasional
sudah diamati. Depenisi operasional ini perlu, karena defenisis operasional itu
ingindicapai
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif
berbeda dengan apa yang telah ada. Berpikir kreatif juga merupakan
berpikir kreatif
41
b. Dapat memikirkan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar,
oranglain
G. Alat PengumpulanData
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes awal (Pre test)
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berbentuk uraian. Tes uraian disusun
berdasarkan konsep tes berpikir kreatif yang memenuhi indikator berpikir lancar,
luwes, kepekaan, dan berpikir rinci. Tes ini diberikan kepada 20 orang siswa
diameter,busur, hari!
talibusur, juring
dan tembereng
42
luas keliling dan luas lingkaran!
lingkaran lingkaran 4. Sebuah lapangan berbentuk
4.2.3 Menghitung lingkaran. Kemudian lapangan
besarnya tersebut di ukur diameternya dengan
perubahan luas menggunakan sebuah kayu dengan
jika jari-jarinya panjang 4 m, setelah di ukur ternyata
berubah panjang diameter adalah 10 kali
panjang kayu tersebut, tentukanlah
luas lapangantersebut!
5. Budi berangkat ke sekolah menaiki
sepeda. Jika jari-jari roda sepeda
adalah 14 cm dan Budi sampai di
sekolah setelah roda menggelinding
sebanyak 200 putaran,Berapakah
panjang jalan yang dilewati Budi?
harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen hasil
belajar terlebih dahulu diujicobakan pada tingkat yang lebih tinggi untuk
a. Validitas
instrumen untuk mengukur apa yang ingin diukur.37Dengan kata lain sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Tes
disebut valid apabila memiliki tingkat ketetapan yang tinggi dalam mengungkap
43
Pengujian validitas pada instrumen dilakukan dengan menggunakan
𝑟𝑥𝑦= 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
2 − ( ∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2− ( ∑2𝑌) }
√{𝑁∑ 𝑋
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦= Koefisien korelasi anatara pendekatan PMR (x) dan kemampuan berpikir
kreatif siswa(y)
𝑛 =Banyaknyasiswa
𝑥 = Skor itemsoal
𝑦 = Skortotal
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen
44
(Kepekaan) yang dinyatakan valid dan dipakai pada soal instrumen sebanyak 5
soal.
b. Reliabilitas
apa yang dinilainya. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan reliabel apabila
berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukan hasil yang relatif
sama atau sifatnya stabil. Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus Alpa
sebagai berikut:
𝒌
𝒓 =( ∑𝑺𝟐𝒃
)(𝟏− )
𝟏𝟏 𝟐
𝒌−𝟏 𝑺𝒕
Keterangan :
𝑘 = Jumlah butirangket
𝑺𝟐𝒕 = VariansSoal
Tabel 3.3
Interpretasi tingkat reliabilitas
45
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat rendah
c. TingkatKesukaran
adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Idealnya tingkat kesukaran soal
sesuai dengan kemampuan peserta tes, sehingga diperoleh informasi yang dapat
𝑝= 𝐵
𝐽𝑆
Keterangan :
Tabel 3.4
Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai 𝑃𝑖 Interpretasi
46
𝑃𝑖≤ 0,30 Sukar
Dari hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan maka diperoleh soal
dengan interpretasi mudah, sedang, dan sukar seperti tabel dibawah ini:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Taraf Kesukaran uji coba instrumen
Dari soal yang diujikan, maka diperoleh soal dengan interpretasi mudah
sebanyak 0 soal, soal dengan interpretasi sedang yaitu sebanyak 5 soal, dan soal
d. DayaPembeda
antara peserta prestasi tinggi dengan peserta prestasi rendah. Untuk menghitung
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= − = 𝑃𝐴− 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
47
Keterangan:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai D Interpretasi
Dari hasil uji coba instrumen, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Daya Pembeda Uji Coba Instrumen
No. Soal Nilai Dp Interpretasi
1 0,325 Cukup
2 0,325 Cukup
3 0,425 Baik
4 0,275 Cukup
5 0,35 Cukup
48
.
49
Dari soal yang diujikan, maka diperoleh soal dengan interpretasi daya
pembeda jelek sebanyak 0 soal, soal dengan interpretasi daya pembeda cukup
yaitu sebanyak 4 soal, yaitu 1, 2, 4, 5 dan soal dengan interpretasi daya pembeda
berhubungan dengan angka) yaitu hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang
diberikan kepada siswa. Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol
maupun kelas eksperimen diolah dan dianalisis untuk dapat menunjukkan adanya
siswa.
berikut:
50
DATA
KELAS KELAS
EKSPERIMEN KONTROL
TERIMA Ha TOLAK Ho
Bagan 3.1
Tahapan pengujian hipotesis
maka diperoleh data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui
51
a. Uji Normalitas Data
Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data diatas dan
dibawah rata-rata adalah sama. Demikian juga dengan simpang bakunya, yaitu
jarak positif simpang baku ke rata-rata haruslah sama dengan jarak negatif
parametrik, maka kenormalan data harus diuji terlebih dulu. Bila data tidak
normal maka statistik parametik tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan
1. Buat 𝐻𝑎dan𝐻0
4. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval dari daftar
distribusifrekuensi
𝑍𝑖
=
𝑋𝑖 −𝑀𝑒𝑎𝑛 dan𝑆𝑍𝑖 =
𝑖
𝑆𝐷 𝑁𝑖
7. Membuatkesimpulan
52
𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
( Y)(X2)(X)(X
.Y)
𝑎=
n.( X 2) (X ) 2
𝑏 = n.( X .Y ) (X )( Y )
n.( X 2) (X ) 2
b. Uji Homoginitas
terbesar dengan varians terkecil dilakukan dengan cara membandingkan dua buah
sebagai berikut :
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
dari tabel distribusi F dengan dk penyebut = n-1 dan dk pembilang = n-1. Dimana
n pada dk penyebut berasal dari jumlah sampel varians terbesar, sedangkan n pada
homogen.
53
2. Masukkan varian setiap sampel kedalam tabelbartlet
4. Menghitung log𝑆 2
c. UjiHipotesis
Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji hipotesis pertama menggunakan uji pihak kanan yang terdapat di bawah
ini:
Hipotesis:
H0 : μ ≤ 69,9
H1 : μ > 69,9
54
VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub pokok bahasan lingkaran.
H0 : μ ≤ 69,9
H1 : μ > 69,9
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada
Ho : μ1=μ2
Ha : μ1= μ2
berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub pokok
bahasan lingkaran.
55
Ha: Terdapat pengaruh secara signifikan antara pendekatan pembelajaran
berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada sub pokok
bahasan lingkaran.
denganrumus:
𝑥̅1− 𝑥̅2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
(𝜇1 −1)𝑠 21+(𝜇2 −1)𝑠 2 2 1 + 1)
√ (
𝑛1+𝑛2−2 𝑛1 𝑛2
56
Taraf yang digunakan yakni: α= 0,05 maka kriteria
T = Distribusi t
𝑋 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi
lingkaran dengan pendekatan pembelajara matematikarealistik.
𝑋̅2 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
pembelajaranekspositori.
n1 = Jumlah
= Jumlah
sampel kelaskontrol
57