Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No.

1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI


BAMBU BERBANTUAN PETA KONSEPTERHADAP
KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn

Ni Nym. Tri Ayu Sukraningsih1, Ni Nym. Ganing2, I G. A. Agung Sri Asri3


1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

1 2
e-mail: ni.nyoman.tri.ayu@undiksha.ac.id , nyomanganing@gmail.com ,
3
igaagungsri.asri@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan
PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu
berbantuan peta konsep dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaan konvensional
siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini
adalah eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2017/2018 yang
terdiri atas 12 kelas dengan jumlah siswa 438 orang. Sampel penelitian adalah kelas IVB SD No. 4
Dalung sebagai kelompok eksperimen sebanyak 26 orang dan siswa kelas IVA SD No. 5 Dalung
sebagai kelompok kontrol sebanyak 26 orang yang diperoleh dengan teknik random sampling.
Pengumpulan data menggunakan metode tes dengan bentuk tes objektif pilihan ganda biasa. Data
dianalisis menggunakan uji-t (polled varians). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan kompetensi pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe tari bambu berbantuan peta konsep dan kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaan konvensional siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara
Tahun Pelajaran 2017/2018. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Tari Bambu berbantuan peta konsep terhadap kompetensi pengetahuan PKn siswa
kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata kunci: Tari Bambu, Peta Konsep, Kompetensi Pengetahuan Pkn

Abstract

The aim of this research is to know the significant differences of PKn knowledge competence
between a group of students studied by using cooperative learning model type bamboo dancing
assisted concept map with a group of students studied by using convensional model of fourth grade
students of SD Gugus I Kuta Utara district in 2017/2018. Type of this research is quasi experimental
by using non-equivalent control group design. The population of this research were all of fourth grade
student of SD Gugus I Kuta Utara district in 2017/208 amounted 438 students of 12 class. The sample
of this research were students of IVB SD No. 4 Dalung as an experimental group amounted 26
students and students of IVA SD No. 5 Dalung as a control group amounted 26 students, has got by
using the technic of random sampling. The data collected by using the multiple choice method. The
data analized by using t-test (polled varians). Result of this research shows that a significant difference
of PKn knowledge competence between a group students studied by using cooperative learning model
type bamboo dancing assisted concept map with a group students studied by using convensional
model of fourth grade students of SD Gugus I Kuta Utara district in 2017/2018.. So it can concludes
that there is a significant effect of cooperative learning model type bamboo dancing assisted concept
map of PKn knowledge competence of fourth grade students SD Gugus I Kuta Utara district in
2017/2018.

Keywords: Bamboo Dancing, Concept Map, Pkn Knowledge Competence

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 82


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

1. Pendahuluan

Pendidikan di SD merupakan hal yang sangat penting karena sebagai dasar bagi
pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan dasar
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri siswa. Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, pendidikan diartikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan nasional bangsa
Indonesia tercantum dalam alenia keempat yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial” (UUD 1945, 2014:3).
Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan harus didesain sedemikian rupa agar siswa
mampu untuk berkreasi dalam menemukan pengetahuannya sendiri. Agar dapat
mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka disusunlah sebuah rencana tertulis yang
dikenal dengan kurikulum.
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Permendikbud Nomor 70 Tahun
2013). Selain itu “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan
tujuan pendidikan” (Mulyasa, 2009:46). Sedangkan menurut Daryanto (2014) kurikulum
adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan
masyarakat dan bangsanya. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun sebagai pedoman dalam melancarkan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pemerintah terus melakukan
pembaharuan dan inovasi dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah pembaharuan
dan inovasi kurikulum. Serentetan rangkaian pembaharuan terhadap kurikulum diantaranya,
pada tahun 2004 dirintis Kurikulum Berbasis Kompetensi, kemudian diteruskan dengan
kurikulum 2006 (KTSP) dan sekarang telah diterapkan kurikulum 2013.
“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia” (Kunandar, 2013:16). Kurikulum 2013 memiliki
karakteristik diantaranya mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotor. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan siswa,
kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini. Di dalam kurikulum 2013, ada beberapa aspek yang dinyatakan
dalam kompetensi inti salah satunya adalah kompetensi pengetahuan. Adanya kurikulum,
proses pembelajaran menjadi lebih terencana dan teratur.
Menurut Ihsan (2017) Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berinteraksi. di dalam pembelajaran terdapat interaksi antara peserta
didik dan pendidik, melibatkan unsur-unsur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran dalam menggambarkan kegiatan
guru mengajar dan siswa sebagai pembelajar dan unsurunsur lain yang saling

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 83


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

mempengaruhi. Pembelajaran merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan


kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran penting. Guru yang ideal
adalah guru yang kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif dapat diwujudkan dengan
penggunaan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan bagi siswa selama proses pembelajaran. Terciptanya suasana kelas yang
menyenangkan maka siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tersebut harus diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk PKn. “PKn
memegang peranan yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan membina warga
negara dengan kualitas” (Winataputra, dkk., 2006). Sedangkan Susanto (2013:233)
menyatakan,
Selain itu, perlunya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar ialah
agar siswa sejak dini dapat memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, dan memahami nilai-nilai kedisiplinan,
kejujuran, serta sikap yang baik terhadap sesamanya, lawan jenisnya, maupun terhadap
orang yang lebih tua.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2018
dengan guru wali kelas IV di masing-masing SD Gugus 1 Kecamatan Kuta Utara,
pembelajaran yang berlangsung saat ini terkadang menerapkan pembelajaran konvensional
maka dari itu perlunya kegiatan pembelajaran agar siswa dilibatkan secara aktif untuk
berpikir, berinteraksi, berbuat, mencoba, menemukan konsep baru, atau menghasilkan suatu
karya. Selain itu, perlu diterapkan proses pembelajaran yang dapat membantu siswa
memperoleh pengetahuan secara bermakna. Guru sudah menerapkan beberapa model
pembelajaran di SD sehingga perlu diterapkannya juga model pembelajaran kooperatif tipe
Tari Bambu. Menurut Yuniari (2017) Model tari bambu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berbagi informasi sehingga dapat membangun konsep (pemahaman) pada saat
yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Menurut Desmawati (2014)
Tari Bambu merupakan salah satu teknik dari model pembelajaran kooperatif.
Teknik ini diberi nama Tari Bambu, karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan
model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu
Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia. Dalam kegiatan belajar
mengajar dengan teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat yang
bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini
adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran dan informasi antar
siswa. Menurut Rizqa (2017) model pembelajaran tari bambu merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa dengan siswa lainnya atau
pasangannya dalam berbagi informasi, bertukar pengalaman, sehingga melatih anak dalam
berkomunikasi, model pembelajaran tari bambu dapat di gunakan untuk semua mata
pelajaran dan pada semua tingkatan usia anak didik. Menurut Harianto (2018) Model
pembelajaran Bamboo Dancing atau tari bambu merupakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan siswa untuk saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini tepat untuk materi
yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antarsiswa. Meskipun
namanya tari bambu, tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang
diibaratkan sebagai bambu. Model Pembelajaran Tari Bambu merupakan strategi kooperatif
yang dikembangkan oleh Anita Lie (2002). Dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan
saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu. Huda (2013:249)
menyatakan, dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan
model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang
juga populer di beberapa daerah di Indonesia. Keunggulan menerapkan model ini yaitu
adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan
singkat dan teratur serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi
dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Strategi ini memungkinkan siswa saling berbagi
informasi pada waktu yang bersamaan. Keunggulan menerapkan model ini yaitu adanya

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 84


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat
dan teratur serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan komunikasi. Kegiatan saling bertukar pikiran ini dimaksudkan
untuk mengaktifkan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi
pelajaran yang baru (Asmani, 2016).
Dalam pembelajaran di kelas terkadang siswa lebih dituntut untuk menghafal tanpa
adanya pembelajaran bermakna. Pembelajaran perlu lebih menekankan pentingnya belajar
konsep bagi siswa dan memiliki sekian banyak konsep-konsep yang akan diajarkan kepada
siswa. “Dengan menguasai konsep, dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan yang
tidak terbatas” (Tabany, 2014:185). Pada pembelajaran dapat menggunakan peta dalam
merumuskan konsep-konsep tersebut yang disebut dengan peta konsep. Peta konsep
adalah suatu ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana suatu konsep tunggal
dihubungkan ke konsep lain pada kategori yang sama (Tabany, 2014). “Peta konsep
digunakan untuk mengomunikasikan idea-idea dan relasi-relasi yang kompleks dan/atau
membuat struktur berpikir peserta didik menjadi lebih sederhana, sehingga mendorong
belajar menjadi lebih bermakna” (Yusuf, 2015:289). Berdasarkan pendapat dari kedua para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu konsep ilustrasi grafis
yang dihubungkan ke konsep lain agar membuat struktur berpikir peserta didik menjadi lebih
sederhana dan pembelajaran pun akan lebih bermakna. Penelitian ini didukung oleh
penelitian (a) Yuniari (2017) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS
antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Bamboo Dancing dengan siswa
yang dibelajarkan dengan model konvensional; (b) Arifin (2012) yang menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa; (c) Yogidibrata (2015) yang menyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran Bamboo Dancing dapat meningkatkan perkembangan bahasa lisan anak.

2. Metode

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran


2017/2018. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2017/2018. Penelitian dimulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Mei 2018.
Pelaksanaan penelitian pada masing-masing sampel penelitian pada bulan Maret sampai
bulan Mei 2018, perlakukan diberikan sebanyak 6 kali di kelompok eksperimen. Jumlah
perlakuan yang diberikan telah disesuaikan dengan jam pelajaran terkait materi dalam
penelitian ini yang telah diatur dalam kurikulum dan silabus. Jenis penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen yaitu desain
quasi eksperiment (Eksperimen Semu). Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian disajikan pada Gambar 1.

O1 X O2

……………..……………………………

O3 O4

Gambar 1. Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Desain ini melibatkan 2 kelas yakni kelas yang mendapatkan perlakuan khusus
dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Berbantuan Peta
Konsep sebagai kelas eksperimen, dan kelas yang menggunakan pembelajaran
Konvensional sebagai kelas kontrol. Rancangan eksperimen semu Nonequivalent Control
Group Design diformulasikan sebagai berikut.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 85


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

Pretest diberikan untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah itu
peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan model pembelajaran kooperatif
tipe Tari Bambu berbantuan Peta Konsep kepada kelompok eksperimen dan memberikan
model pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan,
dilakukan posttest untuk mengetahui kompetensi pengetahuan PKn.
“Populasi merupakan keseluruhan dari objek, orang, peristiwa, atau sejenisnya yang
menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian” (Setyosari, 2013:221). “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiyono, 2016:117). “Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu
penelitian” Agung (2014:69). Jadi dapat disimpulkan pengertian populasi adalah sekelompok
orang yang mempunyai karakteristik tertentu yang ingin diteliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV (empat) SD
Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah populasi dari penelitian
ini adalah 438 orang.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan untuk penelitian adalah bagian dari
populasi penelitian. “Sampel merupakan sejumlah kelompok kecil yang mewakili populasi
untuk dijadikan sebagai objek penelitian” (Setyosari, 2013:221). “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2016:118). “Sampel
ialah sebagian dari populasi yang dimbil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan
diambil dengan menggunakan teknik tertentu” (Agung, 2014:69). Jadi dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah sejumlah kelompok kecil yang mewakili suatu populasi untuk dijadikan
objek penelitian yang secara nyata diteliti dengan menggunakan teknik tertentu.
Penggunaan sampel bertujuan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam
melakukan penelitian.
Dalam penelitian ini sampel terdiri atas dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan
satu kelas kontrol. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi disebut
teknik sampling. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling
yang dirandom kelasnya, sehingga setiap kelas mendapatkan peluang yang sama untuk
menjadi sampel penelitian.Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan
individu melainkan hanya pengacakan kelas. Karena tidak bisa mengubah kelas yang telah
terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan
peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari
keadaan siswa mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga
penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan.
Cara pengundian kelompok sampel dilakukan dengan menulis masing-masing nama
kelas IV di seluruh SD populasi pada kertas kemudian digulung. Gulungan tersebut
dimasukkan ke dalam sebuah kotak kemudian dikocok. Setelah itu, peneliti mengambil satu
gulungan kertas dan mengambil satu gulungan kertas lain tanpa memasukkan kembali
gulungan kertas sebelumnya. Nama-nama kelas pada kedua gulungan kertas tersebut
merupakan sampel penelitian. Selanjutnya kelas-kelas yang menjadi sampel penelitian
tersebut diberikan pretest. Skor dari hasil pretest kelas-kelas tersebut kemudian dianalisis
menggunakan uji t untuk penyetaraan kelas. Kemudian peneliti mengadakan pengundian
lagi dari dua sampel yang diperoleh untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok
control sehingga dapat ditetapkan kelas IV B SD No. 4 Dalung sebagai kelas eksperimen
dan kelas IV A SD No. 5 Dalung sebagai kelas kontrol.
“Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian dan jika diukur memiliki variasi” (Setyosari, 2013:162). Penelitian ini menyelidiki
pengaruh variabel bebas yakni Model Pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu berbantuan
Peta Konsep terdahap variabel bebas yakni kompetensi pengetahuan PKn siswa. Data yang
diperlukan adalah data tentang Kompetensi Pengetahuan PKn siswa kelas IV SD Gugus I
Kecamatan Kuta Utara. Untuk mengumpulkan data Kompetensi Pengetahuan PKn tersebut
digunakan metode tes.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 86


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

3. Hasil dan Pembahasan

Data pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu, (1) Kompetensi
Pengetahuan Pengetahuan PKn siswa kelas IV yang dibelajarkan dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep, (2) Kompetensi
pengetahuan PKn siswa kelas IV yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Deskripsi data kompetensi pengetahuan PKn siswa melalui tabel frekuensi meliputi rerata
(mean) dan varians. Berdasarkan perhitungan, kompetensi pengetahuan PKn kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu
berbantuan Peta Konsep diperoleh rata-rata yaitu 84,73. Rata-rata kompetensi pengetahuan
PKn siswa kelompok eksperimen kemudian dikonversikan pada tabel pengkategorian PAN
skala lima, sehingga dapat diketahui kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas IV B SD No.
4 Dalung berada pada kategori cukup/sedang. Sedangkan kompetensi pengetahuan PKn
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata
yaitu 77,5. Rata-rata kompetensi pengetahuan PKn siswa kelompok kontrol kemudian
dikonversikan pada tabel pengkategorian PAN skala lima, sehingga dapat diketahui
kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas IV A SD No. 5 Dalung berada pada kategori
cukup/sedang.
Uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum uji hipotesis menggunakan uji-t. Uji
prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui sebaran frekuensi skor, untuk menguji data kompetensi
pengetahuan PKn kelompok eksperimen dan kontrol adalah rumus Chi Kuadrat. Kriteria
pengujian pada uji normalitas adalah jika X2 hitung < X2 tabel maka sebaran data kedua
kelompok berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas kelompok eksperimen, diperoleh Chi Kuadrat hitung
(X2hitung = 3,72) kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel dengan
taraf signifikan 5% dk 5 (X2tabel= 11,07). Hal ini menunjukkan bahwa X2hitung <X2tabel
berarti data kompetensi pengetahuan PKn kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas kelompok kontrol, diperoleh Chi Kuadrat hitung (X 2hitung =
4,16) kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel (X2tabel= 11,07). Hal
ini menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel berarti data kompetensi pengetahuan PKn
kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data
kompetensi pengetahuan PKn antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengujian homogenitas varian menggunakan uji F pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05).
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhit = 1,16 sedangkan untuk taraf signifikan 5% F
tabel dengan db (25,25) adalah 1,96. Ini Berarti Fhit<Ftabel, 1,16<1,96 maka data memiliki
varians yang homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas varians, disimpulkan bahwa data kedua kelompok sampel ialah berdistribusi
normal dan memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan
homogenitas dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data
yang diperoleh telah memenuhi semua prasyarat, uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis uji-t. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H o)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang siginifikan kompetensi pengetahuan
PKn siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu
berbantuan Peta Konsep dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran
2017/2018.Adapun hasil analisis uji t disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Uji T

No Sampel N dk s2 thitung ttabel


1 KelompokEksperimen 26 50 84,73 38,42 6,206 2,000

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 87


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

2 KelompokKontrol 26 77,5 32,96

Dengan db = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05), apabila thitung<ttabel, maka


Ho diterima (gagal ditolak) dan Ha ditolak. Hasil analisis uji t diperoleh thitung = 6,206. Harga
tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = 26 + 26 – 2 = 50 dan taraf
signifikansi 5% sehingga diperoleh harga ttabel = 2,000, karena thitung> ttabel thitung = 6,206 > ttabel
(α = 0,05) = 2,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang
signifikan kompetensi pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui
Model Pembelajaran KooperatifTipe Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus I
Kecamatan Kuta Utara tahun pelajaran 2017/2018. Perolehan data kompetensi pengetahuan
PKn pada kedua kelompok dapat diketahui bahwa kedua kelompok yang awalnya memiliki
kemampuan setara, lalu setelah diberikan perlakuan yang berbeda, perolehan data
kompetensi pengetahuan PKn mengalami perbedaan. kompetensi pengetahuan PKn siswa
pada kelompok eksperimen lebih baik apabila dibandingkan dengan kompetensi
pengetahuan PKn siswa pada kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang
diterapkan pada kelompok eksperimen memiliki keunggulan. Perbedaan yang signifikan
kompetensi pengetahuan PKn antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
karena perbedaan pemberian perlakuanyang diberikan saat pembelajaran. Kelompok
eksperimen diberikan pembelajaran kooperatiftipe tari bambu berbantuan peta
konsepmemiliki nilai rerata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
diterapkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran KooperatifTipe Tari Bambu dipadukan
dengan peta konsep akan membuat siswa lebih bersemangat dalam proses pembelajaran.
Hal itu karena pembelajaran kooperatiftipe tari bambu berbantuan peta konsepmenekankan
kepada siswa untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa dan dapat saling berbagi informasi
bersama-sama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur dalam
pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan karena
adanya interaksi dalam kelas dan pembelajaran menjadi bermakna.
Penelitian ini diperkuat oleh beberapa penelitian yang relevan, di antaranya yakni
penelitian yang dilakukan oleh peneliti: Yuniari (2017) menyimpulkan bahwa pengaruh
model bamboo dancing berbantuan lingkungan sekitar lebih unggul dengan model
konvensional untuk pencapaian hasil belajar IPS siswa, dan penelitian lainnya oleh
Yogidibrata (2015) menyimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran
Bamboo Dancing terjadinya peningkatan rata-rata hasil belajar berdasarkan data
perkembangan bahasa lisan anak, serta peneliti Lestari (2017) mengadakan penelitian
melalui penerapan model Tari Bambu dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa
terjadinya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.

4. Simpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan yaitu (1)
Kompetensi pengetahuan PKn kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu berbantuan Peta Konsep pada siswa kelas IV SD
Gugus I Kecamatan Kuta Utara tahun pelajaran 2017/2018 diperoleh skor rata-rata =
84,73 yang dikonversikan pada tabel PAN skala lima, sehingga dapat diketahui kompetensi
pengetahuan PKn siswa kelompok eksperimen berada kategori cukup/sedang, (2)
Kompetensi pengetahuan PKn kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara tahun pelajaran
2017/2018 diperoleh skor rata-rata = 77,5 yang dikonversikan pada tabel PAN skala lima,
sehingga dapat diketahui kompetensi pengetahuan PKn siswa kelompok kontrol berada
kategori cukup/sedang, (3) Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 6,206 dan dengan taraf signifikan 5% dk = 50 diperoleh ttabel = 2,000, maka 6,206
lebih besar dari 2,000 ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 88


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

pengetahuan PKn antara siswa kelas IV di SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun
Pelajaran 2017/2018 yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran
Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan nilai rerata kompetensi pengetahuan PKn
yang lebih tinggi antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional yakni, ( X = 84,73 > X = 77,5). Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh Model Pembelajaran Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep terhadap kompetensi
pengetahuan PKn siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran
2017/2018.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini. Saran ini diajukan kepada berbagai kalangan sebagai berikut. (1)
Guru hendaknya menerapkan Model Pembelajaran Tari Bambu Berbantuan Peta Konsep
dalam pembelajaran di waktu-waktu tertentu. (2) Kepala Sekolah disarankan agar dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang memiliki
output berkualitas. (3) Peneliti lain disarankan agar memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi
kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna bagi siswa.

Daftar Rujukan

Agung, A. A. G. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Asmani, Jamal. 2016. Tips Efektif Cooperative Learning. Yogyakarta: DIVA Press.

Desmawati. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Pada Mata
Pelajaran Sejarah. Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol. 11 No.1, Hal. 17-28. Tersedia
Pada : https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tabularasa/article/view/3331.
(diakses tanggal 23 Januari 2018).

Harianto, dan Ambo Dalle. 2018. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo
Dancing dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 7 Bulukumba. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Hal.
9-14. Tersedia Pada : https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/5626. (diakses
tanggal 23 Januari 2018).

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Lestari, Beni. 2017. “Penerapan Model Tari Bambu (Bamboo Dancing) Dengan Media Kartu
Dalam Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Organisasi
Di Kelas V Sekolah Dasar”. e-journal PGSD Universitas Sebelas Maret Jurusan
PGSD, Volume 5, Nomor 5.1 (hlm. 1-6). Tersedia pada jurnal.fkip.uns.ac.id (diakses
tangal 23 Januari 2018).

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 89


Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol. 2 No. 1, April 2019
P-ISSN : 2621-5713, E-ISSN : 2621-5705

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Rizqa, Auliya. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Tari Bambu didukung Media Visual
terhadap Hasil Belajar dalam Menjelaskan Berbagai Energi Alternatif dan Cara
Penggunaannya Siswa Kelas IV SDN Banjaran 3 Kota Kediri Semester 2 Tahun
Ajaran 2016/2017. Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 09 Hal. 1-12. Tersedia Pada :
simki.unpkediri.ac.id. (diakses tanggal 23 Januari 2018).

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan &Pengembangan.


Jakarta:Prenamedia Group.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Undang-Undang Dasar 1945, 2014. Surabaya: Apollo Lestari.

Winataputra, Udin dkk., 2006. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Yogidibrata, Pramesti. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran Bamboo Dancing Berbantuan


Media Gambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Lisan Anak Kelompok B3
TK Widya Santhi Denpasar”. e-journal PG-PAUD UNDIKSHA Jurusan PGPAUD,
Volume 3, Nomor 1 (hlm. 1-10). Tersedia pada ejournal.undiksha.ac.id (diakses
tanggal 23 Januari 2018).
Yuniari, Wayan. 2017. “Pengaruh Model Bamboo Dancing Berbantuan Lingkungan Sekitar
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD”. e-journal PGSD UNDIKSHA Jurusan
PGSD, Volume 5, Nomor 2 (hlm. 1-12). Tersedia pada ejournal.undiksha.ac.id
(diakses tanggal 23 Januari 2018).

Yusuf, A. Muri. 2015. Assesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru | 90

Anda mungkin juga menyukai