Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH COACHING KEPERAWATAN TERHADAP KEPATUHAN


PERAWAT MELAKUKAN CUCI TANGAN “

DISUSUN OLEH
NOFTALINA
21219047

PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019 – 2020
B. Skenario Klinis atau Kasus
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan diruang Rawat
Inap tanggal 27 Desember 2015 terhadap 7 perawat tentang kepatuhan perawat
melakukan cuci tangan diperoleh data sebanyak 5 perawat yang tidak patuh
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dengan
alasan pasien yang banyak adalah lupa, sudah menggunakan hand schoen, dan
tempat untuk cuci tangan yang jauh (di kantor perawat ). Berdasarkan data PPI
tahun 2015 didapatkan data perawat ruang rawat inap yang mencuci tangan
berdasarkan five moment, yaitu: mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
25,16 %, sebelum melakukan tindakan aseptic 11,,5%, setelah terpapar cairan
tubuh pasien 11,6%. setelah kontak dengan pasien sebanyak 25,3 % dan setelah
kontak dengan lingkungan pasien sebanyak 17,3 %. Hasil penerapan five
moment tersebut masih dibawah rata-rata dari standar pelayanan min-imal
(SPM) yaitu sebanyak > 80 %. Se-dangkan data prosentase kepatuhan petugas
dalam melakukan kebersihan tangan yaitu perawat sebanyak 63,3%, dokter
sebanyak 73,3%, dan petugas kesehatan lain sebanyak 30% (Komite PPI
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung.

C. Rumusan Masalah
Problem : Ketidakpatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan
Intervensi : Pengaruh Coaching Keperawatan
Comparing :-
Outcome : Perawat Mau Melakukan Cuci Tangan

D. Strategi Penelusuran Jurnal


Setelah dilakukan searching litelature jurnal di google scholar didapatkan
38 jurnal yang terkait dengan kasus dan dipilih satu jurnal dengan judul
“Pengaruh Coaching Keperawatan Terhadap Kepatuhan Perawat Melakukan
Cuci Tangan “ dengan alasan :
1. Jurnal tersebut sesuai kasus
2. Jurnal tersebut berasal sumber terpercaya

E. Telaah Jurnal
1. Validity
a. Desain
Desain penelitian menggunakan pre eksperimental dengan
pendekaatan One group Pra test-posttest Design
b. Sampel
Sampel dalam penelitian sebanyak 63 responden dan dipilih secara
consecutive sampling.
c. Karakteristik responden
Karakteristik responden penelitian ini adalah jenis kelamin, umur,
pendidikan, status pekerjaan dan masa kerja.
d. Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi dalam penelitian ini adalah sebelum dilakukan
coaching keperawatan dan setelah dilakukan coching keperawatan .
e. Kriteria inklusi
Tidak dijelaskan didalam jurnal
f. Kriteria ekslusi
Tidak dijelaskan didalam jurnal.
2. Importance
Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
dalam melakukan cuci tangan adalah dengan Coaching. Coaching juga
merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai suatu prestasi kerja
dimana ada seorang yang mendampingi, memberikan tantangan,
menstimulasi dan membimbing untuk terus berkembang sehingga seseorang
bias mencapai suatu prestasi yang diharapkan.

3. Applicability
Alat pengumpulan data berupa Check List kepatuhan cuci tangan
pada petugas kesehatan berisi 5 aspek Five Moment Hand Hygiene dan 6
prosedur cuci tangan yang akan diamati saat petugas kesehatan melakukan
cuci tangan. Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dengan
menggunakan face validity oleh 2 orang dosen expert dibidangnya.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Wilcoxon Sign
Rank Test
Sebaran kuesioner kepatuhan perawat melakukan cuci tangan
sesuai prinsip 5 moment 6 langkah berdasarkan indikasi mencuci tangan
sebelum dilakukan coaching keperawatan, sebelum kontak dengan pasien
paling banyak yaitu 35 orang (55,6%) tidak mencuci tangan, sebelum
melakukan prosedur paling banyak yaitu 59 orang (93,7%). Mencuci
tangan, setelah terpapae dengan cairan tubuh pasien seluruhnya (100%)
mencuci tangan, setelah kontak dengan pasien paling banyak yaitu 32
orang (50,8%) tidak mencuci tangan dan setelah kontak dengan
lingkungan disekitar pasien paling banyak yaitu 55 orang (71,4%) tidak
mencuci tangan.

F. Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan perawat melakukan cuci
tangan sesuai prinsip 5 momen 6 lengkah sebelum dilakukan coaching
keperawatan sebagian besar 31 orang (49,2%) dalam kategori cukup.
Kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan sesuai prinsip 5 momen 6
langkah sebelum dilakukan coching keperawatan dalam kategori cukup
tergambar dari hasil observasi dimana sebelum kontak dengan pasien paling
banyak (55,6%) tidak mencuci tangan, sebelum melakukan prosedur paling
banyak (93,7%) mencuci tanga. Setelah kontak dengan pasien paling banyak
(50,8%) tidak mencuci tangan dan setelah kontak dengan lingkungan disekitar
pasien paling banyak (71,4%) tidak mencuci tangan, sedangkan 6 langkah cuci
tangan semuanya belum semuanya melaksanakan 6 langkah cuci tangan sesuai
prosedur.
Hasil penelitian ini menunjukkan setelah pemberian coaching perawat
mampu melakukan cuci tangan sesuai prinsip 5 momen 6 langkah setelah
dialkukan coching keperawatan sebagian besar 58 orang (92,1%) dalam
kategori baik. Hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar responden
setelah diberikan coaching mampu melakukan cuci tangan sesuai prinsip 5
momen 6 langkah serta semua responden skornya meningkat.
G. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kepatuhan perawat melakukan cuci tangan sesuai prinsip 5 momen 6 langkah
sebelum dilakukan coaching keperawatan sebagian besar 31 orang (49,2%)
dalam kategori cukup.
Kepatuhan perawat melakukan cuci tangan sesuai prinsi 5 momen 6
langkah setelah dilakukan coaching keperawatan sebagian besar 58 orang
(92,1%) dalam kategori baik. Hasil uji statistic Wilcoxon sign rank test
didapatkan p= 0,001 < α 0,05 menunjukkan ada pengaruh coaching
keperawatan terhadap kepatuhan perawat melakukan cuci tangan sesuai prinsip
5 momen 6 langkah di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Klungkung.

Anda mungkin juga menyukai