NPM : P23131117025
Kelas : D4/6A
JURUSAN GIZI
2020
A. Pengertian KARS dan JCI
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga independen
pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, non struktural dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
KARS tersebut dibentuk pertama kali pada tahun 1995 dan setiap 3 (tiga)
tahun peraturan diperbarui, yang terakhir diperbarui melalui Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 417/Menkes/Per/II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit,
dengan tugas dan fungsi melaksanakan akreditasi di Indonesia. Visi dan misi dari
KARS adalah :
a. Visi
Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi ditingkat
nasional dan internasional.
b. Misi:
1)Membimbing dan membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi.
2)Memperoleh pengakuan internasional sebagai badan akreditasi
berkelas internasional oleh ISQua (International Society Quality in
Healthcare) dan memperoleh pengakuan masyarakat baik ditingkat
nasional maupun internasional
JCI (Joint Commission International) adalah merupakan badan akreditasi non
profit yang berpusat di Amerika Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai
standar performa para pemberi pelayanan kesehatan. Menurut Joint Comission
International (JCI)(2011), akreditasi adalah proses penilaian organisasi pelayanan
kesehatan dalam hal ini rumah sakit utamanya rumah sakit non pemerintah, oleh
lembaga akreditasi internasional berdasarkan standar internasional yang
telahditetapkan. Akreditasi disusun untuk meningkatkan keamanan dan kualitas
pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman
sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya
perawatan. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit ini merupakan penyempurnaan
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan pada tahun 2006. Pedoman ini telah disesuaikan dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang
gizi, kedokteran, dan kesehatan, dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk
menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Comission
Internasional (JCI) for Hospital Accreditation. Sejalan dengan dilaksanakannya
program akreditasi pelayanan gizi di rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat
menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang
berkualitas.
Standar akreditasi rumah sakit terdiri dari standar nasional KARS (komite akreditasi
rumah sakit) dan internasional JCI (joint commission international). Standar akreditasi
dimaksudkan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk meningkatkan
keselamatan pasien. sejak tanggal 1 Januari 2018 standar Akreditasi Nasional memiliki
standar baru yaitu SNARS. dua kegiatan utama di pelayanan gizi rumah sakit itu yang
pertama terkait pelayanan asuhan gizi dan penyelenggaraan makanan pasien. kedua
kegiatan ini harus mematuhi standar akreditasi hal ini agar menjaga keselamatan pasien.
Standar
a.Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien
Standar
a.Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan
kebutuhan khusus lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika
perlu
Standar
b.PAP 4 = Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinisnya
Standar
Standar
a.Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi
dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit, melakukan
monitoring, serta meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
TATAKELOLA KETENAGAAN DIETISIEN
Standar
a.Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi, dan
mengevaluasi kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
(pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalaman)
b.Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan penugasan klinis
berdasar kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
c.Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan penugasan klinis
berdasar kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang
undangan
Dalam standar akreditasi baru ini terdapat 4 kelompok standar yang akan dinilai.
Keempat kelompok standar akreditasi rumah versi 2012 yaitu :
Dalam kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien, komponen penilaian selain
berfokus pada hal – hal terkait pelayanan pasien dan keluarga, mulai dari pemenuhan hak-
hak pasien, pendidikan pasien dan keluarga sampai ke pelayanan yang akan diberikan
kepada pasien.
Pada kelompok standar manajemen rumah sakit, komponen yang dinilai misalnya upaya
manajemen untuk memberikan dukungan agar rumah sakit dapat memberi pelayanan yang
baik kepada pasien.
Standar pelayanan berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit.
Standar terkait pelayanan gizi di rumah sakit
KARS 2012
1. Asesmen Pasien (AP)
2. Pelayanan pasien (PP)
3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5. Manajemen Fasilias dan Keamanan (MFK)
6. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
SARS 2012
- Standar pelayanan berfokus pada pasien
1. Asesmen pasien (AP)
2. Pelayanan dan asuhan pasien (PAP)
3. Manajemen komunikasi dan edukasi (MKE)
- Standar manajemen rumash skait
1. Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
2. Tata kelolal rumah sakit (TKRS)
3. Manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
4. Kompetensi dan kewenangan staf (KKS)
Asesmen pasien-1.4
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi 1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
gizi terintegrasi terapi gizi terintegrasi. (R)
2. Ada bukti pemberian terapi gizi
terintegrasi pada pasien risiko nutrisi. (D,W)
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup
rencana, pemberian, dan monitor terapi gizi
(D,W)
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat
di rekam medis pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan klinis/ketua tim PPA
(clinical leader).
PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional,
menggunakan alur klinis/clinical pathway, perencanaan pemulangan pasien
terintegrasi/integrated discharge planning.
Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan.
Dasar Hukum
7.Permenkes RI No. 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
• Ps 13 : Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus bekerja sesuai standar profesi,
standar pelayanan RS, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien
Pembatasan area
Fasilitas pengolahan
Penggunaan APD & tidak gunakan asesoris/perhiasan
Monitoring suhu pemasakan
Uji bakteri
Waktu Pukul
Makan pagi 07.15-08.15
Snack pagi 10.00-10.30
Makan siang 12.00-13.00
Snack siang 15.00-15.30
Makan sore 17.15-18.15
Edukasi Pasien
- Jika keluarga membawa makanan bagi paien, mereka diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi serta pembusukan sesuai regulasi.
- Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara benar untuk
mencegah kontaminasi