Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER II

Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi


Waktu : Senin, 13 April 2020, Pukul 09:45 – 11:15 WIB
Kelas : D1, D2, F1, G1 dan G2
Dosen : Ir. Heryaman, M.Si

PETUNJUK :
1. Ujian ini “Take Home” dan dikerjakan sesuai jadwal secara “on line”;
2. Aplikasi yang digunakan Google Classroom, bagi kelas yang tidak bisa mengakses google classroom
diperbolehkan pakai aplikasi Edmodo;
3. Daftar Kehadiran menggunakan aplikasi Google Form;
4. Ujian ini lebih bersifat Teoretik, untuk evaluasi Praktikum dalam bentuk Tugas Membuat Artikel atau
Analisis Sosiologis terhadap tulisan orang lain (artikel, laporan penelitian, berita aktual tentang
fenomena di lapangan dengan referensi dari Surat Kabar, Majalah Ilmiah, Jurnal, Internet/Website, dll.);
5. Terima kasih atas kemandirian dan kepercayaan diri anda dalam menjawab soal ujian ini, dan selamat
bekerja.

SOAL-SOAL :

1. Apa yang saudara ketahui tentang Sosiologi Sebagai Suatu Ilmu serta Hubungan Sosiologi dengan
Ilmu lainnya. Tulis penjelasan tentang hal tersebut berdasarkan referensi yang saudara baca !
2. Proses-proses Sosial dan Interaksi Sosial, bisa dilihat dari aspek pengertiannya, syarat terjadinya
interaksi social, proses sosial assosiatif dan dissosiatif. Tulis tanggapan saudara tentang hal tersebut
berdasarkan referensi yang saudara ketahui !
3. Pemahaman terhadap Kelompok Sosial dan Kehidupan Sosial bisa dipelajari dari aspek tipe-tipe
kelompok sosial; kelompok sosial yang tidak teratur; masyarakat pedesaan dan perkotaan; serta
dinamika kelompok. Tulis jawaban saudara tentang hal tersebut !
4. Jelaskan tentang Kebudayaan dan Masyarakat dilihat dari aspek-aspek : Unsur-unsur Kebudayaan;
Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat; Sifat Hakekat Kebudayaan; Kepribadian dan Kebudayaan; serta
Gerak Kebudayaan. Tulis penjelasan saudara berdasarkan referensi yang anda baca !
5. Lembaga Kemasyarakatan bisa dipahami dengan mempelajari : proses pertumbuhannya; Ciri-cirinya;
dan tipe-tipenya; serta conformity dan deviation. Tulis penjelasan saudara mengenai hal tersebut !
6. Jelaskan tentang Lapisan Masyarakat dilihatdari aspek-aspek : terjadinya; sifat sistem lapisan
masyarakat; dasar lapisan masyarakat; unsur lapisan masyarakat (kedudukan,status dan perana);
mobilitas social; serta perlunya sistem lapisan masyarakat. Tulis penjelasan saudara yang bersumber
dari berbagai referensi yang anda baca !

=================== SELAMAT BEKERJA===================


HER
Nama : Ahmad Deby Maulana
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk/ 09 Juni 2001
NPP : 30.1428
No. Handphone : 081332114262
Email : ahmaddeby3@gmail.com
Kelas : D-1
Prodi : Administrasi Pemerintahan Daerah
Asal Pendaftaran : Provinsi Papua
Fakultas : Manajemen pemerintahan

JAWABAN :
NO. 1
Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki
beberapa karakteristik di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti mengingat
objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan
majemuk.
2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni
terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam
kehidupan masyarakat.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni
memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat
universal.
4. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari
persoalan-persoalan yang bersifat penilaian.
Dan hubungan ilmu social dengan ilmu lainnya adalah sebagai berikut.
1.    Sosiologi dan Sejarah
Merupakan dua ilmu sosial yang sama-sama mengkaji kejadian dan
hubungan yang dialami manusia. Sejarah menyoroti perbedaan-
perbedaan yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang sama, sedangkan
sosiologi menyoroti persamaan-persamaan yang ada dari peristiwa yang
berbeda.
2.    Sosiologi dan Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang menyelidiki semua fenomena yang
berhubungan dengan usaha-produksi-konsumsi dan distribusi sumber
daya.
Contohnya : ekonomi berusaha memecahkan masalah yang timbul
karena tidak seimbangnya persediaan pangan dengan jumlah penduduk
dengan cara menaikkan produksi bahan pangan.
3.    Sosiologi dan Politik
Politik meneliti tentang pemerintah dan menjelaskan kompleksitas-
pemerintahan antara lain mempelajari tentang upaya untuk memperoleh
kekuasaan-kekuasaan usaha untuk memperoleh kekuasaan-penggunaan
kekuasaan. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi
masyarakat yang bersifat umum untuk memperoleh kekuasaan
digambarkan oleh sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan atau
konflik.
4.    Sosiologi dan Antropologi
Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat tradisional yang
masih sederhana kebudayaannya, sedangkan sosiologi mengamati
masyarakat-masyarakat modern yang strukturnya sudah kompleks.
5.    Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial meneliti perilaku manusia sebagai individu antara
lain meneliti tingkat kepandaian seseorang, kemampuannya, daya
ingatannya, impian-impiannya dan perasaan kecewanya. Jadi psikologi
sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan
tingkah laku individu yang ditimbulkan dan dipengaruhi oleh situasi-situasi
sosial.
NO. 2
Ada banyak cara untuk melakukan interaksi social. Namun, meskipun
mempunyai banyak cara sesungguhnya tujuan dari interaksi sosial
adalah satu yaitu untuk menjalin hubungan baik hubungan pertemanan,
persahabatan, maupun hubungan usaha, untuk melakukan dan
membangun kerjasama, untuk mendiskusikan suatu hal, untuk
melakukan kegiatan perdagangan, dan lain sebagainya. Karena kita
sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan sesamanya untuk saling
bertahan hidup. Jika suatu interaksi sosial bertujuan dan dilakukan
dengan proses dan memenuhi aspek-aspek berinteraksi sosial yang baik
maka akan menimbulkan hasil yang baik pula dan menguntungkan pihak-
pihak yang ikut serta dalam interaksi sosial tersebut

NO. 3
 Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1.    Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah sekelompok individu yang berkumpul secara
kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama
adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit
banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan
selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera
berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan
merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan
menjadi:
a.    Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
Kerumunan ini dapat dibedakan menjadi:
1)    Khalayak penonton atau pendengar formal (formal audiences),
merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan
yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan
sebagainya.
2)    Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive
group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting,
akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas
kerumunan tersebut.
b.    Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowd)
Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)    Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations). 
Misalnya, orang yang sedang antri tiket, orang-orang yang menunggu
kereta.
2)    Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic
crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk
menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu
yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk
mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.
3)    Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang
terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat
korban lalu lintas.
c.     Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma
hukum (Lawless Crowd)
Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)    Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu
kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.
2)    Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu
kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya
adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, orang-
orang yang mabuk.
2.    Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang
tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui
alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-
desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat penghubung
semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-
pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi, karena jumlahnya
yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga
kesatuan juga tidak ada.
 Masyarakat perkotaan
Masyarakat Perokotaan sendiri dapat diartikan sebagai Urban
Community yang lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain, yang penting didalam manusia
perkotaan adalahan manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
 Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Pedesaaan atau masyarakat desa adalah masyarkat yang
kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama, yaitu
sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencangkup segala konsepsi
sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam
kehidupan social hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat
secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan, yaitu:
1. Didalam masyarakat memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
3. Masyarakat tersenut homogeny, seperti dalam hala mata pencaharian,
agama, adat istiadat dan sebagainya.
 Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kelompok yang terdiri dari dua/lebih
individu yang mempunyai hubungan psikologis dengan jelas antara
anggota satu dengan lainnya serta berlangsung dalam situasi yang
dialami.

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:


1. Membuat kelompok kerjasama saling menguntungkan dalam hal
mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan pekerjaan.
3. Memecahkan masalah pekerjaan yang membutuhkan solusi masalah
serta mengurangi beban pekerjaan yang terlampau besar hingga
selesai lebih cepat, efisien dan efektif. Salah satunya dengan membagi
pekerjaan yang besar menyesuaikan bagian kelompoknya pada
masing-masing (sesuai keahlian).

NO. 4
1.Unsur-unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan.
Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur
kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi

2.Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat


fungsi kebudayaan di masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang semakin beragam dengan cara membentuk
hasil kebudayaan baru yang lahir dari gagasan dan ide manusia itu
sendiri.
3.Sifat Hakekat Kebudayaan
Sifat hakikat kebudayaan merupakan ciri-ciri khusus dari sebuah
kebudayaan yang masing-masing masyarakat memiliki sifat kebudayaan
yang berbeda. Misalnya di masyarakat barat makan sambil berjalan
merupakan suatu hal yang biasa. Namun berbeda dengan masyarakat
timur, hal tersebut merupakan perilaku yang melanggar etika.
Meskipun demikian, jika dilihat secara garis besar, semua kebudayaan
yang ada di dunia ini mempunyai sifat-sifat hakikat yang sama. Antara
lain sebagai berikut.

 Kebudayaan sudah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu


generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi
yang bersangkutan.
 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisi tentang kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang ditolak dan diterima, tindakan-
tindakan yang diizinkan, dan tindakan-tindakan yang dilarang.

4.Gerak Kebudayaan
Gerak atau dinamika kebudayaan memiliki pengertian bahwa semua
kebudayaan mempunyai sifat gerak atau dinamika. Gerak atau dunamika
kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusai terjadi
sebab dia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Artinya, karena terjadinya hubungan antarkelompok manusia dalam
masyarakat. Salah satu fenomena social yang menggambarkan adanya
dinamika budaya adalah proses akulturasi.

NO. 5
PROSES-PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN
1.NORMA-NORMA MASYARAKAT
Manusia selalu mengiginkan agar hubungan antar manusia di dalam
masyarakat terlaksana sebagaimana yang di harapkan, oleh karena itu di
rumuskan sesuatu yang disebut dengan norma atau aturan yang
mengatur tingkahlaku masyarakat      tersebut,mula-mulanorma biasanya
dibuat dengan secara tidak sadar tapi lama kelamaan norma tersebut
dibuat secara sadar.misalnya pada jual beli  masa dahulu,seorang
perantara dari jual beli tersebut tidak mesti mendapat keuntungan dari
jual beli tersebut,akan tetapi pada masyarakat sekarang seorang
perantara dari jual beli  mesti mendapat keuntungan apakah itu dari pihak
penjual pembeli.Norma-norma yang ada dalam masyarakat mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda-beda,mulai dari kekuatan yang
mengikat secara lemah hingga kekuatan yang mengikat secara kuat di
dalam anggota masyarakat.
Ada empat pengertian mengenai masalah norma dimana yaitu keempat
tersebut sama,yaitu memberikan pedoman bagi mayarakat tersebut
dalam bertingkah laku dalam masyarakat.
1.Cara (usage)
Cara (usage) adalah menunjuk pada suatu perbuatan,dimana cara
(usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam
masyarakat,suatu penyimpangan yang dilakukan terhadapnya tidak akan
mengakibatkan hukuman yang berat,tetapi hanya celaan dari individu-
individu yang di hubunginya.misalnya ketika seseorang makan dengan
cara masing-masing ketika bertemu,ada orang yang saat makan
mengeluarkan bunyi dan ada juga yang tidak berbunyi ketika seseorang
maka orang yang makan dengan mengeluarkan bunyi dianggap kurang
sopan oleh invidu lain.
2.Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan (folkways) adalah perbuatan yang dilakukan oleh individu
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama.Kebiasaan (folkways)
juga mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada cara.
3.Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan mores merupakan tata kelakuan yang dianggap sebagai
cara untuk berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.
4.Adat istiadat (customs)
Adat istiadat (cutoms) tata kelakuan yang kekal serta kuat integritasnya
dengan pola-pola perilaku masyarakat,ada sanksi penderitaan
bila melanggarnya.tata kelakuan juga mencerminkan sifat-sifat yang
hidup dalam dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat
pengawas,secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat tehadap
anggota-anggotanya.
Proses yang terjadi dalam rangka pembentukan lembaga
kemasyarakatan yaitu,proses pelembagaan (institutionalization) yaitu
sustu proses yang lewati oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk
menjadi salahsatu lembaga kemasyarakatan.Proses norma yang
(internalized) artinya proses pelembagaan kemasyarakatan tidak hanya
berhenti sampai pelembagaan saja,tetapi mendarah daging dalam jiwa
anggota-anggota masyarakat.

 CIRI-CIRI UMUM LEMBAGA KEMASYARAKATAN


Menurut Gillin dan Gillin,dalam karyanya yang berjudul General Features
of Social Institutions,mengatakan bahwa lembaga kemasyarakatan
mempunyai ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut:
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan haasil-hasilnya
2. Suatu kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga
kemasyarakatan
3. Lembaga kemasyrakatan satu atau beberapa tujuan tertentu
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat pelengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
5. Lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga tersebut
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau
tidak tertulis

 TIPE-TIPE LEMBAGA KEMASYARAKATAN


Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari berbagai
sudut, menurut Gillin dan Gillin  tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Dari sudut perkembangannya dapat diklasifikasikan yaitu crescive
institutions dan enacted institutions.Creasive Institutions yaitu
lembaga-lembaga primer yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat
istiadat masyarakat.sedangkan Enacted Institutions adalah lembaga
yang sengaja dibentuk untuk  memenuhi kebutuhan tertentu.
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat dapat
diklasifikasikan antara Basic institutions dan Subsidiary
Institutions,Basic Institutions merupakan sebuah lembaga yang penting
guna untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat dapat diklasifikasikan yaitu
approved-socially sanctioned Institutions yaitu merupakan lembaga
yang diterima masyarakat misalnya sekolah,perusahaan dagang dan
lain-lain
4. Dari sudut penyebarannya dapat diklasifikasikan antara General
Istitutions dan Restricted Institutions.dimana yang dimaksud dengan
General Institutions adalah lembaga misalnya agama yang menyebar
seluruh belahan dunia dan hampir seluruh masyarakat dunia mengenal
dan memiliki agama.Sedangkan yang dimaksud dengan Restricted
Institutions adalah misalnya masyarakat yang menganut agama atau
kepercayaan mengenai agama terlepas masyrakat tersebut menganut
agama apa saja.
5. Dari sudut fungsinya dapat diklasifikasikan yaitu antara Operative
Institutions dan Regulative Institutions adapun yang dikatakan
Operative Institutions adalah lembaga yang menghimpun pola-pola
atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan.Sedangkan Regulative Institution merupakan lembaga
yang mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi
bagian mutlak dari lembaga tersebut.

 COMFORMITY DAN DEVIATIONS


Comformity adalah proses penyesuaian diri individu terhadap masyarakat
dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat tersebut,kemudian yang dimaksud dengan Deviations
penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Diadakanya kaidah nilai-nilai serta lain-lain peraturan dalam
masyarakat dimaksud supaya ada Comformity warga masyarakat
terhadap nilai-nilai yang berlaku dalm masyarakat
yang bersangkutan.Dalam masyarakat yang masih bersifat homogen
atau masyarakat tradisional Comformity warga masyarakat masih sangat
kuat.Berbeda halnya dengan masyarakat yang tidak homogen atau
masyarakat modern atau juga bisa kita katakan pada masyarakat kota
comformity yang terdapat dalam masyarakat ini sudah tidak kuat lagi
karena faktor pola pengaruh perubahan dari luar,pengaruh
globalisasi,industrialisasi dan modernisasi.

NO. 6
1.Sifat-sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial
dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan
sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
1) Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) adalah
stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan
mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada
mobilitas horisontal saja. Contoh: 1. Sistem kasta ; Kaum Sudra tidak
bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. 2. Rasialis ; Kulit hitam
(negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di
posisi kulit putih. 3. Feodal ; Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi
juragan/majikan.2
2) Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) bersifat
dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat
bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau
sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat
memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
3) Stratifikasi Sosial Campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi
tertutup dan terbuka. Misalnya, orang Bali berkasta Brahmana
mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke
Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di
Jakarta.

Dan menurut saya sifat stratifikasi sosial yang sering digunakan di


daerah-daerah adalah stratifikasi sosial campuran. Faktor pendorong
adanya sifat strtifikasi sosial adalah adanya diferensiasi, ras, suku,
budaya/adat istiadat serta keyakinan daerah setempat dan faktor-faktor
lain yang mungkin tidak disebutkan di atas. Bagi setiap daerah pola
stratifikasi sosial rata-rata sama, walaupun mungkin ada sedikit
perubahan sesuai gaya hidup, sikap dari orang-orang yang berada dalam
stratifikasi sosial tersebut.
2.Dasar Lapisan Masyarakat
Di antara lapisan teratas dengan lapisan terendah, terdapat lapisan yang
jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan teratas tidak hanya memiliki
satu macam saja dari apa yang di hargai oleh masyarakat. Akan tetapi,
kedudukan yang tinggi itu bersifat komulatif. Artinya mereka yang
mempunyai banyak uang akan mudah sekali dalam mendapatkan apa
yang mereka inginkan, kekuasaan, dan mungkin juga kehormatan.
Kriteria-kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan adalah:
1. Ukuran kekayaan,
2. Ukuran kekuasaan,
3. Ukuran kehormatan,dan
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
3.Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
masyarakat adalah kedudukan ( status ) dan peranan ( role ). Kedudukan
dan peranan merupakan unsur-unsur dalam sistem lapisan, dan
mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah
pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu-individu
tersebut. Dalam hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan
individu mempunyai arti yang penting karena langgengnya masyarakat
tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan individu
termaksut. Untuk gambaran yang agak lebih mendalam, kedua hal
tersebut akan dibicarakan.
1.  Kedudukan ( status )
Kadang-kadang di bedakan antara pengertian kedudukan ( status )
dengan kedudukan sosial ( social status ). Kedudukan di artikan sebagai
tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan
sosial diartikan adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulan, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola
tertentu.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan


yaitu sebagai berikut:
a) Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut memperoleh karena kelahiran. Pada umumnya
ascribed status di jumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem
lapisan yang tertutup, misalnya masyarakat fiodal, atau masyarakat di
mana sistem lapisan tergantung pada perbedaan rasial. Namun
demikian, ascribed status tak hanya dijumpai pada masyarakat-
masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup. Pada sistem lapisan
terbuka juga ada.
b) Achieved status adalah kedudukan yang di capai oleh seseorang
dengan usaha-usaha yang di sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh
atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja,
tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi
hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu.
c) Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu
assigned status, yang merupakan kedudukan yang di berikan.
Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan yang erat
dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau
golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang
yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2.  Peranan ( role )
Peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan ( status). Apabila
seseorang meleksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan
kedudukanya, dia menjankan suatu peranan. Pembeda antara
kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan karena yyang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sabagai mana halnya dalam
kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya.
Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang
perbuatnya bagi masyarakat serta kesempata-kesempatan apa yang di
berikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karna ia
mengatur prilaku seseorang.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut;

a) Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau


tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat di lakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat di katakan sebagai prilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
4.Mobilitas Sosial ( Social Mobility )
1) Pengertian Umum dan jenis-jenis Gerak Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur
sosial ( social strukture ) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencangkup sifat-sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu
dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua yaitu, gerak sosial horizontal
dan gerak sosial vertikal. Gerak sosial harizontal merupakan peraliahan
individu atau objek-objek sosial lainnya yang sederajat. Contohnya
adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan beralih pekerjaan yang
sederajat atau mungkin juga peralihan, atau gerak objek-objek sosial.
Gerak sosial vertikal adalah sebagai perpidahan individu atau objek
sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan yang lainnya, yang
tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak
sosial yang vertikal, yaitu yang naik ( social climbing ) dan yang turun
( social sinking ).

 Gerak sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama yaitu:


a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan tersebut telah ada.
b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian di tempatkan pada
derajat yang lebih tinggi, dari kedudukan individu-individu pembentuk
kelompok tersebut.
 Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama
yaitu:
a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah
derajatnya.
b. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi
kelompok sebagai kesatuan.

2) Tujuan Penelitian Gerak Sosial


Para sosiologi meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-
keterangan perihal keteraturan dan kekuasaan struktur sosial. Para
sosiologi mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan-kesulitan
yang secara relatif di dalami oleh individu-individu dan kelompok-
kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh
masyarakat dan yang merupakan objek dari suatu persaingan.
3) Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal
Gerak sosial horizontal seperti pindah pekerjaan yang sederajat,
perpindahan penduduk ( urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya ),
bukan di bicarakan dengan panjang lebar. Bukan karena sengaja terebut
tidak penting, tetapi karena gerak sosial vertikal lebih penting untuk
dijadikan landasan bagi pembangunan. Prinsip-prinsip umum yang
sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut:
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisan mutlak tertutup,
dimana sama sekali tak ada gerak sosial yang vertikal.
b. Berapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak
mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan yang sebebas-
bebasnya. Paling tidak banyak akan ada hambatan-hambatan. Apabila
proses gerak sosial termasuk dapat dilakukan dengan sebebas-
bebasnya, tak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi ciri tetap
dan umum dari setiap masyarakat.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak
ada. Setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak
sosialnya yang vertikal.
d. Laju gerak sosial vertikal yang di sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi,
politik, serta pekerjaan berbeda.
e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial
vertikal yang di bedakan faktor-faktor ekonomis, politik dan pekerjaan,
tak ada kecendrungan yang kontinu perihal bertambah atau
berkurangnya laju gerak sosial
5.Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat
Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan
peranan dalam masyarakat itu tidak ada. Akan tetapi, cita- cita tersebut
selalu akan tertumbuk pada kenyataan yang berlainan. Setiap
masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat
tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan
tersebut. Dengan demikian, masyarakat menghadapi dua persoalan.
yaitu, menempatkan individu-indiiduu tersebut, dan mendorong agar
mereka melaksanakan kewajibannya.
Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan
sesuai pula dengan kemampuan-kemampuannya dan seterusnya,
persoalannya tak akan selalu sulit untuk di laksanakan. Akan tetapi
kenyataan bukanlah demikian. Kedudukan dan peranan tertentu sering
memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya
kedudukann dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka, tak
akan dihindarkan bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa
macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajjibannya yang sesuai dengan posisinya
dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai