Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PARADOKS KOMUNIKASI PEMERINTAHAN


Mata Kuliah Komunikasi Pemerintahan
Dosen Prof. Dr. Dra. Hj. Erliana Hasan, M.Si

OLEH :

NAMA AHMAD DEBY MAULANA


30. 1428
KELAS D-1
ABSEN 04

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2020-2021

i
KATA PENGANTAR
           
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah tentang “KOMUNIKASI PEMERINTAHAN”.
Adapun   penyusunan   makalah   ini   dimaksudkan   untuk   memenuhi   tugas pada
mata kuliah Komunikasi Pemerintahan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini banyak kekurangannya. Karena itu saya berharap saran dan kritik yang membangun
sebagai perbaikan makalah ini.
            Dalam kesempatan ini juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman
yang telah memberikan bimbingan dan semangat sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat.

                                                                                                Jatinangor, 1 Desember 2016

                                                                                               Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Kajian Teoritis Komunikasi.........................................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi..........................................................................................................3
B. Sejarah...................................................................................................................................9
C. Komponen...........................................................................................................................10
D. Proses...................................................................................................................................11
E. Fungsi dan Tujuan Komunikasi...........................................................................................11
2.1. KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN............................................................................12
A. Pengertian Pemerintahan.....................................................................................................12
B. Tugas Pokok Pemerintahan..................................................................................................13
C. Objek Ilmu Pemerintahan....................................................................................................15
D. Asas-Asas Pemerintahan......................................................................................................16
2.3. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN............................................................18
A. Aspek Pragmatis dan Teoritis..............................................................................................18
B. Komunikasi dan Kewenangan Pemerintahan.......................................................................21
C. Perspektif Komunikasi Pemerintahan..................................................................................22
2.4. PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH............................24
BAB III....................................................................................................................................26
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................26
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................26
3.2 Saran..........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari apa yang disebut dengan
komunikasi. Lewat komunikasi setiap individu dapat saling menerima dan
menyampaikan gagasannya secara langsung maupun tidak langsung.

Peranan komunikasi dalam dunia pemerintahan merupakan tema pokok


pembicaraan, seminar, diskusi-diskusi para aktor pemerintahan maupun di kalangan
peminat atau pemerhati sampai kaum awam, terutama di Negara-negara sedang
berkembang dalam dua dasawarsa terakhir ini.

Namun, bagi Negara-negara sedang berkembang, terdapat ketimpangan dalam


system komunikasi diantara pemerintah dan masyarakat. Hal ini tentu mempengaruhi
pihak pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakannya, atau koordinasi dalam
pemerintahan sendiri atau pula dalam hal penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada
pemerintah. Salah satu tujuan dari komunikasi pemerintahan adalah membangkitkan 
keikutsertaan masyarakat, membangun hubungan yang kondusif dalam hal
penyampaian gagasan dari masing-masing pihak. Keikutsertaan berkomunikasi yang
diharapkan adalah keikutsertaan dari segenap lapisan masyarakat, karena melalui
komunikasi menghasilkan salingnya pengertian demi kesejahtraan masyarakat.

Maka di dalam makalah sederhana ini ingin menyajikan pemahaman akan hal
yang ebih substansial yang berisi tentang konsep dan teori komunikasi dalam
pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?


2. Apa yang dimaksud dengan Pemerintahan?
3. Bagaimana perspektif komunikasi pemerintahan?
4. Apa yang menjadi gangguan atau kesalahan dalam komunikasi pemerintahan?
5. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap kinerja pemerintah?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur
mata kuliah Komunikasi Pemerintahan di Program Studi Administrasi Pemerintahan
Daerah Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para
pembaca tentang Komunikasi pemerintahan dan fungsi komunikasi dalam
pemerintahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis Komunikasi

A. Pengertian Komunikasi

1. Komunikasi Pemerintahan
a. Pengertian
Komunikasi adalah proses penyampaian informasiinformasi,
pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertianpengertian, dengan
menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna,
baik secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau kelompok
orang kepada seseorang atau kelompok orang lainnya dengan tujuan
untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama.

“communication is the process of transmitting meaningful symbols


between individuals”

(komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan


lambanglambang yang mengandung makna di antara indvidu-
individu)

Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahas Latin


communicatus atau communicatio atau communicare yang berarti
berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, kata
komunikasi menurut kamu bahasa mengacu pada suatu upaya yang
ditujukan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New
Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-
tanda atau tingkah laku.

Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi mantarmanusia.


Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran
atau perasaan yang dipunyai. Tentu saja, ekspresi pikiran dan
perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa sebagai medium
komunikasinya. Dalam bahasa komunikasi, setiap orang atau sesuatu
yang menyampaikan sesyatu tersebut sebagai komunikator. Sesuatu
yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message).
Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah (communicate).

Dalam bentuk yang paling sederhana, komunikasi adalah


transmisi pesan dari suatu sumber kepada penerima. Selama 60 tahun,
pandangan tentang komunikasi ini telah diidentifikasi melalui tulisan
ilmuwan politik Harold Lasswell.

Secara etimologis kata Pemerintahan berasal dari kata


“pemerintah”, kata Pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah”
yang berarti menyuruh melakukan sesuatu pekerjaan. Namun tinjauan
asal kata “pemerintahan” sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa
inggris “government” yang diterjemahkan sebagai “pemerintah” dan
“pemerintahan” dalam banyak tulisan. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa government tidak selalu memiliki makna
pemerintahan, karena Samuel Edwaed Finer menyimpulakn bahwa
kata “government” dapat memiliki arti :

1. Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni


melakukan kontrol atas pihak lain (the activity or the process of
govering).
2. Menunjuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau
proses dijumpai.
3. Menunjukkan cara, metode atau sistem dengan mana suatu
masyarakat tertentu diperintah (the manner, method of system
by which a particular society is governed).

Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk


melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam
arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu
kementrian yang diberi tanggungjawab memelihara perdamaian dan
keamanan negara.
Pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai
aktivitas memerintah yang dilakukan oleh pemerintah (eksekutif saja)
dan jajarannya guna mencapai tujuan negara. Sedangkan
Pemerintahan dalam arti luas dapat pula dipandang sebagai aktivitas
pemerintah yang dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan
legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam mencapai tujuan negara.

Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda perlu juga


dipahami pengertian eksekutif. Karena belakangan ini istilah eksekutif
berkembang dalam konotasi politik dan eksekutif dalam konotasi
administratif. Eksekutif dalam konotasi politik adalah salah satu
cabang Pemerintahan dalam arti luas, yang sering juga disebut
eksekutif dalam arti sempit. Namun eksekutif dalam pengertian
administratif adalah orang-orang yangn bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaan orang lain dan menjadi perantara mengalirnya
perintah-perintah dan kebijakan-kebijakan dari para administrator
kepada para pegawai.

Komunikasi Pemerintahan adalah penyampaian ide, program,


dan gagasan Pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan negara. Dalam hal ini Pemerintah dapat di asumsikan sebagai
komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam
suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi
sebagai penyampai ide atau gagasan dan Pemerintah berada pada
posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat. Dalam kondisi
yang demikian pemerintah memiliki kewenangan sekaligus
bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan merespon
keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan
yang berlaku.

Dalam hubungan kerja dikenal adanya komunikasi informasi.


Komunikasi informasi biasanya disampaikan oleh pimpinan kepada
unit-unit kerja dibawahnya melalui kegiatan apel kerja atau dalam
suasana rapat. Pada komunikasi informasi ide atau gagasan yang
disampaikan oleh pihak pertama bertujuan agar pihak kedua dapat
menangkap ide dan gagasan tersebut dengan pengertian yang sama
sebagaimana yang dimiliki oleh pihak pertama. Dengan perkataan lain
komunikasi informasi memiliki sifat agar terdapat kesesuaian paham
antara ide yang disampaikan oleh pihak pertama dengan pihak kedua
sebagai penerima gagasan, sehingga tercipta kesatuan paham
sekaligus menghindari kesalahpahaman terhadap ide yang muncul.
Walaupun kita tahu bahwa tujuan komunikasi adalah lebih jauh dari
sekedar menyampaikan ide atau gagasan itu saja. Namun untuk
kondisi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
kecenderungannya adalah agar tugas yang dilaksanakan dapat
berjalan sesuai apa yang telah direncanakan.

Sebagaimana diketahui bahwa setiap struktur organisasi


pemerintah menunjukkan adanya hubungan jabatan (disebut
hubungan hierarkhis), seorang pejabat membawahi sebuah pegawai
lainnya. Sehingga hubungan antara pejabat atasan dan bawahan
memunculkan hubungan vertikal yang mengacu pada saluran
kewenangan dan tanggungjawab, sedangkan hubungan antara pejabat
yang sama tingkatannya atau level menurut hierarkhis struktur
organisasi, disebut hubungan horizontal yang menunjukkan
kerjasama.

Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe,


sasaran, tugas Pemerintahan termasuk didalamnya pemeliharaan
hubungan, tanpa adanya sarana dan fasilitas untuk hubungan
komunikasi ke segala arah dalam suatu kegiatan akan sulit diketahui
apa yang sudah dicapai, apa yang akan diraih dan bagaimana kendala
dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sulit bagi organisasi untuk
mengevaluasi pekerjaan. Karena komunikasi adalah sumber informasi
bagi pimpinan atau eksekutif dalam menelorkan berbagai kebijakan.

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau


beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan,
dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.

Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris


“communication” ), secara epistemologis atau menurut asal katanya
adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Kata communis memiliki makan “berbagi” atau
“menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses


penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi,
yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami
pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh Effendy
bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure
and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel to Whom with What Effect?

Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi 5


unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

 Komunikator (siapa yang mengatakan?)


 Pesan (mengatakan apa?)
 Media (melalui saluran apa?)
 Komunikan (kepada siapa?)
 Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan
dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak
penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan lain Communis
yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin
communico yang artinya membagi.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat
mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar
karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang
modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai
berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena
setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan
individu itu untuk tetap hidup .
Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi.
Kata komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang
kurang mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu
memperbincangannya dan melakukannya. Kata komunikasi atau
communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin
communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).
Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai
asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin
lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,
suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara
lisan maupun tal langsung melalui media .
Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan
mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami,
terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang
berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam
media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan
mengalami banyak hambatan .
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer
dalam Fisher adalah penyampaian informasi, ide, emosi,
keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka,
grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Onong U.
Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide
manusia.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan
informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol
atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang
dilakukan dengan media-media tertentu.

B. Sejarah

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang


berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang
lainnya (communication depends on our ability to understand one another). 

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan


organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan
untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal
kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan
membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. .

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk


umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan
penyiaran.[butuh rujukan] Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|
transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau


sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan
efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan
tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang


antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan
peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan
jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik
yang mendunia.

Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen


sendiri di mana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi
pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam
komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

C. Komponen

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan


kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara
yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

D. Proses

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti


berikut.

Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.

Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

SUMBER

lingkungan
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim.

E. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Fungsi Komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut, yaitu antara lain.
1) Mencapai pengertian satu sama lain
2) Membina kepercayaan
3) Mengkoordinasi tindakan
4) Merencanakan strategi
5) Melakukan pembagian pekerjaan
6) Melakukan aktivitas kelompok, dan
7) Berbagi rasa.
Fungsi lain yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya
dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi
yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
memperhatikan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian diatas menyaratkan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi yaitu dalam
suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu yaitu:
1. Fungsi pengawasan
2. Fungsi motivasi
3. Fungsi Pengungkapn emosional
4. Fungsi informasi.

2.1. KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN

A. Pengertian Pemerintahan
secara etimologi pemerintahan berasal dari kata “pemerintah” yang mendapat
imbuhan sebagai berikut :
1) Awalan “pe” menjadi kata “pemerintah” berarti badan atau organ
elit yang melakukan pekerjaan mengatur dan mengurus dalam suatu negara.
2) Akhiran “an” menjadi kata “pemerintahan” berarti perihal, cara
perbuatan atau urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi tersebut.
Samuel Edward Finer menyimpulkan bahwa kata “government” dapat memiliki arti:
 Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni melakukan kontrol atas
pihak lain (the activity or the process of govering).
 Menunuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dijumpai.
 Menunjukka cara, metoda atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu
diperintah (the manner, method or system by which a particular society is
governed).
Menurut C. F. Strong menyatakan bahwa pemerintahan adalah organisasi
yang memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi.
Pemerintah dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu
kementrian yang diberi tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan
negara.
Pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai aktivitas memerintah
yang dilakukan oleh pemeritah (eksekutif saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan
negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti luas dapat dipandang sebagai aktivitas
pemerintah yang dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, yudikatif
dan eksekutif dalam mencapai tujuan negara.
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem
ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar.
Pemerintahahan tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri tetapi diciptakan
untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungknkanbagi setiap
anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai
kemajuan bersama bangsa, masyarakat dan negara Republik Indonesia. Untuk itu
ditetapkanlah sistem birokrasi sebagai “government by bureus”, pemerintahan biro
oleh aparat yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan
dalam sebuah organisasi.
B. Tugas Pokok Pemerintahan

Pemerintahan dibentuk untuk menjaga sistem ketertiban agar masyarakat


dapat melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar. Secara umum tugas pokok
pemerintahan dapat mencakup bidang :
1. Keamanan, negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar
tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan
yang sah melalui cara-cara kekerasan.
2. Ketertiban, dengan cara mencegah tejadinya tawuran, gontok-gontokan dan
konflik antar suku di antara warga masyarakat, menjamin berlangsungnya dan
perkembanagan dalam masyarakat secara damai.
3. Keadilan, setiap warga masyarakat mempunyai hak untuk diperlakukan secara
adil sesuai porsi dari profesionalisasi kemampuan dan aktivitasnya. Secara
konkrit keadilan terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui keputusan-
keputusan, kebijakan yang dikeluarkan maupun yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang. Dalam kondisi tersebut pemerintah harus mamu berdiri kokoh
secara netral dan tidak berpihak pada golongan manapun.
4. Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
pemerintah membantu orang-orang tidak mampu,orang-orang cacat, dan anak-
anak terlantar, menampung serta menyalurkan para pencari kerja dan
gelandangan kepada sektor-sektor informal maupun sektor formal, sehingga
semua anggota masyarakat dapat merasakan dan menikmati tingkat kesejahteraan
sesuai kemampuan dan profesi yang dimiliki.
5. Ekonomi, pemerintah harus mampu menelorkan berbagai kebijakan yang
menguntungkan masyarakat luas, misalnya memajukan perdagangan dalam dan
luar negeri,menciptakan lapangan kerja baru, mengendalikan laju inflasi, serta
mampu menjamin pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.
6. Pekerjaan umum, pemerintah memiliki tugas pokok dalam memberikan
pelayanan terhadap bidang-bidang yang tida mungkin dilakukan oleh lembaga
non pemerintah. Kegiatan pekerjaan umum antara lain mencakup penyediaan
fasilitas pendidikan pelayanan pos dan pencegahan penyakit menular serta
pembangunan jalan dan jembatan.
7. Pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, mencakup pemeliharaan
air, tanah. Hutan. Untuk bidang ini tugas pemerintah mencakup pula memajukan
kegiatan penelitian dan pengembangan gun apemanfaatan sumber daya alam
dengan mengedepankan keseimbangan antara pemakaian dan pengembangan.
Untuk dapat melaksanakan tugas yang memang cukup berat tersebut selain
diperlukan adanya payng hukum, adanya kelembagaan yang tertata rapi, kemampuan
dan penguasaan ruang lingkup kerja yang memadai, etika dan moral kerja yang kuat
juga dibutuhkan adanya aparatur yang kredibel, amanah dan akuntabilitas serta
transparan dalam menjalankan tugas yang diemban. Kesemua aktivitas tersebut dalam
dijalankan melalui berbagai pembinaan dan penigkatan berkelanjutan secaa mendasar
gua dapat memahami visi, misi, fungsi, dan tugas pokok pemerintahan, dan tidak
kalah pentingnya adalah faktor rekruitmen aparatur pemerintah yang juga perlu dikaji
kembali khususnya terkait dengan motivasi kerja dalam berkarier di bidang
pemerintahan

C. Objek Ilmu Pemerintahan

Secara umum terdapat dua objek dalam setiap disiplin ilmu yaitu: 1. Objek
secara materia, dan 2. Objek forma. Objek materia dari suatu disiplin ilmu disebut
juga sebagai persoalan pokok (subyect matter) terhadap ilmu itu sendiri yang dalam
hal ilmi pemerintahan memiliki objek materia seperti metodologi ilmu, sudut
pandang yang dipelajari sebagai materia atau bagian integral disiplin ilmu
pemerintahan.
Lain halnya dengan objek forma suatu disiplin ilmu memang berbeda, dan perbedaan
itu dapat dinyatakan secara tegas antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut dijelaskan dari sisi ontologis disiplin ilmu yang bersangkutan. Apa
yang menjadi conten dari perbedaan sudut pandang disiplin ilmu itulah yang
membedakan ilmu yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara tentang ilmu pemerintahan objek formanya adalah sesuatu yang bersifat
khusus dan khas sekaligus yang membedakannya dengan disiplin ilmu lainnya.
Adapun perbedaan itu antara lain terdapat pada;
1. Bentuk hubungan-hubungan antara pemerintahan dengan sub-sub pemerintahan
lainnya.
2. Hubungan pemerintah dengan pihak swasta.
3. Hubungan pemerintah dengan masyrakat.
4. Hubungan internal antar dan inter kementrian dengan berbagai permasalahan
terkait output pemerintahan baik secara komprehensif maupun secara partial.
Objek forma dari suatu disiplin ilmu disebut juga sebagai pusat perhatian dari ilmu
serumpun seperti ; ilmu politik, ilmu administrasi negara, dan ilmu negara itu sendiri,
oleh karena itulah muncul kesan seolah-olah terdapat tumpang tindih antara ilmu-ilmu
dimaksud. Keterkaitan itu terlihat dari gambar berikut.

1. Ilmu
pemerintahan

2. ilmu 3. ilmu politik


administrasi

Gambar 1. Keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu politik dan ilmu administrasi

Gambar keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu administrasi dan ilmu politik


berbagai disiplin ilmu lainnya, karena tugas-tugas pemerintahan tidak pernah lepas
dari seluruh kegiatan kehidupan manusia seutuhnya mulai dari pengaturan
pernikahan, pengaturan pendidikan, kesehatan, perekonomian, pembangunan,
perdagangan pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya terkait dengan
hajat hidup orang banyak. Namun secara ilmiah objek ilmu pemerintahan dapat
dibedakan dalam dua aspek yaitu obejk forma dan material.

D. Asas-Asas Pemerintahan

Taliziduhu Ndraha mendefinisikan asas-asas pemerintahan sebagai pola umum


dan normatif pemerintahan yang bersumber dari sistem nilai pemerintahan dan semua
pegangan yang secara objektif diperlukan guna memperlancar dan mengefektifkan
hubungan interksi antara pemerintah dengan yang diperintah. Sementara E. Koswara
menyatakan ada dua domain besar terkait dengan asas pemerintahan, yaitu ; 1. Asas
kepatuhan dalam pemerintahan, 2. Asas penyelenggaraan pemerintahan. Yang
selanjutnya asas kepatuhan di rinci ke dalam tiga sub komponen yaitu ; 1) asas
kepatuhan, 2) asas pemerintahan yang baik, dan 3) asas pancasila. Sedangkan asas
penyelenggaraan pemerintahan mencakup dekonsentrasi, desentralisasi dan
sentralisasi dan lain-lain.
Selanjutnya E. Koswara merinci asas kepatuhan dalam sepuluh dimensi yaitu;
1) perlakuan yang korek,
2) penelitian yang saksama,
3) prosedur keputusan yang saksama,
4) keputusan yang bajik dan bijak,
5) motivering yang jelas, argumentasi yang kuat,
6) persamaan dan keamanan,
7) keterpercayaan,
8) pertimbangan yang masuk akal dan adil,
9) penyalahgunaan wewenang, dan
10) fair play.
Asas pemerintahan yang baik menurut E. Koswara meliputi;
1. Kepastian Hukum 7. Fair play
2. Keseimbangan 8. reasonable
3. Equality 9. Meeting raised expectation
4. Bertindak cermat 10. Undoing the concequenses
5. Motivasi 11. Protecting the personal
6. Non msuse of comptence 12. Kebijaksanaan/saprentia
13. public service
Sedangkan asas pancasila yang juga dikemukakan oleh E. Koswara mencakup;
1. berwibawa 2. Jujur
3. kepastian hukum 4. Keterbukaan
Dan asas penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan oleh Koswara meliputi : dekonsentrasi,
desentralisasi, dan sentralisasi.
Penggunaan dan ketaatan pada setiap asas dapat dijadikan pokok bahasan dalam
penelitian ilmu pemerintahan, yang pada intinya mencakup tiga domain
besar yaitu:
1. Kemampuan pemerintah melihat jauh kedepan (visioner)
2. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam rangka mengantisipasi peristiwa yang
akan terjadi
3. Kemampuan mengkondisikan tindakan dalam memantapkan visi, misi, dan program-
program yang akan dijalankan.
Kemampuan pemerintah melihat jauh ke depan merupakan suatu keharusan agar
bangsa ini dapat melewati dan menghadapi kondisi global yang penuh dengan
ketidakpastian turbulancy bahkan secara partial mengarah kepada kondisi yang
bersifat abu-abu artinya tidak jelas. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam
rangka mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi, kemampuan ini juga merupakan
prasyarat bagi pemerintah dalam rangka tetap menstabilkan situasi, kondisi, dan
keamanan serta keberlangsungan jalan roda pemerintahan secara berkesinambungan.
Dalam konteks kemampuan tindakan tersebut, maka aparat pemerintahan secara
berkelanjutan meningkatkan kemampuan dan enterpreneurship, agar mampu
mengedepankan tindakan tepat dan akurat dalam rangka memberikan yang terbaik
bagi masyarakat bangsa dan negarka. Dengan perkataan lain kemampuan
mengkondisikan tindakan adalah salah satu kemampuan mental dan intelektual dalam
bersinergi dengan situasi dan kondisi tapi tetap dalam prinsip-prinsip penerapan
visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan.

2.3. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

A. Aspek Pragmatis dan Teoritis

Paradigma adalah nuansa berpikir seseorang atau kelompok orang dalam


memandang dan menyikapi objek atau subjek tertentu. Sementara paradigmatis adalah
berpikir yang sangat rigid terkait dengan komunikasi dalam koordinasi pemerintahan,
sehingga paradigmatis dapat dinyatakan sebagai cara pandang terhadap komunikasi
dalam pemerintahan itu sendiri. Ilmu pengetahuan sifatya nisbi dan kebenaran yang
dikemukakannya juga bersifat relatif. Walaupun salah satu prasyarat ilmu
pengetahuan adalah harus dapat diterima secara universal, namun dalam kurun waktu
tertentu tetap mengalami perubahan, termasuk ilmu-ilmu eksakta, karena pola berpikir
manusia cenderung tumbuh dan berkembang.
Paradigma komunikasi pemerintahan ditinjau dari sudut pandang teoritis
danpragmatis dapat diamati dari tiga aspek penyelenggaraan pemerintahan yang
mencakup ;
1) Aspek struktur
2) Aspek prosedur
3) Aspek kultur
Pandangan lain tentang paradigma komunikasi pemerintahan mengedepankan
berbagai sisi pandang. Misalnya panangan dari aspek; posisional, antar pesona, dan
cara pandang yang berurutan.
Kultural
1. Kebiasaan
2. Cara pandang
3. Perilaku organisasi
4. sistem
5. proses

Prosedur Struktur
1. Kerja 1. Pola komunikasi
Komunikasi
2. Disposisi Vertikal
Dalam
3. Pengumuman Koordinasi 2. Pola Komunikasi
4. Surat Edaran Pemerintah Horizontal
5. Teknik Perintah 3. Pola Komunikasi
6. Media Diagonal

Gambar 4. Model Pendekatan Paradigmatis dan Teoritis Komunikasi Dalam Koordinasi


Pemerintahan

Menyadari kurang mulusnya hasil komunikasi dan capaian pembangunan


nasional, para pakar komunikasi dan pemerintahan mulai mencari paradigma baru
yang lebih serasi dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, dan tidak
hanya sekedar membaca hasil-hasil penelitian namun berusaha untuk menerapkan
hasil penelitian dengan mengkonversikan sesuai perkembangan baik secara global
maupun lokal.
Paradigma baru ini berangkat dari pengalaman yang telah cukup lama menunjukkan
bahwa, apa yang selama ini dianggap sebagai variabel penyela sesungguhnya justru
merupakan variabel penentu atau variabel bebas yang selama ini kita anggap sebagai
variabel penyela itu, utamanyaadalah faktor manusia, termasuk struktur sosial politik,
pandangan dan pengorganisasian kelompok, keyakinan dan nilai sosia-budaya baik
explisit maupun implisit. Komunikasi tidak lagi berasumsi memainkan peran tunggal
atau bebas dalam penyelenggaraan pemerintahan apalagi dalam percaturan dunia yang
semakin mengglobal dewasa ini.
Karena ilmu pemerintahan lebih mengarah pada pendekatan legalistik maka
paradigmatis yang digunakan juga bersifat legal formal. Artinya mengacu kepada apa
yang dilegalkan secara yuridis formal, yang secara praktis diimplementasikan oleh
para pemimpin yang berkuasa pada masa pemerintahan bersangkutan, sehingga
karakteristik pemimpin sangat mendominasi paradigma yang digunakan dan
mengemuka pada era kepemimpinan itu.
Paradigma komunikasi dalam koordinasi pemerintahan dapat diamati dari
implementasi penerapannya dalam sistem pemerintahan berdasarkan era
kepemimpinan pemerintahan, yang dapat dipilah dari pijakan paradigma lama dan
paradigma baru sebagai berikut :

Paradigma Lama Paradigma Baru

1.Tegas dan satu arah 1.Jelas dan circular


2.Lambat tapi berbobot 2.terbuka dan hati-hati
3. Berulang-ulang 3. Tegas-lugas
4. Penuh intrik politik 4.Bersemangat
5. Low cotex 5.Banyak bicara
6. Formal,legal 6. Kadang-kadang tidak
7.Bahasa topeng kadang- berbobot
kadang normative 7. Format yang abu-abu
8. Terkesan indoktrinasi 8.Bahasa yang
9.Format semi militer Berbungkus
9.Hati-hati

Gambar 5. Paradigma Komunikasi Dalam Koordinasi Pemerintahan

Gambaran singkat paradigma komunikasi pemerintahan di atas berdasarkan


karakteristik kepemimpinan, karena pencarian jati diri komunikasi dalam koordinasi
pemerintahan tersebut tidak pernah terlepas dari bagaimana karakteristik
kepemimpinan suatu negara. Karena paradigma dipahami sebagai cara pandang yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berkembang ketika itu.
B. Komunikasi dan Kewenangan Pemerintahan

Dikaitkan dengan pemikiran yang lebih mendasar dari sisi kata Government
yang secara harfiah diartikan sebagai civil servant atau pelayanan, maka amanah
tersebut sangatlah signifikan. Artinya ada hubungan dan pengaruh yang sangat kuat
antara kata government sebagai pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
keberadaan pemerintahan, walaupun terdapat perbedaan redaksional dengan
pemikiran yang dikemukakan oleh Samuel Edward Finer, bahwa , kata government
menunjuk kepada :
1. Kegiatan atau proses pemerintah melakukan kontrol atas pihak lain (the activity or the
process of governing)
2. Masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dalam penyelenggaraan
pemerintahan
3. Cara, metode dan sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu diperintah (the
manner, method or system by which a particular society is governed).
Konsep komunikasi pemerintahan yang terkait dengan target audiences yang
dalam komunikasi pemerintahan dianalogikan sebagai hubungan antara pemerintah
dengan yang diperintah atau dalam good governance dikatakan sebagai hubungan
antara tiga pilar utama dalam suatu negara yaitu, state, privat, and society. Walaupun
dari segi tujuan memang berbeda, dimana tujuan pemerintahan adalah pelayanan
sementara tujuan swasta adalah keuntungan. Demikian juga secara implementatif
komunikasi di sektor bisnis bersaing secara ketat sementara pelanggab memiliki
kebebasan dan peluan memilih lebih luas Tidak demikian halnya di sektor publik
karena pelanggan dan customer tidak mempunyai pilihan kecuali menerima, karena
kualitas produk pemerintah sudah given yang dilegalkan melalui ketentuan
perundang-undangan. Yang menjadi permasalahan adalah apakah pelayanan yang
diberikan itu telah memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat sebagai konsumen atau
belum.
Danet dan katz menggambarkan hubungan antara pemerintah dengan
masyrakat sebagai hubungan official-client. Dalam brkomunikasi kedua komponen
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisional, kontektual, dan situasional.
Yang dimaksud dengan faktor predisposisional adalah faktor-faktor yang telah
tertanam dalam diri seseorang dan mempengaruhi pola berpikir, bersikap dan
berperilaku dalam mengambil keputusan. Sedangkan faktor kontekstual adalah situasi
yang melingkupi suasana waktu tertentu dengan permasalahan yang terjadi pada
waktu yang sama . dan faktor situasional adalah kondisi yang berubah-ubah sesuai
peristiwa dalam situasi, lingkungan dan waktu kejadian.

C. Perspektif Komunikasi Pemerintahan

Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa depan


yang diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan formula yang paling
efisien dalam pelaksanaannya. Perspektif komunikasi pemerintahan yang diideal
dapat diterapkan dengan langkah-langkah berikut,
1) Merancang mekanisme koordinasi
2) Menciptakan budaya baru
3) Meningkatkan pemahaman aparatur terhadap tupoksi
4) Belajar dari kesalahan
5) Membangun SDM aparatur pemerintahan
1. Merancang mekanisme Koordinasi dan komunikasi
Yaitu dengan cara memusatkan perhatian pada bagaimana cara kerja organisasi
pemerintahan dengan seksama melakukan koordinasi dalam pengambilan keputusan
dengan melibatkan bagian-bagian dan unit-unit yang terdapay dalam organisasi tanpa
kecuali. Mekanisme koordinasi ini bervariasi baik secara vertikal, horizontal dan
diagonal.
Mekanisme merupakan sistem yang diterapkan supaya suatu ide atau gagasan
dapat dipahami dan disetujui oleh semua pihak, merancang mekanisme koordinasi dan
komunikasi dalam organisasi pemerintahan dapat dilakukan dengan tahapan berikut:
a. Pendekatan secara persuasif oleh pimpinan organisasi
b. Melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang keunggulan dari suatu ide
yang akan diterapkan
c. Memberi kesempatan kepada semua pihak untuk memberikan masukan kritik
dan saran untuk perbaikan ide dan gagasan tersebut.
d. Melaksanakan rapat koordinasi dengan dihadiri semua pihak dalam
merumuskan suatu kebijakan
e. Mencoba menerapkan kebijakan sambil mengamati dampak negatif yang
mungkin timbul
f. Apabila ada kelemahan dari keputusan yang disepakati, dicari solusinya
dengan tetap mengkoordinasikan dengan seluruh jajran organisasi.
2. Menciptakan Budaya Baru
Nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam merumuskan budaya baru
dalamorganisasi pemerintahan, yaitu budaya yag secara nyata dapat membantu untuk
menarik orang yang tepat dan menuntun mereka dalam perilaku sehari-hari dalam
melaksanakan pekerjaannya.
3. Meningkatkan Pemahaman Aparatur Terhadap Tupoksi
Tingkat pemahaman aparatur pemerintah tentang tupoksinya, untuk
mewujudkan tujuan politik pemerintah tersebut maka fungsi yang
harus dijalankan adalah melayani, mengayomi, dan memberdayakan.
Agar reformasi birokrasi yang dilakukan lebih terarah dan berkesinambungan
sebaiknya ditekankan kepada manajemen pemerintahan yang mencakup aspek-aspek;
1) penataan manajemen sumber daya aparatur pemerintahan, 2) mengiplementasikan
visi dan misi pemerintah daerah secara konsisten, 3) melaksanakan pengawasan secara
berkesinambungan, 4) melakukan manjemen akuntabilitas dan transparan.
4. Belajar dari kesalahan
Riant Nugroho D (dalam Reiveinting Indonesia 2003:11-23), mengatakan bahwa
proses reinventing administrasi publik baru dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1) Reorientasi, landasan awal dalam reorientasi adalah redefinisi, artinya
organisasi publik, atau yang sekarang disebut sebagai birokrasi, harus
menglami redefinisi tentang visi,misi, peran, sstrategi, implementasi, dan
evaluasi.
2) Restrukturisasi, yang berarti penataan ulang. Penataan pertama adalah
perampingan fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilaksanakan oleh
pemerintah dengan memberikan sepenuhnya kepada pihak luar atau bersama-
sama mengelola dengan pihak luar. Penataan kedua adalah menghilangkan
political appointy dalam organisasi public di satu sisi, dan menata bangun
organisasi publik sesuai dengan tuntuta publik. Tuntutan ketiga bersifat
eksternal, membangun hubungan yang diamteral namun fungsional dengan
organisasi kontra birokrasi sebagai the looking glass self dari organisasi
publik. Penataan keempat adalah menata sesuai dengan tuntutan nasional,
khususnya yang hari ini mengemuka adalah desentralisasi . Penataan kelima,
menata organisasi publik agar sebangun dengan tuntutan publik global.
3) Aliansi . yaitu bergerak dalam irama yang sama, dalam kekompakan dan
koordinasi yang tunggal,dan satu visi dan misi yang sama.
5. Membangun SDM Aparatur Pemerintahan
Aparatur Pemerintahan yang berkualitas dan mempunyai moral yang tinggi
akan menciptakan dan menunjang sepenuhnya pelaksanaan tata pemerintahan yang
baik atau Goog governance yang terdiri dari:
 Partisipasi, yaitu mendorong setiap warga untuk menggunakan hak dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
 Penegakan Hukum, yaitu penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa
pengecualian serta menunjang tinggi HAM
 Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah
dalam masyarkat
 Daya tanggap, yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat, tanpa kecuali
 Pengawasan, yaitu meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan melibatkan swasta dan masyarakat.
 Profesionalisme, yaitu meingkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dan
dengan biaya terjangkau.
 Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah berdasarkan visi dan strategi
yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam sebuah proses pembangunan,
sehngga masyarakat merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap
kemajuan daerah.

2.4. PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA


PEMERINTAH

Pegawai merupakan penggerak operasi organisasi, sehingga jika kinerja


pegawai meningkat, maka kinerja organisasi juga akan meningkat. Para pegawai
diarahkan untuk meningkatkan kinerjanya agar memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan tanggung jawab, loyalitas,serta kedisiplinan. Untuk mencapai kinerja
terbaik organisasi berkepentingan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas
pekerjaan yang dihasilkan oleh para pegawai sesuai dengan rangkaian sistem yang
berlaku dalam organisasi. Selama ini banyak instansi pemerintahan yang belum
mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan dengan
rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur kinerja pegawai, oleh karena
itu dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian penilaian kinerja berdasarkan
kompetensi pegawai.
Seberapa besar kompetensi seseorang apabila tidak didukung motivasi yang
tinggi maka kinerja yang akan dicapai tidak akan optimal, oleh karena itu harapan dari
sebuah prestasi dapat diraih apabila dalam diri seseorang memiliki motivasi yang
tinggi. Motivasi dalam bekerja diperlukan karena merupakan kekuatan yang dapat
mengarahkan sikap dan perilaku pegawai untuk mencapai tujuan.
Melaksanakan tugas sangat ditentukan oleh kompetensi yang disyaratkan oleh bidang
pekerjaan. Melalui kompetensi yang semakin memadai seseorang akan lebih
menguasai dan mampu menerapkan semua tugas pekerjaan sesuai dengan job
description yang ditetapkan.
Motivasi yang semakin tinggi berperan untuk memberikan penguatan terhadap
keinginan-keinginan yang mengarah pada tercapainya prestasi kerja yang semakin
baik serta dapat mengarahkan sikap perilaku individu dalam mencapai tujuan.
Ciri- ciri pegawai dengan motivasi tinggi menurut indikator - indikator motivasi
dalam penelitian ini dapat dilihat dari menyenangi pekerjaan yang dilakukan,
menunjukkan kreativitas dalam bekerja, menunjukkan tanggung jawab dalam bekerja,
memiliki otonomi yang tinggi dalam bekerja.
Efektivitas komunikasi semakin tinggi apabila
atasan menyampaikan petunjuk kerja secara rinci, informasi disampaikan tepat waktu
dengan bahasa yang mudah dipahami, adanya teguran bila terjadi kesalahan, atasan
mau mendengar saran/pendapat bawahan, atasan menghargai setiap keluhan,
karyawan saling bertukar pendapat, mau mendengarkan pendapat teman.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan


kewenangan berdaulat atau tertinggi.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari
pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa berlangsung tanpa
didukung oleh unsur-unsur, pengirim (source), pesan (message), saluran/ media
(channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect).
3. Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa depan yang
diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan formula yang paling efisien
dalam pelaksanaannya.

3.2 Saran

Komunikasi pemerintahan yang berjalan di Indonesia diharapkan memberi dampak


positif terhadap kedudukan , fungsi dan kewenangan pemerintah di dalam menjalankan roda
pemerintahan. Adanya reformasi birokrasi juga diharapkan memajukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

1. https://partawinata.wordpress.com/2011/12/22/komunikasi-pemerintahan/
2. http://guruhmuamarkhadafi.blogspot.com/2010/01/pengertian-komunikasi-
pemerintahan-dan.html
3. http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/02/makalah-komunikasi-pemerintahan.html

Anda mungkin juga menyukai