CORONA TERHADAP
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Penanganan wabah penyakit harus
dilakukan dengan pendekatan sosial
budaya. Berbagai catatan sejarah
penangan wabah di seluruh dunia
memberikan informasi bahwa
penanganan wabah penyakit tidak bisa
jika dilakukan dengan hanya
melibatkan aspek medis saja. Hal ini
dikarenakan wabah penyakit dan
aspek sosial-budaya adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Disatu
sisi, penyakit seringkali disebabkan
oleh budaya (cara-cara hidup)
manusia, atau setidaknya penyakit mudah menjadi wabah karena budaya
tertentu dalam masyarakat.Di sisi lain penyakit memberikan dampak yang luar
biasa dalam aspek budaya manusia. Penyakit kolera misalnya, diketahui muncul
dari budaya sanitasi yang buruk. Penyebaran kolera dimungkinkan karena pola
hidup yang tidak bersih. Sebaliknya, sejak adanya wabah kolera masyarakat
memiliki cara hidup baru, seperti penggunaan jamban dengan sistem septic
tank. Demikian juga dengan wabah covid-19 saat ini. Penyakit ini ditularkan
antar manusia melalui kontak jarak dekat, karena itu berbagai tradisi masyarakat
seperti kenduri dan pesta untuk sementara waktu tidak boleh dilaksanakan.
Bukan tidak mungkin setelah wabah ini berakhir, manusia memiliki suatu cara
hidup yang baru.
Saya kira, pemerintah pusat maupun daerah mestinya segera menyusun rencana
dan tatalaksana penanganan covid-19 yang menjadikan aspek budaya sebagai
ujung tombak. Karena, jika keadaan makin memburuk dan pelampung ekonomi
warga sudah tenggelam, maka kekacauan sosial hanya akan dapat diredakan
lewat usaha-usaha represif yang beresiko memakan korban jiwa.
Wabah Covid 19 atau masyarakat familiar dengan sebutan Wabah Corona ini
banyak membawa dampak Sosial yang Luar biasa.Dimana tata sosial
masyarakat dengan budayanya yang luar biasa,sudah di obrak abrik oleh si
Corona ini.
Setidaknya yang saya tulis ini adalah pengalaman atau yang bisa saya lihat
langsung di kehidupan masyarakat.walau mungkin banyak yang tidak peduli
dan tidak mau tahu tapi saya yakin mereka telah sedikitnya merasakan
perubahan.
Tata sosial dan budaya masyarakat kita ini terkenal dengan ramah tamahnya,
bertemu bersalaman ,cipika cipiki senyum sapa hangat yang selalu terpancar.
Tapi apa sekarang yang terjadi,senyum itu seakan hilang tertutup masker yang
beraneka ragam bentuk dan warna,bisa bersalaman dan cipika cipiki? kita
sekarang harus jaga jarak akibat wabah ini.
Belum lagi dari segi kesehatan ,ya memang menggunakan masker untuk
mengantisipasi virus dan bakteri masuk, tapi bagaimana kalau kita sudah mulai
pengap atau jenuh dengan masker itu, tergantunglah ia di dagu di bawah
mulut,atau diletakan sembarang tempat lalu?
Pasti ini cara yang kurang benar ,karena bisa menimbulkan penyakit yang baru .
Tetapi di balik kehebohan wabah ini yang berdampak pada sosial dan budaya
masyarakat kita ,tidak selamanya negatif.Coba kita pikirkan, yang dulu kita
tidak dibuat betah di rumah ,selalu ada saja alasan keluar rumah untuk
inilah,untuk itulah.Sekarang harus berusaha betah di rumah,bagi seorang ibu
banyak hal positif yang bisa kita dapat,antara lain:
kita jadi semakin dekat dengan suami dan anak anak, ngobrol,bercanda
dan mengeluarkan hal hal yang selama ini terpendan,yang positif
tentunya supaya tidak merasa bosan.
kita jadi semakin kreatif di dapur,selalu berkreasi untuk seluruh anggota
keluarga supaya lebih nyaman dan betah di rumah.
kita jadi semakin sensitip dengan hal hal yang biasanya tidak kita
pedulikan ,contoh nya kita peduli dengan kebersihan rumah,peduli
dengan tata letak barang dan lain lain .
Jadi, apapun yang terjadi semoga wabah ini cepat berakhir dan kita akan
menjadi manusia yang lebih baik lagi.