Anda di halaman 1dari 9

MULTIPARTAI DALAM SISTEM PRESIDENSIL DI

INDONESIA

Oleh:
Triananda Rizkika Ramadhan
( 201810050311198 )

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
D. Kerangka Teoritis............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA...................................................................................6
B. SISTEM MULTIPARTAI...............................................................................................................7
C. IMPLEMENTASI MULTIPARTAI DALAM PRESIDENSIAL.....................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
KESIMPULAN..........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesisa adalah negara yang memiliki kesatuan dengan bentuk pemerintahan


republic dan menganut system presidensial, yang mana presiden negara memegang
kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. System
presidensial bisa di artikan sebagai suatu system pemerintahan dimana kedudukan
eksekutif tidak bertanggung jawab kepada parlemen.

Selama pemilu berlangsung yang paling di tunggu adalah perdebatan,


bagaimana masing masing calon reformasi di bidang politik, yang ditujukan untuk
memperkuat stabilitas dan meningkatkan efektifitas. Dan tinggal bagaimana
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut. Efektivitas disini biasa di artikan
menunjukan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang di ukur dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Akan tetapi di Indonesia juga menganut system multipartai yang merupakan konteks
politik yang susah untuk di hilangkan karena Indonesia sendiri memiliki tingkat
kemajemukan masyarakat yang sangat tinggi dadn tingkat plural social nya yang
kompleks.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana hasil dari peng-implementasian multipartai dalam system


pemerintahan presidensial?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat ke efektivitas-an yang di peroleh dengan multi partai yang digunakan dalam
system pemerintahan presidensial.

D. Kerangka Teoritis
1. Sistem Pemerintahan Presidensial.

3
Presiden Negara Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala
negara (head of state) dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan (head of
government) dan megangkat serta memberhentikan para Menteri yang
bertanggung jawab kepadanya sebagai mana tercantum dalam Pasal 4 dan Pasal
17 Undang-Undang Dasar 1945.

2. Sistem Multi partai


Sebuah system yang terdiri dari berbagai partai politik yang saling bersaing
dalam pemilihan umum atau biasa disingkat Pemilu, dan semua dari partai itu
memiliki hak untuk mengendalikan atas tugas tugas pemerintah, baik dalam
koalisi ataupun terpisah

3. Efektivitas
Efektivitas mendapat definisi dari beberapa ahli salah satu nya adalah menurut
Rivanto ( 2014:11 ) efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang di lakukan,
sejauh mana orang menghasilkan output atau keluaran sesuai dengan yang di
harapakan, Artinya sua tu gagasan atau pekerjaan bisa di selesaikan secara baik
dan sesuai dengan perencanaan di awal maka itu bisa di katakana efektif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA


Dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi “ bahwa
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang tebentuk dalam suatu sususan negara Republik Indonesia yang
beerkedaulatan rakyat.” Di Indonesia sendiri masih belum diterapkan secara penuh,
masih ada system parlementer yang terselip dalam system presidensial. Menurut
(Sarundajang, 2012), system pemerintahan presidensial memiliki kelebihan yaitu
pemerintahan yang di jalankan oleh eksekutif berjalan relative stabil dan sesuai dengan
batas waktu yang telah di atur dan ditetapkan dalam konstitusi, sedangkan kelemahan
dari system pemerintahan presidensial sendiri adalah setiap kebijakan yang di ambil
oleh pemerintahnan antara pihak legislative dan eksekutif yang dimana terjadi sikap
representative yang di utamakan.
Untuk itu dalam system pemerintahan presidensial diterapkannya wujud
demokrasi dalam bentuk adanya pemilihan umum yang bersifat secara langsung,
sehingga mampu menampung aspirasi masyarakat. Selain itu, hal tersebut juga
ditujukan untuk mendapatkan pemimpin pemerintahan dan kepala negara dengan
legitimasi yang kuat karena dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia. Disisi lain,
terdapat  persoalan yang muncul, yakni adanya pemimpin yang terpilih dianggap masih
belum bias dalam mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia, utamanya masalah
yang di hadapi oleh masyarakatnya sendiri. Dengan demikian, pemerintah masih
dianggap tidak mampu dalam mengimplementasikan kebijakan yang dibuat nya sendiri.
Akibatnya banyak kepercayaan masyarakat yang menurun. Seharusnya pemilu presiden
yang dilakukan secara langsung mampu menghasilkan pemerintahan yang efektif, kuat
dan stabil, bukannya sebaliknya yang terjadi saat ini. Banyak para pejabat pemerintah

5
yanga melanggar kebijakan kebijakan yang dibuatnnya sendiri. Untuk itu harapan
masyarakat terhadap pemerintah sangat besar untuk kesejahteraan bangsa.
Implementasi dari system presidensial sendiri sudah berangsur membaik,
namun pengurangan penyalahgunaan wewenang juga harus selalu berusaha diterapkan
dan di masifkan lagi. Dengan demikian para elit politik mampu mengemban amanah
yang telah diberikan oleh masyarakat kepadanya. Upaya pembangunan Indonesia juga
terlaksana.

B. SISTEM MULTIPARTAI

Indonesia merupakan negara penganut system kepartaian multi partai. Hal


tersebut terlihat jelas oleh banyaknya partai di Indonesia yang berlaga dalam pemilu, dan
memiliki hak untuk membantu menyuarakan aspirasi masyarakat. Sistem multi partai
menurut Andrew Heywood (2002) ialah jaringan, hubungan maupun interaksi yang terjadi
di antara partai politik di dalam sistem politik yang berjalan. Menurut Duverger tipe sitem
politik terdapat 3 yaitu sistem partai tunggal, sistem dua partai, dan sistem multi partai.

Sartori (1976) menegaskan bahwa hal terpenting dari sistem kepartaian ialah
pengaturan yang terdapat dalam hubungan partai politik dan berkaitan dengan jalannya
system pemerintahanakan tetapi dari system multipartai yang di anggap mampu membawa
dan menyalurkan aspirasi masyarakat lebih luas dan secara nyata, masih saja terdapat
pertentangan didalamnya. Hal tersebut atau pertentangan tersebut dikemukakan oleh Bardi
and Mair (2008) dan Blau (2008). Karena menurut beliau, tipe dari sebuah partai politik
harus dipengaruhi oleh 3 (tiga) dimensi, diantaranya ialah vertikal, horisontal dan
fungsional.

Dalam setiap system tentu terdapat keunggulan dan kelemahan, dari realitas yang
ada multipartai merupakan system yang menjadikan setiap elit politik bersaing dalam
memperebutkan sebuah jabatan. Dengan adanya persaingan tersebut, maka jalannya
pemerintahan antara eksekutif dan legislative tentu tidak harmonis. Akibatnya
kesejahteraan rakyat lah yang menjadi taruhannya. Banyaknya permasalahan perbedaan
pendapat menjadikan polemic di pemerintahan dan dunia perpolitikan di Indonesia.

6
Kurangnya dukungan dan korelasi antara legislative dan eksekutiv dapat mengguncang
kestabilan jalannya system pemerintahan di Indonesia. Selain itu istilah money politic juga
sudah tidak asing bagi kita. Karena, dalam realitasnya hal tersebut telah terjadi di
Indonesia dan mengakibatkan adanya penggemukan jabatan politik oleh suatu kelompok
kolektif tertentu.

C. IMPLEMENTASI MULTIPARTAI DALAM PRESIDENSIAL

Di Indonesia sendiri pengimplementasian sudah terjadi cukup baik, akan tetapi


permasalahan polemic yang diciptakan multipartai menjadikan Indonesia tidak pantas
menganut multipartai dengan tatanan presidensial. Karena yang seharusnya menjadi
pembela kepentingan rakyat. Saat ini partai politik di Indonesia lebih mengedepankan
kepentingan partai dan kepentingan pribadi maupun kolektif. Dengan demikian
masyarakat menjadi terkelabuhi dan aspirasinya tidak tersampaikan. Adanya piramida
kekuasaan juga menjadi factor lain dalam kegagalan implkementasi itu sendiri. Maka
sangat diharapkan adanya hubungan harmonis yang terjadi antara eksekutif dan
legislative dapat dibangun kembali.

Menurut saya system kepartaian yang cocok untuk diterapkan di Indonesia ialah
dwi partai. Karena dengan dwi partai Indonesia tentu mampu mencapai kestabilan dan
kefektifan system pemeriintahan dan politik. Kemudian akan terajadi kesejahteraan yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia selama ini. Selain itu kolaborasi eksekutif dan
legislative akan tersipta dengan adanya implementasi system dwi partai tersebut.

7
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Perpaduan presidensial dan multipartai ini bisa di bilang memiliki politik


terhadap konfigurasi dan pola koalisi di Lembaga eksekutif dan legislative.
Sistem presidensial dengan system multipartai memiliki tingkat pelembagaan
kepartaian rendah dan kekuatan di parlemen sendiri bisa sewaktu waktu berubah
oleh berbagai kepentingan dan kemajemukan partai yang cukup tinggi.

Bisa di katakana dalam hal ini system yang dipakai Indonesia saat ini,
cenderung gagal, dikarenakan dengan masih ada nya bumbu kepentingan-
kepentingan politik akan sangat susah mencapai kesejahteraan rakyat.

Dan juga denga nada nya multipartai ini membuat atau berdampak pada
sulit nya memperoleh suara mayoritas, baik dalam perolehan kursi ataupun
pemilu. Akibat yang bisa ditimbulkan adalah sulit nya mendapat dukuangan
politik dari mayoritas parlemen

8
DAFTAR PUSTAKA

Cosmogov:jurnal ilmu pemerintaham (vol.4, No.2., Oktober 2018)

Saraswati , Retno “Desain system pemerintahan presidensial yang efektif” (2012)

https://www.zonanesia.com/2020/03/sistem-pemerintahan-indonesia-
sekarang.html

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu/438-sistem-multi-partai-
presidensial-dan-persoalan-efektivitas-pemerintah.html

Mardiana, “ Implikasi Multipartai Dalam Sistem Presidensial Di Indonesaia”


(2016)

Anda mungkin juga menyukai