Anda di halaman 1dari 43

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“HUTAMA ABDI HUSADA”


Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 20 desember 2017 Jam : 09.00 Wib


Tanggal Masuk : 19 desember 2017 No. reg : 26637836
Ruangan / Kelas : Bougenvile
No. Kamar : A3
Diagnosa Masuk : Gastroenteritis
Diagnosa Medis : Gastroenteritis akut (GEA)

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 23 tahun
3. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
4. Agama : ISLAM
5. Suku / Bangsa : INDONESIA
6. Bahasa : INDONESIA
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : SWASTA
9. Alamat : Stangkle 5/16 Kemirimuka, Ungaran
10. Alamat yg mudah dihubungi : Stangkle 5/16 Kemirimuka, Ungaran
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan diare
b. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan diare
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Mulai tanggal 19 desember 2017 jam 18.00 WIB klien mengalami sakit pada perutnya dan
diare, diare, BAB nya 5-6 x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir. Perutnya
sakit sesudah BAB.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Klien mengatakan belum pernah mengalami diare dan belum pernah dirawat di rumah
sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit keturunan.

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur Jumlah tidur siang 2 jam Tidur siang (tidak pernah)
Jumlah tidur malam 8 jam Tidur malam (5 jam)
2. Waktu Bangun - -

3. Masalah Tidur Tidak ada iya

4. Hal-hal yang
mempermudah tidur Memainkan handphone -

5. Hal-hal yang
mempermudah pasien Suara bising Suara bising
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna kuning Hijau kekuningan
bercampur lendir
- Bau khas Khas
- Konsistensi lembek Cair dengan lender
- Jumlah banyak Banyak
- Frekwensi 1x sehari 5-6x sehari
- Kesulitan BAB Tidak ada Sakit perut sesudah BAB
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak

2. B A K
- Warna kuning Kuning jernih
- Bau amoniak Amoiak
- Konsistensi - -
- Jumlah Lebih kurang 800 cc/hari Lebih kurang 600 cc/hari
- Frekwensi 6x / hari 5x / hari
- Kesulitan BAK tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3x1 hari 3x1 hari
- Jenis Nasi, lauk, sayur Bubur nasi, lauk, sayur
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Bakso Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Frekwensi 3x1 hari 3x1 hari
- Jenis Semua jenis Semua jenis
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Susu Susu
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi Mandiri Mandiri
2. Keramas Mandiri Mandiri
3. Pemeliharaan gigi dan Mandiri Mandiri
mulut
4. Pemeliharaan kuku Mandiri Mandiri
5. Ganti pakaian Mandiri Mandiri

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bersantai di rumah Hanya tidur di kasur


Lain

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak ada Tidak ada
- Alkohol Tidak ada Tidak ada
- Jamu, dll Tidak ada Tidak ada

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :
Sebelum dan selama sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik, tidak ada gangguan
status mental
B. Orang yang paling dekat dengan klien:
Orang tua klien
C. Rekreasi
Hobby : otomotif
Penggunaan Waktu Senggang :
Merenovasi motornya
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Klien mengatakan sangat jenuh dan bosan
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Terkaji baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Orang tua klien

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
klien tidak mengalami gangguan citra tubuh.
B. Harga Diri
klien tidak mengalami harga diri rendah
C. Ideal Diri
klien mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan klien tidak mengeluh terhadap
masalah yang di alaminya.
D. Identitas Diri
tidak ada masalah
E. Peran
tidak ada masalah
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Klien mengatakan beragama islam. Aktivitas ibadah setiap hari adalah solat
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Klien menganggap penyakitnya merupakan sebuah ujian
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien berusaha untuk tegar menghadapinya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Composmetis
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 38,5˚C Nadi : 80x/menit
Tekanan darah : 100/70 mmhg Respirasi : 20x/menit
Tinggi Badan : 170cm Berat Badan : 68kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : mesosefal
Ubun-ubun : terkaji baik
Kulit kepala : bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : merata
Bau : harum
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : oval
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Tidak ada oedema
c. Konjuctiva dan sklera : tidak anemis, skelera berwarna putih dan tidak ikterik
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : terkaji baik
f. Ketajaman penglihatan / visus : terkaji baik
g. Tekanan bola mata : terkaji baik

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada nyeri tekan
b. Lubang Hidung :
tidak ada polip
c. Cuping hidung :
tidak ada nafas cuping tambahan
4. Telinga
a. Bentuk telinga : bentuk simetris, bersih
Ukuran telinga : sama-sama besar
Ketenggangan telinga : terkaji baik
b. Lubang telinga : tidak ada serumen, tidak ada nyeri telinga
c. Ketajaman pendengaran : Fungsi pendengaran normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan pada guzi, gigi lengkap
c. Keadaan lidah : stomatitis tidak ada, tidak ada lecet
d. Orofarings : terkaji normal
6. Leher
a. Posisi trakhea :
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Suara : terkaji normal
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran limfe, tidak teraba benjolan
e. Vena jugularis : Tidak teraba
f. Denyut nadi coratis : Teraba lemah

Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : terkaji baik
b. Kehangatan : terkaji baik
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : kembali < 2 detik
e. Tekstur : terkaji baik
f. Kelembaban : terkaji baik
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

D. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :
terkaji baik
b. Warna payudara dan areola :
sawo matang, aerola (hitam)
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada
d. Axila dan clavicula :
tidak ada odem, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka/lesi

E. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : simetris, tidak ada odem, tidak ada massa
b. Pernafasan
Frekwensi : 20x/menit
Irama : vesikuler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tida ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : vocal fremitus kanan dan kiri
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas : vesikuler
Suara Ucapan : Terkaji baik
Suara Tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : denyut aorta teraba jelas
- Ictus cordis : tidak nampak
b. Perkusi
Batas-batas jantung : tidak lebih dari 4cm kea rah kiri dan garis mid sterna
Auskultasi
- Bunyi jantung I : reguler
- Bunyi jantung II : reguler
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit

F. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : simetris
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Peristaltik meningkat 40x/menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak dikaji
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : ada
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : ada
- Hepar : terkaji normal
- Lien : terkaji normal
- Titik Mc. Burne : terkaji normal
d. Perkusi
- Suara Abdomen
tympani
- Pemeriksaan Ascites
Hypertimpani, perut kembung

G. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan tidak
menggunakan selang kateter
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
Tidak ada hemoroid/wasir
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada masalah yang lain

H. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
terkai tidak ada odem kanan kiri
c. Kekuatan Otot :
kanan kiri aktif
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
tidak ada
I. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Kaku kuduk (-), kerning sign (-), brudzinsky sign (-)
3. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) :
Terkaji tidak ada kelainan
4. Fungsi Motorik :
Jika diberi rangsangan nyeri melokalisir nyeri
5. Fungsi Sensorik :
Terkaji lemah
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Terkaji baik
b. Refleks Patologis
Terkaji baik

J. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Mudah berubah-ubah
b. Orientasi
terkaji baik
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
terkaji baik
d. Motivasi ( Kemauan )
terkaji baik
e. Persepsi
terkaji baik
f. Bahasa
terkaji baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : gastroenteritis akut (GEA)
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Ket
Darah
Hb 13,7 L : 13-18 g / dl Normal
P : 11-16.5
Lekosid 8.1 4,0-11,0 Ribu Normal
Eosinofil 0 1-3 %
Basofil 0 0-1 % Normal
Staff 0 2-6 % -
Segmen 86 50-70 % Abnormal
Limfosit 14 20-40 % Abnormal
Monosit 0 2-8 % -
Trombosit 227 150-450 Ribu Normal
Golongan darah O A, AB, O, B - -
Hematokrit 40 40-50 Ribu Normal

2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Hari/ Golongan
Tanggal Jenis Terapi Dosis dan Fungsi dan farmakologi
kandungan
Rabu, Infus RL 30 tpm Kristaloid Untuk mengganti cairan yang
20 hilang
desember
2017
Oral : Sulcrafat 3x1 Obat untuk Untuk mengobati tukak
syrup tukak lambung
duodenum
Oral : 1x 500 Antibiotik Untuk mengobati infeksi
Azitromicin bakteri
Oral : L-Bio 3x1 Obat untuk mengatasi
masalah fungsi pencernaan
atau diare.
Oral : 3x1 Analgesik Meredakan rasa sakit dan
Paracetamol atau demam
antipiretik
Parenteral : 1 gr/12jam Antibiotik Mengobati infeksi serius
Cefoperazon golongan akibat bakteri
sefalosporin
Parenteral : 40 mg / 24 Penghambat Mengurangi produksi asam
Omeprazole jam pompa lambung.
proton

Mahasiswa

TITA SEPTI FIRNANDA


NIM. A2R18092
ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. M


Umur : 23 tahun
No. Register : 26637836

KEMUNGKINAN
KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
(Pokok Masalah)
Ds :
Agen cedera biologis Nyeri akut
- Pasien mengatakan bahwa
sebelum dan sesudah BAB
perutnya kembung
P : Nyeri saat sebelum dan
sesudah BAB
Q : Seperti diremas
R : Di perut
S : Skala 6
T : Sering
Do :
1. Ekspresi wajah tampak
menahan sakit
2. Pasien tampak memegang
bagian perutnya
3. Peristaltik : 40x/menit
4. TTV
TD : 100/70 mmhg
RR : 20x/m
Nadi : 80 x/m
Suhu : 38,5 oC

DS: Kehilangan cairan aktif hipovolemia


- Pasien mengatakan BAB
nya cair berwarna kehijauan
bercampur lendir
DO:
- Turgor kulit menurun
- Mukosa mulut kering
- Malas makan
- Klien tampak lemah
- Suhu tubuh klien 38,5 0C
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. M


Umur : 23 tahun
No. Register : 26637836

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1 Rabu, Nyeri akut Rabu,
20 desember 2017 20 desember 2017
9.45 WIB 13.00 WIB

2 Rabu, hipovolemi Rabu,


20 desember 2017 20 desember 2017
9.50 WIB 13.00 WIB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. M


Umur : 23 tahun
No. Register : 26637836

KRITERIA TANDA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
STANDART TANGAN
1 Nyeri akut Mengidentifikasi dan - Melaporkan nyeri Obs : - Menurunkan
mengelola terkontrol meningkat - Identifikasi lokasi, keluhan nyeri
pengalaman sensorik - Kemampuan karakteristik, durasi, yang dialami
atau emosional yang mengenali omset frekuensi, kualitas, dan - Dapat
berkaitan dengan nyeri meningkat intersitas nyeri mengontrol nyeri
kerusakan jaringan. - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri secara mandiri
mengenali penyebab - Identifikasi respon nyeri - Dapat
nyeri meningkat non verbal mengetahui cara
- Kemampuan - Identifikasi factor yang meredakan nyeri
menggunakan teknik memperberat dan secara mandiri
non-farmakologi peringanan nyeri
meningkat - Identifikasi pengetahuan
- Dukungan orang dan keyakinan tentangn
terdekat menningkat nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi pengaruh
menurun budaya terhadap nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgesic

Terapeutik
- Berikan teknik non-
farmakolohis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis : TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri(
mis : suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan penggunaan
analgesic secara tepat
- Ajarkan teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

2 Hipovolemi Kondisi volume - Kekuatan denyut - Periksa tanda dan gejala - Meningkatkan
cairan intravaskuler, nadi meningkat hipovolemia (mis : kondisi volume
intertisiel, intraseluler - Turgor kulit frekuensi nadi cairan tubuh pada
membaik meningkat meningkat, nadi teraba klien
lemah, tekanan darah - Memenuhu
menurun, tekanan nadi kebutuhan klien
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urin menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah)
- Monitor intake dan
output cairan

Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Beri posisi modified
trendelenburg
- Beri asupan cairan oral

Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari
posisi mendadak
-
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis:
NaCL, RL)
- Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis
: glukosa 2.5%, NaCL
0,4 %)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis :
albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian
produk darah

TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. M Umur :23 tahun No. Register : 26637836 Kasus : Gastroenteritis akut (GEA)

TANGGA
TANDA TANGGAL/ TANDA
NO NO. DX L/ IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGAN JAM TANGAN
JAM
1 1. nyeri akut Rabu, 20 Obs : Kamis, 20 S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang
desember - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, desember
O: Nyeri saat sebelum dan sesudah BAB
2017, durasi, frekuensi, kualitas, dan intersitas 2017, jam
10.00 WIB nyeri 13.00 WIB - Seperti diremas
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Di perut
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Mengidentifikasi factor yang memperberat - Skala 4
dan peringanan nyeri
- Sering
- Mengidentifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentangn nyeri A : masalah belum teratasi
- Mengidentifikasi pengaruh budaya
P : intervensi dilanjutkan
terhadap nyeri
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup
- Memonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Memonitor efek samping penggunaan
analgesic

Terapeutik
- Memberikan teknik non-farmakolohis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis : TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri( mis : suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Mefasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi
- Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Menganjurkan monitor nyeri secara
mandiri
- Menganjurkan penggunaan analgesic
secara tepat
- Mengajarkan teknik non-farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Mengkolaborasikan pemberian analgetik
jika perlu
2 2. hipovolemia Rabu, 20 Obs Rabu, 20 S : klien mengatakan sudah agak mendingan
desember - tanda dan gejala hipovolemi (mis: desember
O : turgor baik
2017, peningkatan frekuensi nadi, nadi teraba 2017, 13.00
10.30 WIB lemah, tekanan darah menurun, tekana WIB Nadi teraba jelas
nadi menyempit, turgor kulit menurun,
Intake dan output mulai stabil
membrane mukosa kering, volume urin
menurun, hematrokrit meningkat, haus, A : masalah teratasi sebagian
lemah)
P : intervensi dilanjutkan
- Monitor intake dan output cairan

Terapeutik
- menghitung kebutuhan cairan
- Memberi posisi modified trendelenburg
- Member asupan cairan oral

Edukasi
- menganjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
- menganjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis : NaCL, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
(mis : glukosa 2,5%, NaCL 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis :
albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Gastroenteritis Akut (GEA)


Sasaran : Tn. M
Ruang : bougenvile

TUJUAN POKOK
TUJUAN UMUM MATERI METODE AVA EVALUASI
KHUSUS BAHASAN
Setelah mengikuti Setelah melihat dan A. 1. Pengertian 1. Ceramah 1. Evaluasi Struktur
kegiatan penyuluhan, mendengarkan Gastroenteritis 2. Tanya Jawab Waktu untuk mulai
orang tua dan Tn. M penjelasan selama 20 Akut PenKes, persiapan
mampu mengerti, menit tentang 2. Tanda dan B. Media alat, persiapan media,
memahami tentang Gastroenteritis Akut, gejala kelengkapan alat yang
1. Lembar balik
Gastroentiris Akut orang tua dan Tn. M Gastroenteritis akan digunakan.
dan dapat mencegah dapat: Akut 2. Leaflet 2. Evaluasi Proses
terjadinya peyakit 3. Penyebab Bagaimana
yang sama serta  Menjelaskan terjadinya berlangsungnya proses
mengetahui pengertian Gastroenteritis penyuluhan, ada
penanganan Gastroenteritis Akut Akut hambatan atau tidak
Gastoentiritis akut di  Menyebutkan tanda 4. Pencegahan ada hambatan,
rumah. dan gejala Gastroenteritis keaktifan orang tua
Gastroenteritis Akut Akut pasien saat proses
 Menjelaskan 5. Penanganan penyuluhan, tanya
penyebab terjadinya Gastroenteritis jawab.
Gastroenteritis Akut Akut di Rumah 3. Evaluasi Hasil
 Menjelaskan a) Dengan memberikan
bagaimana pertanyaan secara lisan
pencegahan 1) Pengertian
Gastroenteritis Akut Gastroenteritis
 Menjelaskan Akut
penanganan 2) Tanda dan gejala
Gastroenteritis Akut Gastroenteritis
di Rumah Akut
3) Penyebab
terjadinya
Gastroenteritis
Akut
4) Pencegahan
Gastroenteritis
Akut
5) Penanganan
Gastroenteritis
Akut di Rumah
MATERI
GASTROENTERITIS AKUT

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan lendir
dalam tinja, terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat (Mansjoer Arif, 2000).
Diare adalah keadaaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi dan lebih dari 3
kali sehari pada anak dengan konsistensi encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan
darah / lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Gastroentritis atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih dari 3 kali perhari dengan
tinja berbentuk cair /setengah padat dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Defekasi cair lebih dari 3 kali
2. Anak menjadi rewel dan gelisah
3. Tonus otot menurun
4. Muntah
5. Demam sub febris
6. Nyeri abdomen
7. Membran mukosa mulut kering
8. Fontanela anterior cekung ( bayi yang kurang 18 bln)
9. Kehilangan berat badan
10. Lemah

C. Penyebab Terjadinya Gastroenteritis Akut


1. Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan sumber utama infeksi.
a. kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam
waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam
jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak,
terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat
menimbulkan alergi.
c. Keracunan makanan
2. Infeksi atau Investasi Parasit
Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
a. staphylococcus aureus – dari makananan dan minuman yang terkontaminasi
dengan masa inkubasi 2–4 jam
b. E coli – berasal dari daging dan susu dengan masa inkubasi 12 – 48 jam
c. campylobacter jejuni – berasal dari daging dan susu dengan masa inkubasi 48 –
96 jam
d. salmonella spp – berasal dari daging dan telur dengan masa inkubasi 12 – 48 jam
e. rotavirus – mungkin disebabrkan dari makanan dan cairan dengan masasi 1 – 7
hari
3. Jamur (Candida Albicans)
4. Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah
Encephalitis (radang otak), OMA (Otitis Media Akut, radang dikuping),
Tonsilofaringitis (radang pada leher, tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).
5. Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian
perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang
terkuras habis.
6. Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air
membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat
tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga
penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa
menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah
makan

D. Pencegahan Gastroenteritis Akut


Pencegahan penyebaran gastroenteritis dapat dilakukan dengan cara:
1. Pastikan setiap orang dalam keluarga Anda mencuci tangan secara teratur, terutama
setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.
2. Cuci tangan anak dengan air hangat dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum
atau sesudah mereka makan.
3. Cuci tangan Anda sebelum makan dan setelah Anda mengganti popok anak.
4. Jauhkan anak Anda dari anak yang lain sampai diarenya berhenti.

E. Penanganan Gastroenteritis Akut


1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun
melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, teruskan memberi ASI
dan lanjutkan makanan seperti yang diberikan sebelum sakit.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh
tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat
menyebabkan diare kronik
LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

Disusun oleh :

NAMA : TITA SEPTI FIRNANDA

NIM : A2R18092

PRODI : S1 KEPERAWATAN 2B SEMESTER 4

STiKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

Tahun Ajaran 2018/2019


BAB I

TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi Gastroenteritis ( GE )

Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &
Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan
kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen.

Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme


yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.

2. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi

 Infeksi Virus
-Retavirus
Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan
muntah.
Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
Dapat ditemukan demam atau muntah.
Di dapatkan penurunan HCC.
- Enterovirus
Biasanya timbul pada musim panas.
- Adenovirus
Timbul sepanjang tahun.
Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
- Norwalk
Epidemik
Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).
 Bakteri
- Stigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
- Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
Mungkin ada peningkatan temperatur
Muntah tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
- Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan
entenoksin.
Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
- Campylobacter
Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
Kram abdomen yang hebat.
Muntah / dehidrasi jarang terjadi
- Yersinia Enterecolitica
Feses mukosa
Sering didapatkan sel polos pada feses.
Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
Diare selama 1-2 minggu.
Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus

 Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan sukrosa ), non
sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
- Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
- Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
 Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n
milk protein senditive enteropathy/CMPSE).

 Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
3. Klasifikasi Diare

Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1977) :

1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan


yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
4. Gejala Klinik

Gejala klinik yang timbul tergantung dari intensitas dan tipe diare, namun secara umum
tanda dan gejala yang sering terjadi adalah :

1. Sering buang air besar lebih dari 3 kali dan dengan jumlah 200 – 250 gr.
2. Anorexia.
3. Vomiting.
4. Feces encer dan terjadi perubahan warna dalam beberapa hari.
5. Terjadi perubahan tingkah laku seperti rewel, iritabel, lemah, pucat, konvulsi,
flasiddity dan merasa nyeri pada saat buang air besar.
6. Respirasi cepat dan dalam.
7. Kehilangan cairan/dehidrasi dimana jumlah urine menurun, turgor kulit jelek, kulit
kering, terdapat fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan
darah.

5. Patway

Menurut Sudoyo Aru (2009). Patofisologi Gastroentritis Akut adalah sebagai


berikut Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili
yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak
mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli,
Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu
penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya
diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi
air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.

6. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan psikologis :
keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma,suhu tubuh
tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
2. Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, membrane mukosa kering,berat badan menurun,anus
kemerahan. Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.(Hudack&Gallo,2007).

7. Pemeriksaan Penunjang/Diangnostik
1. Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,Kalsium, dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Intubasi Duodenum (Doudenal Intubation).


Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.

8. Penatalaksanaan
Dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak adalah : (5 D)
1. Dehidrasi.
2. Diagnosis.
3. Diet.
4. Defisiensi disakarida
5. Drugs
 Pada dehidrasi ringan diberikan :
a. Oralit + cairan
b. ASI/susu yang sesuai
c. Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
 Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
a. Seperti pengobatan dehidrasi ringan
b. Bila tidak minum ASI :
1. Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh ditambah oralit.
2. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur dan seterusnya
selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru dimulai lagi secara
realimentasi setalh makan nasi.
 Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.
Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan elektrolit yang
bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah terjadinya dehidrasi berat,
sedangkan antibiotika atau obat lain hanya diberikan bila ada indikasi yang jelas.
Spasmolitika dan obstipansia pada diare tidak diberikan karena tidak bermanfaat bahkan
dapat memberatkan penyakit.

9. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada anak yang menderita diare adalah :
1. Dehidrasi
2. Hipokalemi.
3. Hipokalsemi
4. Cardiac disrythmias
5. Hiponatremi.
6. Syok hipovolemia
7. Asidosis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Dasar data pengkajian klien :
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja s/d efek proses
penyakit.
2. Sirkulasi
Gejala : Takhikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses imflamasi dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Hipotensi termasuk postural.
Kulit/membran mukosa : turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
3. Integritas dan Ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, misalnya. Perasaan tidak berdaya/tidak
ada harapan. Faktor stress akut/kronis misalnya hubungan dengan keluarga/
pekerjaan, pengobatan yang mahal. Faktor budaya – peningkatan prevalensi.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode
diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tidak dapat dikontrol,
perasaan dorongan/kram (tenesmus). Defakasi berdarah/ pus/mukosa dengan atau
tanpa keluar feces. Peradarahan perektal.
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang
dapat dilihat. Haemoroid, oliguria.
5. Makanan dan Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah. Penurunan BB. Tidak toleran terhadap
diet/sensitive misalnya Buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
Tanda : Penurunan massa otot. Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk.
Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
6. Higiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjuk
kan kekurangan vitamin. Bau badan.
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kanan bawah (mungkin hilang dengan
defakasi). Titik nyeri berpindah, nyeri tekan, nyeri mata, fotofobia.
Tanda : Nyeri tekan abdomen/distensi
8. Keamanan
Gejala : Anemia hemolitik, vaskulitis, arthritis, peningkatan suhu (eksaserbasi
akut), penglihatan kabur. Alergi terhadap makanan/produk susu.
Tanda : Lesi kulit mungkin ada, ankilosa spondilitis, uveitis, konjungtivitis/iritis.
9. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah hubungan/peran s/d kondisi, ketidakmampuan aktif dalam sosial.
10. Penyuluhan Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit Diare.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare b/d inflamasi, iritasi dan malabsorpsi usus, adanya toksin dan penyempitan
segemental usus
2. Resiko kurang volume cairan b/d Kehilangan banyak melalui rute normal (diare
berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan terbatas.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status
hipermetabolik, secara medik masukan dibatasi
4. Nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan, ekskoriasi fisura
perirektal

Intervensi
NO NO. DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Diare b/d inflamasi, iritasi Luara utama: eliminasi Observasi :
dan malabsorpsi usus, fekal  BHSP
adanya toksin dan Luaran Tambahan:
penyempitan segemental keseimbangan cairan  Identifikasi
usus Kriteria Hasil: penyebab diare
Setelah dilakukan intervensi
 Identifikasi gejala
keperawatan selama 1x24
invaginasi
diharapkan mobilitas
gastrointestinal  Monitor warna,
meningkat/membaik volume, frekwensi,
dengan kriteria hasil : dan konsisten tinja
1. Meningkatnya :
konsistensi feses  Monitor jumlah
pengeluaran diare
2. Menurunnya :
Terapeutik :
- Urgency  Berikan asupan
cairan oral(asi)
- Nyeri abdomen
 Ambil sampel
- Kram abdomen darah untuk
pemeriksaan darah
- Frekuensi defekasi lengkap dan
elektrolit
- Peristaltic usus Edukasi :
 Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi :
 Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses

2 Resiko ketidakseimbangan Luara utama: Observasi:


cairan b/d Kehilangan Keseimbangan Elektrolit
banyak melalui rute normal  Identifikasi tanda
(diare berat, muntah), status Luaran Tambahan: dan gejala
hipermetabolik dan Keseimbangan Cairan ketidakseimbangan
pemasukan terbatas. kadar elektrolit
Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi
keperawatan selama 1x24 penyebab
jam ketidakseimbangan
1. Cukup Meningkat: elektrolit
 Identifikasi
- Kekuatan nadi
kehilangan
- Turgor kulit elektrolit melalui
cairan ( misalnya
- Output urine diare, drainase
ileostomi, drainase
luka,diaforesis )
2. Cukup Membaik:
 Monitor kadar
- Membrane elektrolit
mukosa  Monitor efek
samping pemberian
- Berat badan
suplemen elektrolit
- Intake cairan Terapeutik:
 Berikan ciran, jika
perlu
 Berikan diet yang
tepat ( misalnya
tinggi kalium,
rendah natrium )
 Anjurkan pasien
dan keluarga untuk
modifikasi diet, jika
perlu
 Pasang akses
intravena, jika perlu

Edukasi:
 Jelaskan jenis,
penyebab dan
penanganan
ketidakseimbangan
elektrolit
Kolaborasi:
 Kolaborasi
pemberian suplemen
elektrolit ( misalnya
oral, NGT, IV ),
sesuai indikasi

3 Deficit nutrisi b/d gangguan Luaran utama : status Obs :


absorbsi nutrien, status nutrisi  Identifikasi status
hipermetabolik, secara Luaran tambahan : nutrisi
medik masukan dibatasi eliminasi fekal
Kriteria hasil :  Identifikasialergi dan
1. Meningkat : intoleransi makanan
 Identifikasi makanan
- Porsi makan
yang disukai
yang
dihabiskan  Identifikasikebutuhan
kalori dan jenis
- Kekuatan nutrient
otot
 Identifikasi perlunya
pengunyah
penggunaan selang
- Kekuatan nasogastric
otot menelan  Monitor asupan
makanan
2. Membaik :
 Monitor berat badan
- Frekuensi makan
 Monitor hasil
- Nafsu makan pemeriksaan
laboratorium
- Bising usus
Terapeutik
- Membrane mukosa  lakukan oral
hygiene jika perlu
 fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis :
piramida makanan)
 sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
Edukasi
 anjurkan posisi
duduk jika mampu
 ajarkan diet yang
diprogramkan
kolaborasi
 kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
 kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

4 Nyeri akut b/d Luaran utama : tingkat Obs :


hiperperistaltik, diare lama, nyeri  Identifikasi lokasi,
iritasi kulit/jaringan, Luaran tambahan : fungsi karakteristik, durasi,
ekskoriasi fisura perirektal gastrointestinal frekuensi, kualitas, dan
Kriteria hasil : intersitas nyeri
- Melaporkan nyeri terkontrol
meningkat  Identifikasi skala nyeri

- Kemampuan mengenali omset  Identifikasi respon


nyeri meningkat nyeri non verbal

- Kemampuan mengenali  Identifikasi factor yang


penyebab nyeri meningkat memperberat dan
peringanan nyeri
- Kemampuan menggunakan
teknik non-farmakologi  Identifikasi
meningkat pengetahuan dan
keyakinan tentangn
- Dukungan orang terdekat nyeri
menningkat
 Identifikasi pengaruh
- Keluhan nyeri menurun budaya terhadap nyeri

 Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup

 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan

 Monitor efek samping


penggunaan analgesic

Terapeutik
 Berikan teknik non-
farmakolohis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis : TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
music, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)

 Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri( mis : suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)

 Fasilitasi istirahat dan


tidur

 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri

 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

 Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri

 Anjurkan penggunaan
analgesic secara tepat

 Ajarkan teknik non-


farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

C. E v a l u a s i
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama diare dikatakan berhasil/efektif jika
:
1. Klien mampu menampakkan hilangnya diare melalui fungsi usus optimal/stabil.
2. Komplikasi minimal/dapat dicegah.
3. Stres mental/emosi keluarga (orang tua) minimal/dapat dicegah dengan menerima
kondisi dengan positif.
4. Orang tua mampu mengetahui/memahami/menyebutkan informasi tentang proses
penyakit, kebutuhan pengobatan dan aspek jangka panjang/potensial komplikasi
berulangnya penyakit.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Gastroenteritis Akut (GEA)


Sasaran : orang tua Tn. M dan Tn. M
Hari, Tanggal : Selasa, 24 November 2015
Waktu : 09.00 – 09.20 WIB
Tempat : ruang bougenvile (A3)
Pemateri : tita septi firnanda

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar
masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang
terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau
gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak
faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial
ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang
mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-
tindakan yang tepat.
Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah
sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang
mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra
ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik
dan mengalami kematian.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian
berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya
ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang
berupa komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi,
dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua
warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga
sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena dari
keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup yang sehat dan bersih
dapat mencegah terjadinya penyakit gastrointeritis.
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
gastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan dari
latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan makalah
keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, orang tua Tn. M dan Tn. M mampu
mengerti, memahami tentang Gastroentiris Akut dan dapat mencegah terjadinya peyakit
yang sama serta mengetahui penanganan Gastoentiritis akut di rumah
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melihat dan mendengarkan penjelasan selama 20 menit tentang
Gastroenteritis Akut, orang tua Tn. M dan Tn. M dapat:
1. Menjelaskan pengertian Gastroenteritis Akut
2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastroenteritis Akut
3. Menjelaskan penyebab terjadinya Gastroenteritis Akut
4. Menjelaskan bagaimana pencegahan Gastroenteritis Akut
5. Menjelaskan penanganan Gastroenteritis Akut di Rumah

C. POKOK BAHASAN
Pentingnya menjaga pola makan dan menjaga nutrisi
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian Gastroenteritis Akut
2. Tanda dan gejala Gastroenteritis Akut
3. Penyebab terjadinya Gastroenteritis Akut
4. Pencegahan Gastroenteritis Akut
5. Penanganan Gastroenteritis Akut di Rumah
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
G. PROSES KEGIATAN
No Tahap Uraian Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Orang Tua
kegiatan

1 2 menit Pendahuluan Memperkenalkan diri Mendengarkan dan


dan menjelaskan tujuan memperhatikan
Menjelaskan materi Mendengarkan
2 10 menit Penjelasan Materi
Tanya jawab Bertanya
3 5 menit Evaluasi
Menyimpulkan Memperhatikan
4 3 menit Penutup
H. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
Waktu untuk mulai PenKes, persiapan alat, persiapan media, kelengkapan alat
yang akan digunakan.

2. Evaluasi Proses
Bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau tidak ada
hambatan, keaktifan orang tua pasien saat proses penyuluhan, tanya jawab.

3. Evaluasi Hasil
a) Dengan memberikan pertanyaan secara lisan

1. Pengertian Gastroenteritis Akut


2. Tanda dan gejala Gastroenteritis Akut
3. Penyebab terjadinya Gastroenteritis Akut
4. Pencegahan Gastroenteritis Akut
5. Penanganan Gastroenteritis Akut di Rumah

I. REFERENSI

Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga. FKUI :Jakarta.


Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.
http://www.medkes.com/2014/07/mengatasi-gastroenteritis-pada-anak-anak.html
(diakses tanggal 8 april 2020)
http://www.alodokter.com/gastroenteritis (diakses tanggal 23 November 2015)
https://www.scribd.com/doc/198772902/Asuhan-Keperawatan-GEA-Gastro-Enteritis-
Akut-Ny-A (diakses tanggal 8 april 2020)

J. LAMPIRAN
1. Materi: Pentingnya menjaga pola makan dan menjaga nutrisi
2. flyers

Tulungagung, 08 April 2020

Pemateri

TITA SEPTI FIRNANDA


Lampiran 1. MATERI PENYULUHAN

MATERI
GASTROENTERITIS AKUT

F. Pengertian

Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan lendir
dalam tinja, terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat (Mansjoer Arif, 2000).
Diare adalah keadaaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi dan lebih dari 3
kali sehari pada anak dengan konsistensi encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan
darah / lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Gastroentritis atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih dari 3 kali perhari dengan
tinja berbentuk cair /setengah padat dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.

G. TANDA DAN GEJALA

11. Defekasi cair lebih dari 3 kali


12. Anak menjadi rewel dan gelisah
13. Tonus otot menurun
14. Muntah
15. Demam sub febris
16. Nyeri abdomen
17. Membran mukosa mulut kering
18. Fontanela anterior cekung ( bayi yang kurang 18 bln)
19. Kehilangan berat badan
20. Lemah

H. Penyebab Terjadinya Gastroenteritis Akut


7. Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan sumber utama infeksi.
d. kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam
waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam
jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak,
terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
e. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat
menimbulkan alergi.
f. Keracunan makanan
8. Infeksi atau Investasi Parasit
Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
a. staphylococcus aureus – dari makananan dan minuman yang terkontaminasi
dengan masa inkubasi 2–4 jam
b. E coli – berasal dari daging dan susu dengan masa inkubasi 12 – 48 jam
c. campylobacter jejuni – berasal dari daging dan susu dengan masa inkubasi 48
– 96 jam
d. salmonella spp – berasal dari daging dan telur dengan masa inkubasi 12 – 48
jam
e. rotavirus – mungkin disebabrkan dari makanan dan cairan dengan masasi 1 –
7 hari
9. Jamur (Candida Albicans)
10. Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah
Encephalitis (radang otak), OMA (Otitis Media Akut, radang dikuping),
Tonsilofaringitis (radang pada leher, tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).
11. Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian
perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang
terkuras habis.
12. Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air
membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat
tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga
penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa
menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah
makan
I. Pencegahan Gastroenteritis Akut
Pencegahan penyebaran gastroenteritis dapat dilakukan dengan cara:
1. Pastikan setiap orang dalam keluarga Anda mencuci tangan secara teratur,
terutama setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.
2. Cuci tangan anak dengan air hangat dan sabun setelah dari kamar mandi dan
sebelum atau sesudah mereka makan.
3. Cuci tangan Anda sebelum makan dan setelah Anda mengganti popok anak.
4. Jauhkan anak Anda dari anak yang lain sampai diarenya berhenti.
J. Penanganan Gastroenteritis Akut
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun
melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, teruskan memberi
ASI dan lanjutkan makanan seperti yang diberikan sebelum sakit.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik
dapat menyebabkan diare kronik
Lampiran 2 POWER POINT SLIDE PENYULUHAN
Lampiran 3 MEDIA PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai