Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

1. PENDAHULUAN melenihi topografi di daratan sehingga air laut


1.1 Latar Belakang meluap ke permukaan (Putri, 2007).
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Menurut Kota Surabaya Dalam Angka
Tahun 2007, bencana merupakan rangkaian (2017), Kawasan pesisir Surabaya memiliki
peristiwa yang mengancam kehidupan rata-rata ketinggian topografi 0-6 MDPL
masyarakat dan disebabkan oleh faktor alam dengan kemiringan tanah <3%. Dalam kurun
ataupun nonalam, sehingga timbul korban jiwa, waktu satu tahun, kawasan pesisir Surabaya
kerugian dan rusaknya lingkungan. Sedangkan bisa 4 hingga 5 kali mengalami banjir rob,
menurut Darmawan (2008) bencana merupakan dengan ketinggian air mencapai 150-170 cm di
peristiwa lama yang berpotensi merugikan baik atas rata-rata permukaan air laut (mean sea
kehidupan manusia, harta benda, ataupun level). Berdasarkan data dari Media Indonesia
aktivitas. Negara Indonesia memiliki iklim (15 Juli 2010), di Kawasan Perak Barat dan
tropis basah dengan curah tinggi karena terletak Kecamatan Bulak air laut masuk ke
pada zona pertemuan lempeng bumi perkampungan hingga mencapai ketinggian 30
(Sudibaktyo, 2011). cm dan menggenangi perkampungan warga
BNPB tahun 2017 menyatakan bahwa selama kurang lebih dua hari, selain itu banjir
80% bencana di Indonesia tergolong dalam ini juga menggenangi perkampungan dan
bencana hidrometeorologis seperti banjir, sekolah dengan ketinggian air sekitar 30 cm
longsor dan angin puring beliung. Kontribusi (15 Juli 2010), menggenangi 400 rumah di
terbesar adalah bencana banjir dengan angka kelurahan Morokrembangan dengan ketinggian
kejadian 37% atas keseluruhan bencana yang air 90 cm (27 Mei 2009), menggenangi Jalan
terjadi secara nasional. Volume air yang Kalianak (25 Juni 2009), menyebabkan jalan
mengalir pada saluran drainase yang melebihi menuju pelabuhan Ujung Surabaya sempat
kapasitas aliran dan daya serap lahan kering nyaris putus karena tergenang oleh air dengan
dapat mengakibatkan banjir (Rosyidie, 2013). ketinggian air mencapai hampir 1 meter dan
Ibu kota Provinsi Jawa Timur yakni, menggenangi kawasan pelabuhan (Data BMKG
Surabaya memiliki resiko mengalami banjir Maritim dan Geofisika 20 Febuari 2010). Pada
rob, karena di kawasan pesisir surabaya bulan Mei tahun 2017, daerah sekitar pelabuhan
mengalami kenaikan permukaan air laut yang Tanjung Perak mengalami air pasang mulai 125
berasal dari serangkaian proses pasang surut air hingga 155 cm yang mengakibatkan kawasan
laut (sea level rise) dan ketinggian air laut yang ini tergenang setinggi 20 cm (Data BMKG
Maritim Tanjung Perak, 2017).
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

pendidikan dalam meningkatkan tingkat


pengetahuan masyarakat mengenai
kesiapsiagaan bencana (UU No.26 Tahun
2007).

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk


meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir
Surabaya dalam kesiapsiagaan bencana banjir
Karakteristik atau parameter ancaman
rob.
atau bahaya bencana banjir ditentukan
berdasarkan : Luas genangan (Km2, Hektar), 2. METODE PENELITIAN

kedalaman atau ketinggian air (Meter) Penelitian ini diawali dengan perumusan
(Suardika 2005, Sugiarto 2009). Dari teori pembatasan lingkup, definisi secara
penjelasan diatas, disimpulkan bahwa bahaya teoritik dan empirik yang berkaitan dengan
dari banjir rob merupakan peristiwa akibat manajemen resiko bencana dan kerentanan
fenomena alam yang berpotensi merugikan terhadap kawasan rawan banjir rob.
kehidupan serta aktivitas sehari-hari Selanjutnya, teori tersebut dirumuskan menjadi
masyarakat di area pesisir bila bencananya sebuah konseptualisasi teoritik yang
meningkat. Variabel karakteristik dalam menghasilkan indikator dan variabel penelitian.
penelitian ini, yaitu : Durasi dan ketinggian Tahap terakhir adalah tahap generalisasi hasil,
genangan (BMKG Maritim Tanjung Perak, yang bertujuan menarik kesimpulan yaitu
2016). arahan adaptasi kawasan rawan banjir rob
berdasarkan hasil analisis terhadap fakta empiri
Oleh karena itu, dengan adanya situasi dan landasan teori terkait faktor kerentanan
ini, sebagai upaya meningkatkan keselamatan banjir rob dan adaptasi yang telah dilakukan.
dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
masyarakat pesisir akan bahaya banjir rob di artinya dari penentuan sampling, perekaman
Kota Surabaya, maka perlu diketahui sehingga data hingga proses analisis
dapat memposisikan masyarakat dan daerah
penelitian ini menggunakan pendekatan
yang bersangkutan pada tingkatan risiko yang
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu
berbeda, serta menyiapkan penyuluhan ataupun
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

penelitian yang temuan – temuannya tidak pengamatan. Observasi dilakukan dengan


diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk mendatangi langsung ke lokasi penelitian untuk
hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2003). mengamati kondisi bencana banjir rob yang
terjadi di Kawasan Pantai Utara Surabaya.
Metode penelitian ini adalah metode
Dokumentasi lapangan berupa foto juga
deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan
dilakukan dalam observasi ini untuk
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
menggambarkan kondisi eksisting di wilayah
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek
penelitian. Wawancara yang dilakukan dalam
yang diteliti. Metode deskriptif bertujuan untuk
penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-
membuat deskripsi atau gambaran secara
depth interview). Metode indepth interview
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
dilakukan untuk menemukan permasalahan
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
secara lebih terbuka dimana pihak yang
yang diselidiki (Rosyidie, 2013).
diwawancarai dimintai pendapat. Berikut
Survei primer dalam penelitian ini adalah
penjelasan mengenai penggunaan teknik
pengumpulan data dengan melakukan
wawancara dalam tahapan penelitian ini :
pengamatan secara langsung (observasi
Dalam pemenuhan hasil sasaran pertama,
lapangan) dan wawancara. Survei primer
wawancara mendalam (in-depth interview)
bertujuan untuk mendapatkan gambaran
digunakan untuk menguji variabel-variabel
kondisi lingkungan dan perubahanperubahan
sasaran pertama yang merupakan faktor yang
yang terjadi dengan melihat dan mendengar
mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap
fakta yang ada tanpa harus mengambil sampel
bencana banjir rob di Kawasan Pantai Utara
ataupun dengan mengambil sampel. Observasi
Surabaya. Melalui in-depth interview ini akan
atau pengamatan yang dilakukan pada
diperoleh faktor yang mempengaruhi tingkat
penelitian ini adalah metode observasi
kerentanan terhadap bencana banjir rob dari
partisipasi. Observasi partisipasi adalah
seluruh stakeholder terkait, Dalam pemenuhan
pengumpulan data melalui observasi terhadap
hasil sasaran kedua, wawancara mendalam (in-
objek pengamatan dengan langsung hidup
depth interview) digunakan untuk menguji
bersama, merasakan serta berada dalam
variabel-variabel sasaran kedua yang
aktivitas kehidupan objek pengamatan (Bungin,
merupakan relevansi dan adaptasi terhadap
2007).
bencana banjir rob berdasarkan faktor
Dengan demikian, peneliti betul-betul kerentanan di Kawasan Pantai Utara. Melalui
menyelami kegiatan yang terdapat di objek in-depth interview ini diperoleh relevansi dan
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

aplikasi adaptasi terhadap bencana banjir rob sekunder yang digunakan pada tahap
dari seluruh stakeholder terkait, Dalam pralapangan, seperti peta dan lokasi penelitian.
pemenuhan sasaran ketiga, dilakukan in-depth Dalam hal ini, lokasi penelitian telah berubah
interview melalui hasil output sasaran dua karena lokasi penelitian sebelumnya tidak
sehingga dapat mengetahui arahan adaptasi banjir lagi (Aprilia, 2015).
kawasan rawan banjir rob di Kawasan Pantai
Sebuah survei pada dampak banjir dan
Utara Surabaya (Bungin, 2007).
pengetahuan masyarakat dilakukan selama kerja
Hal ini didasarkan pada tujuan utama lapangan. Seratus dua puluh delapan rumah
penelitian ini, yaitu menentukan adaptasi tangga di daerah rawan banjir,baik untuk daerah
kawasan rawan banjir yang efektif dalam pemukiman pesisir maupun banjir sungai,
mengurangi resiko bencana banjir rob. diidentifikasi dan dirinci kerusakan perumahan
Penelitian berbasis masyarakat difokuskan pada dan dimasukkan ke dalam database. Seratus dua
identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat, puluh delapan rumah tangga responden di tiga
kesiapsiagaan, dan tindakan masyarakat dalam kecamatan Kecamatan Pakal (Kelurahan Babat
menghadapi banjir. Dalam rangka mencapai Jerawat, Benowo, Sumberejo, dan
tujuan tersebut, metodologi yang digunakan Tambakdono), Kecamatan Benowo (Kelurahan
dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap Sememi, Kandangan, dan Romokalisari), dan
utama: (1) Persiapan, (2) Kerja Lapangan dan Kecamatan Sukolilo (Kelurahan Medokan
(3) Tahap Akhir. Pada fase persiapan, tinjauan Semampir dan Keputih). Metodologi ini
pustaka dilakukan untuk memperkuat konsep memungkinkan setiap rumah tangga di daerah
penelitian. Kegiatan literatur terdiri dari definisi penelitian memiliki perubahan yang sama untuk
masalah, tujuan penelitian dan pertanyaan dipilih. Rumah tangga-dasar wawancara
penelitian, daerah penelitian, serta identifikasi dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
ketersediaan data yang diperlukan (Aprilia, tentang pengetahuan masyarakat tentang banjir
2015). di daerah mereka (BMKG Maritim Tanjung
Perak, 2016).
Pada fase kerja lapangan dilakukan dua
kegiatan utama, yaitu pengumpulan data data Tahap berikutnya adalah tahap akhir
primer dan data sekunder tambahan. Kegiatan penelitian. Data yang dikumpulkan selama
lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data persiapan dan kerja lapangan dianalisis sesuai
primer dengan melakukan wawancara dengan dengan tujuan penelitian ini. Kuesioner dua kali
masyarakat dan untuk memverifikasi data diperiksa untuk perbedaan dan dikoreksi.

© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya


 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

Variabel utama yang dikumpulkan dari akan dilakukan analisa dengan menggunakan
wawancara rumah tangga meliputi: ketinggian metode AHP. Hirarki keputusan dijelaskan
muka air saat banjir, durasi banjir, sejarah bahwa tujuannya adalah menentukan alternative
banjir, mekanisme mengatasi banjir, dan terbaik dari pola tampungan air, sumur resapan
kondisi sosial ekonomi dianalisis (Aprilia, dan long storage yang digunakan untuk
2015). mengatasi genangan akibat perubahan tataguna
lahan di wilayah Surabaya Utara, Barat, Pusat,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Timur, dan Selatan dengan mempertimbangkan
Penelitian ini mengamati jenis banjir di
aspek-aspek yang berpengaruh pada pemilihan
Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur,
kolam tampungan air, sumur resapan, dan long
kesiapsiagaan dan tanggapan terhadap banjir
storage yaitu aspek teknis, aspek pelaksanaan
masyarakat. Ada 3 kecamatan dengan luas total
pembangunan, dan aspek operasi dan
terendam dari 1.970 hektar yang telah
pemeliharaan (Aprilia, 2015).
menderita banjir selama bertahun-tahun.
3.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang
Surabaya menghadapi dua jenis banjir, yaitu
Banjir
banjir sungai dan banjir pasang. Semua banjir
terjadi di dataran rendah dan daerah pantai. Berdasarkan kuesioner (Aprilia 2015),
Banjir pasang terjadi ketika permukaan laut kita dapat melihat bahwa 66% dari responden
naik ke ketinggian kritis atas tanah pesisir, memiliki persepsi yang tinggi tentang bencana
karena elevasi pasang surut. Banjir pasang banjir diikuti oleh media 18% dan rendah 16%
terjadi hampir setiap hari, tergantung pada (angka 4,25).
osilasi pasang surut. Hal ini diperparah dengan
penurunan tanah dan kenaikan muka air laut
akibat perubahan iklim (BMKG Maritim
Tanjung Perak, 2016).
s

Dari data dan informasi yang didapatkan


dari para responden yang berupa pengisian
kuisioner menggambarkan pengaruh Gambar 3.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang
pengendalian genangan dengan nilai bobot Bencana Banjir (Aprilia, 2015)
kriteria sesuai dengan isian tiap-tiap responden.
Bagi orang-orang yang tinggal di daerah
Dari nilai bobot secara kuantitatif yang
pesisir, mereka memiliki tingkat pengetahuan
berkumpul dari hasil kuisioner yang telah diisi
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

tinggi karena mereka sudah tinggal di daerah Upaya kesiapsiagaan ini sebagian besar terkait
rawan banjir selama lebih dari 10 tahun, dengan tingkat ekonomi responden karena
sehingga mereka memiliki lebih banyak untuk melakukan kesiapan misalnya untuk
pengalaman tentang banjir. Selain itu, beberapa meningkatkan tingkat lantai mereka harus
orang pribumi juga mengamati beberapa menyediakan sejumlah uang dari pendapatan
Pengetahuan Adat yang terkait dengan banjir. mereka sedangkan sebagian besar responden
Misalnya banjir pasang akan berlangsung berada di tingkat pendapatan rendah (Aprilia,
selama bulan purnama di setiap bulan. Di sisi 2015)
lain, orang-orang di Surabaya, mereka tidak
3.3 Tindakan Masyarakat dalam
memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Menghadapi Bencana Banjir
banjir sejak banjir mulai terjadi di daerah
Berdasarkan analisis kuesioner (Aprilia,
mereka sejak lima tahun terakhir. Ini berarti
2015), 71% responden memiliki tindakan
bahwa orang tidak memiliki banyak
tingkat tinggi terhadap banjir. Ini berarti bahwa
pengalaman banjir. Faktor lain adalah bahwa
orang dapat bertindak cepat dan baik dengan
orang-orang lokal tidak bisa memprediksi
banjir. Tindakan yang baik untuk banjir
kapan banjir terjadi (Aprilia, 2015).
menunjukkan bahwa mereka memiliki kesiapan
3.2 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
yang baik sehingga mereka dapat
Menghadapi Bencana Banjir
meminimalkan dampak dari banjir.

Pakal
Benowo
Sukolilo
Gambar 3.2 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Menghadapi Bencana Banjir (Aprilia, 2015)

Gambar diatas menggambarkan bahwa


43% dari responden memiliki tingkat rendah Gambar 3.3 Tindakan Masyarakat dalam

dari kesiapan banjir diikuti oleh tingkat Menghadapi Bencana Banjir (Aprilia, 2015)

menengah (31%) dan tingkat tinggi (24%).


© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

Di daerah pesisir, tindakan tingkat banyak menyebabkan kerugian di dunia.


tinggi sebagian besar dipengaruhi oleh Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pengalaman dan pengamatan mereka pada jumlah bahaya alam sebagai dampak dari
fenomena alam dan beberapa adat aplikasi perubahan iklim terjadi peningkatan dalam tiga
pengetahuan. Tapi di pedalaman, tindakan dekade terakhir. Pentingnya mitigasi bencana
yang baik saat banjir itu karena orang-orang di belum dapat mengatasi perubahan lingkungan
daerah ini memiliki sumber daya yang baik dan iklim. Masalah ini menjadi lebih serius di
informasi serta transfer informasi. Saat ini, negara-negara berkembang, karena di sebagian
masyarakat berbicara tentang pasokan darurat, besar negara-negara berkembang, tingkat
berapa banyak orang yang terkena dampak di kesadaran masyarakat tentang isu-isu bencana
daerah mereka, apa jenis bantuan yang mereka yang terkait sangat rendah, perlu dilakukan
butuhkan, dan sebagainya. Bencana alam tidak tindakan lebih nyata di negara-negara ini untuk
dapat diprediksi dan dikendalikan, tetapi mengurangi kerugian bencana. Pemerintah dan
informasi yang akurat tentang bencana organisasi lokal yang memberikan informasi
khususnya terkait dengan meteorologi tentang bahaya iklim dan mencoba untuk
membantu masyarakat untuk mempersiapkan berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan
diri untuk mengurangi dan mengurangi dampak masyarakat yang menderita bahaya. Sebagai
bencana. Sistem peringatan dini dan contoh, di beberapa negara berkembang,
pengetahuan bencana menggabungkan dengan banyak LSM yang mencoba untuk menerapkan
kesiapsiagaan masyarakat mengarah ke respon beberapa instrumen teknologi untuk mencegah
masyarakat yang lebih baik terhadap bencana atau memberikan informasi lebih lanjut serta
dan membantu masyarakat untuk mengurangi sistem peringatan dini di beberapa daerah
bencana (Rosyidie, 2013). Selain faktor kondisi rawan bencana (Aprilia, 2015).
geologi kawasan kota yang memang
Banjir telah mempengaruhi kondisi
merupakan daerah banjir, urbanisasi yang tidak
sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di
diiringi dengan antisipasi yang memadai
daerah tergenang selama bertahun-tahun. Banjir
terhadap perkembangan kebutuhan berbagai
menciptakan beberapa distruption sosial seperti
kegiatan sektoral membuat persoalan kota
kesehatan dan pendidikan. Orang-orang yang
membesar (Setyawan, 2003; dan Caljouw et
menderita penyakit (diare, penyakit kulit,
al., 2004).
demam berdarah, dan lain-lain) yang terkait
Sejak tahun 1980, bahaya seperti banjir
dengan kondisi air. Air yang terkontaminasi
dan kekeringan, adalah bencana yang paling
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di 3.4 Respon Masyarakat terhadap Banjir


daerah terendam. Namun, sektor pendidikan
Tujuan utama pertama dari penelitian ini
tidak signifikan dipengaruhi oleh banjir pasang.
adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
Sebagian besar anak-anak di daerah yang
respon masyarakat dan hubungannya dengan
terkena sebagian besar masih bisa pergi ke
pengetahuan, kesiapan dan tindakan tingkat di
sekolah ketika banjir terjadi. Kadang-kadang,
wilayah pesisir dan pedalaman. Bagi
banjir juga merusak bangunan sekolah yang
masyarakat pesisir, 61% dari responden
terletak di daerah tergenang. Dalam hal orang
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
ekonomi, banjir telah mempengaruhi kondisi
karena mereka sudah tinggal di daerah rawan
masyarakat di daerah ini. Orang kehilangan
banjir selama lebih dari 10 tahun, sehingga
pendapatan mereka dan tidak dapat pergi
mereka memiliki lebih banyak pengalaman
bekerja selama beberapa hari selama banjir.
tentang banjir. Selain itu, beberapa dari orang-
Mata pencaharian yang paling terpengaruh
orang pribumi juga mengamati pengetahuan
adalah nelayan dan pengusaha usaha kecil,
adat yang terkait dengan banjir; misalnya banjir
karena sebagian besar berada di daerah
pasang surut akan terjadi selama bulan purnama
tergenang. Namun banjir tidak mempengaruhi
di setiap bulan. Di sisi lain, bagi orang-orang di
kesempatan orang untuk pergi bekerja secara
Surabaya, mereka tidak memiliki pengetahuan
signifikan. Mereka tetap akan bekerja bahkan
yang cukup tentang banjir karena banjir tidak
ketika banjir pasang terjadi di lingkungan
yang sering terjadi di daerah. Ini berarti bahwa
mereka. Dampak lingkungan dari banjir pasang
orang tidak memiliki banyak pengalaman
surut telah mempengaruhi sistem air minum dan
banjir. Bagi masyarakat pesisir, mereka
sanitasi di daerah tergenang. Orang-orang di
memiliki tingkat kesiapan rendah karena
daerah tergenang mengalami perubahan warna
berpenghasilan rendah. Dalam kondisi ini,
air, rasa dan bau karena banjir pasang. Air
orang tidak dapat mengambil langkah-langkah
minum menjadi tercemar dan menciptakan
adaptasi yang tepat berkaitan dengan bangunan.
penyakit terkait air. Efek umum dari banjir
Sebaliknya, orang-orang di pedalaman, mereka
adalah sampah meluap, bau dan kerusakan
memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal
infrastruktur sanitasi. Akibatnya, dampak
kesiapan karena mereka memiliki pendapatan
lingkungan dan efek kesehatan dari banjir
yang lebih tinggi, sehingga, mereka dapat
dihubungkan satu sama lain, dan menurunnya
melakukan beberapa adaptasi fisik pada
kualitas air dan sanitasi sistem mempengaruhi
bangunan mereka untuk menghadapi banjir di
kondisi kesehatan masyarakat (Aprilia, 2015).
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

masa mendatang. Dalam kasus aksi, dua keluarga, mempersiapkan tempat sementara,
komunitas ini memiliki tingkat tindakan yang mempersiapkan tempat untuk penyimpanan di
relatif tinggi. Untuk masyarakat pesisir, tempat yang lebih tinggi, dan membersihkan
kombinasi antara pengetahuan dan pengalaman saluran di sekitar rumah. Berdasarkan
panjang menjadi korban banjir membuat pengamatan selama kerja lapangan dan analisis
mereka memiliki tindakan tingkat tinggi. Di sisi data, menyiratkan bagaimana orang-orang
lain, masyarakat pedalaman memiliki tindakan memiliki persepsi terhadap dampak banjir
tingkat tinggi karena mereka memiliki lebih berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan
banyak akses ke informasi (Aprilia, 2015). persepsi ini mempengaruhi perilaku dan
keputusan yang mereka tentukan untuk
3.5 Praktik yang Baik Berbasis Masyarakat
menangani dampak banjir negatif. Hasil
untuk Menanggulangi Banjir
penelitian ini mengungkapkan bahwa jenis
Hasil kuesioner, wawancara serta diskusi
praktek-praktek terbaik yang diterapkan oleh
kelompok terfokus menunjukkan bahwa
rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat
masyarakat di daerah penelitian menerapkan
ekonomi. tingkat ekonomi responden
kombinasi mekanisme terkait ekonomi,
mempengaruhi tingkat kesiapan mereka untuk
teknologi / struktural dan sosial dalam rangka
menghadapi banjir. Untuk mengatasi masalah
untuk meminimalkan dampak negatif dari
ekonomi, orang menggunakan beberapa bahan
banjir. Dalam kombinasi dari tiga jenis strategi,
daur ulang untuk membangun rumah mereka.
mereka membangun rumah mereka
Pada beberapa waktu, beberapa wanita juga
menggunakan bahan yang diperkuat, seperti
mencoba untuk melakukan beberapa kegiatan
batu bata untuk dinding dan ubin / keramik
ekonomi untuk mendapatkan penghasilan
untuk lantainya. Untuk masyarakat setempat
tambahan dengan membuat beberapa barang
ini, mekanisme sosial memiliki peran penting,
dari sampah dan hasil laut. Mereka telah
misalnya, mereka saling membantu selama
menyiapkan cara mengatasi untuk
pembangunan rumah (Aprilia, 2015).
meminimalkan dampak negatif dari banjir
Praktik sosial yang baik digunakan oleh (Aprilia, 2015).
masyarakat setempat termasuk membersihkan
Peran masyarakat dalam
rumah dan lingkungan, mencari tempat
penanggulangan bencana banjir Mengikut
alternatif untuk bergerak, terus berpatroli di
sertakan anggota masyarakat dalam proses
lingkungan (ronda), membantu anggota
penanggulangan bencana banjir dan
masyarakat lain (gotong royong), mengevakuasi
© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya
 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

dampaknya. Sementara itu, peran yang dapat Menyiapkan sarana komunikasi Untuk
dilakukan masyarakat antara lain: Sebelum mempercepat penyampaian informasi
banjir: 1. Kerja bakti membersihkan saluran air diperlukan sarana yang memadai dan dapat
2. Menutup dan menimbun benda-benda yang dioperasionalkan dalam situasi banjir. l
dapat menjadi sarang nyamuk. 3. Membuang Menyiapkan perlengkapan lapangan Untuk
sampah pada tempatnya, dll. Saat mendukung pelayanan kesehatan diperlukan
banjir:1.Terlibat dalam pendistribusian peralatan yang setiap saat dapat dipindahkan
bantuan. 2.Membantu proses evakuasi korban. dan digunakan. Peralatan tersebut meliputi
3.Ikut mendirikan tenda pengungsian, tenda, velbet, genset, tandu, petromak, tali, dll.
pembuatan dapur umum, dll. Sesudah banjir: l Menyiapkan obat, alat kesehatan dan bahan
1.Membersihkan tempat tinggal dan habis pakai Tiap puskesmas harus
lingkungan rumah. 2.Terlibat dalam kaporisasi menyediakan obat, alat kesehatan dan bahan
sumur gali. 3.Terlibat dalam perbaikan jamban habis pakai yang terkait dengan masalah
dan saluran pembuangan air limbah (SPAL), kesehatan akibat banjir. Pendistribusian obat
dll. (Sjafii Ahmad,2006). dilakukan sebelum musim hujan dan
menempatkan obat di lokasi yang tidak banjir. l
Dalam kegiatan tersebut peran petugas
Menyiapkan identitas untuk pos kesehatan dan
kesehatan adalah sebagai fasilitator. Upaya
petugas Identitas diperlukan untuk
tersebut merupakan penjabaran dari konsep
memudahkan masyarakat mengetahui tempat
safe community yang didefinisikan sebagai
pelayanan kesehatan dan mengenali petugas
berikut:”safe community adalah keadaan aman
kesehatan. Identitas pos kesehatan dapat
dan sehat di masyarakat dalam seluruh siklus
berupa spanduk, poster dll. Sementara itu
kehidupan sejak dalam kandungan sampai
identitas petugas kesehatan dapat berupa baju
dengan lanjut usia yang diwujudkan oleh
seragam, rompi, topi. (Sjafii Ahmad,2006).
masyarakat, dari masyarakat untuk masyarakat
dengan fasilitasi pemerintah”. l Menyiapkan
sarana transportasi pelayanan kesehatan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
(perahu karet, ambulans, dll) Sarana Masyarakat adalah pelaku utama dalam
transportasi harus disesuaikan dengan keadaan pengurangan risiko bencana (PRB). Dalam
wilayah yang terkena banjir. Terkait dengan rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat
sarana diperlukan juga tenaga yang terlatih tentang banjir, ada beberapa faktor perlu
untuk menggunakan sarana tersebut. l diubah. Salah satunya adalah sektor pendidikan.

© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya


 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

Melalui pendidikan berbasis masyarakat, diharapkan kemungkinan terburuk dan


kurangnya pengetahuan di masyarakat dapat diperkirakan akan dilakukan.
dikurangi. Sekolah dapat menjadi fasilitator
5. DAFTAR PUSTAKA
antara masyarakat dan organisasi. Sekolah
Coburn et al, 1994, Disaster Mitigation, UNDP,
dapat memainkan perannya pada bagian
Cambridge Architectural Research
pendidikan. Sementara itu, sekolah dapat
Limited.
menjadi sumber pengetahuan bencana bagi
Suciati, Putri. 2007. Studi Daerah Rawan
anak didik. Pemerintah dapat menjangkau
Genangan Akibat Kenaikan Muka Laut,
masyarakat dan melindungi mereka dengan
Penurunan Muka Tanah dan Banjir di
berfokus pada pembangunan kemitraan
Jakarta Utara. Tesis, Teknik Kelautan,
sekolah-masyarakat dalam inisiatif PRB untuk
ITB. Bandung
mencapai ketahanan yang lebih besar terhadap
Sugiarto, Amal. 2009. Prinsip-Prinsip Zoning
bencana. Untuk meningkatkan pengetahuan
Regulation Kegiatan Permukiman Di
masyarakat, kesiapan serta aksi masyarakat
Catchment Area Sistem Drainase
untuk banjir perlu partisipasi dan koordinasi
Gunungsari Kota Surabaya, Tugas Akhir,
antar pihak dalam komunitas yang kelompok
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
masyarakat, pemangku kepentingan lokal,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
pemerintah daerah serta LSM dan NPO.
Surabaya.
Masing-masing elemen ini harus memiliki link
IPCC Summary for Policymakers. 2007. The
ke sekolah sebagai pihak dasar dalam kelompok
Physical Science Basis. Contribution of
kerja ini. Mengembangkan hubungan antara
Working Group I to the Fourth
mitra dalam PRB adalah langkah yang sangat
Assessment Report of the
penting yang harus dicapai. Keterlibatan
Intergovernmental Panel on Climat
masyarakat untuk menerapkan beberapa praktik
Change Cambridge University Press.
yang baik adalah salah satu tindakan penting
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
untuk mengatasi bencana. Dalam hal ini,
Tentang Bencana
kerjasama antara pihak diharapkan dapat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
[BNPB]. (2016). Penurunan Indeks
aktif dalam memperoleh informasi tentang
Risiko Bencana di Indonesia. Jakarta:
bencana alam dan mengidentifikasi daerah-
Direktorat PRB, BNPB.
daerah di mana mereka tinggal, sehingga dapat

© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya


 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jurnal Mini Riset [Kelompok 2]

Badan Nasional Penanggulangan Bencana


[BNPB]. (2017). 2.341 Kejadian
Bencana, 377 Tewas dan 3,5 Juta Jiwa
Mengungsi dan Menderita Akibat
Bencana Tahun 2017.
Rosyidie, A. (2013). “Banjir: Fakta dan
Dampaknya, serta Pengaruh dari
Perubahan Guna Lahan”, Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, 24 (3):
241 - 249.
Sudibyakto, H. A. (2011). Pengembangan
Analisis Risiko Multi-Bencana dalam
Mengantisipasi Perubahan Iklim
DiIndonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru Besar pada Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2004 Tentang Jalan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana.
BMKG Maritim Tanjung Perak Tahun 2015-
2016.
Annisa et al, 2017. Pemodelan Bahaya Banjir
Rob di Kawasan Pesisir Surabaya.
Findayani, Aprilia. 2015. KESIAP SIAGAAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGGULANGAN BANJIR DI
KOTA SEMARANG. Mahasiswa
Pascasarjana Program Studi Disaster
Management Kyoto University-JAPAN

© 2020 Universitas Muhammadiyah Surabaya


 Alamat Korespondensi :
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60113
Universitas Muhammadiyah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai