Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MERANCANG STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS


LINGKUNGAN
Makalah ini disusun guna menyelesaikan mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup yang
dibimbing oleh Dr.Sudarti,M.Kes.

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Galang Satriyo Indarko (190210402060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PEMBAHASAN..........................................................................................1

1.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Menurut Ahli..............................................1


1.2 Peran Pendidikan Lingkungan Terhadap Sistem Pendidikan.............................1
1.3 Perancangan Pendidikan Berbasis Lingkngan Bagi Mahasiswa.........................2
1.4 Tujuan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan ...................................................2
1.5 Student Centered Learning...................................................................................3

BAB II PENUTUP ................................................................................................. 5

2.1 Kesimpulan......................................................................................................... 5

2.2 Saran................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6


BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Menurut Ahli

Menurut anonim (2007:14), Pendidikan lingkungan tidak akan


merubah situasi dan kondisi lingkungan yang rusak menjadi baik.
Memberikan pelatihan lingkungan kepada mahasiswa akan menghasilkan
masyarakat yang sadar akan betapa pentingnya keadaan lingkungan
yang seimbang untuk kehidupan yang sempurna. Namun pendidikan
lingkungan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, melainkan
membutuhkan proses untuk menciptakan sumber daya manusia yang
peduli akan lingkungan. Atas dasar itulah Pendidikan lingkungan harus
diberikan sedini mungkin, agar dapat mengurangi kerusakan lingkungan.
Sebagai contohnya adalah bencana kebakaran hutan dan pembukaan
lahan dengan cara membakar yang selalu terjadi dari tahun ke tahun, hal
ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar kawasan
hutan untuk menjaga lingkungan dalam hal pembukaan lahan.

1.2 Peran Pendidikan Lingkungan Terhadap Sistem Pendidikan

Menurut menteri Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya


mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau
elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan
dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian
dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
akan datang.
Pendidikan lingkungan hidup memasukkan aspek afektif yaitu
tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun
masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif
ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru
perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya
klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai.

1.3 Perancangan Pendidikan Berbasis Lingkungan Bagi Mahasiswa

Pendidikan berbasis lingkungan sangat perlu bagi mahasiswa, terlebih mahasiswa


merupakan ujung tombak perubahan untuk masa yang akan datang. Pembelajaran yang
berkaitan dengan alam ataupun praktik-praktik langsung yang bersinggungan dengan
lingkungan sangat dianjurkan bagi mahasiswa. Terutama mahasiswa yang belajar di
fakultas keguruan, dengan diberikannya mata kuliah ataupun penelitian tentang
lingkungan maka akan menambah pengetahuan mereka ataupun soft skill mereka tentang
lingkungan. Hal itu lah modal berharga untuk dianjarkan kepada calon peserta didik
mereka. Dengan begitu ilmu tentang lingkungan akan menjadi suatu yang turun temurun
dan akan semakin menjadi kebiasaan yang baik bagi masyarakat melalui pendidikan.

1.4 Tujuan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan

Tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup itu sendiri adalah pembinaan


peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, nilai dan prilaku lingkungan hidup yang
bertanggung jawab. Perilaku dalam hal ini berhubungan langsung dengan niat untuk
bertindak (intention to act).
Namun sebelum sampai pada ketetapan bertindak, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu :
1)      Kesiapan dalam bertidak,
2)      Pengetahuan tentang sterategi bertindak,
3)      Pengetahuan tentang isu, dan
4)      Faktor-faktor kepribadian seperti sikap, lokus kontrol, dan tanggung jawab individu.
Tugas guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup adalah selain
membentuk siswa untuk memiliki niat bertindak positif terhadap lingkungan hidup, juga
memberikan kondisi yang mendukung kea rah perilaku yang sesuai dengan niat tadi. Hal ini
disebabkan, untuk mencapai kearah keberlanjutan lingkungan hidup, niat saja tidak cukup
tanpa perilaku yang mendukung.

Pendidikan lingkungan hidup secara umum bertujuan untuk membangun individu dan
masyarakat yang mampu merawat dan mengembangkan lingkungan yang berkualitas dan
mencegah permasalahan lingkungan di masa depan. Secara khusus, pendidikan lingkungan
menekankan kepada 5 tujuan :
      Kesadaran
Membantu para siswa memperoleh sebuah kesadaran dan kepekaan terhadap
lingkungan dan berbagai permasalahannya; Membangun kemampuan untuk merasakan dan
membedakan di antara stimuli; mengolah, menyaring dan memperluas pandangan-pandangan
(perceptions) ini; dan menggunakan kemampuan baru ini dalam berbagai macam konteks
      Pengatahuan
Membantu para siswa memperoleh sebuah pengertian mendasar tentang bagaimana
fungsi-fungsi lingkungan, dan begaimana orang-orang berinteraksi dengan lingkungan, dan
bagaimana timbulnya isu-isu dan masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan dan
bagaimana mereka dapat diselesaikan.
      Sikap
Membantu para siswa untuk memperoleh seperangkat nilai dan perasaan-perasaan
kepedulian kepada lingkungan dan motivasi dan komitmen untuk berperan dalam perawatan
dan perbaikan lingkungan.
      Keterampilan
Membantu para siswa memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk
mengidentifikasikan dan menyelidiki permasalahan lingkungan dan berkontribusi untuk
pemecahan permasalahan ini.
      Partisipasi
Membantu para siswa memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan
yang mereka peroleh dan keterampilan dalam pengambilan keputusan (kebijaksanaan)
tindakan-tindakan positif yang mengarah pada pemecahan isu-isu dan permasalan
lingkungan.

1.5 PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI


PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA (Student
Centered Learning)
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya
berpusat pada guru (teacher centered} menjadi pembelajaran yang
berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong
siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap
dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa
ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang
sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa,
maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi urtuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman
yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu kualitas siswa.

Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada


siswa (Student centerd learning) memiliki keragaman model
pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode
tersebut diantaranya adalah:

(a). Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah


gagasan (brainstorming), diskusi kelompok (group discussion), diskusi
panel (panel discussion), simposium, dan seminar

(b). Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara:


simulasi, bermain peran froleplay), permainan (game), dan kelompok
temu

(c). Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving


Based) dengan cara: Studi kasus, tutorial, dan lokakarya.

Metode pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered


Learning) kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini
yang menjadi tantangan bagi siswa untuk mampu mengambil keputusan
secara efektif terhadap problematika yang dihadapinya. Melalui
penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa harus
berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisis dan dapat memecahhkan masalah-masalahnya
sendiri. Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa,
untuk dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu
memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan
strategi pembelajaran. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses
pembelajaran berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan
pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Peran guru dalam
pembelajar berpusat pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar
(teacher) menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan
fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa.
Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping
(guide on the side) bagi siswa.

Persiapan menjadi fasilitator memerlukan upaya khusus yang


berkesinambungan. Selain bekal pengetahuan, juga diperlukan latihan-
latihan yang terus menerus agar supaya pengetahuan itu menjadi
ketrampilan. Ibarat orang membuat kue, tidak cukup hanya dengan
mengumpulkan bahan-bahan dan membaca resep, tetapi juga harus
meramu sesuai resepnya, kemudian memasaknya. Bahkan kadang-
kadang diperlukan cara yang berbeda, dan penambahan bahan-bahan
dengan prosedur yang tepat sehingga dihasilkan kue yang lezat.
Demikian pula menjadi fasilitator, selain persiapan pengetahuan, latihan-
latihan, juga perlu pengalaman. Melalui pengalaman dan praktek menjadi
fasilitator maka akan diperoleh tambahan bekal yang semakin banyak
sehingga kita akan dapat menemukan sendiri cara yang tepat, efektif, dan
efisien ddlam memfasilitasi proses pembelajaran siswa.
BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Pemanasan global dapat dicegah melalui pendidikan lingkungan dengan mengubah
perilaku yang buruk menjadi lebih bijaksana dalam mengelola lingkungan hidup.

Dalam memecahkan permasalahan lingkungan sangat dibutuhkan kehadiran model


pendidikan lingkungan yang sejak dini dilakukan dimulai dari sekolah oleh guru yang
berkompetensi. Pendidikan lingkungan di sekolah merupakan proses pembelajaran yang
efektif melalui sistem penyampaian dengan pengintegrasian pada bidang studi yang
diajarkan. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi pelajar sebagai masyarakat atas nilai-nilai
dan isu permasalahan lingkungan.
2.2Saran

Melihat begitu kompleksnya masalah lingkungan yang terjadi, Kesadaran individu


adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan yang
terjadi, karena hasilnya akan terasa jika semua semua pihak mau melaksanakannya walaupun
hanya bersifat perorangan, tapi jika kesadaran ini dijalankan hasilnya akan menjawab
permasalahan dunia saat ini yaitu pemanasan global bahkan dapat menghindari efeknya yaitu
terjadinya pencairan es dikutub bumi dan naiknya permukaan laut disemua samudera. Hal
kongrit yang dapat dilakukan adalah bersungguh-sungguh dalam mengenyam pendidikan
berbasis lingkungan. Karena ilmu yang kita dapatkan sangat penting bagi kehidupan anak
cucu kita kelak.

DAFTAR PUSTAKA
http://dewivalentini.com/2017/07/makalah-pembelajaran-berbasis.htm

https://sriworopatin.wordpress.com/2009/12/28/pendidikan-lingkungan-hidup-plh-kepada-siswa-
sekolah-sebagai-salah-satu-alternatif-dalam-upaya-mengatasi-masalah-lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai