Anda di halaman 1dari 4

Kesehatan dan SDM unggul

Pada 2019, HKN diperingati untuk yang ke-55 tahun. Ini berarti 55 tahun sudah
jajaran kesehatan, mulai dari pusat hingga daerah berjuang bersama masyarakat
melaksanakan pembangunan kesehatan demi terwujudnya manusia Indonesia yang
sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi.

Peringatan ke-55 HKN mengambil tema “Generasi Sehat, Indonesia Unggul”. Melalui
tema ini, ada harapan bahwa generasi saat ini menjadi cikal bakal generasi yang
sehat sehingga ke depannya Indonesia menjadi negara yang unggul dalam segala
bidang.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, “Pembangunan SDM menjadi kunci


Indonesia kita ke depan. Telah dimulainya pembangunan sumber daya manusia
(SDM) adalah menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita,
kesehatan anak-anak sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia
Indonesia yang unggul ke depan. Tugas besar kita ada di situ. Prioritas pembangunan
SDM akan menjadi prioritas utama kita.”

Pembangunan SDM saat ini masih menjadi isi strategis ke depan sebab pada era
industri 4.0, pemerintah tengah gencar meningkatkan kualitas SDM berdaya saing
tinggi. Selain bidang pendidikan, upaya SDM didorong melalui sektor kesehatan.
Tidak dapat dimungkiri, kesehatan merupakan inti dari modal manusia. Sebab tanpa
kesehatan, pengetahuan dan keterampilan manusia tidak akan maksimal.

Selama ini pembangunan SDM diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM).
Namun, saat ini ada pendekatan baru untuk melihat prospek modal manusia dengan
human capital index (HCI) atau indeks modal manusia. Kondisi modal manusia
Indonesia saat ini (tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan) perlu
mendapat perhatian besar dengan skor 0,53 pada 2018.

Pembangunan modal manusia dari perspektif kesehatan meletakkan 3 indikator


penting, yaitu kelangsungan hidup di bawah 5 tahun, stunting, dan tingkat
kelangsungan hidup dewasa terkait kesakitan atau kematian dini karena penyakit.

Sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi, Kementerian Kesehatan telah melakukan


intervensi fokus pada umur emas yaitu ibu hamil, bayi, balita, serta anak. Berbagai
strategi pembangunan kesehatan telah diterapkan, yaitu melalui program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK), Program Nusantara Sehat (NS) dan program JKN, serta percepatan
pencegahan stunting bersama seluruh komponen kesehatan, baik lintas program
maupun lintas sektor.
Melalui momentum HKN ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyam-
paikan pesan, “Marilah kita konsentrasikan segenap potensi kekuatan dan
kebersamaan kita untuk menitikberatkan pembangunan generasi sehat yang
dilandasi tekad untuk memajukan bangsa. Untuk itu, saya berharap kita dapat bekerja
sama dengan baik dalam melakukan upaya-upaya inovasi untuk percepatan
pembangunan kesehatan tanpa menyalahi aturan yang berlaku sesuai amanat
Presiden, khususnya dalam mengentaskan stunting dan memperbaiki layanan
kesehatan serta membenahi tata kelola BPJS Kesehatan serta penyediaan obat dan
alat kesehatan lokal yang murah berkualitas. Apa yang sudah dirintis sebelumnya kita
lanjutkan dan tingkatkan. Saya optimistis kita dapat mewujudkan SDM unggul
Indonesia maju, seperti yang diharapkan oleh Presiden dan oleh kita semua.”

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, “Pembangunan SDM menjadi kunci


Indonesia kita ke depan. Telah dimulainya pembangunan sumber daya manusia
(SDM) adalah menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita,
kesehatan anak-anak sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia
Indonesia yang unggul ke depan. Tugas besar kita ada di situ. Prioritas pembangunan
SDM akan menjadi prioritas utama kita.”

Capaian Kementerian Kesehatan


Salah satu contoh keseriusan pemerintah dalam membangun modal manusia adalah
melakukan pencegahan stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh karena
kekurangan gizi kronis sehingga memengaruhi pertumbuhan fisik dan otak.

Stunting akan mengganggu “bonus demografi” Indonesia. Oleh karena itu, dalam 5
tahun terakhir ini, pemerintah fokus mencegah stunting. Hasilnya, angka stunting
turun menjadi 30,8 persen (Riskesdas 2018) dari sebelumnya 37,2 persen (Riskesdas
2013). Bahkan, berdasarkan Pemantauan Status Gizi 2019, angka stunting kembali
turun menjadi 27,67 persen.

Selain itu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan, dari
tahun ke tahun Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan signifikan. Dari 68
kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hingga 24 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada 2017. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 juga
menyebutkan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 305 per 100 ribu
kelahiran hidup, sedikit menurun bila dibanding dengan hasil SDKI 2012 yaitu 359 per
100 ribu kelahiran hidup.

l tersebut menunjukkan dengan kerja bersama kita telah berhasil mempersiapkan


Generasi Sehat untuk Indonesia Unggul pada 2045. Kita berharap generasi sehat
yang kita perjuangkan bersama dapat menjadi SDM unggul yang akan mengisi 100
tahun Indonesia merdeka saat bonus demografi nanti mengantarkan Indonesia
menjadi negara yang maju, makmur, dan sejahtera.
Tidak dimungkiri, masih ada pembangunan kesehatan yang belum berhasil yaitu
meningkatnya angka penyakit tidak menular, seperti kanker, stroke, diabetes mellitus,
penyakit jantung, dan ginjal. Namun, dengan implementasi strategi yang baik, kerja
keras, dan kerja sama jajaran Kementerian Kesehatan dari pusat hingga daerah, serta
pelibatan seluruh komponen masyarakat dengan mengedepankan upaya promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif, masalah tersebut dapat diatasi.

Berbicara mengenai promotif preventif berarti mengajak masyarakat untuk menjaga


yang sehat agar tetap sehat dengan mempertahankan perilaku sehat, menjaga yang
sehat agar tidak jatuh sakit dengan mengindari perilaku berisiko, dan merawat yang
sakit agar tidak cacat. Sehat saja belum cukup, tetapi perlu adanya peningkatan
kualitas hidup. Sehat perlu dilengkapi dengan kebugaran agar bisa lebih produktif
dan berinovasi sehingga memperoleh keunggulan dan mampu memenangkan
kompetisi.

Momen peringatan HKN ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan


pentingnya menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan, serta
membudayakan perilaku sehat agar generasi sehat dan unggul dapat terwujud.
“Salam Sehat, Sehat Indonesiaku”. [*]

Sumber: Laporan rutin Kemenkes

Terciptanya generasi yang sehat sehingga ke depannya Indonesia menjadi Negara yang
unggul dalam segala bidang.

Tidak dapat dimungkiri, kesehatan merupakan inti dari modal manusia. Sebab
tanpa kesehatan, pengetahuan dan keterampilan manusia tidak akan maksimal

“Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan” dimulai dari

menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-
anak sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang
unggul ke depan. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia
yang unggul ke depan. Tugas besar kita ada di situ

Serta wujudkan Indonesia sehat dengan Promotif dan preventif

promotif preventif berarti mengajak masyarakat untuk menjaga yang sehat agar
tetap sehat dengan mempertahankan perilaku sehat, menjaga yang sehat agar tidak
jatuh sakit dengan mengindari perilaku berisiko, dan merawat yang sakit agar tidak
cacat. Sehat saja belum cukup, tetapi perlu adanya peningkatan kualitas hidup. Sehat
perlu dilengkapi dengan kebugaran agar bisa lebih produktif dan berinovasi sehingga
memperoleh keunggulan dan mampu memenangkan kompetisi.

Anda mungkin juga menyukai