B. ETIOLOGI
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu.
Diperkirakan disini penyebabnya adalah faktor penghambat dalam masa pertumbuhan dini
hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion, dua korion, dan dua plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula
tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion,
sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion.
Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dengan berbagai
bentuk.
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3. faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2 atau lebih folikel de
graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel.. kemungkinan pertama dibuktikan
dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat
pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu
dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh dan
berkembang lebih dari satu.
4. Faktor keturunan.
5. Faktor lain yang belum diketahui.
C. JENIS GEMELLI
1. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau
disebut juga identik, homolog atau univoler. Kembar monozigot berarrti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua.
Masa pembelahan berpengaruh terhadap kondisi bayi kelak. Masa pembelahan sel telur
terbagi menjadi 4 waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9 – 12 dan 13 hari atau lebih.
Pada pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua selaput
ketuban dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya
satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak. Akibatnya perkembangan bayi bisa terhambat.
Lalu pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah,
tapi bayi masih membelah dengan baik
Pada pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu placenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahan telalu
lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya kembar siam terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik.
Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi,
rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik
satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya biasa karena lokasi
daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira satu pertiga
kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-
kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar
dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion.
D. PERTUMBUHAN JANIN
1. Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari pada janin pada kehamilan tunggal pada umur
kehamilan yang sama. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari pada
janin kehamilan tinggal. Berat badan yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.
Pada triplet kurang dari 2000 gram dan untuk kuadruplet kurang dari 1500 gram. Suatu faktor penting dalam hal
ini adalah kecendrungan terjadinya partus prematurus. Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak
sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1000 gram.
2. Dalam pertumbuhan yang bersaing antara kedua janin hamil kembar dapat terjadi :
Terjadi monstrum, akardiakus
Pada kehamilan kemabr monozigotik peredaran darah terjadi tidak seimbang karena perbedaan pembuluh
darah.pada jantung janin yang satu, peredaran darahnya lebh sempurna daripada janin yang lain sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan pada satu janin.
Macam-macamnya :
- Akardiakus akornus ialah monstrum tanpa badan
- Akardiakus asefalus ialah monstrum yang hanya terdiri atas panggul dan ekstremitas bawah
- Akardiakus amorfus ialah monstrum tanpa bentuk yang terdiri atas jaringan ikat yang mengandung berbagai
alat rudimeter dan diliputi kulit.
Pada janin yang mendapat darah lebih banyak dapat terjadi hidramnion, selain itu juga dapat terjadi polisitemia.
Tapi pertumbuhan janin baik sedangkan pada janin kedua dapat menderita anemia, oligohidramnion,
pertumbuhan janin kecil.
3. Fetus Papiraseus
Ini terjadi pada kembar dizigotik dimana satu janin meninggal dan yang lainnya tumbuh terus sampai
matur. Janin yang mati diabsobsi atau masih ditemukan dalam uterus. Cairan amnion dapat diserap semua dan
janin berubah menjadi gepeng (fetus papiraseus/kompresus). Jika tertinggal dalam uterus dapat menyebabkan
infeksi dan perdarahan. Plasenta fetus papiraseus berwarna putih, keras, fibritik dan berbatas tegas. Penemuan
plasenta ini dapat menjadi indikator kemungkinan masih tertinggal janin kedua dalam uterus. Dapat pula satu
konseptur mengalami perubahan menjadi mola hidatidosa sedangkan yang lain tumbuh terus sampai matur dan
dilahirkan hidup. Tapi ini sangat jarang terjadi.
Ibu Bayi
Anemia Hidramnion
Hipertensi Malpresentasi
Partus Prematurus Plasenta previa
Atonia Uteri Solusio plasenta
Perdarahan pasca persalinan Ketuban pecah dini
dan toksemia gravidarum
Pertumbuhan janin terhambat
Kelainan bawaan
Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
K. PROGNOSIS
Ibu : - Partus lama
- Taruma jalan lahir
- Perdarahan post partum
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena
seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif,
dan perdarahan pospartum.
Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio
plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN
Pada ibu G…..P…. hamil ... minggu I/G/H inpartu kala .... fase…dengan gemelli
Presentasi anak pertama….anak kedua…
I.Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Umur : semakin tua usia ibu semakin berpotensi terjadi kehamilan ganda
Suku : ras bisa menyebabkan kehamilan ganda kerena kehamilan ganda bisa menurun
2. Keluhan Utama
Ibu mengtakan hamil anak ke ...(multi) usia kehamilan ... bulan, kenceng-kenceng sejak
jam ..., tanggal ... dan keluar lendir bercampur darah jam ..., tanggal... keluar cairan ketuban
jam..... tanggal......berwarna......
6. Riwayat menstruasi
HPHT :
HPL : aterm atau preterm
8. Riwayat Obstetri
Ibu pernah mengalami kehamilan ganda sebelumnya.
9. Riwayat KB
Tidak berpengaruh
B Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik/ cukup
Kesadaran :Composmentis
TTV : TD : rendah (< 120/80) atau tinggi (> 120/80)
Nadi : dbn (80-90x / menit)
RR : dbn (20-24 x / menit) TB : > 145 cm
Suhu : dbn (36,5-37,5°C) BB : Sebelum hamil : ... kg
Sesudah hamil : ... kg
Ukuran lila : .....cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, rontok
Muka : dbn
Mata : dbn
Gilut : dbn
her : ada pemebesaran kelenjar tiroid
da : dbn
domen : pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
entasi kepala-bokong)
L I :TFU …… (…) cm ( TFU lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba bagian keras dan
melenting (kepala) dan ada bagian lunak yang tidak melenting (bokong) pada fundus. TBJ = ... gram
L II :Teraba 2 tahanan keras memanjang yaitu di perut kanan dan kiri (puka-puki), teraba banyak bagian kecil.
L III : Teraba keras dan melenting (kepala) dan teraba lunak dan tidak melenting (bokong) pada perut bagian bawah.
LIV : Kepala Sudah masuk PAP (4/5)
(presentasi bokong-bokong)
LI : TFU …… (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba dua bagian keras dan
melenting (kepala) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba 2 tahanan keras memanjang diperut kanan dan kiri (puka-puki), teraba banyak bagian kecil
LIII : teraba dua bagian lunak dan tidak melenting (bokong)
LIV : kepala sudah masuk PAP (4/5)
(Presentasi lintang-lintang)
LI : TFU …… (…) cm, teraba kosong pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong) serta bagian keras dan melenting (kepala) di sebelah kanan
perut / teraba 2 bagian lunak dan tidak melenting (bokong) ibu dan teraba bagian keras dan melenting (kepala)
serta teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong) / teraba 2 bagian keras dan melenting (kepala)di sebelah
kiri perut ibu.
LIII : teraba kosong pada bagian perut ibu, tidak masuk PAP
LIV : -
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His :….x/….detik/10 menit
2. Dx : ibu G…P… hamil UK : aterm I/G/H inpartu kala ...fase…dengan gemeli, prsentasi anak
pertama kepala dan anak kedua kepala
Ds : ibu mengatakan hamil 9 bulan Anak pertama. Mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir
Do : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU … (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba dua bagian lunak dan tidak
melenting (bokong) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba 2 tahanan keras memanjang diperut kanan dan kiri (puka-puki), teraba banyak bagian kecil. Anak
pertama teraba puka dan anak kedua teraba puki
LIII : teraba dua bagian keras dan melenting (kepala) di perut bagian bawah
LIV : kepala sudah masuk PAP (4/5)
VT (presentasi kepala kepala) : teraba UUK sebagai denominator
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : …x/menit
3. Dx : ibu G…P… hamil UK : aterm I/G/H inpartu kala ... fase…dengan gemeli, presentasi anak
pertama bokong dan anak kedua bokong
Ds : ibu mengatakan hamil 9 bulan Anak pertama. Mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir
Do : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU …… (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba dua bagian keras dan
melenting (kepala) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba 2 tahanan keras memanjang diperut kanan dan kiri (puka-puki), teraba banyak bagian kecil. Anak
pertama teraba puka dan anak kedua teraba puki
LIII : teraba dua bagian lunak dan tidak melenting (bokong) di perut bagian bawah
LIV : kepala sudah masuk PAP (4/5)
VT (presentasi bokong bokong) : teraba sacrum, anus, dan dua lipat paha sebagai denominator
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : …x/menit
4. Dx : ibu G…P… hamil UK : aterm I/G/H inpartu kala ... fase… dengan gemeli, presentasi anak pertama bokong
dan anak kedua lintang
Ds : ibu mengatakan hamil 9 bulan Anak pertama. Mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir
Do : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU …… (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba bagian keras dan
melenting (kepala) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba bagian keras dan memanjang di sebelah kanan perut ibu dan teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
di sebelah kiri perut ibu.Anak pertama teraba puka dan anak kedua teraba kepala di sebelah kanan perut ibu
LIII : teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
LIV : kepala sudah masuk PAP (4/5)
VT (presentasi lintang bokong) :
bokong :teraba sacrum, anus, dan dua lipat paha sebagai denominator
lintang : teraba scapula atau sternum sebagai denominator
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : …x/menit
5. Dx : ibu G…P… hamil UK : aterm I/G/H inpartu kala ... fase…dengan gemeli, presentasi anak pertama kepala
dan anak kedua lintang
Ds : ibu mengatakan hamil 9 bulan Anak pertama. Mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir
Do : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU …… (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba bagian lunak dan tidak
melenting (bokong) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : anak pertama teraba bagian keras dan memanjang (punggung) di sebelah kanan perut ibu dan anak kedua teraba
bagian keras dan melenting (kepala) di sebelah kiri perut ibu.
LIII : teraba keras dan melenting (kepala)
LIV : kepala sudah masuk PAP (4/5)
VT (presentasi lintang kepala) :
Kepala : teraba UUK sebagai denominator
Lintang : scapula atau sternum sebagai denominator
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : …x/menit
6. Dx : ibu G...P… hamil UK : aterm I/G/H inpartu kala .... fase…dengan gemeli, presentasi anak
pertama lintang dan anak kedua lintang
Ds : ibu mengatakan hamil 9 bulan Anak pertama. Mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir
Do : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU …… (…) cm, teraba kosong pada fundus, TBJ = ... gr
LII : anak pertama teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong) serta bagian keras dan melenting (kepala) di
sebelah kanan perut / teraba 2 bagian lunak dan tidak melenting (bokong) ibu dan anak kedua teraba bagian
keras dan melenting (kepala) serta teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong) / teraba 2 bagian keras dan
melenting (kepala)di sebelah kiri perut ibu.
LIII : teraba kosong pada perut bagian bawah dan fundus ibu
LIV : -
VT (presentasi lintang lintang) : teraba skapula atau sternum sebagai denominator
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : …x/menit
Diagnosa yang dipilih adalah diagnosa nomer 2
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
USG : terlihat 2 bagian janin atau lebih, kedudukan anak, posisi janin, air ketuban, letak plasenta, DJJ, TBJ,
Usia kehamilan, Taksiran persalinan.
V. Intervensi
1. jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ ibu mengerti dan lebih kooperatif
2. observasi TTV dan CHPB
R/ memberika energi dan tenaga pada ibu saat persalinan
3. Berikan ibu asupan per oral
R/ memantau perkembangan keadaan ibu
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan motivasi pada ibu
R/ perbaikan psikologis pada ibu dan meringankan beban ibu dalam menjalani persalinan
5. Ajarkan ibu teknik distraksi-relaksasi
R/ mengurangi rasa sakit ibu ketika ada HIS
6. pasang infus RL 20 tetes per menit
R/ maintenance cairan
7. siapkan peralatan
R/ pertolongan persalinan yang aman
VI. Implementasi
Pelaksanaan intervensi tanggal........jam...........
VII. Evaluasi
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan hamil.....bulan anak ke..............mengeluh kenceng-kenceng semakin
sering dan ingin mengedan seperti orang BAB.
O : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu :36,5 – 37,5 C
Rr :18-20 x / menit
LI : TFU … (…) cm ( tfu lebih besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilan), teraba dua bagian lunak dan tidak
melenting (bokong) pada fundus, TBJ = ... gr
LII : teraba 2 tahanan keras memanjang diperut kanan dan kiri (puka-puki), teraba banyak bagian kecil. Anak
pertama teraba puka dan anak kedua teraba puki
LIII : teraba dua bagian keras dan melenting (kepala)
LIV : kepala sudah masuk PAP (1/5)
VT (presentasi kepala kepala) : u/v taa. Portio tidak teraba. Eff 100%. Pembukaan 10 cm. Ket (-). Teraba UUK.
Molage 0. HIII+. Tidak teraba bagian kecil yang menumbung.
DJJ : 120 – 160 x/menit, selisih DJJ kedua janin tidak kurang dari 10
His : 4x dalam 10 menit, lama > 40 detik
A : Ibu G...P......Hamil....mg I/G/H Inpartu kala II dengan Gemeli, presentasi anak pertama Kepala dan
anak kedua kepala
P : - Persiapan Persalinan
- Pimpin ibu meneran bila ada his dan dorongan meneran
- Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :………. Jam :…………
S : ibu mengatakan lega karena anak pertamanya sudah lahir
O : bayi pertama lahir hidup spontan, laki-laki, tanggal….jam….AS : 8-9
Cek fundus : ada janin kedua
LI : TFU pertengahan px-pusat, teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting (bokong)
LII : Teraba tahanan keras dan memanjang di sebelah kiri perut ibu (punggung)
LIII : Teraba keras, bulat, tidak dapat dilentingkan (kepala)
LIV : Kepala masuk PAP (1/5)
VT (presentasi kepala kepala) : u/v taa. Portio tidak teraba. Eff 100%. Pembukaan 10 cm. Ket (-). Teraba UUK.
Molage 0. HIII+. Tidak teraba bagian kecil yang menumbung.
A : Ibu G…P…hamil….mgg I/T/H inpartu kala II
P : Drip oxytocin 10 UI
Pimpin ibu meneran bila ada his dan dorongan meneran
Observasi DJJ dan nadi saat tidak ada his
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :……. Jam :………….
S : ibu mengatakan lega karena anak keduanya sudah lahir
O : bayi kedua lahir hidup spontan, perempuan, tanggal….jam….AS : 8-9
Cek fundus : tidak ada bayi kedua
Suntik oxytocin 10 UI secara IM
Penilaian bayi baru lahir dan perawatan bayi baru lhir
A : Ibu P10002 inpartu kala III
P : Lakukan menejemen aktif kala III
Cek perdarahan
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :……. Jam :………….
S : ibu mengatakan lega karena plasenta telah lahir
O : plasenta lahir spontan, tanggal….jam….
Melakukan manajemen aktif kala III
A : Ibu P10002 inpartu kala IV
P :Observasi TTV, UC, TFU, Perdarahan, Kandung kemih
Catatan Perkembangan
Tanggal :……………………Jam : …………………….
S : ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan mengeluarkan darah
O : TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7
Rr : 18x/menit
UC : baik
TFU : 2 jari bawah pusat
Kandung kemih : kosong
Perdarahan : 30cc
A : Ibu P10002 inpartu kala IV
P : Observasi TTV, kontraksi, perdarahan. Kandung kemih dan TFU selama 2 - 6jam PP
Pemeriksaan BBL dan pemberian Vit. K, salep mata dan HB0
Ajari ibu masase uterus dan menilai kontraksi
Bersihkan peralatan dan tempat