Anda di halaman 1dari 14

1.

  SIFAT PENDEKATAN PEMPROSESAN INFORMASI


A. INFORMASI, INGATAN, DAN BERPIKIR
Pendekatan pemrosesan  informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak mengolah
informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari
pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir. Menurut pendekatan ini, anak secara
bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, yang memungkinkan mereka untuk
bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Behaviorisme dan model asosiatif belajar adalah kekuatan yang dominan dalam psikologi
sampai tahun 1950-an dan 1960-an, ketika banyak psikologi mulai mengakui bahwa mereka tidak
dapat menjelaskan pembelajaran anak-anak tanpa mengacu pada psoses mental, seperti memori dan
berpikir. Istilah psikologi kognitif menjadi label untuk pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan
perilaku dengan memeriksa proses mental. Meskipun sejumlah faktor mendorong pertumbuhan
psikologi kognitif, tidak ada yang lebih penting daripada perkembangan komputer.
Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif  yang dikemukakan oleh
psikologi kognitif untuk menggambarkan hubungan antara kognisi dengan otak adalah dengan
melihat sistem kerja komputer yang seakan-akan menjelaskan bagaimana kognisi manusia bekerja
dengan menganalogikan  hardware sebagai otak fisik dan software sebagai kognisi.

B. SUMBER KOGNIFIK: KAPASITAS DAN KECEPATAN PENGOLAHAN   INFORMASI

            Kemampuan pengolahan informasi meningkat, dipengaruhi oleh kenaikan kapasitas


dan kecepatan pemrosesan. Kenaikan kapasitar yaitu mengingat satu topik atau dimensi
atau berbagai masalah sedangkan kecepetan pemprosesan yaitu seberapa cepat dalam
mengelola informasi. Kedua karateristik kapasitas dan kecepatan ini sering disebut sebagai
sumber daya kognifik dan memiliki pengaruh penting pada memori dan pemecahan
masalah. Biologis dan pengalaman memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sumber kognitif
(Bjorklund, 2011).
Kecepatan pemrosesan informasi sering mempengaruhi apa yang dapat mereka lakukan
dengan informasi tersebut. Kecepatan anak dalam memproses informasi terkait dengan kopetensi
mereka dalam berpikir (Bjorklund,2005, 2011). Umumnya proses yang cepat dihubungkan dengan
kinerja yang baik pada tugas-tugas kognitif. Namun, beberapa kopetensi untuk kecepatan proses
yang lebih lambat dapat dicapai melalui strategi yang efektif.
            Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Belajar tidak
sekedar melibatkan antara stimulus dan respon, akan tetapi belajar merupakan perubahan persepsi
dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak, dan belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek- aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran
seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman- pengalaman sebelumnya. Selain itu, teori
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

C. MEKANISME PERUBAHAN
Tiga mekanisme perubahan menurut Robert Siegler (1998) bekerja sama untuk menciptakan
perubahan dalam tererampilan kignitif:

1.   Pengodean ( encoding )
Pengodean adalah proses di mana informasi akan disimpan dalam memori. Seiring berubahanya
keterampilan kognisi anak, maka mereka akan mampu untuk melakukan pengodean terhadap
informasi yang relevan dan dapat mengabaikan informasi yang tidak relevan. Namun, anak
membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih pengodean ini, agar dapat pengodean secara
otomatis. Sebagai contoh, untuk anak usia 4 tahun, huruf S yang ditulis dalam tulisan melengkung
yang berbeda bentuknya dari huruf S yang dicetak. Namun, anak usia 10 tahun telah belajar untuk
mengodekan fakta relevan bahwa keduanya adalah huruf S dan mengabaikan perbedaan relevan
dalam bentuknya.
Ada enam konsep yang dikenal dalam pengkodean (encoding), yaitu :
1.    Atensi yaitu mengkonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
2.    Pengulangan yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih  lama berada dalam
memori.
3.    Pemrosesan mendalam, pada bagian ini Fergus Craik dan Robert Lockhart mengatakan bahwa kita
dapat memproses informasi pada berbagai level.
4.    Elaborasi
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan informasi dalam penyandian. Jadi, saat pendidik
menyajikan konsep demokrasi pada peserta didik, maka mereka akan mengingatnya dengan lebih
baik jika diberikan contoh yang bagus tentang demokrasi.
5.    Mengkonstruksi citra
Allan Paivio percaya bahwa memori disimpan melalui satu atau dua cara yaitu sebagai kode verbal
atau kode citra/imaji dan menggunakan kode mental. 
Sebagai contoh, pada saat seseorang mengkonstruksi citra berarti  ia  telah mengelaborasi informasi,
seperti menghitung jumlah jendela di rumahnya. Mungkin seseorang akan mengalami kesulitan saat
menyebutkan jumlah jendela secara keseluruhan, tetapi ia akan mudah menjawab ketika
menggunakan kode mental yaitu dalam mengkonstruksi citra ia dapat  menyebutkan jumlah jendela
dengan berjalan secara mental di seluruh bagian rumahnya.
6.    Penataan
Penataan atau pengorganisasian informasi dalam kaitannya dengan penyandian pada memori, maka
hal ini akan membawa pengaruh terhadap pemahaman, dengan kata lain, semakin baik seorang
pendidik menata informasi dalam menyajikan materi pelajaran, maka semakin mudah peserta didik
untuk memahami dan mengingatnya dalam memori.

2.   Otomatisitas ( Automaticy )
Otomatisitas mengacu pada kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit usaha atau
tidak ada usaha. Ketika pengolahan informasi menjadi lebih otomatis, kita dapat menyelesaikan tugas
dengan lebih cepat dan menangani lebih dari satu tugas pada satu waktu ( Mayer, 2008 ).  Peristiwa
ini terjadi karena pertambahan usia dan pengalaman  individu sehingga otomatis dalam memproses
informasi, yaitu cepat dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari peristiwa-peristiwa yang baru
dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori dan akhirnya akan menemukan ide atau
pengetahuan baru dari setiap kejadian. Sebagai contoh, sesekali anak-anak belajar untuk membaca
dengan baik, mereka tidak berpikir tentang setiap huruf dalam kata sebagai huruf, melainkan mereka
mengodekan seluruh huruf, maka hal ini adalah tugas otomatis, tidak memerlukan usaha sadar.

3.   Pengembangan strategi ( Strategy Construction )


Pengembangan strategi adalah penciptaan prosedur baru untuk memproses informasi. Dalam hal
ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengkoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk
memecahkan masalah. Mengembangkan susunan strategi yang efektif dan memilih yang terbaik
untuk digunakan pada tugas belajar merupakan aspek penting untuk menjadi pembelajar yang efektif
(Bjorklund, 2011;Scanlan, Anderson, & Sweeney, 2010). Sebagai contoh, kegiatan membaca pada
anak-anak yang mengembangkan strategi periodik untuk mengetahui apa yang telah mereka baca
sejauh ini.

Selain mekanisme perubahan, pengolahan informasi anak-anak ditandai dengan modifikasi diri
(Siegler,1998, 2007, 2009). Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang
dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau mengetahui tentang mengetahui, yang  di dalamnya
terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas kognitif. Pengetahuan kognitif
melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan
aktivitas kognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran
mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan. Berkaitan dengan modifikasi
diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak
menjadi pemikir yang lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Baginya ketrampilan
kognitif   terbagi dua, yaitu mengutamakan kemampuan anak-anak untuk mengenali dunia, dan
ketrampilan untuk mengetahui pengetahuannya sendiri. Model metakognitif yang disebut model
pemrosesan informasi yang baik. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil
dari sejumlah faktor yang saling berinteraks.

    2.  PERHATIAN
A. PENGERTIAN PERHATIAN

Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh
organisme dan kesadaran seseorang.
Perhatian adalah pemusatan sumber daya mental. Perhatian merupakan salah satu subjek kajian
dalam psikologi. Karena sebuah informasi akan diolah terlebih dahulu harus melalui perhatian.
Perhatian (Attention) adalah proses konsentrasi pemikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention
is a concentration of mental activity).
Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran dan tugas tertentu sambil berusaha
mengabaikan stimulus lain yang mengganggu atau tidak relevan. Para ahli psikologi membagi
perhatian ini kedalam tipe-tipe, yaitu:
1.   Perhatian selektif
Perhatian selektif adalah berkonsentrasi pada aspek spesifik dari pengalaman yang relevan dan
mengabaikan pengalaman yang tidak relevan. Berkonsentrasi pada satu suara diantara suara-suara
lain dalam suatu ruangan yang bising, atau restoran yang ramai, merupakan contoh perhatian selektif.
Ketika anda berkonsentrasi pada jari-jari kaki anda, anda sedang melakukan perhatian selektif.

2.   Perhatian terbagi
Perhatian terbagi adalah konsentrasi pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Jika anda
mendengarkan music atau televisi, sambil membaca artikel ini, anda melakukan perhatian terbagi .
3.   Perhatian berkelanjutan
Perhatian berkelanjutan adalah  kesiapan mendeteksi dan merespons perubahan-perubahan kecil yang
terjadi secara acak dilingkungan. Perhatian terus menerus juga disebut kewaspadaan. Sebagai contoh,
ketika membaca buku dari awal sampai akhir tanpa ada gangguan.
4.   Perhatian eksekutif
Perhatian eksekutif adalah mencakup perencanaan tindakan, mengalokasikan perhatian pada tujuan,
deteksi kesalahan dan kompensasi, memantau kemajuan pada tugas-tugas, dan berurusan dengan
kondisi yang baru atau sulit. Sebagai contoh, secara efektif menyebarkan perhatian agar terlibat
dalam tugas-tugas kognitif saat menulis makalah sebanyak 10 halaman dalam makalah.

            Salah satu yang faktor penyebab perhatian terbagi pada anak-anak atau remaja
adalah multitasking, yaitu melibatkan tidak hanya membagi perhatian antara dua kegiatan tetapi bias
melibatkan perhatian tiga atau lebih. Pengaruh paling besar dalam peningkatan multitasking adalah
ketersediaan beberapa media elektronik. Banyak anak dan remaja memiliki berbagai media
elektronik. Hal ini tidak biasa bagi remaja untuk secara bersamaan membagi perhatian mereka antara
pekerjaan, pesan singkat, aktif didunia maya, dan melihat daftar lagu iTunes.
            Multitasking bersifat menguntungkan karena menghadirkan perluasaan infromasi bagi anak
dan remaja serta penguasaan otak untuk berbagi sumber daya pengolahan. Multitasking juga bisa
mengganggu karena dapat mengalihkan perhatian dari apa yang mungkin lebih pernting pada dunia
nyata.
            Perhatian terus-menerus dan eksekutif merupakan aspek yang sangat penting dari
perkembangan kognifik. Ketika anak-anak dan remaja diperlukan untuk terlibat dalam tugas-tugas
lebih besar, yang semakin kompleks yang membutuhkan jangka waktu lebih lama untuk
menyelesaikannya, kemampuan mereka untuk mempertahankan perhatian sangat penting bagi
keberhasilan tugas-tugasnya. Peningkatan perhatian eksekutif mendukung peningkatan pesat dalam
control penuh usaha yang diperlukan untuk secara efektif terlibat dalam tugas-tugas akademi yang
komplek.

B. PERUBAHAN PERKEMBANGAN
           
Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-
fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Perkembangan terjadi dalam kehidupan manusia karena hasil dari proses pematangan fungsi
psikis dan fisik dan kemudian juga dapat di dukung pula oleh faktor lingkungan. Perkembangan
ditunjukkan dengan perubahan yang bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan.
1. Perubahan Bersifat Sistematis
Perubahan dalam perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang
harmonis. Misalnya anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan
diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak
apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang
pensil dan membaca bentuk huruf.
2. Perubahan Bersifat Progresif
Perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Misalnya, perubahan
pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih
kompleks.
3.   Perubahan Bersifat Berkesinambungan
Berkesinambungan ditunjukkan dengan adanya perubahan yang berlangsung secara beraturan
atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur kebetulan. Misalnya, agar anak
mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu. Melalui
belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan
dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan
perilaku baru.
Perkembangan dapat bersifat evolusi maupun inevolusi artinya bahwa perkembangan yang
terjadi pada manusia tidak hanya mengalami kemajuan akan tetapi juga dapat mengalami
kemunduran. Perkembangan terjadi karen kematangan pola-pola dasar tingkah laku dan bukan
merupakan hasil dari proses belajar.
Ada beberapa perkembangan pada manusia seperti :
1.  Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada manusia dapat mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya pertumbuhan
otot,otak.tulang,serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangmya
kekuatan-kekuatan otot.
2. Perkembangan Kognitif
Perkambangan kognitif pada manusia mencakup perubahan-perubahan dalam berfikir, kemampuan
berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.
3. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi
individu yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman, dan gurunya.
Perkembangan pada manusia pada dasarnya melalui fase-fase atau tahap demi tahap namun
perkembangan ini tidak selamanya teratur, dapat maju maupun mundur akan tetapi pada dasarnya
perkembangan tidak terjadi secara meloncat-loncat.
Dalam perkembangan seseorang harus menguasai dulu perkembangansebelum menginjak
tahap ke berikutnya karena setiap keberhasilan tahap dan tugas perkembangan dibangun atas dasar
penyelesaian tahap perkembangan sebelumnya kemudian diikuti oleh tahap perkembangan yang lain.
Fase merupakan tahapan-tahapan perkembangan yang di alami oleh manusia. Sedangkan
tugas yaitu suatu peran yang harus di jalani seseorang dalam setiap fasenya. Fase pada manusia
berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Namun kegiatan belajar ini bukan merupakan kegiatan
belajar yang ilmiah. Hal-hal yang dapat menimbulkan tugas-tugas perkembangan diantaranya
adaanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu, adanya dorongan cita-cita
psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan adanya tuntutan kultural masyarakat.
Beberapa fase tahapan perkembangan anak sesuai dengan usianya:
1.  Perkembangan anak usia dini (jenjang TK)
Merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini
mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa. Untuk
membantu mengembangkan anak usia dini bisa menggunakan lagu atau instrument untuk transisi
dari waktu bermain ke waktu belajar.
2.   Perkembangan anak sekolah dasar
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah
disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak
menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah.
Salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi
egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah
ada sikap intelektualitas sehingga masa ini disebut periode intelektual. Pada masa ini secara relatif
anak-anak mudah untuk dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Salah satu strategi yang
digunakan untuk perkembangan anak sekolah dasar adalah dengan berfocus masuk ke peran.
3.   Perkembangan anak sekolah menengah
Perkembangan kognitif utama yang dialami pada masa anak sekolah menengah adalah formal
operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat
konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan
berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi
dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas
memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu
alat vital untuk kegiatan kognitif.
4.   Perkembangan sekolah tinggi
Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa sekolah tinggi. Akan tetapi, bagaimanapun
tidak semua perubahan kognitif pada masa ini mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang
beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun
demikian sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada
masa tersebu dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.

    3.  INGATAN
A.  PENGERTIAN INGATAN

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak
dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu
saraf. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan
masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal
tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu
ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan
memasukkan (learning) atau pengodean, menyimpan (retention) dan menimbulkan  atau pengambilan
kembali apa yang pernah dialami (remembering).

B.  PENGODEAN

Dalam bahasa sehari-hari, pengodean memiliki banyak kesamaan dangan perhatian dan
pembelajaran. Pengodean terdiri atas sejumlah proses :
1.   Proses latihan yaitu, pengulangan sadar informasi dari waktu ke waktu untuk meningkatkan panjang
waktu yang tetap dalam memori.
2.   Pengolahan mendalam
Pernyataan tentang tingkat teori pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan ingatan terjadi di
kontinum dari dangkal sampai dalam, dengan pengolahan yang lebih dalam akan menghasilkan
memori yang lebih baik. Para peneliti telah menemukan bahwa orang mengingat informasi lebih baik
ketika mereka memprosesnya secara mendalam ( Otten, Henson, & Rugg, 2001 ).
3.   Elaborasi
Maaf memori dari penggunaan elaborasi, mengacu pada banyaknya informasi dalam proses
pengodean. Penggunaan elaborasi akan berubah dalam perkembangannya (Schneider, 2011). Salah
satu alasan elaborasi bekerja dengan baik dalam pengodean adalah bahwa elaborasi menambah
kekhasan kode memori.
4.   Membangun gambar
Ketika  kita membangun sebuah citra dari sesuatu, maka kita malakukan penguraian informasi. Allan
Paivio (1971, 1986) berpendapat bahwa memori disimpan dengan salah satu dari dua cara yaitu,
sebagai kode verbal atau sebagai kode gambar berupa gambar label atau gambar mental. Semakin
rinci dank has kode gambar, maka semakin baik memori dalam mengingat informasi.
5.   Organisasi
Menyajikan informasi dengan secara terorganisasi maka akan mudah untuk mengingatnya terutama
jika mengatur informasi secara hierarki atau garis besar.
6.   Membingkah
Membingkah adalah strategi pengorganisasian memori yang menguntungkan yang melibatkan
pengelompokan. Proses membingkah bekerja dengan membuat sejumlah informasi besar lebih
mudah dikelola dan lebih bermakna.

C.     PENYIMPANAN           

Ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory
memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term
memory).

1.  Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara
yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori
Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam
diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan),
sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya
akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat.
Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh
sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di
antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-informasi dari
indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-
bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian detik.
Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang
disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut akan menghilang
setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu detik.
Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang
harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada
proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.

2.  Memori Jangka Pendek


Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory
adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat
kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris
diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari
memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam
ingatan jangka pendek.
Dari memori jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke
dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari
ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon
yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap
tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan
perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat
sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor
telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari  memori jangka pendek ke
memori jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya
lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus.
Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda
harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu
yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi
nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda
harus melihat dan  mengingat kembali.
Memori jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah;
    Putaran fonologi
Menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975)
dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata
secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka
sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik
dalam dua detik.
    Memori kerja visuospasial
Menyimpan informasi visual dan spasial, termasuk citra visual. Seperti lingkaran fonologi memori
kerja visuospasial memiliki kapasitas terbatas. Putaran fonologi dan memori kerja visuospasial
memeiliki fungsi independen.
    Para eksekutif pusat
Mengintegrasikan informasi tidak hanya dari lingkaran fonologi dan memori kerja visuospasial,
tetapi juga dari memori jangka panjang.

Tiga studi terbaru menggabrakan bagaimana memori kerja berperan penting dalam
perkembangan kognitif anak:
1.     Memori bekerja dan mengontrol perhatian memperkirakan pertumbuhan dalam munculnya bakat
kesastraan dan matematis pada anak-anak muda dalam keluarga berpenghasilan rendah (Welsh &
lain, 2010)
2.     Kapasitas memori yang bekerja pada anak usia 9 sampai 10 tahun memperkirakan pemahaman
bahasa asing dua tahun kemudian pada usia 11 sampai 12 tahun (Andersson, 2010).
3.     Kapasitas memori kerja memprediksi berapa banyak item dalam daftar yang harus diingat oleh anak
kelas 4 dari item yang dilupakan (Asia, Zellner, & Bauml, 2010).

3.  Memori Jangka Panjang


Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang
bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat
panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang
adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka  panjang berisi informasi
dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini
tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu
yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya
dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.
Proses masuknya informasi ke dalam memori jangka panjang tetap melalui tahap memori
sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls
neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang
mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam
ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian
diteruskan ke ingatan jangka panjang.
Sebelum masuk ke memori jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka
pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Jadi, memori jangka panjang akan
melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi,
gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara
permanen.
Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda
ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang bisa anda
munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan
kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin
anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang
Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah
menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan
waktu dengan orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan
akurasi yang mengejutkan.

4.   Isi Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang dibagi menjadi dua subtype yaitu,


1.      Memori Deklaratif adalah ingatan sadar informasi, seperti fakta-fakta atau peristiwa tertentu yang
dapat dikomunikasikan secara verbal. Memori deklaratif disebut “mengetahui bahwa” (versus
“mengetahui bagaimana”) dan baru-baru ini diberi label “memori eksplisit” (versus “memori
implisit”). Memori deklaratif terbagi menjadi dua bagian yaitu:
          Memori episodik adalah retensi informasi tentang di mana dan kapan kejadian hidup.
          Memori semantic adalah adalah pengetahuan umum seorang individu tentang dunia, identitas
independen individu dengan masa lalu.
Memori ini semantic meliputi :
    Pengetahuan seperti yang dipelajari disekolah (pengetahuan  geometric).
    Pengetahuan dalam berbagai bidang keahlian (penegetahuan catur).
    Pengetahuan “setiap hari”tentang makna kata-kata, orang-orang terkenal, tempat-tempat penting, dan
hal-hal umum (seperti arti kata pertinacious atau siapa Nelson Mandela).
2.      Memori non-deklaratif adalah pengetahuan procedural dalam bentuk keterampilan dan operasi
kognitif. Memori non-deklaratif tidak dapat diingat secara sadar, setidaknya tidak dalam bentuk
pristiwa fakta tertentu.
5.   Menggambarkan Informasi Dalam Memori

       Menggambarkan informasi dalam memori ada tiga teori utama, yaitu jaringan, skema, dan jejak
kabur.
a.       Teori jaringan, teori yang menggambarkan bagaimana informasi dalam memori diatur dan terhubung,
mereka menekankan simpul dalam jaringan memori.
b.       Teori skema, teori yang didasarkan pada premis bahwa ketika kita membangun informasi, kita
menyatukannya dengan informasi yang sudah ada dalam pikiran kita. Dan yang dimaksud dengan
skema adalah informasi konsep, pengetahuan, informasi tentang pristiwa yang sudah ada dalam
pikiran seseorang.
c.       Skip, skema untuk sebuah kejadian. Skip sering mengandung informasi tentang ciri-ciri fisik, orang,
dan kejadian khas, jenis informasi yang membantu ketika mencari tahu apa yang terjadi disekitarnya.
d.       Teori jejak kabur, yaitu variasi lain dari bagaimana individu merekonstruksi ingatan mereka.
Pernyataan bahwa memori yang paling baik dipahami dengan mempertimbangkan dua jenis
representasi memori :
1.     Jejak memori verbatim, yang terdiri atas rincian yang tepat.
2.     Jejak kabur, atau inti, yang merupakan ide sentral dari informasi.
Dalam teori ini, memori anak lebih baik dikaitkan dengan jejak kabur yang dibuat dengan
mengekstraksi inti n informasi.

D. PENGAMBILAN DAN MELUPAKAN

            Faktor yang mempengaruhi pengambilan adalah sifat isyarat yang digunakan seseorang
untuk membangkitkan memori (Homa, 2008). Pertimbangan lain dalam memahami pengambilan
adalah prinsip kekhususan pengodean yaitu prinsip bahwa asosiasi yang terbentuk pada saat
pengodean atau pembelajaran cenderung menjadi isyarat pengambilan yang efektif. Semakin banyak
uraian yang digunakan dalam pengodean informasi, maka semakin baik memori mereka akan
informasi.
            Aspek lain dari pengambilan adalah sifat dari tugas pengambilan itu sendiri. Memanggil
adalah tugas memori dimana individu harus mengambil informasi yang dipelajari sebelumnya.
Pengakuan adalah tugas memori dimana individu hanya harus menidentifikasi (mengenali) informasi
yang sudah dipelajari, seperti yang sering terjadi pada tes pilihan ganda.
            Melupakan isyarat bergantung dalah kegagalan pengambilan yang disebabkan oleh
kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif. Gagasan melupakan isyarat bergantung dapat
menjelaskan mengapa siswa mungkin gagal untuk mengambil fakta yang dibutuhkan untuk ujian,
bahkan ketika dia yakin bisa tahu informasi tersebut. Prinsip melupakan isyarat bergantung ini
konsisten dengan teori gangguan, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita benar-benar
kehilangan memori dari penyimpanan malainkan karena informasi lain menghalangi apa yang coba
kita ingat.
            Sumber lain dari melupakan adalah pembusukan memori. Menurut teori prluruhan
pembelajaran baru yang melibatkan penciptaan jejak memori neurokimia pada akhirnya akan luruh.
Dengan demikian teori peluruhan menunjukan bahwa perjalanan waktu bertanggungjawab pada
melupakan. Penelitian memori terdepan sekarang mengacu pada melupakan yang terjadi dengan
berlalunya waktu sebagai kefanaan (Daniel Schacter 2001). Peluruhan memori pada kecepatan yang
berbeda. Beberapa kenangan yang hidup dan bertahan untuk jangka waktu yang lama, terutama
ketika mereka memiliki ikatan-ikatan emosional.

   4. KEAHLIAN
Keahlian disini berhubungan dengan kemampuan kita untuk mengingat informasi baru
tentang subjek. Kemampuan kita untuk mengingat informasi suatu subjek bergantung apa yang telah
kita ketahui tentangnya (Carver & Klahr, 2001; Ericson & yang lainnya, 2006; Keil 2006). Sebagai
contoh, kemampuan seorang siswa untuk menceritakan apa yang ia lihat ketika ia berada di
perpustakaan sebagian besar ditentukan oleh apa yang telah ia ketahui tentang perpustakaan, seperti
dimanakah letak buku dengan topic tertentu dan cara meminjam buku. Apabila pengetahuannya akan
perpustakaan sangat sedikit, siswa tersebut akan memiliki lebih banyak kesulitan dalam meceritakan
apa yang ada di sana. Salah satu alasan mengapa anak mengingat lebih sedikit ketimbang orang
deawasa adalah karena mereka kurang ahli dalam banyak bidang.

1.        Keahlian dan Pembelajaran


Mempelajari perilaku dan proses pikiran para ahli bisa memberikan kita wawasan tentang
cara membimbing para siswa untuk menjadi pelajar yang lebih efektif. Menurut Dewan Penelitian
Nasional(1999),mereka lebih baik daripada pemula dalam hal berikut:
a.        Mendeteksi fitur dan pola bermakna informasi
b.       Mengumpulkan lebih banyak konten pengetahuan dan mengaturnya dengan cara menunjukkan
pemahaman tentang topik
c.         Mendapatkan kembali aspek pengetahuan yang penting dengan sedikit usaha.
d.        Beradaptasi pendekatan dengan situasi baru
e.         Menggunakan stratetegi yang efektif

2.        Pola Organisasi yang Bermakna


Di dalam mendeteksi fitur dan pola organisasi yang berarti ini para ahli lebih baik dalam
memperhatikan fitur – fitur penting dari masalah dan konteks yang mungkin diabaikan oleh para
pemula (Bransford & yang lainnya, 2006). Para ahli juga memiliki pengingatan kembali yang lebih
baik akan informasi dalam bidang keahlian mereka.

3.        Organisasi dan Kedalaman Pengetahuan


Pengetahuan para ahli diatur di sekitar idea tau konsep penting lebih baik bila dibandingkan
dengan pengetahuan para pemula (National Research Council, 1999). Ini memberi para ahli
pemahaman yang jauh lebih mendalam akan pengetahuan dibandingkan yang dimiliki para pemula
(Bransford &yang lainnya, 2006; Simon, 2001; Voss & yang lainnya, 1984). Para ahli bidang
tertentu biasanya memiliki jaringan informasi yang jauh lebih terelaborasi tentang bidang tersebut
dibandingkan para pemula. Informasi yang mereka hadirkan dalam memori mempunyai lebih banyak
titik temu, lebih banyak keterkaitan, dan organisasi hierarki yang lebih baik.

4.        Pemanggilan Cepat
Pengambilan kembali informasi yang relevan dapat dilakukan dengan banyak usaha, sedikit
usaha, atau tanpa usaha sama sekali (National Research Council, 1999). Para ahli mendapatkan
mendapatkan kembali informasi dalam cara yang hamper tanpa usaha dan otomatis, sementara para
pemula mengembangkan banyak usaha untuk mendapatkan kembali informasi. Sebagai contoh, para
pembaca yang sudah ahli bisa dengan cepat menandai kata-kata dari sebuah kalimat dan paragraf
namun kemampuan para pembaca yang masih pemula untuk mengkodekan kata – kata masih belum
lancar, sehingga mereka harus mengalokasikan banyak perhatian.

5.        Keahlian Adaptif
Pertanyaan penting lainnya adalah apakah beberapa cara dalam menata pengetahuan adalah
lebih baik ketimbang cara lainnya dalam rangka membantu orang lebih fleksibel dan beradaptai
dengan situasi baru (Dewan Riset Nasional,,hlm.33).Ahli adaptif dapat melakukan pendekatan
terhadap situasi baru dengan fleksibel dari pada selalu menanggapi dengan rutinitas tetap dan
kaku(Gambrell,Malloy,dan Anders-Mazzoni,2007).

6.        Strategi
Para ahli menggunakan strategi yang efektif dalam memahami informasi dalam bidang
keahlian mereka dan dalam mengajukannya. Adapun beberapa strategi efektif yang bisa
dikembangkan siswa untuk menjadi ahli dalam pembelajaran:
a.        Menyebarkan dan mengonsolidasi pembelajaran
Proses belajar siswa akan banyak tertolong apabila dosen bicara dengan mereka tentang arti penting
dari review atas apa yang telah mereka pelajari. Contohnya seperti pembelajaran yang membutuhkan
periode yang lebih lama seperti mempersiapkan UAS,bagi siswa yang mepersiapkan ujian akan
mendapatkan manfaat dari distribusi pembelajaran selama periode yang lebih lama daripada hanya
pembelajaran yang tergesa – gesa yang cenderung menghasilkan memori jangka pendek yang
diproses secara dangkal, bukanya secara mendalam.
b.       Mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri
Strategi pengajuan pertanyaan untuk diri sendiri ini bisa membantu anak dalam mengingat
informasi.Ketika anak menanyai diri mereka sendiri tentang apa yang telah mereka baca atau tentang
satu kegiatan,mereka memperluas jumlah asosiasi dengan informasi yang mereka butuhkan untuk
diambil.
c.        Mencatat dengan baik
Mencatat adalah strategi yang bagus untuk menjadikan anak ahli dalam pembelajaran karena hal ini
akan memberikan manfaat untuk mereka. Adapun beberapa strategi pencatatan yang bagus yaitu
ringkasan, menulis garis besar, peta konsep. Ketiga strategi pencatatan tersebut membantu anak –
anak memgevaluasi ide yang paling penting untuk diingat.
d.        Menggunakan sistem studi
Sistem studi yang baru dikembangkan untuk menjadikan anak ahli dalam pembelajaran adalah PQ4R
yang merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recitedan Review.
1)  Preview adalah memberitahu siswa untuk secara singkat menyurvei materi guna mendapatkan
organisasi secara keseluruhan.
2)  Question berarti mendorong siswa mananyai diri mereka sendiri tentang materi tersebut.
3)   Read berarti mendorong siswa  untuk membaca dan menjadi pembaca yang aktif.
4)   Reflect berarti mendorong siswa untuk bersikap analitis dalam belajar.
5)   Recite berarti Mendorong siswa untuk membuat pertanyaan mengenai materi tersebut.
6)   Review berarti memeberitahu siswa untuk membaca lagi seluruh materi dan mengevaluasi apa yang
mereka ketahui.

7.   Memperoleh Keahlian
Dalam memperoleh keahlian, maka ada dua hal yang harus menjadi perhatian, yaitu:
a.    Latihan dan motivasi
Latihan yang disengaja adalah syarat untuk menjadi seorang ahli atau pakar. Ini bukan hanya satu
jenis latihan. Ini meliputi latihan tugas pada level kesulitan yang tepat untuk individual, memberikan
umpan balik informasi, mengizinkan kesempatan untuk repitisi, dan mengizinkan koreksi kesalahan
(Ericson, 1996). Latihan yang panjang itu membutuhkan motivasi yang besar.
b.   Bakat
Sejumlah psikolog yang mempelajari keahlian berpendapat bahwa keahlian bukan hanya
membutuhkan latihan dan motivasi tetapi juga bakat(Hunt,2006;Strenberg,2009) meskipun
deminkian bakat yang dibawa tidak akan berhasil tanpa adanya motivasi dan latihan.

     5. METAKOGNISI
Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas metakognitif. Pengetahuan
metakognitif melibatkan pemantauan dan refleksi pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup
pengetahuan factual, seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sendiri dan pengetahuan strategis,
seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam menyelesaikan suatu masalah.
Aktivitas metakognitif terjadi ketika para siswa secara sadar menyesuaikan dan mengatur strategi
pemikiran mereka selama menyelesaikan permasalahan dan pemikiran yang memiliki maksud
tertentu (Ferrari & Sternberg, 1998;Khun,dan lainnya, 1995).
Seorang ahli dalam pemikiran anak-anak, Denna Khun berpendapat bahwa metakognisi seharusnya
merupakan fokus dari usaha untuk membantu anak-anak pemikir kritis yang lebih baik, terutama
dalam tingkat menengah pertama dam menengah atas. Ketrampilan kognitif urutan pertama
memungkinkan anak-anak untuk mengetahui tentang dunia (dan telah merupakan fokus utama dari
program pemikran kritis), dan ketrampilan kognitif urutan kedua-ketrampilan meta pengetahuan-
yang melibatkan pengetahuan tentang diri sendiri dan orang lain.

1.          Perubahan Perkembangan

Banyak studi perkembangan yang diklasifikasikan sebagai “metakognitif” memfokuskan pada


meta memori, atau pengetahuan tentang mamori. Ini mencakup pengetahuan umum tantang memori,
seperti pengtahuan bahwa tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes mengingat. Pada usia lima atau
enam tahun, anak biasanya mengetahui bahwa item yang familiar lebih mudah untuk dipelajari
ketimbang item yang kurang dikenal, bahwa daftar pendek lebih mudah ketimbang mengingat dan
bahwa lupa lebih mungkin terjadi seiring dengan berjalannya waktu (lyon & Flavell, 1993).

2.  Model Pemrosesan Informasi yang Baik


Para ahli yakin bahwa ada tiga langkah utama untuk menjadikan kognisi anak-anak menjadi
baik, yaitu:
a.       Anak-anak diajarkan oleh orang tua atau guru untuk menggunakan strategi tertentu. Semakin sering
anak-anak diberikan stimulasi intelektual baik disekolah maupun dirumah maka akan memperbanyak
strategi spesifik yang akan mereka temui dan mereka pelajari.
b.      Guru dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dalam banyak strategi dalam bidang
tertentu.Seperti matematika ,yang memotivasi siswa untuk melihat fitur berbagi startegi yang
berbeda.Hal ini menyebabkan relasional yang lebih baik.
c.       Siswa mengenali manfaat umum dari penggunaan strategi yang nantinya menghasilkan pengetahuan
strategi umum. Mereka berusaha menggabungkan hasil pembelajaran yang dirasa berhasil dengan
hasil pembelajaran dengan usaha yang mereka kerahkan dalam mengevaluasi, memilih dan
memantau penggunaan strategi (pengetahuan dan aktivitas metakognitif).

2.   Strategi dan Regulasi Metakognitif

Kunci dari pendidikan adalah membantu para siswa mempelajari strategi yang kaya yang
nantinya dapat menghasilkan solusi dari sebuah masalah.Kebanyakan anak mendapatkan keuntungan
dari menggunakan beberapa startegi dan menjelajahi mana yang bekerja dengn baik kapan dan di
mana.Sebagai contoh guru dapat memperagakan startegi untuk siswa mengajukkan pertanyaan yang
membantu pemikiran panduan siswa dalam berbagai bidang konten. Dengan latihan, para siswa
belajar untuk menjalankan strategi tersebut dengan lebih mudah dan lebih cepat. Latihan berarti para
siswa meggunakan strategi yang efektif secara terus menerus sampai mereka benar-benar dapat
melakukannya secara otomatis. Untuk menjalankan strategi dengan efektif mereka harus menyimpan
strategi tersebut dalam jangka panjang, dan latihan. Para pelajar juga harus termotivasi untuk
menjalankan strategi ini, jadi upaya yang penting untuk membantu para siswa mengembangkan
strategi adalah setelah strategi dipelajari, mereka biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk
mempelajarinya sebelum dapat menggunakannya secara efisien.

                                    PENUTUP

      Kesimpulan :

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari suatu otak. Laura Bickford menceritakan
bagaimana dia menggunakan setrategi metakognitif, selain menangani metakognisi kita akan
mengeksplirasikan apa makna dari mengambil pendekatan pemrosesan informasi dalam mengajari
dan memeriksa. Tiga aspek penting dari kognisi yang meliputi perhatian, memori dan keahlian
sehingga siswa dapat memperoses informasi secara lebih efektif dalam proses belajar dan
pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai