TERMINAL (bulk).
means any fixed, floating or mobile facility equipped and used for
the loading or unloading of dry cargo in bulk into or from bulk
carriers.
Port facility
is a location,as determined by the Contracting Government or by
the DesignatedAuthority,where the ship/port interface takes
place. This includes areas such as anchorages, waiting berths and
approaches from seaward,as appropriate.
3
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Fasilitas Pelabuhan
adalah lokasi sebagaimana ditentukan oleh Negara anggota (IMO)
atau oleh otoritas yang ditunjuk (DirJen Hubla /Indonesia), dimana
kapal /pelabuhan mengadakan interaksi.
Termasuk disini adalah tempat berlabuh jangkar, menunggu
sandar, jalur dari arah laut ( menuju pelabuhan), yang sesuai
dengan itu.
TERMINAL OPERATOR.
“terminal operator” means owner of the terminal, or any
organisation or person to whom the owner has transferred the
responsibility for loading or unloading operations conducted at the
terminal for a particular bulk carrier
TERMINAL REPRESENTATIVE.
“terminal representative” means any person appointed by the
terminal operator, who has the overall responsibility for, and
authority to, control the preparation, the conduct and the
completion of loading or unloading operations conducted by the
terminal for a particular bulk carrier.
MASTER.
“master” means the person (except a pilot) who has command or
charge of a bulk carrier; and in particular, where a ship’s officer
has command over the loading or unloading operations for a bulk
carrier, “master” in this context means that officer.
.
Nakhoda adalah orang ( selain dari pandu) yang memeberikan
perintah / komando atau memimpin kapal curah, dan khususnya
dimana perwira kapal memimpin operasi muat / bongkar suatu
kapal curah, nakhoda dalam kontak ini berarti perwira tersebut.
Angle of repose
The maximum slope angle of non-cohesive (ie, free- flowing) granular
material. It is measured as the angle between a horizontal plane and the
cone slope of the material.
10
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
GENERAL:
Beberapa hal penting inti dari BLU adalah sbb: :.
Setelah Loading plan disetuhui, ditentukan method dari operasi
muatan, guna menghindari over stress. Termasuk kerusakan kapal dan
peralatannya.
11
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Terminal Representative memperingatkan kapal bila muatan termasuk
heavy cargo. Hindari kerusakan pada tank top.Perhitungkan tank top
strength.
Hindari high drop muatan, termasuk kecepannya pada saat awal awal
pemuatan.
Monitoring cargo handling operation. Effektf komunikasi selama
operasi.Utamanya saat mendekati akhir operasi. (trimming)
Kapal.
PRIINSIP UTAMA KAPAL HARUS LAIK LAUT./ SEA
WHORTHY.
Sertificat2 kapal yang masih berlaku.
Termasuk : Documents of Compliance for Ship carrying Solid
dangerous goods in Bulk.
Weathertight (kedap cuaca)
Tersedia “Approved stability booklet.”
Ukuran mulut palkah yang sesuai.
Pemberian nomor nomor semua palkah.
o Ukuran mencukupi..
o Warna sesuai dan mudah dilihat .
o Terlihat operator muat bongkar.
Rekomendasi adanya Stress Analyses & Cargo Calculation equipment
yangdapat menghitung cepat yang approved.
Mesin induk dan Bantu selalu siap.
Charterer/Shipper.
Harus meyakinkan
Adanya access terhadap rencana rencana dan fasilitas pemuatan,
pembongkaran,
Kapal tidak memeliki peralatan bongkar muat yang mengganggu
keselamatan operasi bongkar muat
Terminal.
Peralatan peralatan terminal harus bersertifikat, dan dirawat baik,
sesuai aturan, dan hanya dioperasikan oleh yang qualified dan kalau
perlu bersertifikat.
Perawatan2 termasuk:
o Planning.(PM)
o Inspection.
o Sesuai Manufactured recommendation; persyaratan national
dan Industrial Code Practice.
Automatic weighting bila ada harus dikalibrasi berkala.
Pengujian dan test berkala :
o Peralatan angkat.
o Peralatan putar(rotating equipment)
o Asses equipment.
o Safety device: Alarms; anemometer; limit switch and control;
emergency stops; emergency escape; peralatan fire control.
o Perkaratan terhadap bangunan besi, fatigue dan keretakan.
o Kendaraan kenadaraan, system rem.
o Storm anchoring arrangements.
o Lubrikasi peralatan.
Good house keeping.
o Terminal area.
o Area peralatan dan safety..
Trained personnel sehubungan dengan cargo handling.
Pengetahuan personnel diantaranya:
o Prinsip2 bangunan Bulk Carrier.
o Loading Un Loading Operation.
13
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
o Stress and damage terhadap kapal akibat kesalahan penanganan
muatan / distribusi muatan dan bagaimanan menghindarinya.
o Peran masing masing sesuai BLU;
Terminal Representative.
Ship Loader Unloader/bila ada.
Nakhoda kapal/ Chief Officer/ Abk dlsb.
o Standarad procedure sehubungan dengan Plan dan pemuatan.
o Komunikasi kapal/ darat termasuk emergency Communication.
o Safe Access and work diatas kapal bulk carrier.
o Safe start, operate, shut down peralatan loading unloading baik
kapal maupun terminal.
o Aturan aturan Internasional utamnaya BLU code, IMSBC code,
ISPS Code; dlsb.
Informasi2 tentang Terminal. Tentang Standard , Limitation/
keterbatasan Terminal, kondisi kondisi serta adanya perobahan
sehubungan keamanan navigasi, kedalaman air, Loading rate/
Unloading Rate dlsb.
Menentukan kecocokan antara Terminal dan kapal.
Yakinkan kesesuaian terminal kapal terhadap:
o Kedalaman air didermaga/ tempat bongkar muat.
o Maksimum ukuran kapal.
o Peralatan2 tambat/Mooring arrangement.
o Dapra2.
o Asses yang aman.
o Halangan halangan operasi uat bongkar..
Pertimbangan pertimbangan terhadap:
o Pasang surut , arus dan periodenya.
o Ramalan cuaca.
o Sisi sandar. Kanan atau Kiri.
o Keperluan kapal kapal tunda serta ukurannya.
o Persyaratan2 mooring dengan mempertimbangkan:
Ukuran dan type kapal.
Cuaca, pasang surut, arua.
Kekuatan dermaga.
Keadaan kapal ( ballast atau dengan muatan).
o Hambatan2 terhadap penyandaran/ lepas sandar.
o Asses yang aman. Gangway, dlsb.
14
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Cek validitas sertifikat dan test report alat alat muat bongkar dari
kapal.
Terminal Operator harus meyakinkan semua personel terlibat harus
cukup istirahat menghindari kelelahan dan stress.
Information Response
1 Ship name Name:…………………..
Call Sign/IMO Number/Flag. Call Sign:………………….
Port of Registry. IMO number :………………
Flag :……………………….
Port Registry :………………….
2 ETA sea pilots Date :………………….
Time :………………….
3 Unloading Plan / cargo Please attach proposed plan.
distribution or loading plan.
4 Arrival draughts and proposed Arrival : Foreward:……./Aft……
departure draughts Departure : Foreward …./Ast…….
5 Time required for ballasting/
deballasting.
6 Ship’s LOA …………………metres.
LOA/beam/displacement/ Beam…………………metres.
working length from foreward Displacement……….. tones.
coaming of no.1 hatch to aft Working length ………metres.
coaming of aft hatch.
7 Gangway.
If shore gangway is provided ,
can ship provide landing place ,
safety net and bulkwark
ladder?
8 Distance from waterline to
hatch coaming.
9 Number and kind of mooring
lines .
Number of enclosed fairleads
forward and aft.
10 Trimming requirements.
16
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Pertukaran informasi sangat penting agar masing 2 (kapal/danterminal
bisa mempersiapkan Loading/ Unloading /Ballast Plan.)
o Cargo distribusi.
o Draft calculation.
o Stress analysis.
o Loading rate,
o Peralatan yang dipakai.
o Jumlah buruh/ gang yang disiapkan.
o ETC dan ETD.
Pencapaian agreement kapal-Terminal tentang hal hal:
o Loading Plan; Cargo distribusi dlsb.
o Loading rate.
o Batasan/ hambatan dari loading procedure.
o Kapal dlengkapi loading instrument, yang diapproved, plan harus
dibuat pada instrument, dan pelaksanaan harus sesuai, dan setiap
waktu kapal harus dalam batasan Stress Limit yang diapproved.
Nakhoda harus mengirim proposed Loading/Unloading Plan ke
Terminal sebelum kapal tiba..
Terminal harus mengecek, mereview.Apabila tidak setuju harus
dimintakan kekapal untuk direview agar sesuai.
Pemberian waktu yang cukup / lebih awal kekapal diperlukan agar
persiapan dan planning bisa dibuat dengan baik.
Operasi belum boleh dilaksanakan sebelum Loading/Unloading plan
disetujuhi..
Detail dari repair yang diperlukan (bila ada), yangbisa menimulkan
delay.
Nakhoda harus yakin telah menerima detail Cargo(Cargo Information)
dari Shipper. Bial diperlukan tambahan detail terhadap muatan, mis
trimming, pngukuran kadar air berkelanjutan dsb nakhoda harus segera
inform ke Terminal.
Shipper harus menyediakan detail Characteristic & property muatan
sebelum dimuali pemuatan, termasuk:
o Stowage Factor.
o Angle of Repose.
o Trimming Procedure.
o Kecenderungan cargo shifting.
o TML (Transportable Moisture Limit).
17
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
o Flammability; toxicity; pengaratan; kimia, oxygen depletion; dan
bahaya bahaya lainnya.
Terminal Representative harus meyakinkan diterimanya Cargo
Information tersebut diatas oleh nakhoda kapal.
Nakhoda harus info ke Terminal apabila iperlukan tindakan tindakan
khusus untuk pmuatan/ pembongkaran.
Information checklist.
Updated ETA.
Loading Plan relevant.
Komunikasi persetujuan/ koreksi/ rekalkulasi dlsb dari loading Plan.
Koordinasi dari loading plan, dan apa tindakannya sebelum dimulai
pemuatan.
Termauk :
o Ballast harus bersih.
o Defect dari kapal yang berimbas pada operasi.
o Operasional dan peralatan navigasi berstatus safe.
o Rencana untuk bunkering, supply air tawar, provision dlsb.
o Ballast handling rate.
18
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Notifikasi.
Segera setelah ruang muatan bersih dan siap menerima muatan harus
segera informasikan ke Terminal.
Update loading/ unloading Plan dan departure draft calculation selalu
dikomunikasikan ke Terminal.
Informasi2 lain:
Diskusikan / diklarifikasi maksimum loading/unloading rate sewaktu
pree operation meeting atau checklist.
Ketentuan2 dan persyaratan Draft survey, termasuk keadaan ballast.
Ballast harus bersih.
Area embarkasi pilot dan anchorage. .
Ada tidak hambatan2 waktu keberangkatan.( Siang/malam, pasang
surut)
Tangga kapal atau darat, klarifikasi tanggung jawab keamanananya.
Arus ,angin, pasang surut yang kuat , traffic yang lewat, yang berimbas
pada dan tindakan2 yang harus diambil didermaga..
Prosedur bila mesin induk kapal tidak bekerja.
Karakteristik dan property dari muatan.
Perkiraan waktu sandar dan berangkat.
Update informasi kedalaman terendah.
Yakinkan kapal menerima Cargo Declaration Information.
20
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Terminal Reprentative
yang bertanggung jawab terhadap Muat/Bongkar muatan harus:
Memberitahukan segera segala informsi2 kekapal sehubungan
dengan::
o .Cargo Operation.
o Aturan aturan serta issue issue keselamatan Kapal dan
Terminal.
o Penataan asses keselamatan.
o Asses Crew melewati Terminal.
o Cuaca dan kondisi pasang surut.
o Penataan aat alat tambat.(Mooring arrangement)
.Mengetahui dan respond terhadap informasi2 dari kapal berkeanaan
dengan keselamatan.
Personnel yang mencukupi(terminal) sehubungan operasi dan
keadaan darurat.
Deatail2 pada check list dilengkapi terminal regulations &
information booklet.
22
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
Mempunyai procedure guna pengecekan terhadap kerusakan, baik
terminal maupun kapal.
Pengettahuan tentang Hot Work, peraturan dan perijinannya, resiko
resiko, tindakan berjaga jaga dlsb.
Aware kemungkinan kapal mengisi ballast guna mengurangi Air Draft
kapal.
Pengetahuan tentang Combination Carrier, handling dan Hazardnya,
termasuk Ballast deballast.
PROCEDURES:
Agreement Loading Plan.
Dalam loading plan tercantun : sequence / tahapan
pemuatan/pembongkaran tiap ruang muatan, jumlah berat, distribusi
dlsb, termasuk tahapan ballast/deballast.
Terminal advise loading rate/setelah terima loading plan, dan estimasi
selesai setiap pouring rung muatan.
Bila tidak bisa dicapai selesainya deBallast sebelum Trimming stage,
harus ada persetujuan kemungkinan loading disuspend, termasuk
konsequensi2nya ( mis sehubungan dengan laydays dlsb).
Loading dan deballast operation harus sinkron guna mengindari
overstressed kapal..
Jumlah muatan harus sesuai agar semua muatan pada system
conveyor bisa run off dan dikososngkan guna kapal mencapai draft
dan trim yang dikehendaki.
Communication arrangement yang baik dan benar antara kapal &
terminal, termasuk untuk stop tiba tiba, penghentian sementara, dan
termasuk keadaan darurat/ emergency.
Trimming Pour.
Bila terjadi keraguan jumlah, loading belt harus dikosongkan sewaktu
jumlah mendekati 90% guna keperluan trimming.
Bila memungkinkan, scale weights dicheck guna membandingkan
dengan draft survey estimasi.
Trimming diperlukan dan diperhitungkan saat saat pengaturan draft
dan trim kapal ( bedakan antara cargo trimming dan trim kapal).
Selesai pemuatan harus dibuat statement ahwa kapal telah dimuati
sesuai dengan cargo plan berikut perobahan perobahan (bila ada) yang
telah disetujuhi. Statement harus ditandatangani baik nakhoda maupun
terminal representative.
Agen kapal harus membantu penyelesaian dan dokumen dokumen
yang diperlukan.