Anda di halaman 1dari 29

1

Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..


Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

Capt. R.I.Triyanto. M.Mar.

Hanya sebagai bahan pengajaran.


2
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

BLU mendefinisikan Terminal sbb:

TERMINAL (bulk).
means any fixed, floating or mobile facility equipped and used for
the loading or unloading of dry cargo in bulk into or from bulk
carriers.

Sedang Terminal yang merupakan Fasilitas Pelabuhan ( Port


Facilities) Solas

Port facility
is a location,as determined by the Contracting Government or by
the DesignatedAuthority,where the ship/port interface takes
place. This includes areas such as anchorages, waiting berths and
approaches from seaward,as appropriate.
3
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

Fasilitas Pelabuhan
adalah lokasi sebagaimana ditentukan oleh Negara anggota (IMO)
atau oleh otoritas yang ditunjuk (DirJen Hubla /Indonesia), dimana
kapal /pelabuhan mengadakan interaksi.
Termasuk disini adalah tempat berlabuh jangkar, menunggu
sandar, jalur dari arah laut ( menuju pelabuhan), yang sesuai
dengan itu.

Definisi lain menyangkut operasi Terminal (bulk) adalah :

TERMINAL OPERATOR.
“terminal operator” means owner of the terminal, or any
organisation or person to whom the owner has transferred the
responsibility for loading or unloading operations conducted at the
terminal for a particular bulk carrier

Terminal Operator adalah pemilik terminal atau organisasi atau


orang kepada siapa pemilik memberikan tanggung jawab untuk
operasi muat / bongkar yang dilakukan di terminal untuk kapal
curah tertentu.

TERMINAL REPRESENTATIVE.
“terminal representative” means any person appointed by the
terminal operator, who has the overall responsibility for, and
authority to, control the preparation, the conduct and the
completion of loading or unloading operations conducted by the
terminal for a particular bulk carrier.

Wakil terminal adalah orang yang ditentukan oleh terminal


operator yang mempunyai tanggung jawab dan otoritas
4
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
menyeluruh untuk control, persiapan, , pelaksanaan penyelesaian
opersi muat atau bongkar oleh terminal untu kapal curah tertentu.

MASTER.
“master” means the person (except a pilot) who has command or
charge of a bulk carrier; and in particular, where a ship’s officer
has command over the loading or unloading operations for a bulk
carrier, “master” in this context means that officer.
.
Nakhoda adalah orang ( selain dari pandu) yang memeberikan
perintah / komando atau memimpin kapal curah, dan khususnya
dimana perwira kapal memimpin operasi muat / bongkar suatu
kapal curah, nakhoda dalam kontak ini berarti perwira tersebut.

PERSYARATAN PERSYARATAN OPERASI TERMINAL.


 Memenuhi persyaratan2 sehubungan dengan bongkar muat Solid
Bulk Cargo. . ( lihat keterngan selanjutnya)
 Adanya penunjukan Terminal Representative.
 Adanya buku informasi berisi syarat syarat keselamatan dan
kompetensi. ( lihat keterngan selanjutnya)
 Adanya Quaity Management Ststem yang selalu diimplementasikan,
pelihara dan dirawat.

PERSYARATAN TERMINAL SEHUBUNGAN DENGAN OPERASI


BONGKAR MUAT SOLID BULK CARGO.
 Hanya menerima kapal kapal bulk carrier yang dengan aman sandar
pada instalasi terminal sehubungan dengan.
o Ukuran kapal.
o Kedalaman air ( UKC)
o Mooring arrangements.
o Fendering.
o Safe access.
o Kemungkinan hambatan bongkar muat.
5
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Peralatan bongkar muat terminal bersertifikat, dirwat dengan baik,
memenuhi standard persyaratan, dan dioperasikan oleh operator
bersertifikat.
 SDM / Personel terminal harus di train ( pelatihan) sehubungan
dengan kemanan dan keselamatan operasi bongkar muat solid Bulk.
Meliputi.
o Bahaya bahaya operasi.
o Effek effek dari keselahan penanganannya terhadap kapal.
 PPE yang sesuai bagi SDM terminal dan digunakan.

Terminal information books


1. Details of terminal contact personnel
2. Technical data on the berths loading or unloading equipment
3. Depth of water at the berth
4. Water density at the berth
5. The minimum and maximum size of ship which the terminal’s
facilities are designed to accept, including the minimum clearance
between deck obstructions
6. Mooring arrangements and attendance of mooring lines
7. Loading or unloading rates and equipment clearances
8. Loading or unloading procedures and communications
9. Cargo weight determinations by weightmeter and draught survey
10. Conditions for acceptance of combination carriers
11. Access to and from ships and berths or jetties
12. Terminal emergency procedures
13. Damage and indemnity arrangements
14. Landing location of accommodation ladder
15. Information on waste reception facilities

SYARAT SYARAT OPERASI SEHUBUNGAN DENGAN KAPAL


CURAH ( BULK CARRIER)
( DILAKUKAN OLEH TERMINAL REPRESENTATIVE)
 Mulut / lubang palkah yang memadai.
 Penomoran ruang muatan yang jelas bisa dilihat oleh operator loader.
 Peralatan buka tutup palkah berfingsi dengan baik.
 List Indicating Light ( bila ada) harus berfungsi dan ditest.
6
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Bila disyaratkan / kalau ada Loading instrument ( load master) , harus
bersertifikat dan dikalibrasi.
 Mesin isnduk dan bantu harus berfungsi dan siap digunakan sewaktu
waktu.
 Peralatan deck sehubungan dengan penambatan kapal harus berfungsi
dan keadaan selalu siap.

TANGGUNG JAWAB NAKHODA KAPAL ( MASTER)


 Bertanggng jawab setiap saat terhadap kesamanan dan keselamatan
kapalnya.
 Memberitahukan eta dan selalu up date.
 Harus yakin menerima cargo information sebelum muat . Apabila
bongkar muatan, copy dari cargo information harus diberikan kepada
terminal representative dipelabuhan sebelum bongkar.
 Harus melaksankan tugas2nya sesuai yang disebutkan aturan (BLU
code)

INFORMASI NAKHODA KE TERMINAL.


 ETA dikirim sedini mungkin.
 Up date ETA.
Informsi disertai.
o Nama,, call sign, IMO number, bendera, Port Registry.
o Loadung un Lading Plan lengkap.
o Perkiraan Draft kedatangan dan keberangkatan.
o Waktu yang diperlukan ballast dan de ballat.
 Ukuran ( dimensi ) kapal. LOA, Beam, Depth, hatch length ( jarak
mulut palkah terdepan bagian depan ke mulut pakalah terbelakang
bagian belakang.dimana muatan akan dimuat atau dibongkar.
 Jarak dari muka air sd mulut palkah yang pertma dimuat atau di
bongkar, dan jarak dari saisi kapal sampai mulut palkah.
 Lokasi tangga kapal. ( akomodation ladder)
 Air draught.
 Datail dan kapasitas cargo gear ( untuk geared vessel)
 Jumlah ukuran , dan type ooring lines.
 Persyaratan khusus lainnya missal untuk trimming, pengukuran
terus menerus kandungan air dari muatan.
7
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Detail keperluan repair yang kemungkinan akan membuat delay
kapal setelah selesai muat atau bongkar.
 Informasi lain sehubungan syarat syarat / permintaan dari
terminal.

TUGAS TUGAN NAKHODA SEBELUM, DAN SELAMA


MUAT/ BONGKAR..

 Bongkar muat dan ballast operasi selalu dalam control perwira


jaga.
 Operasi muatan dan ballast selalu dimonitor guna meyakinkan
kapal tidak overstress.
 Kapal selalu dijaga tegak, dan bila diperlukan kemiringan karena
alas an operasi, haru sekecil mungkin dan aman.
 Kapal selalu sandar dengan aman, dengan memperhitungkan
kondisi cuaca dan perkiraannya.
 Jumlah perwira dan ABK yang mencukupi diatas kapal, guna
menjaga kapal bertambat dengan aman, dan apabila ada
emergeny/darurat, dan dijaga untuk mendapatkan waktu istirahat
yang cukup dan tidak fatique.
 .Mengingatkan Terminal Representaive akan keperluan trimming
kapal..
 . Mengingatkan Terminal Representaive atas harominasi antara
pemuatan / pembongkaran dan ballat operation. Dan kemungkinan
stop loading/ discharging bila diperlukan. Ataupun sebab sebab
lain.
 Operasi ballasting rate harus sesuai dengan operasi muatan dan
dijaga jangan sampai memnggenangi dermaga.
Operasi muatan bila diperlukan untuk ditunda karena operasi
ballast..
 .Persetujuan dengan terminal, tindakan apabila hujan, perobahan
cuaca, keadaan muatan bisa membahayakan,
 Tidak dilakukann hot work selama ada kegiatan muat bongkar.baik
diatas kapal maupun disekitarnya.( Kecuali ada ijin terminal
8
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
dengan mempertimbangkan syarat syarat terminal dan otoritas
setempat.)
 Pemantauan operasi yang lebih seksama mendekati selesainya
pemuatan/ pembongkaran.
 Segera peringatkan Terminal Rep apabila proses muat / bongkar
mengakibatkan kerusakan, atau mengakibatkan situasi yang
berbahaya.
 Peringatkan terminal Rep ketika final trimming akan dimulai.
 Pembongkaran yang seimbang anatra kiri dan kanan pada ruang
muatan yang sama guna menghindari kapal melintir.
 Perhitungkan adanya gas yang bisa terbakar akibat ballast/
deballating.

Cargo Information ( sesuai BLU)


9
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

Lihat keterangan dibawah.

 Angle of repose
The maximum slope angle of non-cohesive (ie, free- flowing) granular
material. It is measured as the angle between a horizontal plane and the
cone slope of the material.
10
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

GROUPING Muatan Solid Bulk :


 Group A merupakan muatan yang bisa liquefy bila dikapalkan
dengan melewati nilai Transportable Moisture Limit.
 Group B muatan yang bisa menimbulkan reaksi kimia yang
berbahaya, yang bisa menimbulkan bahaya bahaya terhadap kapal.
 Group C muatan yang tidak menimbulkan bahaya sebagaimana group
A maupun group B.

Disamping itu juga dibedakan dengan..


 Cohesive Cargo
 Non Cohesive Cargo.
 Dangerous Cargo ( Solid dangerous Goods in Bulk)(.
 MHB : Materials hazardous only in bulk ( termasuk batubara)
 Solid wastes in bulk.

Stowage factor dinyatakan M3 /ton atau CF /ton.

GENERAL:
Beberapa hal penting inti dari BLU adalah sbb: :.
 Setelah Loading plan disetuhui, ditentukan method dari operasi
muatan, guna menghindari over stress. Termasuk kerusakan kapal dan
peralatannya.
11
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Terminal Representative memperingatkan kapal bila muatan termasuk
heavy cargo. Hindari kerusakan pada tank top.Perhitungkan tank top
strength.
 Hindari high drop muatan, termasuk kecepannya pada saat awal awal
pemuatan.
 Monitoring cargo handling operation. Effektf komunikasi selama
operasi.Utamanya saat mendekati akhir operasi. (trimming)

Kesesuaian Antara Kapal dan Terminal.


Kapal kapal yang memuat / membongkar dan mengangkut muatan Curah
Solid harus sesuai dengan tujuannya, dengan mempertimbangkan pelabuhan
muat maupun bongkar

Peran dari masing masing yang terlibat:

Kapal.
PRIINSIP UTAMA KAPAL HARUS LAIK LAUT./ SEA
WHORTHY.
 Sertificat2 kapal yang masih berlaku.
 Termasuk : Documents of Compliance for Ship carrying Solid
dangerous goods in Bulk.
 Weathertight (kedap cuaca)
 Tersedia “Approved stability booklet.”
 Ukuran mulut palkah yang sesuai.
 Pemberian nomor nomor semua palkah.
o Ukuran mencukupi..
o Warna sesuai dan mudah dilihat .
o Terlihat operator muat bongkar.
 Rekomendasi adanya Stress Analyses & Cargo Calculation equipment
yangdapat menghitung cepat yang approved.
 Mesin induk dan Bantu selalu siap.

Ship Owner/ Managers atau Operator.


 Menjaga dan memelihara kapal agar sel;alu kondisi baik dan laik laut.
 Mengawaki kapal dalam jumlah dan kompetensi yang mencukupi.
 Paling tidak 1 orang perwira bisa berbahasa yang dipakai oleh baik
Terminal muat maupun bongkar, atau mampu berbahasa Inggris.
12
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Tidak ada cacat pada kapalnya yang menjadikan tidak aman untukl
memuat, membongkar maupun bernavigasi./

Charterer/Shipper.
Harus meyakinkan
 Adanya access terhadap rencana rencana dan fasilitas pemuatan,
pembongkaran,
 Kapal tidak memeliki peralatan bongkar muat yang mengganggu
keselamatan operasi bongkar muat

Terminal.
 Peralatan peralatan terminal harus bersertifikat, dan dirawat baik,
sesuai aturan, dan hanya dioperasikan oleh yang qualified dan kalau
perlu bersertifikat.
 Perawatan2 termasuk:
o Planning.(PM)
o Inspection.
o Sesuai Manufactured recommendation; persyaratan national
dan Industrial Code Practice.
 Automatic weighting bila ada harus dikalibrasi berkala.
 Pengujian dan test berkala :
o Peralatan angkat.
o Peralatan putar(rotating equipment)
o Asses equipment.
o Safety device: Alarms; anemometer; limit switch and control;
emergency stops; emergency escape; peralatan fire control.
o Perkaratan terhadap bangunan besi, fatigue dan keretakan.
o Kendaraan kenadaraan, system rem.
o Storm anchoring arrangements.
o Lubrikasi peralatan.
 Good house keeping.
o Terminal area.
o Area peralatan dan safety..
 Trained personnel sehubungan dengan cargo handling.
 Pengetahuan personnel diantaranya:
o Prinsip2 bangunan Bulk Carrier.
o Loading Un Loading Operation.
13
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
o Stress and damage terhadap kapal akibat kesalahan penanganan
muatan / distribusi muatan dan bagaimanan menghindarinya.
o Peran masing masing sesuai BLU;
 Terminal Representative.
 Ship Loader Unloader/bila ada.
 Nakhoda kapal/ Chief Officer/ Abk dlsb.
o Standarad procedure sehubungan dengan Plan dan pemuatan.
o Komunikasi kapal/ darat termasuk emergency Communication.
o Safe Access and work diatas kapal bulk carrier.
o Safe start, operate, shut down peralatan loading unloading baik
kapal maupun terminal.
o Aturan aturan Internasional utamnaya BLU code, IMSBC code,
ISPS Code; dlsb.
 Informasi2 tentang Terminal. Tentang Standard , Limitation/
keterbatasan Terminal, kondisi kondisi serta adanya perobahan
sehubungan keamanan navigasi, kedalaman air, Loading rate/
Unloading Rate dlsb.
 Menentukan kecocokan antara Terminal dan kapal.
 Yakinkan kesesuaian terminal kapal terhadap:
o Kedalaman air didermaga/ tempat bongkar muat.
o Maksimum ukuran kapal.
o Peralatan2 tambat/Mooring arrangement.
o Dapra2.
o Asses yang aman.
o Halangan halangan operasi uat bongkar..
 Pertimbangan pertimbangan terhadap:
o Pasang surut , arus dan periodenya.
o Ramalan cuaca.
o Sisi sandar. Kanan atau Kiri.
o Keperluan kapal kapal tunda serta ukurannya.
o Persyaratan2 mooring dengan mempertimbangkan:
 Ukuran dan type kapal.
 Cuaca, pasang surut, arua.
 Kekuatan dermaga.
 Keadaan kapal ( ballast atau dengan muatan).
o Hambatan2 terhadap penyandaran/ lepas sandar.
o Asses yang aman. Gangway, dlsb.
14
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Cek validitas sertifikat dan test report alat alat muat bongkar dari
kapal.
 Terminal Operator harus meyakinkan semua personel terlibat harus
cukup istirahat menghindari kelelahan dan stress.

Cek terhadap Kesesuaian


Hal hal yang perlu dicek untuk kesesuain diantaranya( Tidak Terbatas pada
hal hal ini):
 Dimensi kapal. Diantaranya:LOA; LBP, Parallel Middle Body; Beam
Displacement; Draft; Air Draft. Dlsb.
 Jumlah ruang muatan.
 Ukuran ukuran ruang muatan, kapasitas dan ukuran dari mulut palkah.
 Gearless/ geared/ gear Type. Location of Gear.
 Working Length: Panjang seluruh ruang muatan dari ujung depan
sampai ujung belakang.
 Adanya peralatan yang berimbas/effect terhadap safety dan efficiency
dari operation.

Terminal Representative . (Definition as BLU)


 Terminal representative means a person appointed by the terminal or
other facility where the ship is loading or unloading, who has
responsibility for operation conducted by that terminal or facility with
regard to the particular ship.

Pertukaran Informasi sebelum kedatangan(Pre Arrival).


 Dilakukan sesuai contoh pada Annex I.
 Meliputi kejelasan:
o Gangway kapal atau darat.; Jala jala , penerangan gangway.
o Plan terhadap peralatan muat bongkar kapal ( geared ship),
posisi2 derik, kran dlsb, jarak antara mereka.
o Validitas sertifikat dan test repot peralatan2 diatas.
o Boom2 posisi bebas sewaktu tiba ditempat sandar, atau
diposisikan yang sesuai.

PRE – ARRIVAL SHIP/SHORE EXCHANGE OF INFORMATION


15
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
( As Per BLU Annex I)
Catatan: Sebuah contoh tapi bukan merupakan standard. Terminal boleh
memodifikasi, atau menambah sesuai kebutuhan Terminal.

Information Response
1 Ship name Name:…………………..
Call Sign/IMO Number/Flag. Call Sign:………………….
Port of Registry. IMO number :………………
Flag :……………………….
Port Registry :………………….
2 ETA sea pilots Date :………………….
Time :………………….
3 Unloading Plan / cargo Please attach proposed plan.
distribution or loading plan.
4 Arrival draughts and proposed Arrival : Foreward:……./Aft……
departure draughts Departure : Foreward …./Ast…….
5 Time required for ballasting/
deballasting.
6 Ship’s LOA …………………metres.
LOA/beam/displacement/ Beam…………………metres.
working length from foreward Displacement……….. tones.
coaming of no.1 hatch to aft Working length ………metres.
coaming of aft hatch.
7 Gangway.
If shore gangway is provided ,
can ship provide landing place ,
safety net and bulkwark
ladder?
8 Distance from waterline to
hatch coaming.
9 Number and kind of mooring
lines .
Number of enclosed fairleads
forward and aft.
10 Trimming requirements.
16
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Pertukaran informasi sangat penting agar masing 2 (kapal/danterminal
bisa mempersiapkan Loading/ Unloading /Ballast Plan.)
o Cargo distribusi.
o Draft calculation.
o Stress analysis.
o Loading rate,
o Peralatan yang dipakai.
o Jumlah buruh/ gang yang disiapkan.
o ETC dan ETD.
 Pencapaian agreement kapal-Terminal tentang hal hal:
o Loading Plan; Cargo distribusi dlsb.
o Loading rate.
o Batasan/ hambatan dari loading procedure.
o Kapal dlengkapi loading instrument, yang diapproved, plan harus
dibuat pada instrument, dan pelaksanaan harus sesuai, dan setiap
waktu kapal harus dalam batasan Stress Limit yang diapproved.
 Nakhoda harus mengirim proposed Loading/Unloading Plan ke
Terminal sebelum kapal tiba..
 Terminal harus mengecek, mereview.Apabila tidak setuju harus
dimintakan kekapal untuk direview agar sesuai.
 Pemberian waktu yang cukup / lebih awal kekapal diperlukan agar
persiapan dan planning bisa dibuat dengan baik.
 Operasi belum boleh dilaksanakan sebelum Loading/Unloading plan
disetujuhi..
 Detail dari repair yang diperlukan (bila ada), yangbisa menimulkan
delay.
 Nakhoda harus yakin telah menerima detail Cargo(Cargo Information)
dari Shipper. Bial diperlukan tambahan detail terhadap muatan, mis
trimming, pngukuran kadar air berkelanjutan dsb nakhoda harus segera
inform ke Terminal.
 Shipper harus menyediakan detail Characteristic & property muatan
sebelum dimuali pemuatan, termasuk:
o Stowage Factor.
o Angle of Repose.
o Trimming Procedure.
o Kecenderungan cargo shifting.
o TML (Transportable Moisture Limit).
17
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
o Flammability; toxicity; pengaratan; kimia, oxygen depletion; dan
bahaya bahaya lainnya.
 Terminal Representative harus meyakinkan diterimanya Cargo
Information tersebut diatas oleh nakhoda kapal.
 Nakhoda harus info ke Terminal apabila iperlukan tindakan tindakan
khusus untuk pmuatan/ pembongkaran.

Informasi dari kapal ke Terminal..


 ETA kapal, yang selalu di Update.
 Pada saat pengiriman ETA pertama, disertai.
o Name, call sign; IMO number; flag State.
o Loading Plan.
o Draft on arrival and proposed departure draft.
o Ballast/deballast time.
o Ship dimension.(LOA etc) termasuk jarak dari ujung palkah
terdepan sampai ujung palkah terbelakang.(working length)
o Jarak dari permukaan air ke ruang muatan yang permulaan di
muat/ dibongkar.
o Lokasi tangga.
o Air draft.
o Detail cargo capacity/capacity plan dan cargo handling gear(kalo
ada).
o Jumlah dan type mooring lines.
o Lain lain sesuai keperluan kapal/terminal.

Information checklist.
 Updated ETA.
 Loading Plan relevant.
 Komunikasi persetujuan/ koreksi/ rekalkulasi dlsb dari loading Plan.
 Koordinasi dari loading plan, dan apa tindakannya sebelum dimulai
pemuatan.
 Termauk :
o Ballast harus bersih.
o Defect dari kapal yang berimbas pada operasi.
o Operasional dan peralatan navigasi berstatus safe.
o Rencana untuk bunkering, supply air tawar, provision dlsb.
o Ballast handling rate.
18
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

Part loading / unloading vessel.


Tambahan informasi diperlukan antaranya:
 .Berthing Displacement dan Draft.
 Pelabuhan muat/ bongkar sebelumnya.
 Muatan dan stowage dikapal.
 Bila muatan termasuk muatan bahaya, IMO Class, UJN number atau
BC number.
 Distribusi muatan. Mana yang akan dibongkar mana yang tidak.

Combination Carrier O/O atau OBO.


Tambahan informasi diperlukan diantaranya:.
 Tiga ( 3) kali Muatan senelumnya
 Tanggal dan tempat muatan minyak terakhir dibongkar..
 Slop Tank; Keadaan inert atau tidak.
 Tanggal dan tempat otoritas yang mengeluarkan sertifikat gas free,
termasuk pipe line dan pompa pompa.
Catatan.
 Dalam keadaan kosong kemungkinan kapal2 jenis OBO/OO
memasukkan air ballast kedalam tangki.Kemungkinan sisa sisa muatan
yang tertinggal dipipa pipa ataupun pump rrom dari mutan sebelumnya
kan menimbulkan bahaya baik kebakaran maupun pencemaran.

Notifikasi.
 Segera setelah ruang muatan bersih dan siap menerima muatan harus
segera informasikan ke Terminal.
 Update loading/ unloading Plan dan departure draft calculation selalu
dikomunikasikan ke Terminal.

Informasi dari Terminal ke Kapal.


Segera setelah mendapatkan ETA pertama tama, terminal harus segera
memberikan informasi2 ke kapal.
 Nama/ nomer tempat sandar, perkiraan waktu sandar dan waktu selesai.
 Peralatan2 muat bongkar / karakteristiknya . Nominal loading /
discharging rate; Jumlah headyang dipakai.
 Fitur dari dermaga. Termasuk dapra dlsb.
 Kedalaman minimum baik tempat sandar maupun approachingnya.
19
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Density air laut ditempat sandar.
 Jarak maksimum dari permukaan laut s/d mulut palkah.
 Maksimum Air Draft yang dapat diterima.
 Penataan tangga kapal dan asses.
 Sisi sandar kapal.
 Berthing speed (m/sec); tersedianya kapal tunda/Tugs , BHP. Bollard
Pull.
 Loading sequence dan hambatan hambatan yang mungkin terjadi.
 Bia ada bahaya2 dari muatan bila kontak dengan sisa sisa muatan yang
ada dikapal.
 Informasi segera bila da perobahan pelaksanaan operasi dari Loading
Plan.
 Peralatan peralatan muat bongkar di terminal dan keerbatasannya.
 Penataan system tambat.(Mooring arrangements)
 Peringatan utuk penataan system tambat yang tidak biasanya(lazim)
 Restriksi pembuangan ballast.
 Draft Maksimum yang diperbolehkan otoritas.
 Lain lain sesuai keperluan Terminal dan kapal.

Informasi2 lain:
 Diskusikan / diklarifikasi maksimum loading/unloading rate sewaktu
pree operation meeting atau checklist.
 Ketentuan2 dan persyaratan Draft survey, termasuk keadaan ballast.
 Ballast harus bersih.
 Area embarkasi pilot dan anchorage. .
 Ada tidak hambatan2 waktu keberangkatan.( Siang/malam, pasang
surut)
 Tangga kapal atau darat, klarifikasi tanggung jawab keamanananya.
 Arus ,angin, pasang surut yang kuat , traffic yang lewat, yang berimbas
pada dan tindakan2 yang harus diambil didermaga..
 Prosedur bila mesin induk kapal tidak bekerja.
 Karakteristik dan property dari muatan.
 Perkiraan waktu sandar dan berangkat.
 Update informasi kedalaman terendah.
 Yakinkan kapal menerima Cargo Declaration Information.
20
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

PROSEDUR SEBELUM OPERASI MUAT/BONGKAR..


PRINSIP PRINSIP.
 Nakhoda kapal bertanggung jawab keselamatan kapalnya dari waktu
kewaktu.
 Loading/Unloading/ Stowage Plan sudah agreed.
 Telah diterimanya Cargo Information dari Shipper.
 Pelaksanaan check list.
 Operasi Muat dan De Ballast selalu dibawah dan dikontrol oleh
perwira kapal.
 Distribusi muatan terkontrol dan dalam batas limit Ship Stress Value
terhadap struktur kapal..
 Terminal Representative aware atas harmonisasi operasi muat
bongkar dan ballast de ballast terhdap struktur kapal.
 Deballast sesuai Loading Plan, hindarimeluapnya air ballat ke
dermaga.
 Kecukupan awak kapal dan perwira selama operasi muat bongkar, dan
hindari kele;ahan/ faigue.
 Trimming requirement.
 Agreement bagaimana kalau ada hujan, atau perubahan cuaca lainnya
dengan mempertimbangkan hazard dan nature of cargo.
 No Hot Work selama operasi pemuatan/ pembongkaran.
 Terminal Rep  AgreedLoading/ Unloading/Stowage Plan telah
didistribusikan kepada Loader/Unloader Operator; control room dan
kep file di Terminal.
 Jumlah muatan guna keperluan Trimming. ( ditahan/ dipersiapkan)
 Sisa muatan di Belt sebelum Trimming.
 Prosedure terminal sewaktu perpindahan ruang muata( changing
hatches) Misal perlunya empty gaps pada belt.  Perlu good
communication antara loader dan stockyard..
 Hindari assiden pemakaian multi loader/ unloader operation. (bahaya
tabrakan). Harus dicantumnkan pada cargo plan, perlunya pemisahan
dengan paling tidak satu ruang muatan.
 Jumlah actual yang harus di ratakan/trim harus diinfokan awal oleh
kapal.
 Allowance untuk run off belt sewaktu selesai.
21
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Program load un load yang sudah deprogram di computer system
harus slalu di up date.
 Info kekapal bila ada perobahan kondisi muatan karena cuaca.

Tanggung Jawab/ Tugas Terminal Representative.


 Complete Check List.
 Tidak ada deviasi pelaksaan dari agreed loading plan.
 Trimming Cargo atas permintaan Nakhoda/ regulation/ good practice.
 .Maintain record weight , distribution as planned.
 Nama2 yang diberikan Nakhoda bagi personnel2 yang berhubungan
operasi, juga Shipper, Surveyor dlsb dimana nakhoda perlu kontak.
 Hindari kerusakanpada kapal akibat kesalahan penanganan muatan,
baik karena peralatan, mis handling dlsb.
 Laporkan pada Nakhoda bila terjadi kerusakan.
 .Tidak ada Hotwork diatas kapal maupun sekitar kapal, kecuali
persetujuan Nakhoda dan adanya tindakan2 berjaga jaga/ precautions.
 .Agrrement anatara Terminal & kapal atas segala acpect berkenaan
dengan safety operations.

Terminal Reprentative
yang bertanggung jawab terhadap Muat/Bongkar muatan harus:
 Memberitahukan segera segala informsi2 kekapal sehubungan
dengan::
o .Cargo Operation.
o Aturan aturan serta issue issue keselamatan Kapal dan
Terminal.
o Penataan asses keselamatan.
o Asses Crew melewati Terminal.
o Cuaca dan kondisi pasang surut.
o Penataan aat alat tambat.(Mooring arrangement)
 .Mengetahui dan respond terhadap informasi2 dari kapal berkeanaan
dengan keselamatan.
 Personnel yang mencukupi(terminal) sehubungan operasi dan
keadaan darurat.
 Deatail2 pada check list dilengkapi terminal regulations &
information booklet.
22
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Mempunyai procedure guna pengecekan terhadap kerusakan, baik
terminal maupun kapal.
 Pengettahuan tentang Hot Work, peraturan dan perijinannya, resiko
resiko, tindakan berjaga jaga dlsb.
 Aware kemungkinan kapal mengisi ballast guna mengurangi Air Draft
kapal.
 Pengetahuan tentang Combination Carrier, handling dan Hazardnya,
termasuk Ballast deballast.

PROCEDURES:
 Agreement Loading Plan.
 Dalam loading plan tercantun : sequence / tahapan
pemuatan/pembongkaran tiap ruang muatan, jumlah berat, distribusi
dlsb, termasuk tahapan ballast/deballast.
 Terminal advise loading rate/setelah terima loading plan, dan estimasi
selesai setiap pouring rung muatan.
 Bila tidak bisa dicapai selesainya deBallast sebelum Trimming stage,
harus ada persetujuan kemungkinan loading disuspend, termasuk
konsequensi2nya ( mis sehubungan dengan laydays dlsb).
 Loading dan deballast operation harus sinkron guna mengindari
overstressed kapal..
 Jumlah muatan harus sesuai agar semua muatan pada system
conveyor bisa run off dan dikososngkan guna kapal mencapai draft
dan trim yang dikehendaki.
 Communication arrangement yang baik dan benar antara kapal &
terminal, termasuk untuk stop tiba tiba, penghentian sementara, dan
termasuk keadaan darurat/ emergency.

LOADING OPERATION SESUAI SHIP’S LOADING MANUAL.


 Merupakan tanggung jawab Nakhoda.
 Menunjukkan setiap langkah/ tahapan loading/ unloading/ballast
deballast.
 Draft dan trim kapal.
 Sher stress calculation dan bending moment.
 Draft check secara regulair, terutama saat 75-90% total muatan telah
dikapal.
23
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Setiap perobahan dari loading plan baik oleh terminal maupun kapal,
harus segera ikomunikasikan
*Catatan : Perobahan Loading/Unloading plan baru bisa
diimplentasikan bila revisi plan telah dibuat, disetujuhi dan
ditandatangani kedua belah pihak.
 High impact dari cargo drop , serta melebihi maxium load limit dari
tank top harus dihindari.
 Hindari over-stressing kapal:
o Distribusi merata/ seimbang setiap ruang muatan, serta
perataan muatan/ cargo trimming, menghindari cargo shifting.
o Tinggi muatan antara satu bulk head dengan yang lain yang
terhubung harus seimbang.
o Tiap ruang muatan harus dimuati paling tidak dengan 2 (dua)
separate pour.
o Terminal harus maintain accurate record terhadap tonnage
loaded setiap pour per ruang muatan.
o Penambahan rate yang tiba2 harus dihindari, dapat
mengakibatkan over loading.
 Perhitungan sisa muatan di belt conveyor sebelum selesai pemuatan
harus sesuai loading rate saat itu.
 Communication detail segera setelah selesai check list termasuk
contact detail baik kapal maupun terminal termasuk:
o Bahasa dan terminology yang dipakai.
o Lokasi telephone dan terminal office. Normal komunikasi fdan
nomornya.
o Emergency communication procedures dan nomornya.
o Channel . VHF terminal yang dipakai..
 Klarifikasi procedure perwira jaga sehubungan tonnage muatan daln
loading rate.
 Klarifikasi prosedur stop sementara guna draft check.
 Klarifikasi cara2 reporting tentang kerusakan kapal oleh stevedore.

PENANGANAN MUATAN DAN BALLAST.


 .Methode pemuatan setelah agreed loading plan.  Hindari
overstress terhadap kapal, tank top, lambung kapal, dan kerusakan
terhadap kapal.
24
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Peringatan pada kapal bila muatan jenis yang berat, atau grap load
terlalu besar, serta impact2 negative terhadap kapal yang perlu
precaution.
 Perhatian special dengan extra hati2 pada penagnan muaan berat
seperti : Iron Ore; Scrap iron; timah dan beberapa concentrate.
o Loader chute; spout atau grab harus sedekat mungkin dengan
tank top dan permulaan loading rate harus rendah. .
 Monitoring cargo handling operation.
 Effective communication ship Terminal V/V.
 Cargo trimming requirements. Sesuai BC Code. Hindari trimming
ketempat tempat / celah sempit yang akan menyusahkan
pembongkaran.
 Accesssible information tentang jumlah muatan, jumlah per pour
pada setiapsaat diperlukan.

Trimming Pour.
 Bila terjadi keraguan jumlah, loading belt harus dikosongkan sewaktu
jumlah mendekati 90% guna keperluan trimming.
 Bila memungkinkan, scale weights dicheck guna membandingkan
dengan draft survey estimasi.
 Trimming diperlukan dan diperhitungkan saat saat pengaturan draft
dan trim kapal ( bedakan antara cargo trimming dan trim kapal).
 Selesai pemuatan harus dibuat statement ahwa kapal telah dimuati
sesuai dengan cargo plan berikut perobahan perobahan (bila ada) yang
telah disetujuhi. Statement harus ditandatangani baik nakhoda maupun
terminal representative.
 Agen kapal harus membantu penyelesaian dan dokumen dokumen
yang diperlukan.

Tugas tugas Kapal.


 Inform Terminal adanya deviasi dari operai ballast dan lainya yang
berimbas pada operasi muatan.
 Kapal tidak ada kemiringan. Bial diperlukan karena alas an operasi
harus sekecil mungkin.
 Clos supervision saat saat final stage,
 Inform terminal saat akan diperlukan trimming agar conveyor bisa
runn off.
25
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.

DRAFT SURVEY 90%


 Disarankan untuk sebaiknya dilaksanakan draft survey pada saat total
muatan mencapai 90%

Tugas tugas Terminal.


 Info kapal setiap perobahan loading rate (agreed) ; selesainya tiap
pouring; jumlah berat pada saat saat teretentu.(Interval time)
 Harmonisasi antara berat yang dimuat dengan ballast yang dibongkar.
Berimbas pada :
 Stress kapal.
 Trim kapal.
 Draft kapal  Air draft kapal.
 Rate harus Steady flow. Info kapal bila ada perobahan.
 Pencapaian trim yang diharapkan. (biasanya sedikit by Stern atau even
keel)
 Tidak ada kemiringan kapal. ( operator warn terhadap list indicating
light)
 Well maintained shore weight meters dengan akurasi maksimum 1%
, dengan kalibrasi routine.  penting untuk final stage guna keperluan
trimming cargo.
 Selalu dilakukan perbandingan antara shore/ ship figures dalam
interval waktu tertentu.
 Cooperate dengan kapal untuk melaksanakan 90% draft survey.

OPERASI BONGKAR MUATAN DAN BALLAST.


 Methode pembongkaran muatan setelah agreed loading plan. 
Hindari overstress terhadap kapal, tank top, lambung kapal, dan
kerusakan terhadap kapal.
 Risk assessment dilakukan bila Nnormal Unloding Method. tidak
bisa dilaksanakan, karena desain kapal dlsb, ( kapal & Terminal)
 Issue keselamatan termasuk:.
 .Safe asses kapal darat: Gangway dlsb.
 Jala jala, penerangan harus terpasang.
 Pembatasan asses pada tempat aman. Bebas dan aman dari
peralatan bongkar muat.
26
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Assess keruang muatan harus aman dan kondisi baik.
 Cukup penerangan untuk assess ke lorrong2, ship trunk yang
ada.
 Cukup penerangan diruang muatan, utamanya keperluan
cleaning.
 Cukup ventilasi diruang muatan
 Resiko muatan jatuh menimpa personnel.
 Pembersihan sisa muatan dari tempat2 terselip/ susah harus ada
prosedur/ketentuan dan assess serta peralatan penunjangnya.
 Ketentuan2 awak kapal masuk ruangan muatan atau
menurunkan peralatan, selagi orang darat masih bekerja disan
 Mulut palkah terbuka penuh dan secured.
 Geared ship: Peralatanhharus ditata bebas dari peralatan darat.
 Tutup tutup / manhole palte di ruang muatan dan got/ bilge
harus diamankan. Beri tanda yang jelas/dicat, agar operator
darat berhati hati.
 Well clear bagi personel di working area.
 Alat2 pengaman pernafasan/ filter harus dikenakan bagi
personel kapal maupun darat pada muatan muatan berdebu /
dusty.
 Pelaoporan setiap ditemuinaya kecacatan , bahaya2 yang bisa
berimbas pada keselamatan.
 Pemakaian yang aman dan benar semua peralatan bongkar muat
dilengkapi dengan test certifikat dan pengujian yang masih
berlaku.
 Monitoring dan effective komunikasi.
 Kontak detail dan procedure harus dicantumkan pada ship/
shore safety check list.
 Selesai pembngkaran harus dibuat statement ahwa kapal telah
dimuati sesuai dengan cargo plan berikut perobahan perobahan (bila
ada) yang telah disetujuhi. Statement harus ditandatangani baik
nakhoda maupun terminal representative.
 Pembersiahan ruang muatan dlakukan setelah selesai pembongkaran.
Dilaksanakan sesuai kontrak, dan nakhoda harus puas akan hasilnya.
 Sesuai aturan internasional, pihak terminal harus membantu removal
saisa muatan kedarat.(Meskipun dilakukan oleh crew kapal)
27
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Effektive monitoring total discharge setiap interval waktu dan
dikomunikasikan kapal- terminal.
 Bila diperlukan mengisi ballast di salah satu atau lebih ruang muatan,
harus dilakukan tindakan2 berbahaya yang mungkin timbul. Adanya
kemungkinan timbul flammable vapour.
 Untuk kapal kapal kombinasi dimana diperlukan ventilasi ruang
muatan, harus diyakinakn bebas dari gas gas berbahaya.(flammable
or noxious) sesuai ref : ISGOTT (chapter 12)
 .Adanya kemungkinan pengisian ballast pada satu atau lebih ruang
muatan (kapal kombinasi), sewaktu pembongkaran guna mengurangi
Air Draft, harus diperhatikan kemungkinan pipe line, pump masih
belum bersih dari residu muatan minyak sebelumnya..

TUGAS TUGAS KAPAL.


 Inform Terminal adanya deviasi dari operai ballast dan lainya yang
berimbas pada operasi muatan.
 Saat dimulainya pembongkaran dan tahapan tahapan pembongkaran
selanjutnya harus dilakukan secara routine :
 Ventilasi bagi ruang muatn dan ruang enclosed space lainnya.
 Memasuki ruangan2 tersebut harus ada prosedurnya.(lihat guide
line) Utamanya bagi kapal :
 Fumigasi ruang muatan saat terakhir.
 Muatan bersifat Oxygeen Depleeting.
 Muatan cendering mengahsilakan gas2 Flammable /
toxic.
 Ballast operation sesuai plan.
 Keamanan tambat kapal. Selalu monitoring keadaan cuaca, angin ,
pasang surut dan perobahan draft kapal serta akibat akibatnya..
 Pembacaan draft kapal secara regulair, guna monitoring progress dari
pembongkaran.
 Peringatan/ warning segera terminal representative bila proses
pembongkaran mengakibatkan adanya kerusakan, bahaya dlsb..
 Kapal selalu tegak. Bila diperlukan kemringan karena alas an operasi,
dilakukan dengan sekecil/ semanan mungkin.
 Pembongkaran sisi kiri dan kanan harus seimbang, menghindari kapal
mengalami twisting / terpelintir karena tekanan yang tidak seimbang.
 Close supervision saat saat final stage.
28
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Penerangan yang mencukupi.
 Pengamanan bilge cover plate, serta penutup tangki.
 Segera setelah selesai pemuatan Nakhoda harus mengadakan inspeksi
keseluruh ruang muatan. Setiap ada cacat, kerusakan dlsb harus segera
memberitahukan pihak Terminal.
TERMINAL REPRESENTATIVE.
 Familiar dengan BC Code;BLU; IMSBC ( Code of Safe Practice for
Solis Bulk Cargoes); Muatan specific yang dihandle terminalnya;
MSDS dari muatannya;
 Bila menangani muatan grain/ gandum , juga harus familiar terhadap
International Grain Code”
 Awareness terhadap nakhoda hal hal.
 Kondisi lokal pasang surut, arus, didermaga tempat kapal
tambat untuk keamanan tambat.
 Detail kondisi angin, yang berimbas keamanan operasi.
 Ramalan cuaca, angin/ hujan dlsb, utamanya yang extreme..
 Batas kemanan angin dan arus berkenaan dengan perasi
 Sandar kapal/ lepas sandar..
 Operasi Loader/ Unloader.(Bongkar/ muat).
 Batas stop operasi.
 Batas kapal harus meninggalkan dermaga.
 Kondisi2 lain yang berimbas operas
 Ombak; alun.
 Jarak pandang.
 Hujan.
 Kilat.
 Dlsb...
 .Safety assess dan pemakaian PPE sewaktu pembacaan Draft:
 Life Jacket.
 Safety boot.
 High visibility clothes.
 Repiratory protection, jika diperlukan.
 Inspeksi ruang muatan segera setelah selesai pembongkaran dan aman
untuk dimasuki.
 Setiap ada Stevedore Damage segera dikomunikasikan guna
keperluan2 claim.
29
Pedoman Muat Bongkar Muatan Curah Padat/Solid..
Untuk Terminal..
(Sesuai BLU)
Disusun oleh: Capt. R.I.Triyato. M.Mat.
 Pemberitahuan terminal bila ada kemiringan kapal akibat distribusi
ballast ataupun problem pompa..
 Menjaga kapal tetap tegak tanpa kemiringan. Bila diperlukan
sehubungan untuk operasi harus sekecil dan seaman mungkin.
 Lakukan pebongkaran dengan Methode “ Pattern Across the Hold”
untuk menghindari kemiringan kapal.
 Pembongkaran sisi kiri dan kanan harus seimbang, menghindari kapal
mengalami twisting / terpelintir karena tekanan yang tidak seimbang.
 Untuk pengoperasian Grab system otomatis atau semi automatic dari
peralatan bongkar harus dilakukan:
 Set limitation yang benar setiap rung muatan.
 Monitoring limitation selalu dilakukan kedua pihak kapal dan
terminal..
 Pattern yang dijalaniharus systematic and even cross the hold...
 Unloading Rate dan tahapan tidak boleh dirobah terminal, sebelum
adanya konsultasi dan sgreement dengan kapal...
 .Bila terjadi kelambatan yangsignifikan yang tidak bisa dihindari,
missal keruasakan atau problem peralatan, kapal harus segera
diberitahukan,dan plan perlu di ammend seperlunya.
 Notice pihak kapal setiap mendekati selesai pembongkaran setiap
palkah.
 Terminal harus mengambil tindakan tindakan guna menghindari
kerusakan kapal sewaktu bongkar maupun cleaning hold.
 Bila terjadi kerusakan yang essential sehubungan keselamatan kapal(
structural, watertightintergrity , engineering system dlsb, pihak
adminstrasi, Recognize organization (classification), serta otoritas
setempat harus segera diberitahukan, guna menentukan repair harus
segera dilakukan atau bisa ditunda.
 Repair yang dilaksanakan harus memuaskan nakhoda sebelum kapal
berangkat.
 Terminal Rep harus selalu memonitor keadaan cuaca
gunakepentingan nakhoda kapal. .

Triyanto Feb 2012.

Anda mungkin juga menyukai