Anda di halaman 1dari 7

BAB 11

Bagaimana Cara Membaca CT Scan Sinus

Pemeriksaan radiologik standar yang digunakan untuk evaluasi penyakit sinus adalah
CT scan sinus yang dilakukan pada bidang coronal tanpa menggunakan kontras
intravena, seperti pemeriksaan radiologi lain terdapat beberapa prinsip utama yaitu:

1. Melihat nama
2. Melihat tanggal
3. Melihat orientasi-kanan atau kiri

Konvensi yang menetapkan sisi kepala dan leher yang direkam dalam CT scan
berbeda dari institusi satu ke institusi lain. Anda tidak dapat memperkirakan posisi
tanpa melihat marker R atau L. Terdapat 4 densistas radiografik yaitu udara, lemak,
air, tulang. Ingatlah selalu prinsip dasar ini : ketika dua struktur dengan struktur
radiografik yang sama berdekatan maka akan terbentuk batas yang kabur diantara
keduanya. Sebagai contoh, ketika anda anda tidak dapat melihat batas jantung kanan
pada X foto thorax dengan proyeksi posterior-anterior, paru-paru yang berada di
samping jantung (lobus tengah kanan0 memiliki densitas yang sama (densitas air)
dengan jantung, begitu juga dengan pus atau cairan yang ada pada sinus akan
memiliki densitas yang sama dengan mukosa sinus yang menebal. Densitas relatif
dari tulang dan struktur lain bisa dimanipulasi oleh CT scan dengan menggunakan
bone window (akan menunjukan bagian tulang dengan detail) atau soft tissue window
yang akan memvisualisasikan jaringan lunak dengan jelas. Ketika anda melihat CT
scan, anda harus melihat lebih dari satu gambar. Jika anda tidak tahu bangunan
tersebut, maka ikutilah bangunan tersebut ke gambar-gambar yang berdekatan dan
anda biasanya akan dapat mengidentifikasikannya. Secara sistematis melakukan
pengamatan terhadap hasil pencitraan akan membantu kita dalam menemukan
abnormalitas. Meskipun sebagai pemula anda akan mulai pengamatan dari sinus
maksilla, akan tetapi anda harus melakukan pengamatan yang seksama terhadap
orbita, dinding orbita, basis cranii, alveolus maksilla, septum nasi, dan sinus-sinus
lain secara berurutan. Jangan lupakan bahwa sinus ethmoid berada diantara orbita,
sinus maksila berada di bawah orbita, sinus frontal berada di atas orbita, dan sinus
sphenoid berada di belakang orbita. Anda harus mempelajari dengan seksama setiap
pencitraan menggunakan x ray, MRI, CT scan sehingga anda bisa mengenali varian
anatomik tertentu dan membedakan dengan keadaan patologi yang sebenarnya.
Berikut ini adalah beberapa varian anatomic yang bisa terlihat pada CT scan dengan
proyeksi coronal.

 Septum nasi yang terdeviasi


 Sinus yang asimetris, termasuk ukuran, bentuk, dan adanya septas, dll
 Adanya udara di dalam concha media (concha bullosa)

Abnormalitas yang bisa ditemukan termasuk cairan, penebalan mukosa, fraktur pada
tulang, kista, dan tumor yang bisa dilihat pada gambar 11.1 dan 11.2.
Gambar 11.1

Sebuah hasil CT scan sinus dengan proyeksi coronal pada pasien dengan deviasi
septum nasi dan sebuah concha bulosa di concha media kanan. Metode pembedahan
dari obstruksi nasal yang dialami oleh pasien ini akan membutuhkan metode
turbinektomi tengah secara parsial, begitu juga dengan koreksi pada septum yang
terdeviasi
Gambar 11.2

Sebuah hasil CT scan sinus dengan proyeksi coronal memperlihatkan opasitas


komplit pada kavum nasi, sinus ethmoid dan maksila. Gambar ini menunjukan
adanya pansinusitis dengan polip, bagaimanapun neoplasma bisa menunjukan
gambaran yang hampir serupa.

Kompleks Osteo Meatal

Area yang paling penting untuk diperiksa pada pasien yang mengekuhkan keluhan di
daerah sinus adalah kompleks osteo meatal. CT scan dengan potongan coronal
digunakan untuk evaluasi penyakit sinus dikarenanakan poyeksi ini memiliki
visualisasi yang paling bai terhadap kompleks osteomeatal. Kompleks osteometal
adalah sebuah tempat yang menjadi muara dari sinus maksilaris, ethmoid, dan
frontalis untuk keluar di hidung. Sebuah obstruksi pada kompleks osteometal paing
sering menyebabkan sinusitis, dan sering disebabkan oleh edema mukosa dan
abnormalitas anatomik. Keganasan harus elalu menjadi diferensial diagnosis pada
kasus ini. Bagian sinus ethmoid anterior- sel agger nasi biasanya berawan. Edema
pada sinus ini biasanya berhubungan dengan obstruksi pada ductus nasal frontal dan
akhirnya akan bermanifestasi sebagai frontal sinusitis. Area ini paling baik apabila
dicitrakan dengan CT scan dengan proyeksi sagittal. Pada beberapa kasus sinusitis
dapat bermanifestasi sebagai hilangnya aerasi pada berbagai sinus, biasanya
mengenai kedua sisi. Hal ini dapat dilihat sebagai densitas air, contoh
abnormalitasnya adalah, pembengkakan pada mukosa, polips, cairan, atau pus.
Kesuraman yang terjadi hanya pada satu sinus harus selalu dipikirkan penyebabnya
adalah tumor.

CT scan sinus bukan merupakan langkah pertama dalam mengevaluasi pasien dengan
sinusitis kronik. Terlebuh lagi pemeriksaan ini tidak selalu dibutuhkan di semua
pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik, endoskopi nasal akan sering mengidentifikasi
abnormalitas pada kasus sinusitis. Terapi medikamentosa yang diperlukan adalah
antibiotic, decongestan, steroid topical dapat dimulai sesuai dengan kriteria klinis.
Apabila pengobatan medikamentosa ini gagal dan pasien akhirnya mengalami
episode sinusitis berulang, maka pemeriksaan CT scan diperlukan untuk mengetahui
apakah ada abnormalitas anatomis yang mendasari. Apabila tindakan pembedahan
menjadi pilihan untuk terapi maka CT scan akan memberikan informasi penting
untuk rencana pre operasi. Perlu ditegaskan bahwa semua pasien yang mengalami
nasak polyposis akan mengalami sinusitis kronis, yang biasanya akan menyerang
semua sinus. Unilateral nasal polyposis berhubungan dengan unilateral sinusitis yang
mengarah pada tumor (paling sering adalah inverted papilloma, sebuah tumor jinak
yang disebabkan oleh human papilloma virus).
Penebalan mukosa di sinus, terumata sinus ethmois, akan menetap enam sampai
delapan minggu setalah infeksi saluran nafas atas. Beberapa dari kita mungkin akan
mengalami tiga atau empat episode infeksi saluran atas dalam setahun, jadi
pemeriksaan CT scan secara acak bisa dilakukan pada populasi maka akan didapatkan
insidensi yang tinggi dalam penebalan mukosa. Sebagai hasilnya maka adalah penting
untuk melakukan CT scan pada pasien yang telah dilakukan perawatan maksimal.
Pada CT scan tidak mungkin membedakan antara kesuraman sinus yang disebabkan
oleh common cold dan sinusitis bacterial.

Ingat : cara terbaik untuk belajar mengamati pencitraan foto x atau modalitas
pencitran yang lain adalah memeriksa secara sistematis dan hati –hati pada sebanyak
mungkin hasil pencitraan.

Pertanyaan

1. Hal pertama yang anda lihat pada foto X atau CT scan adalah…..
2. Hal kedua yang anda lihat pada foto X atau CT scan adalah……
3. Hal kedua yang anda lihat pada foto X dan terutama pada CT scan adalah
4. Ke empat densitas radiologis adalah…….
5. Ketika 2 struktur memiliki densitas radiologis yang sama dan berdekatan satu
sama lain, batas diantara keduanya menjadi…….
6. CT scan biasanya di cetak dalam satu dari dua densitas, densitas……. Dan
densitas….
7. CT scan biasanya di cetak dalam proyeksi coronal karena posisi ini paling
baik untuk menggambarkan……
8. Varian anatomic yang paling sering dilihat pada CT scan coronal adalah…..
9. Area yang paling penting untuk visualiasi dari CT scan sinus adalah…..

Jawaban

1. Nama
2. Tanggal
3. Indentifikasi kanan dan kiri
4. Udara lemak, air , dan tulang
5. Tersamar
6. Tulang dan jaringan lunak
7. Kompleks osteo meatal
8. Asimetrisitas dari sinus, sepyum yang terdeviasi, dan konkha bullosa
9. Kompleks osteo meatal

Anda mungkin juga menyukai