Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ezra Wakulu

NIM : 18012003
No. Urut Absen : 02

1. METODE CONSISTANT DEFORMATION


METODA CONSISTENT DEFORMATION (Struktur Statis Tidak Tertentu).
Analisis struktur adalah proses untuk menentukan respon suatu struktur akibat
pembebanan agar memenuhi persyaratan keamanan (safety), biaya (economy), dan
terkadang estetika (aesthetics). Respon struktur ini biasanya diukur dengan
penghitungan reaksi-reaksi (reactions), gaya-gaya dalam batang (internal forces),
dan perpindahan posisi (displacement) struktur. Struktur dapat diklasifikasikan dalam
dua kategori umum yaitu statis tertentu dan statis taktentu. Penggunaan kategori
struktur tersebut dalam analisis struktur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Kelebihan utama dalam menggunakan struktur statistak tentua dalah
momen lentur dan gaya lintang yang dihitung lebih rendah dibandingkan
penghitungan statis tertentu. Kelebihan lainnya adalah struktur lebih kaku untuk
berat bahan yang sama di bandingkan statis tertentu. Dua kelebihan ini merupakan
hasil dari kontinyuitas dari batang struktur dalam mengurangu besarnya perpindahan
posisi dan tegangan. Namun demikian, penghitungan struktur statistak tentu menjadi
lebih rumit dibandingkan dengan statis tertentu.
Definisi Struktur Statis Tidak Tertentu
Suatu struktur disebut statis tidak tertentu jika tidak bisa diselesaikan dengan
hanya pertolongan persamaan keseimbangan. Dalam syarat keseimbangan ada 3
(tiga) persamaan, apabila sebuah struktur yang mempunyai reaksi perletakan lebih
dari 3 (tiga) , maka reaksi-reaksi perletakan tersebut tidak bisa dihitung hanya
dengan 3 persamaan keseimbangan. Struktur tersebut dikatakan struktur statis tidak
tertentu.
Kelebihan bilangan yang tidak diketahui terhadap jumlah persamaan keseimbangan,
disebut tingkat atau derajat ke “statistidaktentuan” suatu struktur. Apabila yang
kelebihan itu reaksi perletakan maka struktur disebut “statis tidak tertentu luar”
sedangkan kalau yang kelebihan itu gaya dalam maka struktur disebut “statis tidak
tentu dalam”.
Derajat Ketidak tentuan Statis (Degree of StaticallyIndeterminancy)
Kebanyakan struktur dapat diklasifikasikan dalam tiga klasifikasi yaitu balok
(beam), portal (frame), dan rangka (truss). Balok adalah elemen struktur yang
menerima beban arah trans versal secara dominan. Analisis strukutr balok dikatakan
lengkap bila diagram gaya lintang dan momen lentur telah diketahui. Portal
merupakan suatu struktur yang tersusun dari batang-batang yang dihubungkan
dengan sambungan yang kaku (rigidjoint). Analisis struktur portal ini dikatakan
lengkap bila variasi gaya akisal, gaya lintang, dan momen sepanjang batang telah
diketahui. Rangka adalah surtu struktur yang mana semua batang-batangnya,
biasanya diasumsikan, terhubungkan dengan sendi (hinge), untuk mengeliminasi
gaya lintang dan momen dalam batang. Secara umum, analisis struktu rrangka
hanya menentukan gaya aksial dalam semua batang.
Dalam menyelesaikan perhitungan struktur statis tak tentu kita
dapat menggunakan cara yang paling umum atau paling dasar yaitu dengan
menggunakan metode Consistent Deformation. Berbeda dengan struktur statis
tertentu, struktur statis tak tentu memiliki jumlah bilangan yang tidak diketahui lebih
dari tiga. Karena itulah diperlukan tambahan persamaan untuk bisa menyelesaikan.
Tingkat atau derajat ketidak tentuan statis (DKS), akan menentukan jumlah
persamaan tambahan yang dibutuhkan. Bilangan – bilangan yang tidak diketahui
tersebut berupa gaya luar (reaksi).
Untuk mendapatkan persamaan tambahan tersebut struktur akan dibuat
menjadi statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan yang ada (redundant),
dan menghitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang ada.
Setelah itu struktur statis tertentu tersebut dibebani dengan gaya kelebihan
yangdihilangkan tadi, dan juga dihitung deformasinya. Deformasi adalah defleksi
ataurotasi dari suatu titik pada struktur.Deformasi yang dihitung disini
disesuaikan dengan gaya kelebihan yangdihilangkan. Misal, jika gaya yang
dihilangkan tersebut gaya horisontal, maka yangdihitung defleksi horisontal pada
lokasi gaya yang dihilangkan tadi seharusnyabekerja. Jika gaya vertikal, yang
dihitung defleksi vertikal, sedangkan jika yangdihilangkan tersebut berupa momen,
maka yang dihitung adalah rotasi.Setelah deformasi akibat beban yang ada
dan gaya-gaya kelebihan yangdikerjakan sebagai beban telah dihitung, maka
dengan melihat kondisi fisik daristruktur asli, disusun persamaan-persamaan
tambahan yang diperlukan :
 Untuk perletakan rol, maka defleksi vertikal perletakan harus sama dengan
nol (V =0).
 Untuk perletakan sendi, maka defleksi vertikal maupun horisontal sama
dengan nol(V = H = 0).
 Untuk perletakan jepit, defleksi vertikal, defleksi horisontal dan rotasi sama
dengannol (V = H =  = 0).
Persamaan-persamaan tambahan ini disebut persamaan Consistent
Deformation, karena deformasi yang ada harus konsisten (sesuai) dengan struktur
aslinya. Setelah persamaan Consistent Deformation disusun, maka gaya-
gaya kelebihan dapat dihitung, dan gaya yang lain dapat dihitung dengan
persamaan keseimbangan, setelah gaya-gaya kelebihan tadi didapat. Inilah konsep
dasar darimetode Consistent Deformation yang dipakai untuk menyelesaikan
struktur statis tak tertentu.
2. METODE SLOP DEFLECTION
Metode “slope deflection”, seperti kedua metode yang lain bisa digunakan untuk
analisis struktur balok statis tak tentu dan portal dengan konsep sebagai berikut :
 Geometri (compatibility) : titik-titik pertemuan antara balok dan kolom pada
suatu portal dianggap kaku, sehingga sudut-sudut antara pertemuan elemen
tersebut “tidak berubah” pada saat strukur dibebani.
 Keseimbangan (equilibrium) : jumlah momen-momen akhir pada titik
pertemuan tersebut sama dengan nol, M = 0
Sehingga dapat dikatakan jumlah variabel yang ada sama dengan jumlah titik simpul
(joint) struktur tersebut. Nilai dari variabel-variabel tersebut akan dicari dengan
menyusun persamaan-persamaan sejumlah variabel yang ada dengan ketentuan
memenuhi kondisi “equilibrium”. Pada tahapan ini diperlukan perumusan dari
masing-masing momen batang, karena rumus-rumus momen batang tersebut
mengandung variabel yang dicari, yaitu rotasi titik simpul. Setelah nilai variabel yang
dicari diperoleh, kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan yang telah disusun
untuk mendapatkan nilai dari momen batang-batang tersebut.
3. METODE CROSS/DISTRIBUSI MOMENT
Metode distribusi momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross
pada tahun 1930-an, kemudian metode ini disebut dengan metode cross, dapat
digunakan untuk menganalisa semua jenis balok atau kerangka kaku statis tak tentu.
Pada hakekatnya metode ini merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan serempak di dalam metode defleksi kemiringan dengan
pendekatan berturut-turut. Di dalam pendisainan dan penganalisaan awal suatu
struktur kecil atau bagian-bagaian dari suatu struktur besar. Metode distribusi
momen tetap unggul, karena kesederhanaannya.

Anda mungkin juga menyukai