Anda di halaman 1dari 2

Jum’at, 24 Januari 2020 telah juga sangat antusias dalam bertanya

dilaksanakan diskusi online dengan tema kepada pemateri yaitu Boy Haryono, S.Pd.
Konselor Masa Kini Bukan Masa Gini Beliau merupakan mahasiswa lulusan dari
oleh Pengurus Wilayah II Ikatan Universitas Negeri Yogyakarta, sekaligus
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling mantan Pengurus Wilayah II Imabkin
Indonesia (PW II IMABKIN). Diskusi bidang Akedemi dan Profesi periode 2017-
online ini adalah salah satu program kerja 2019. Pada kesempatan itu, mas boy
dari PW II IMABKIN khususnya pada panggilan akrab kami memberikan sebuah
bidang Akademi dan Profesi (AKPRO). materi dengan media chat, voice note, dan
Kegiatan ini bersifat nasional, jadi bisa power point. Dalam diskusi ini juga dibagi
diikuti oleh seluruh mahasiswa bimbingan menjadi beberapa sesi yaitu, sesi
dan konseling yang ada di Indonesia. penyampaian materi dan kemudian
Antusiasme dari peserta diskusi langsung dilanjut dengan sesi tanya jawab.
online ini dapat dirasakan dengan Pada saat sesi penyampaian materi
banyaknya peserta yang mendaftar hingga berlangsung peserta sangatlah tertib dan
panitia kewalahan dalam menangani hal tenang, situasi sangat kondusif pada waktu
tersebut. Bayangkan, ada lebih dari 250 itu hingga sesi penyampaian materi
peserta yang mendaftar. Diluar dugaan berakhir. Kemudian sesi selanjutnya
pada saat proses pendaftaran ada beberapa adalah sesi tanya jawab. Dimulai dari sini
Guru Bimbingan dan Konseling yang ingin kehebohan terjadi, dari sekian banyak
ikut dalam diskusi tersebut. Hingga peserta yang ada digrub hanya 5 peserta
akhirnya setelah panitia dengan pertanyan terbaik saja yang
mempertimbangkan segala aspek salah pertanyaannya akan dipilih untuk
satunya adalah untuk menambah wawasan kemudian ditanyakan kepada pemateri.
agar lebih luas lagi maka panitia Dalam diskusi online ini tentu juga ada
memutuskan untuk memperbolehkan Guru moderator yang memandu acara ini,
Bimbingan dan Konseling untuk ikut dimana selain memandu jalannya diskusi
dalam diskusi online. Media yang kami ini moderator juga menampung pertanyaan
gunakan juga terbatas, melalui sebuah dan memilih 5 pertanyaan terbaik.
aplikasi WhatsApp yang hanya cukup Setelah moderator sudah memilih
untuk menampung sekitar 250 peserta. dan memutuskan 5 pertanyaan terbaik dari
Antusiasme dari para peserta peserta, kemudian moderator langsung
diskusi online tidak berhenti disini, dalam menyetorkan pertanyaan itu kepada
berjalannya diskusi online tersebut peserta pemateri yang akan dibahas dalam diskusi
malam itu. Ada dua pertanyaan yang seorang konselor apakah masih banyak
cukup menarik. Pertanyaan pertama dari konselor yang seperti ini dan bagaimana
Wahyu Irhas asal UIN Mataram Lombok cara untuk membantu konselor lain dalam
dengan pertanyaan “Bagaimana kita mengingatkan akan keprofesionalitasan
sebagai calon Guru BK masa kini dirinya agar tidak terkena syndrom yavis
menyadarkan pemerintah atau sekolah ini, dan apakah ini termasuk pelanggaran
tentang betapa pentingnya BK itu sendiri, dalam kode etik bimbingan dan konseling
masih begitu banyak sekolah di desa atau atau ada sanksi lain yang berlaku?” kedua
di berbagai daerah mengangkat Guru BK pertanyaan tersebut sangat menarik untuk
yang bukan berlatar belakang BK, dibahas.
pengalaman di kota saya. Kemudian Namun, durasi waktu yang
bagaimana cara kita merubah sesuatu diberikan oleh panitia selama 3 jam
sistem Guru BK dalam pendidikan dimulai jam 19.00 - 22.00 dirasa kurang
sedangkan diri kita belum memiliki power untuk membahas segala permasalahan dan
untuk merubah sistem tersebut, misalkan hiruk pikuk serta isu-isu yang ada dalam
dalam sekolah, sistem Guru BK belum pendidikan bimbingan konseling di
teratur dan belum jelas sedangkan kita Indonesia. Hingga akhirnya tak terasa
masuk menjadi Guru BK masih baru, waktu diskusi sudah habis, pada
artinya dalam sistem pendidilan di kesempatan kali ini pemateri memberikan
sekolah baiknya kita sebagai Guru BK sebuah pesan kepada seluruh peserta
(sistem sekolah) harus membuat suatu diskusi yaitu “Perjuangan untuk
rapot anak didik sejak dia mendaftar menyempurnakan profesi bimbingan dan
untuk mempermudah pelayanan yang konseling tidaklah mudah, aka nada jalan
akan di berikan”. yang berliku nan sukar yang harus
Kedua pertanyaan dari Lady Angen ditempuh. Pilihan kita apakah akan
Nanti asal Universitas Ahmad Dahlan menyerah, atau terus melanjutkan
yaitu “Jadi begini kak saya pernah pembelajaran? Dengan profil generasi
mendengar adanya syndrom yavis pada milenial yang lebih kompleks lagi
isu dalam pelayanan konselor, bila tidak haruslah menjadi pemicu agar kita terus
salah ini seperti pelayanan yang terpantik berusaha menjadi pribadi yang
berlebihan antara konselor dengan lebih baik lagi. – Boy Haryono, S.Pd.”
konseli atau konselor yang tertarik dengan
konselinya. Saya ingin menanyakan isu ini
dalam sudut pandang keprofesionalitasan

Anda mungkin juga menyukai