Anda di halaman 1dari 11

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu pengelompokan jabatan sangat diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan
dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang selama ini dilakukan, klasifikasi jabtan Indonesia (KJI)
disusun dengan maksud agar diketahui profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor
lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-kesalahan tentang pengertian jabatan. Berikut
dalam pembahasan akan dijelaskan mengenai pengertian dari kedudukan dan jabatan, ruang
lingkup dan tujuan penggunaan, dasar klasifikasi jabatan, prinsip-prinsip klasifikasi,
sistematika penjelasan KJI, struktur klasifikasi, perincian golongan pokok jabatan,
identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan dan tenaga kerja yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kedudukan dan jabatan?


2. Apa ruang lingkup dan tujuan penggunaan?
3. Seperti apa dasar klasifikasi jabatan?
4. Apa saja prinsip-prinsip klasifikasi?
5. Seperti apa sistematika penjelasan KJI?
6. Bagaiman struktur klasifikasi?
7. Bagaimana perincian golongan pokok jabatan?
8. Seperti apa identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan?
9. Apa saja tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan?

C. Tujuan Penulisan

1 Mengetahui pengertian dari kedudukan dan jabatan.


2 Mengetahui ruang lingkup dan tujuan penggunaan.
3 Mengetahui dasar klasifikasi jabatan.
4 Mengetahui prinsip-prinsip klasifikasi.
5 Mengetahui sistematika penjelasan KJI.
6 Mengetahui struktur klasifikasi.
7 Mengetahui perincian golongan pokok jabatan.
8 Mengetahui identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan.
9 Mengetahui tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Suatu pengelompokan jabatan sangat diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan
dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang selama ini dilakukan, klasifikasi jabtan Indonesia (KJI)
disusun dengan maksud agar diketahui profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor
lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-kesalahan tentang pengertian jabatan. Jabatan
kadang-kadang diartikan dengan kedudukan (position) atau judul kedudukan (title of
position). Untuk membedakannya dapat dilihat dari pengertian masing-masing sebagai
berikut :
1. Kedudukan adalah sekumpulan tugas yang dilakukanoleh seseorang pegawai atau
pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada
seseorang pegawai atau pekerja.
2. Jabatan : sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan
satu dengan yang lain dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang sama pula, meskipun tersebar di berbagai
tempat.

B. Ruang Lingkup dan Tujuan Penggunaan


Klasifikasi jabatan ini meliputi seluruh jabatan standar di Indonesia yang dilakukan
oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan sipil. Ini berarti bahwa sebagai sistem, referensi
ini hanya menyajikan jabatan-jabatan normatif saja. Referensi ini memiliki tujuan yang
berhubungan dengan usaha pengumpulan, tabulasi dan penyajian statistik, analisa data
kependudukan dan ketenagakerjaan dalam berbagai kegiatan seperti penempatan tenaga
kerja, survei tenaga kerja, penyusunan program latihan, sensus penduduk, studi pasar kerja,
analisa jabatan, bimbingan jabatan, sistem informasi manajemen dan sebagainya.

C. Dasar Klasifikasi Jabatan


Sebagai prinsp dasar, klasifikasi ini disusun menurut persamaan dalam penyelenggaraan
tugas yang aktual berdasarkan tingkat strukturnya. Jadi dirumuskan tugas-tugas suatu jabatan
tertentu yang mencerminkan tugas salah satu jabatan yang memiliki dasar-dasar persamaan
tugasnya.

D. Prinsip-prinsip Klasifikasi
Prinsip-prinsip sistem pada umumnya sebagai berikut :
1. Tujuan klasifikasi, untuk mencapai efisiensi kerja di dalam mengidentifikasikan,
mengolah dan menganalisa data sehingga data yang semula kompleks dapat disusun
secara sederhana dan konsisten.
2. Suatu klasifikasi data tertentu, dirumuskan untuk mempermudah di dalam
mengelompokkan sesuai dengan persamaan sifatnya, ukuran dan bentuknya.
3. Klasifikasi atau penggolongan data, merupakan cara yang sistematis dimana jenis
data yang digolong-golongkan pada hakekatnya mewakili seluruh data yang tersebar
dan tertebar di mana-mana.
KJI menggunakan dua cara identifikasi dengan maksud agar pembaca akan lebih mudah
dlam memahami, melacak, mencari, dan menafsirkan nama-nama jabatan yang tersebar di
masyarakat, sebagai berikut :

2
1. Memahami struktur klasifikasi jabatan pada tingkat golongan pokok (major groups)
serta struktur vertikalnya.
2. Memahami 1688 nama-nama jabatan abstraksi baik yang tersusun dalam struktur
klasifikasi maupun dalam indeks alfabetis.

Dengan demikian akan lebih mudah untuk menentukan nama-nama jabatan yang
diperlukan, denganmembuat tafsiran-tafsiran yang mendekati kesamaan dengan nama-nama
jabatan abstraksi tersebut. Inilah pokok-pokok yang harus benar-benar diketahui agar dalam
melakukan tugasnya, para pengolahan data, analisis jabatan, pwngantar kerja, konselor
jabatan dan sebagainya, terhindar dari kekeliruan-kekeliruan yang secara tidak langsung akan
ikut mempengaruhi nilai akurasi atau kebenaran data yang disajikan. Penjelasan teknis ini
merupakan tuntunan bagi siapa saja yang bertugas baik sebagai perencana, pengendali
maupun pelaksana-pelaksana staf dan lapangan.

E. Sistematika Penjelasan KJI


Sebagaimana diuraikan pada bab pendahuluan, maka sistem klasifikasi pada buku KJI ini
disusun berdasarkan model yang disediakn oleh buku International Standart Classification of
Occupations (ISCO) revised edition 1968 penerbitan International Labour Organization
(ILO).
Penggunaan model berdasarkan ISCO 1968 tersebut adalah sesuai dengan keputusan yang
diambil oleh konferensi internasional para Ahli Statistik Perburuhan XI tahun 1966 di Jenewa
yang menyatakan bahwa negara-negara anggota ILO hendaknya menggunakan model
tersebut baik untuk program pengembangan sistem klasifikasi jabatan nasional maupun untuk
keperluan perbandingan dan pertukaran informasi etenagakerjaan secara internasional.
Dan agar dapat menggunakan buku KJI dengan efektif maka perlu diberikan penjelasan-
penjelasan teknis mengenai cara penggunaanya.
Dengan penjelasan ini diharapkan para pemakai dapat menentukan secara tepat nama-
nama jabatan yang diperlukan berikut uraiannya, dengan kode jabatan tertentu.
Penjelasan ini disusun dengan 2 macam cara, yakni :
PERTAMA : penjelasan yang berbentuk uraian yang berisi tentang pengertian dasar
mengenai hakekat sistem klasifikasi jabatan, struktur klasifikasi, arti dan cara penggunaan
kode jabatan dan lain sebagainya.
Yang terpenting antara lain ialah penjelasan mengenai identifikasi sifat-sifat golongan
pokok jabatn yang memberikan ilustrasi secara sistematis bagaimana cara
mengidentifikasikan jabatan-jabatan dalam beberapa alternatif sesuai dengan pelaksanaan
tugas yang sebenarnya. Misalnya bagaimana menetapkan kode untuk nama-nama jabatan
yang sama, seperti Ahli Teknik Sipil, tetapi yang seorang melakukan secara penuh fungsi
keahlian dibidang teknik sipil, sedang yang lain melakukan fungsi manajer sesuai dengan
kedudukannya sebagai Kepala Biro Kepegawaian. Juga diberikan penjelasan mengenai
klasifikasi untuk tenaga kerja yang memiliki status sebagai pengawas, mandor, instruktur
serta pencari kerja, calon karyawan atau pekerja atau magang dan tenaga kerja yang belu
berpengalaman.
KEDUA : penjelasan dalam bentuk tabel yang secara sistematis memberikan petunjuk
bagaimana mengidentifikasikan jabatan-jabatan dilihat dari :
1. Hirarki jabatan,
2. Status jabatan,
3. Identifikasi sifat-sifat golongn pokok jabatan.

3
F. Struktur Klasifikasi

Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) disusun untuk menunjukkan dan mengelompokkan


masing-masing klasifikasi menurut golongan dan kelompok jabatan.
Klasifikasi jabatan yang selama ini digunakan dalam sensus atau survai khususnya yang
dilakukan oleh Biro Pusat Statistik pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) angka (digit) atau tiga
tahapan, yaitu golongan pokok, golongan dan kelompok jabatan.
Namun untuk penggunaan yang lebih luas, misalnya untuk antar kerja, bimbingan jabatan,
kodifikasi pada taraf jabatan, maka KJI disusun sampai pada tahapan ke empat yang disebut
dengan JABATAN.
Lengkapnya keempat tahapan tersebut adalah :
1. GOLONGAN POKOK : mempunyai kriteria yang mewakili jabatn yang sangat
luas yang melukiskan tipe khusus penyelenggaraan tugas. Kelompk ini berjumlah
8, dan mempunyai kode 0 sampai 9 dan kode X.
Khusus untuk kode anggota Angkatan Bersenjata R.I diberikan kode tersendiri,
yaitu kode 00 untuk golongan pokok.
2. GOLONGAN : mempunyai kriteriayang merangkaikan sifat pekerjaan yang sama
dari berbagai kelompok pekerjaan.
Kelompok ini berjumlah 83, dan mempunyai kode 01 sampai dengan 99 dan kode
XI; X2 dan X3.
3. KELOMPOK JABATAN : mempunyai kriteria yang mengklasifikasikan satu
kelompok yang berhubungan erat antara satu dengan yang lain atas dasar
persamaan sifat tugasnya, kecuali untuk kelompok jabatan yang terliput dalam
golongan jabatan sisa, dimana hubungan mengenai persamaan tugas pelaksanaan
kurang homogen.
Kelompok ini beranggotakan 329 dan mempunyai kode 011 sampai dengan 999,
dan kode X10, X20, X30.
Untuk anggota Angkatan Bersenjata R.I ditambah dengan kode 001 sampai
dengan 004.
Pembagian kelompok jabatan pada dasarnya tidak mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan KJI cetakan pertama dan kedua. Perbedaan perbedaan yang
ada hanya merupakan penyesuaian dan penambahan dari kelompok jabatan yang
belum terliput.
4. JABATAN : merupakan penjabaran ringkas pekerjaandari suatu kelompok
jabatan tertentu, mempunyai hubungan yang sangat erat dan homogen, kecuali
untuk jabatan sisa, jabatan ini mempunyai kode 011.10 sampai dengan 099.10
dan kode X10.10 samapai X30.10.
Untuk anggota Angkatan Bersenjata R.I ditambah dengan kode 001.10 sampai
009.10. jumlah jabatan yang semula 1.561 jabatan pada KJI cetakan terdahulu,
telah mengalami pertambahan atau perubahan menjadi 1688 jabatan.
Pemberian kode yang sedemikian rupa dimaksudkan untuk menunjukkan
hubungan antar golongan pokok, golongan, kelompok golongan dana jabatn
sebagai struktur umum yang terdapat pada sistem klasifikasi.

4
G. Perincian Golongan Pokok Jabatan
Delapan golongan pokok jabatan dan satu golongan pokok khusus (untuk anggota
Angkatan Bersenjata R.I) yang membentuk KJI dapat diperinci sebagai berikut :
1. Tenaga Profesioanl, teknisi dan tenaga lain yang berhubungan dengan itu (ybdi).
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi.
4. Tenaga usaha penjualan.
5. Tenaga usaha jasa.
6. Tenaga usaha pertanian termasuk perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan,
dan perburuhan.
7. Tenaga produksi dan tenaga ybdi, operator angkutan, dan tenaga pekerja kasar
8. Tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.
9. Anggota Angkatan Bersenjata Rebublik Indonesia (ABRI).
10. Pembagian jenis jabatan ke dalam golongan pokok ini sejauh mungkin
memperllihatkan pola yang sama. Untuk penjelasan terperinci dieratkan pada
setiap jabatan(kode dengan 5 angka).

H. Identifikasi sifat-sifat pokok Jabatan


1. TENAGA PROFESIONAL, TEKNISI DAN TENAGA LAIN YBDI.
Ruang lingkup.
a. Fungsi keahlian yang pada umumnya memiliki pendidikaan tinggi.
b. Teknisi yang pada umumnya dibawah pengawasan tenaga profesional
sejenis.
1) Tenaga kreatif seperti seniman, artis, pengarang, pencipta lagu.
2) Tenaga dibidang khusus seperti keagamaan, olahraga, penerbangan, dan
lain sebagainya.
c. Pada asasnya kode 0 : mencakup jabatan keahlian dibidang eksak. Dan kode
1 : mencakup jabatan keahlian non-eksak atau sosial.
Termasuk ke dalam golongan pokok 0/1.
a. Tenaga ahli yang sedang mengikuti studi atau latihan, tetap
diklasifikasikan dalaam jabatan keahliannya.
b. Pengajar diklasifikasikan menurut tingkat lambaga pendidikan formal di
mana yang bersangkutan mengajar.
c. Guru privat yang membantu mahasiswa/pelajar diklasifikasikan sebagai
pengajar menurut tingkat lembaga pendidikannya.
d. Pengajar tetap di universitas walaupun cenderung aktiv di luar jam
mengajar.
e. Pengajar tidak tetap yang mempunyai tugas pokok lain.
f. Mereka yang meengikuti latihan dan kursus praktis untuk menjaddi
teknisi tertentu, agar diklasifikasikan sebagai teknisi.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 0/1.
a. Tenaga ahli/teknisi yang menduduki jabatan di luar tugas sehari-sehari.
2. Tenaga kepemimpinan dari ketatajaksahaan
Ruang lingkup.
a. Menjalankan fungsi legislatip di pusat-daerah.
b. Jabatan teras di pusat/daerah yang memilki wewenang untuk merumuskan
kebijaksanaan, peraturan perundangan, penafsiran kebijaksanaan, membuat
keputusan penting, pengarahan, memberikan petunjuk mengenai masalah
kebijaksanaan atau perencanaan di lingkungan lembaga pemerintah/swasta.

5
c. Direktur dan manajer perusahaan pemerintah/swasta.
Termasuk ke dalam golongan pokok 2.
 Tenaga ahli/teknis yang berfungsi sebagi direktur atau manajer.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 2.
a. Pejabat pemerintah atau direktur/manajer perusahaan yaang melakukan
pengawasan dan tanggung jawab terbatas, oleh karena terutama melakukan
tugas profesional, agar dikode sesuai dengan jenis keahlianya.
b. Manajer sektor lapangan tertentu yang tidak masuk golongan 21, yakni :
1) Manajer usaha perdagangan partai dasar dan partai eceran.
2) Manajer usaha penyediaan makanan (catering) dan penginapan.
3) Manajer dan pengawas usaha pertanian dan peternakan.
c. Pemilik-pemilik usaha juga tidak diklasifikasikan sebagai manajer. Karena
mereka memilki kode sendiri :
1) Pemilik usaha perdagangan partai dasar dan partai eceran.
2) Pemilik usaha penyediaan makanan (catering) dan penginapan.
3) Pemilik usaha pertanian.
d. Seperti juga manajer, maka pemilik yang cenderung melakukan tugas
keahlian agar dikode dalam golongan pokok 0/1 menurut jenis keahliannya.
3. PEJABAT PELAKSANA, TENAGA TATA USAHA DAN TENAGA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN ITU.
Ruang lingkup.
a. Jabatan supervisi :
1) Pejabat pelaksana pemerintah di pusat/daerah sebagai pelaksana
kebijaksanaan dan peraturan-peraturan pemerintah.
2) Pengawas tata usaha yang mengawasi berbagai macam jabatan tata usaha.
3) Pengawas di bidang angkuta da komunikasi.
b. Jabatan kantor yang meliputi tenaga ketatausahaan, keuaangan, personalia
daan lain sebagainya.
c. Jabatan di luar kantor seperti tenaga perjalanan kereta api, ekspedisi pos dan
lain sebagainya.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 3.
a. Pejabat pelaksanana pemerintah yang cenderung melakukan fungsi-
fungsi keahlian, keteknikan, ketatausahaan, atau jasa agar di kode
sesuai dengan jenis tugasnya.
b. Pada taraf kelompok jabatan, maka pengawas yang mengawasi
sejumlah tenaga kerja dimana yang bersangkutan ikut juga
melaksanakan tugas pekerja yang diawasinya, agar dikode sesuai
dengan kode bawahannya.
4. TENAGA USAHA PENJUALAN
Ruang lingkup
Jabatan dibidang pembelian dan penjualan segala jenis barang ditoko atau
kongsi.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 4 :
Pelayanan bar , pelayan restoran , petugas hotel agar dimasukan ke dalam
golongan pokok 5 (tenaga usaha jasa)
5. TENAGA USAHA JASA
Ruang Lingkup
 Jabatan jasa baik di perusahaan maupun usaha perorangan. Meliputi jabatan :
a. Manager Usaha Jasa Penyediaan Makanan (caterring) dan penginapan
(500)

6
b. Pemilik Usaha Jasa Penyediaan Makanan (caterring) dan penginapan
(510)
c. Pengawas Urusan Kerumahtanggaan dan jasa ybdi (520)
d. Tenaga-tenaga Usaha Jasa (531) sampai dengan (570)
e. Tenaga Jasa Perlindungan dan Keamanan (58)
Misalnya : Pemadam Kebakaran , Polisi Khusus (bukan POLRI) , Tenaga
Jasa Keamanan
f. Tenaga Jasa lain (59) seperti : Pariwisata , pembantu tenaga di usaha
peternakan
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 5:
Manager dan pemilik usaha jasa lain(di luar caterring dan penginapan)agar
dikode menurut jenis jasa atau pelayanannya,misalnya :
a. Manager usaha binatu,dikode 560 (penatu)
b. Pemilik usaha salon kecantikan,di kode 570(penata rambut)
c. POLRI sebagai bagian dari ABRI tidak termasuk dalam buku ini
d. Kepala pabean atau imigrasi walaupun melakukan tugas sebagai polisi,agar
dikode 310(pejabat pelaksana)
6. TENAGA USAHA PERTANIAN TERMASUK PERKEBUNAN, PERIKANAN
DAN PERBURUAN
Ruang Lingkup
Mencangkup bagian terbesar angkatan kerja. Jabatan-jabatan di bidang pertanian
dan peternakan kadang-kadang tumpang tindih sehingga untuk mengidentifikasi
secara tepat,harus diketahui lebih dulu jenis produksi yang dihasilkan.Meliputi
jenis usaha milik keluarga dengan berbagai produksi pertanian dan peternakan
sampai pada pertanian modern.Menurut tingkat dan jenisnya misalnya :
a. Manajer dan pengawas usaha pertanian dan peternakan (600)
b. Petani tanaman campuran(611)
c. Petani tanaman khusus (612)
d. Pekerja pertanian dan peternakan(62)
e. Manajer,pemilik HPH,pengawas dan tenaga usaha kehutanan(63)
f. Tenaga usaha perikanan dan perburuan serta tenaga ybdi (64)
Termasuk ke dalam golongan pokok 6
Pengawas pertanian dan peternakan di golongkan dalam golongan manajer dan
pengawas usaha pertanian dan peternakan(60) yang tingkatnya sama dengan
pengawas produksi (70)
Petani dan peternak sebagai pemilik (61)
a. Yang memiliki usaha yang lebih dari satu jenis produksi serta langsung
memimpin sendiri,agar dikode 611(petani tanaman campuran umum).Mereka
memiliki usaha yang menghasilkan berbagai macam produksi
b. Yang memiliki usaha tunggal,agar dikode 612(petani tanaman khusus)
Petani dan peternak sebagai pekerja kasar/buruh(62):
Tenaga usaha pertanian dan peternakan meliputi juga para pekerja atau buruh
pertanian dan peternakan. Kriteria yang perlu dikemukakan :
a. Pekerja yang selama 1 tahun melakukan berbagai macam produksi,agar
dikode 621(pekerja pertanian dan peternakan umum)
b. Pekerja yang selama 1 tahun melakukan satu produk jenis tertentu,agar
dikode 622 sampai dengan 627
c. Operator mesin dan alat-alat pertanian dan peternakan agar dikode tersendiri
628

7
d. Pekerja dalam usaha pertanian dan peternakan lain,seperti pemelihara
lebah,ulat sutera,jamur,katak,siput,binatang
reptil,burung,penyadapan(kecuali karet), damar, penyelenggaraan
irigasi,pemeliharaan taman dan lapangan olahraga,pemeliharaan hasil
rempah-rempah,agar dikode 629
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 6:
a. Direktur/manager yang tidak langsung mengendalikan usaaha pertanian dan
peternakan,misal: nmanajer PT.Perkebunan XII yang sebenarnya melakukan
pengendalian administratip dari kantor pusat,tidak dimasukan ke dalam
golongan pokok 6,melainkan golongan pokok 2.
b. Pemilik yang tidak langsung memimpin sendiri perusahaan dan peternakan
tidak digolongkan sebagai petani dan peternak(61)
c. Tenaga kerja yang melakukan tugas non pertanian,agar dikode di luar
golongan pokok 6
Misalnya : Pemegang buku (331), Juru Masak (531)
d. Tukang bakar arang dan penyuling terpenting agar dikode 74
e. Tenaga pengolahan bahan kimia dan tenaga ybdi
7/8/9 TENAGA PRODUKSI DAN TENAGA YBDI,OPERATOR ALAT
ANGKUTAN DAN PEKERJA
Ruang Lingkup :
Golongan pokok ini di jabarkan ke dalam golongan-golongan jabatan,sebagai
berikut :
Pengawas produksi (70) dan pelaksana produksi di sektor-sektor:
a. Penambangan:penambangan dan penggalian (71)
b. Pengolahan :
1) Pengolahan bahan logam,kayu,kimia,kapas,fiber,kulit,makanan dan
minuman, tembakau (72 sampai dengan 78)
2) jahit menjahit (79)
3) sepatu(80)
4) perabot rumah tangga (81)
5) Pemotongan besi dan pengukiran kayu(82)
6) pande besi dan pembuatan perkakas logam (83)
c. Pemasangan,perakitan,pelayanan dan perawat benda : pemasangan,perakitan
dan perawatan mesin,alat presisi,listrik (84 sampai dengan 85)
1) pelayan alat pemancar,akustik dan proyektor film (86)
2) Pengelasan,pembuatan dan pemasangan pelat dan bahan bangunan dari
logam (87)
d. Pembuatan barang-barang dari logam
mulia,gelas,keramik,karet,plastik,kertas,karton,anyaman dan kerajinan lain
sebagainya (88 sampai dengan 91,94)
e. pencetakan (92)
f. pengecetan (93)
g. konstruksi (95)
h. pelayanan mesin stasioner (96)
i. Pengemudian alat-alat angkutan,pemindahan dan pengangkutan benda (97-
98)
j. Pekerjaan kasar bukan di bidang pertanian (99)
Termasuk ke dalam golongan pokok 7/8/9
a. Pengawasan yang berfungsi mengatur, mengatasi dan memimpin kegiatan
dari berbagai macam jabaran sejenis agar dikode sebagai pengawas (70)

8
b. Pemilik yang memiliki bawahan dalam usaha produksi seperti pembuatan
mebel, arloji, reparasi mobil, pengecetan, elektronik, listrik, agar dikode sebagai
pelaksana prduksi tertentu, jadi sama dengan bawahannya.
c. Pemilik yang tidak memiliki bawahan dan bekerja atas tanggung jawab
sendiri (self-employed) , seperti sopir pemilik taksi, tenaga reparasi piano agar
dikode sebagai pelaksana tertentu.
d. Tenaga reparasi pada umumnya tidak memiliki kode sendiri (kecuali
beberapa kelompok jabatan seperti : Montir Kendaraan Bermotor, Montir
Pesawat Terbang, Montir Pesawat Radio dan televisi
Untuk mereka agar dikode sama dengan tnaga pemasang , pembuat dan perakit
barang, ( lihat kelompok jabatan dengan kode 841 sampai dengan 929, 941
sampai dengan 949 ) .
Termasuk pekerja kasar (99) :
a. Tukang bersih kebun
b. Tukang sapu jalan
c. Tukang kubur
d. Tukang ballas rel kereta api
e. Tukang sampah
f. Tukang bersih pabrik
g. Pencuci kendaraan .
Umumnya mereka memiliki sedikit kecakapan melalui latihan – latihan dasar.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 7/8/9
a. Tidak termasuk jabatan pekerja kasar :
1) Pekerja kasar disektor pertanian dan peternakan (62).
2) Pertambangan (71)
3) Jasa pelabuhan (971)
4) Jasa pembersih gedung (552)

I. Tenaga Kerja Yang Tidak Dapat Di Definisikan ke dalam suatu jabatan


(digunakan hanya untuk kegiatan penelitian atau sensus). Ruang Lingkup.
Pengunaannya sangat terbatas sekali, pengumpulan data yakni untuk keperluan sensus
penduduk , tenaga kerja, angkatan kerja, dan penelitian taraf nasional.
Tidak termasuk kedalam golongan pokok X
a. Khusus untuk keperluan antar kerja , pengumpulan data informasi pasar kerja yang
merupakan kegiatan praktis dan langsung penggunaannya sebagai usaha pelayanan
masyarakat , maka cari kode agar dikode sesuai bakat , pendidikan, latihan formil,
serta jabatan yang akan dipilih atau akan dimasukinya baik sebagai magang ataupun
melalui latihan . (dengan dibubuhi kode khusus). Lihat penjelasan XIV : klasifikasi
untuk pencari kerja , calon karyawan/pekerja atau magang dan tenaga kerja yang
belum berpengalaman.
b. Tenaga kerja diluar angkatan kerja sipil seperti pensiunan , pejabat – pejabat
diplomatik, suku – suku terasing tidak pula diklasifikasikan kedalam golongan pokok
X , oleh karenanya pengalamannya tidak didasarkan pada jabatan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan suatu pengelompokan jabatan sangat
diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan
dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang selama
ini dilakukan, klasifikasi jabatan Indonesia (KJI) disusun dengan maksud agar diketahui
profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-
kesalahan tentang pengertian jabatan. Dalam pembahasan telah dijelaskan mengenai
pengertian dari kedudukan dan jabatan, ruang lingkup dan tujuan penggunaan, dasar
klasifikasi jabatan, prinsip-prinsip klasifikasi, sistematika penjelasan KJI, struktur klasifikasi,
perincian golongan pokok jabatan, identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan dan tenaga
kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan. Dengan adanya pembahasan
di atas diharapkan pembaca mengetahui informasi dalam segala klasifikasi jabatan khususnya
di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://raruoh.blogspot.com/2014/04/pembahasan-klasifikasi-jabatan-di.html

Anda mungkin juga menyukai