PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu pengelompokan jabatan sangat diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan
dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang selama ini dilakukan, klasifikasi jabtan Indonesia (KJI)
disusun dengan maksud agar diketahui profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor
lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-kesalahan tentang pengertian jabatan. Berikut
dalam pembahasan akan dijelaskan mengenai pengertian dari kedudukan dan jabatan, ruang
lingkup dan tujuan penggunaan, dasar klasifikasi jabatan, prinsip-prinsip klasifikasi,
sistematika penjelasan KJI, struktur klasifikasi, perincian golongan pokok jabatan,
identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan dan tenaga kerja yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Suatu pengelompokan jabatan sangat diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan
dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang selama ini dilakukan, klasifikasi jabtan Indonesia (KJI)
disusun dengan maksud agar diketahui profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor
lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-kesalahan tentang pengertian jabatan. Jabatan
kadang-kadang diartikan dengan kedudukan (position) atau judul kedudukan (title of
position). Untuk membedakannya dapat dilihat dari pengertian masing-masing sebagai
berikut :
1. Kedudukan adalah sekumpulan tugas yang dilakukanoleh seseorang pegawai atau
pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada
seseorang pegawai atau pekerja.
2. Jabatan : sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan
satu dengan yang lain dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang sama pula, meskipun tersebar di berbagai
tempat.
D. Prinsip-prinsip Klasifikasi
Prinsip-prinsip sistem pada umumnya sebagai berikut :
1. Tujuan klasifikasi, untuk mencapai efisiensi kerja di dalam mengidentifikasikan,
mengolah dan menganalisa data sehingga data yang semula kompleks dapat disusun
secara sederhana dan konsisten.
2. Suatu klasifikasi data tertentu, dirumuskan untuk mempermudah di dalam
mengelompokkan sesuai dengan persamaan sifatnya, ukuran dan bentuknya.
3. Klasifikasi atau penggolongan data, merupakan cara yang sistematis dimana jenis
data yang digolong-golongkan pada hakekatnya mewakili seluruh data yang tersebar
dan tertebar di mana-mana.
KJI menggunakan dua cara identifikasi dengan maksud agar pembaca akan lebih mudah
dlam memahami, melacak, mencari, dan menafsirkan nama-nama jabatan yang tersebar di
masyarakat, sebagai berikut :
2
1. Memahami struktur klasifikasi jabatan pada tingkat golongan pokok (major groups)
serta struktur vertikalnya.
2. Memahami 1688 nama-nama jabatan abstraksi baik yang tersusun dalam struktur
klasifikasi maupun dalam indeks alfabetis.
Dengan demikian akan lebih mudah untuk menentukan nama-nama jabatan yang
diperlukan, denganmembuat tafsiran-tafsiran yang mendekati kesamaan dengan nama-nama
jabatan abstraksi tersebut. Inilah pokok-pokok yang harus benar-benar diketahui agar dalam
melakukan tugasnya, para pengolahan data, analisis jabatan, pwngantar kerja, konselor
jabatan dan sebagainya, terhindar dari kekeliruan-kekeliruan yang secara tidak langsung akan
ikut mempengaruhi nilai akurasi atau kebenaran data yang disajikan. Penjelasan teknis ini
merupakan tuntunan bagi siapa saja yang bertugas baik sebagai perencana, pengendali
maupun pelaksana-pelaksana staf dan lapangan.
3
F. Struktur Klasifikasi
4
G. Perincian Golongan Pokok Jabatan
Delapan golongan pokok jabatan dan satu golongan pokok khusus (untuk anggota
Angkatan Bersenjata R.I) yang membentuk KJI dapat diperinci sebagai berikut :
1. Tenaga Profesioanl, teknisi dan tenaga lain yang berhubungan dengan itu (ybdi).
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi.
4. Tenaga usaha penjualan.
5. Tenaga usaha jasa.
6. Tenaga usaha pertanian termasuk perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan,
dan perburuhan.
7. Tenaga produksi dan tenaga ybdi, operator angkutan, dan tenaga pekerja kasar
8. Tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.
9. Anggota Angkatan Bersenjata Rebublik Indonesia (ABRI).
10. Pembagian jenis jabatan ke dalam golongan pokok ini sejauh mungkin
memperllihatkan pola yang sama. Untuk penjelasan terperinci dieratkan pada
setiap jabatan(kode dengan 5 angka).
5
c. Direktur dan manajer perusahaan pemerintah/swasta.
Termasuk ke dalam golongan pokok 2.
Tenaga ahli/teknis yang berfungsi sebagi direktur atau manajer.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 2.
a. Pejabat pemerintah atau direktur/manajer perusahaan yaang melakukan
pengawasan dan tanggung jawab terbatas, oleh karena terutama melakukan
tugas profesional, agar dikode sesuai dengan jenis keahlianya.
b. Manajer sektor lapangan tertentu yang tidak masuk golongan 21, yakni :
1) Manajer usaha perdagangan partai dasar dan partai eceran.
2) Manajer usaha penyediaan makanan (catering) dan penginapan.
3) Manajer dan pengawas usaha pertanian dan peternakan.
c. Pemilik-pemilik usaha juga tidak diklasifikasikan sebagai manajer. Karena
mereka memilki kode sendiri :
1) Pemilik usaha perdagangan partai dasar dan partai eceran.
2) Pemilik usaha penyediaan makanan (catering) dan penginapan.
3) Pemilik usaha pertanian.
d. Seperti juga manajer, maka pemilik yang cenderung melakukan tugas
keahlian agar dikode dalam golongan pokok 0/1 menurut jenis keahliannya.
3. PEJABAT PELAKSANA, TENAGA TATA USAHA DAN TENAGA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN ITU.
Ruang lingkup.
a. Jabatan supervisi :
1) Pejabat pelaksana pemerintah di pusat/daerah sebagai pelaksana
kebijaksanaan dan peraturan-peraturan pemerintah.
2) Pengawas tata usaha yang mengawasi berbagai macam jabatan tata usaha.
3) Pengawas di bidang angkuta da komunikasi.
b. Jabatan kantor yang meliputi tenaga ketatausahaan, keuaangan, personalia
daan lain sebagainya.
c. Jabatan di luar kantor seperti tenaga perjalanan kereta api, ekspedisi pos dan
lain sebagainya.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 3.
a. Pejabat pelaksanana pemerintah yang cenderung melakukan fungsi-
fungsi keahlian, keteknikan, ketatausahaan, atau jasa agar di kode
sesuai dengan jenis tugasnya.
b. Pada taraf kelompok jabatan, maka pengawas yang mengawasi
sejumlah tenaga kerja dimana yang bersangkutan ikut juga
melaksanakan tugas pekerja yang diawasinya, agar dikode sesuai
dengan kode bawahannya.
4. TENAGA USAHA PENJUALAN
Ruang lingkup
Jabatan dibidang pembelian dan penjualan segala jenis barang ditoko atau
kongsi.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 4 :
Pelayanan bar , pelayan restoran , petugas hotel agar dimasukan ke dalam
golongan pokok 5 (tenaga usaha jasa)
5. TENAGA USAHA JASA
Ruang Lingkup
Jabatan jasa baik di perusahaan maupun usaha perorangan. Meliputi jabatan :
a. Manager Usaha Jasa Penyediaan Makanan (caterring) dan penginapan
(500)
6
b. Pemilik Usaha Jasa Penyediaan Makanan (caterring) dan penginapan
(510)
c. Pengawas Urusan Kerumahtanggaan dan jasa ybdi (520)
d. Tenaga-tenaga Usaha Jasa (531) sampai dengan (570)
e. Tenaga Jasa Perlindungan dan Keamanan (58)
Misalnya : Pemadam Kebakaran , Polisi Khusus (bukan POLRI) , Tenaga
Jasa Keamanan
f. Tenaga Jasa lain (59) seperti : Pariwisata , pembantu tenaga di usaha
peternakan
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 5:
Manager dan pemilik usaha jasa lain(di luar caterring dan penginapan)agar
dikode menurut jenis jasa atau pelayanannya,misalnya :
a. Manager usaha binatu,dikode 560 (penatu)
b. Pemilik usaha salon kecantikan,di kode 570(penata rambut)
c. POLRI sebagai bagian dari ABRI tidak termasuk dalam buku ini
d. Kepala pabean atau imigrasi walaupun melakukan tugas sebagai polisi,agar
dikode 310(pejabat pelaksana)
6. TENAGA USAHA PERTANIAN TERMASUK PERKEBUNAN, PERIKANAN
DAN PERBURUAN
Ruang Lingkup
Mencangkup bagian terbesar angkatan kerja. Jabatan-jabatan di bidang pertanian
dan peternakan kadang-kadang tumpang tindih sehingga untuk mengidentifikasi
secara tepat,harus diketahui lebih dulu jenis produksi yang dihasilkan.Meliputi
jenis usaha milik keluarga dengan berbagai produksi pertanian dan peternakan
sampai pada pertanian modern.Menurut tingkat dan jenisnya misalnya :
a. Manajer dan pengawas usaha pertanian dan peternakan (600)
b. Petani tanaman campuran(611)
c. Petani tanaman khusus (612)
d. Pekerja pertanian dan peternakan(62)
e. Manajer,pemilik HPH,pengawas dan tenaga usaha kehutanan(63)
f. Tenaga usaha perikanan dan perburuan serta tenaga ybdi (64)
Termasuk ke dalam golongan pokok 6
Pengawas pertanian dan peternakan di golongkan dalam golongan manajer dan
pengawas usaha pertanian dan peternakan(60) yang tingkatnya sama dengan
pengawas produksi (70)
Petani dan peternak sebagai pemilik (61)
a. Yang memiliki usaha yang lebih dari satu jenis produksi serta langsung
memimpin sendiri,agar dikode 611(petani tanaman campuran umum).Mereka
memiliki usaha yang menghasilkan berbagai macam produksi
b. Yang memiliki usaha tunggal,agar dikode 612(petani tanaman khusus)
Petani dan peternak sebagai pekerja kasar/buruh(62):
Tenaga usaha pertanian dan peternakan meliputi juga para pekerja atau buruh
pertanian dan peternakan. Kriteria yang perlu dikemukakan :
a. Pekerja yang selama 1 tahun melakukan berbagai macam produksi,agar
dikode 621(pekerja pertanian dan peternakan umum)
b. Pekerja yang selama 1 tahun melakukan satu produk jenis tertentu,agar
dikode 622 sampai dengan 627
c. Operator mesin dan alat-alat pertanian dan peternakan agar dikode tersendiri
628
7
d. Pekerja dalam usaha pertanian dan peternakan lain,seperti pemelihara
lebah,ulat sutera,jamur,katak,siput,binatang
reptil,burung,penyadapan(kecuali karet), damar, penyelenggaraan
irigasi,pemeliharaan taman dan lapangan olahraga,pemeliharaan hasil
rempah-rempah,agar dikode 629
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 6:
a. Direktur/manager yang tidak langsung mengendalikan usaaha pertanian dan
peternakan,misal: nmanajer PT.Perkebunan XII yang sebenarnya melakukan
pengendalian administratip dari kantor pusat,tidak dimasukan ke dalam
golongan pokok 6,melainkan golongan pokok 2.
b. Pemilik yang tidak langsung memimpin sendiri perusahaan dan peternakan
tidak digolongkan sebagai petani dan peternak(61)
c. Tenaga kerja yang melakukan tugas non pertanian,agar dikode di luar
golongan pokok 6
Misalnya : Pemegang buku (331), Juru Masak (531)
d. Tukang bakar arang dan penyuling terpenting agar dikode 74
e. Tenaga pengolahan bahan kimia dan tenaga ybdi
7/8/9 TENAGA PRODUKSI DAN TENAGA YBDI,OPERATOR ALAT
ANGKUTAN DAN PEKERJA
Ruang Lingkup :
Golongan pokok ini di jabarkan ke dalam golongan-golongan jabatan,sebagai
berikut :
Pengawas produksi (70) dan pelaksana produksi di sektor-sektor:
a. Penambangan:penambangan dan penggalian (71)
b. Pengolahan :
1) Pengolahan bahan logam,kayu,kimia,kapas,fiber,kulit,makanan dan
minuman, tembakau (72 sampai dengan 78)
2) jahit menjahit (79)
3) sepatu(80)
4) perabot rumah tangga (81)
5) Pemotongan besi dan pengukiran kayu(82)
6) pande besi dan pembuatan perkakas logam (83)
c. Pemasangan,perakitan,pelayanan dan perawat benda : pemasangan,perakitan
dan perawatan mesin,alat presisi,listrik (84 sampai dengan 85)
1) pelayan alat pemancar,akustik dan proyektor film (86)
2) Pengelasan,pembuatan dan pemasangan pelat dan bahan bangunan dari
logam (87)
d. Pembuatan barang-barang dari logam
mulia,gelas,keramik,karet,plastik,kertas,karton,anyaman dan kerajinan lain
sebagainya (88 sampai dengan 91,94)
e. pencetakan (92)
f. pengecetan (93)
g. konstruksi (95)
h. pelayanan mesin stasioner (96)
i. Pengemudian alat-alat angkutan,pemindahan dan pengangkutan benda (97-
98)
j. Pekerjaan kasar bukan di bidang pertanian (99)
Termasuk ke dalam golongan pokok 7/8/9
a. Pengawasan yang berfungsi mengatur, mengatasi dan memimpin kegiatan
dari berbagai macam jabaran sejenis agar dikode sebagai pengawas (70)
8
b. Pemilik yang memiliki bawahan dalam usaha produksi seperti pembuatan
mebel, arloji, reparasi mobil, pengecetan, elektronik, listrik, agar dikode sebagai
pelaksana prduksi tertentu, jadi sama dengan bawahannya.
c. Pemilik yang tidak memiliki bawahan dan bekerja atas tanggung jawab
sendiri (self-employed) , seperti sopir pemilik taksi, tenaga reparasi piano agar
dikode sebagai pelaksana tertentu.
d. Tenaga reparasi pada umumnya tidak memiliki kode sendiri (kecuali
beberapa kelompok jabatan seperti : Montir Kendaraan Bermotor, Montir
Pesawat Terbang, Montir Pesawat Radio dan televisi
Untuk mereka agar dikode sama dengan tnaga pemasang , pembuat dan perakit
barang, ( lihat kelompok jabatan dengan kode 841 sampai dengan 929, 941
sampai dengan 949 ) .
Termasuk pekerja kasar (99) :
a. Tukang bersih kebun
b. Tukang sapu jalan
c. Tukang kubur
d. Tukang ballas rel kereta api
e. Tukang sampah
f. Tukang bersih pabrik
g. Pencuci kendaraan .
Umumnya mereka memiliki sedikit kecakapan melalui latihan – latihan dasar.
Tidak termasuk ke dalam golongan pokok 7/8/9
a. Tidak termasuk jabatan pekerja kasar :
1) Pekerja kasar disektor pertanian dan peternakan (62).
2) Pertambangan (71)
3) Jasa pelabuhan (971)
4) Jasa pembersih gedung (552)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan suatu pengelompokan jabatan sangat
diperlukan agar berbagai macam jenis jabatan dapat dikumpulkan, dibandingkan, dan
dikaitkan secara terpadu dan konsisten. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang selama
ini dilakukan, klasifikasi jabatan Indonesia (KJI) disusun dengan maksud agar diketahui
profil dari kategori jabatan untuk setiap sektor lapangan usaha. Seringkali timbul kesalahan-
kesalahan tentang pengertian jabatan. Dalam pembahasan telah dijelaskan mengenai
pengertian dari kedudukan dan jabatan, ruang lingkup dan tujuan penggunaan, dasar
klasifikasi jabatan, prinsip-prinsip klasifikasi, sistematika penjelasan KJI, struktur klasifikasi,
perincian golongan pokok jabatan, identifikasi sifat-sifat golongan pokok jabatan dan tenaga
kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan. Dengan adanya pembahasan
di atas diharapkan pembaca mengetahui informasi dalam segala klasifikasi jabatan khususnya
di Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://raruoh.blogspot.com/2014/04/pembahasan-klasifikasi-jabatan-di.html