BAB I
PENDAHULUAN
2. Kesehatan Kerja
a. Definisi Kesehatan Kerja
b. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
c. Tujuan Kesehatan Kerja
d. Determinan Kesehatan Kerja
e. Penanggulangan Kesehatan Kerja
f. Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja
g. Kecelakaan Kerja
h. Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja
i. Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja
j. Undang-Undang Kesehatan Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perumahan
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a. Bahan bangunan : lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.
b. Ventilasi : menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan O2 yang diperlukan
penghuni rumah.
- Ventilasi alamiah : dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, dan sebagainya.
- Ventilasi buatan : yaitu dengan mempergunakan alat – alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.
c. Cahaya : rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik untuk berkembang bibit penyakit.
Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
- Cahaya alamiah : yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-
bakteri patogen didalam rumah, misalnya TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya ( jendela ) luas sekurang-kurangnya 15 % sampai 20 % dari
luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah.
- Cahaya buatan : yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak, listrik, api dan lain sebagainya.
d. Luas bangunan rumah : luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni
didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan rumah tersebut.
Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
Fasilitas – fasilitas didalam rumah sehat :
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas – fasilitas sebagai berikut ;
-penyediaan air bersih yang cukup
-pembuangan tinja
-pembuangan air limbah ( air bekas )
-pembuangan sampah
-fasilitas dapur
-ruang berkumpul keluarga
-gudang
-kandang
2.1.7 Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Pengaruh terhadap individu :
Apabila lingkungan bersih berpengaruh terhadap individu khususnya pada kualitas
kerja(produktivitas)individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan yang
tidak sehat akan berada pada produktivitas kerja yang cendrung menurun.
Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhannya si ambil dari lingkungan.
Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif. Makanan sedikit atau
berlebihan maka kelainan nutrisi dan minuman yang mengandung racun.
Lingkungan sehat, gizi yang cukup yang ekonomis dapat menghindari seseorang dari
penyakit.
Lingkungan sebagai alat untuk pergaulan dan tempat lahir budaya.
Sarana penyesuaian diri.7
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan
kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis kerjanya.14
Sampah / limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Yang dimaksud dengan
limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau bahan yang dapat
meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil
hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan,
gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan, dipermukaan air,
dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara atau getaran;
SSSSSSSSSSSn. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat
teknis;
q. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r.diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai peralatan, instalasi
listrik atau mekanik.
(3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-
lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang berada di
ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).
BAB III
KESIMPULAN
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau keadaan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Kesehatan kerja merupakan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Ciri pokok kesehatan kerja
adanya upaya preventif dan promotif, upaya preventif berpedoman agar perusahaan tersebut dapat
mencegah timbul penyakit akibat oleh limbah atau produk perusahaan tersebut. Sedangkan upaya
promotif berpedoman dengan meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan adanya kesehatan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi kesehatan kerja menjadi
baik pula.