Ancaman kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Nyala api yang tidak
terkendali yang diakibatkan oleh terlambatnya memadamkan awal mula kebakaran akan
sangat membahayakan karena sulit dikendalikan.
Apabila terjadi awal mula kebakaran maka harus segera dipadamkan sebelum api menjadi
besar.
Klas A : Api kebakaran dari bahan padat/serat misalnya kayu, kertas, textile dll.
Klas B : Api kebakaran dari bahan cair/minyak/pasta misalnya jenis-jenis minyak bahan
bakar, miyak pelumas, gas dll.
Klas C : Api kebakaran yang disebabkan oleh listrik.
Klas D : Api kebakaran dari bahan logam misalnya titanium, sodium, aliminium dll.
a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran yaitu :
Cara menyimpan bahan
Cara penanganan bahan
Cara mengamankan peralatan / mesin
Tata ruang dan tata letak
Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja
b. Dengan cara memasang / mengadakan system proteksi kebakaran yaitu :
Memasang Sistem Pasif Fire Protection
Memasang Sistem Aktif Fire Protection
c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran ditempat kerja dengan baik, yaitu
dengan melaksanakan kegiatan :
Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran
Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan
Membuat suatu prosedur kerja aman / izin kerja pada jenis dan tempat kerja tertentu
Membuat prosedur tanggap darurat ditempat kerja
Cara pemadaman kebakaran tidak terlepas dari menguraikan segitiga api, sehingga
ketiga unsur tersebut tidak bertemu.
Dipasangkan / ditemapt jalur keluar ruangan dan cukup berdekatan dengan pintu-pintu,
tetapi tidak mengganggu operasi kerja diruangan yang bersangkutan (mudah dilihat dan
dijangkau).
Ditempatkan cukup berdekatan dengan daerah dimana terdapat potensi bahaya
kebakaran.
Pada gedung-gedung bertingkat APAR ditempatkan pada :
- Posisi yang sama disetiap lantai gedung (tipika)
- Sudut-sudut koridor
- Berdekatan dengan pintu tangga
Diatas setiap APAR agar dipasang tanda khusus yang menunjukan adanya APAR.
Untuk menentukan jenis alat pemadam api yang akan dipergunakan harus diperhatikan
beberapa hal :
- Keadaan dan sifat bahan yang dapat terbakar.
- Intensitas kebakaran yang mungkin terjadi, misalnya jumlah bahan yang dapat
terbakar, kecepatan dll.
- Efektifitas pemadam dari alat pemadam api untuk bahaya yang ada.
- Kemudahan penggunaan.
- Orang-orang yang akan menggunakan, terlatih atau tidak.
- Keadaan lingkungan, suhu, angin.
- Kecocokan dari alat pemadam api untuk lingkungan sekelilingnya.
- Kemungkinan timbulnya reaksi kimia dari bahan alat pemadam api dengan bahan yang
terbakar.
- Efek terhadap keehaan dan keselamatan orang-orang yang mempergunakan.
- Kemudahan dalam pemeliharaan dan pengisian kembali.
Sistem Pemadam Api Instalasi Tetap
Untuk mencegah akibat yang lebih fatal dari suatu kebakaran, maka suatu bangunan
atau tempat terentu serta sesuai ketentuan dianggap penting dipasang peralatan
pemadam instalasi tetap.
Sistem hidran
System hidran adalah sistem pemadam manual yang menggunakan slang penyemprot
dengan cara membuka kran pada hidran pilar / box.
Berdasarkan penempatan terdiri dari :
Sistem springkler
Springkier adalah suatu alat yang dapat memancarkan air bertekanan secara
otomatis apabila terjadi kebakaran didalam suatu ruangan. Kepekaan springkler
terhadap suhu ditentukan oleh warna cairan di dalam tabung gelas.
Warna jingga pada temp 57 oc
Warna merah pada temp 68 oc
Wama kuning pada temp 79 oc
Wama hijau pada. temp 93oc
Wama biru pada temp 141oc
Wama ungu pada temp 182 oc
Wama hitam pada temp 204 oc
Indikasi terjadinya kebakaran dapat diketahui dari bunyi alarm dan indikator pada
panel kontrol. Kelengkapan springkler terdiri dari: