Anda di halaman 1dari 2

6.

Perilaku pasien korban kekerasan

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitsd organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. (Skinner.1993 dalam Notoatmodjo, 2007) dirumuskan bahawa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dalam
Notoadmodjo 2007 membagi perilaku kekerasan ke dalam tiga domain, ranah atau kawasa
yaitu kognitif, efektif, psikomotor. Selanjutnya ketiga ranah tersebut dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidkan kesehatan yang lebih dikenal sebagai pengetahuan, sikap, dan
praktek atau tindakan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan akan terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh manusia
melalui mata dan telinga. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada pengetahuan yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Sikap atau afektif merupakanreaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu merupakan kesiapanatau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku yang dipelajari oleh pasien untuk mengendalikan perilaku kekerasan dengan
memberikan pengetahuan tentang perilaku kekerasan (pasien mengenal perilaku kekerasan)
meliputi penyebab, tanda dan gejala, akibat perilaku kekerasan. Selain itu pasien diajarkan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik (tarik nafas dalam), latihan fisik II
(pukul kasur dan bantal), cara verbal, cara spiritual, dan patuh minum obat. Agar pasien
mampu mengendalikan perilaku kekerasan secara mendiri perlu dilakukan latihan setiap hari
secara terjadwal sehingga tindakan yang dilakukan menjadi budaya pasien untuk
mengendalikan perilaku kekerasan disaat perilaku kekerasan muncul. Jadwal yang telah
ditetapkan bersama pasien akan dievaluasi oleh perawat secara terus menerus hingga pasien
mampu melakukan secara mandiri (Keliat,2005).

Perubahan perilaku yang diharapkan pada pasien perilaku kekerasan adalah pasien
mampu melakukan apa yang diajarkan untuk mengendalikan perilaku kekerasannya.
Pembelajaran tentang perilaku sehat pada pasien tentang cara mengendalikan perilaku
kekerasan dilakukan perawat melalui asuhan keperawatan yang diberikan. Asuhan akan
diberikan dalam lima kali pertemuan dan pada setiap pertemuan pasien akan memasukkan
kegiatan yang telah dilatih ke dalam kegiatan harian pasien. Diharapkan pasien melatih
kegiatan yang telah diajarkan untuk mengatasi masalah sebanyak 2-3 kali sehari. Jadwal
kegiatan akan dievaluasi oleh perawat pada pertemuan selanjutnya. Melalui jadwal yang telah
dibuat akan dievaluasi tingkat kemampuan pasien mengatasi masalahnya. Tingkat
kemampuan pasien akan dievaluasi akan dikelompokkan menjadi 3 yaitu mandiri, jika pasien
melaksanakan kegiatan tanpa dibimbing dan disuruh, bantuan, jika pasien mengatahui dan
melaksanaka kegiatan tapi belum sempurna atau melaksanakan kegiatan dengan diingatkan,
dan tergantung, jika pasien tidak mengetahui dan tidak melasakana kegiatan (Keliat,2005).

Pasien dikatakan telah memiliki kemampuan mengandalikan perilaku kekerasan bila


telah memiliki kemapuan psikomotor. Pasien dkatakan mampu mengontrol perilaku
kekerasan jika pasien telah mengenal perilaku kekerasanyang dialaminya, mampu
menyebutkan kelima cara mengendalikan perilaku kekerasan, mampu mempraktekan kelima
cara yang telah diajarkan, dan melakukan latihan sesuai jadwal (Keliat,2005).

Daftar pustaka :

 Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
 Keliat Budi Anna. 2005. Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan. Jakarta : FIK UI

Anda mungkin juga menyukai