Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Otonomi Daerah mempunyai konsekuensi bahwa peran


pemerintah pusat akan semakin kecil, sebaliknya peran pemerintah
daerah semakin besar dalam pembangunan daerah/wilayahnya.
Pemerintah daerah dituntut memiliki kemandirian dalam membiayai
sebagian besar anggaran pembangunannya. Oleh karena itu
pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumber-
sumber penerimaan daerahnya.
Salah satu sektor yang dapat diharapkan menjadi pendapatan
daerah terutama di perkotaan adalah melalui sektor properti. Potensi
sektor properti di daerah tidak hanya dalam pembangunan properti
saja, namun juga menyangkut pengelolaan properti yang sudah
termanfaatkan ataupun yang belum termanfaatkan secara optimal.
Banyak sumber yang dapat ditarik dari sektor properti, baik yang
termasuk dalam kategori sumber penerimaan konvensional (seperti:
PBB, PP1, BPHTB dan lain-lain) maupun sumber penerimaan baru atau
non konvensional (seperti: Development  Impact Fees, penerimaan
akibat perubahan harga dasar tanah dan lain-lain).
Namun dalam perkembangannya untuk menghadapi otonomi
daerah, pemerintah daerah tidak hanya mengoptimalkan pada potensi
pajak dari sektor properti saja, tetapi juga harus mengetahui jumlah
dan sejauh mana pemanfaatan aset daerah yang dimiliki pemerintah
daerah saat ini. Manajemen aset daerah ini sangat penting diketahui
karena di samping sebagai penentuan aktiva tetap dalam faktor
penambah dalam total aset daerah juga dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber pendapatan yang menopang pendapatan asli
daerah.
Pengelolaan aset daerah bukan merupakan pekerjaan yang
mudah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengecualian kewajaran

Manajemen Aset 1
atas nilai aset pemerintah daerah dalam opini BPK-RI atas laporan
keuangan pemerintah daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan
bahwa pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam pengelolaan
aset sehingga menyajikan aset daerah dengan kurang atau tidak
wajar.  Untuk itu manajemen aset daerah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dalam rangka optimalisasi pendapatan asli daerah
sebagai sumber utama pendanaan operasional pemerintah daerah
sesuai dengan semangat otonomi daerah.
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan
yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah
memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang
diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk
pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan,
kesehatan, utlilitas, dan lainnya, tak terkecuali mengenai dokumen
kependudukan.

Berbagai gerakan reformasi publik (public reform) yang dialami


negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh
tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan
publik yang diberikan oleh pemerintah. Di Indonesia, upaya
memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama
dilaksanakan oleh pemerintah, dan yang paling terbaru adalah
mengenai Standard Pelayanan Minimal yang harus masuk kedalam
RPJMD di Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten/ Kota.

Menurut bahasa sehari-hari, istilah Birokrasi adalah sebagai


pelayanan umum yang semestinya mencerminkan kepentingan-
kepentingan umum, lebih banyak tidak mengindahkan muatan
moralitas kemanusiaan, daripada mengaplikasikan kedalam realitas
pelayanan yang sesungguhnya.

Pelayanan publik dikembangkan berdasarkan client yaitu


mendudukan diri bahwa warga negaralah yang membutuhkan
pelayanan, membutuhkan bantuan birokrasi. Sehingga pelayanan yang

Manajemen Aset 2
dikembangkan adalah pelayanan yang independen dan menciptakan
dependensi bagi warga negara dalam urusannya sebagai warga
negara.

Masalah timbul dari masyarakat sebagai konsumer tidak merasa


puas dengan pelayanan yang diberikan, dan beberapa faktor internal
pada kinerja pelayan publik instansi yang berwenang baik dalam
masalah pelayanannya seperti berapa lama pembuatan, kinerja
pelayannya ataupun mengenai biaya.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin dilihat
dalam penulisan ini adalah :
1. Apa pengertian aset daerah ?
2. Apa saja misi Kota Cilegon 2011-2015 ?
3. Bagaimana kualitas pelayanan publik di Kota Cilegon?
4. Bagaimana pelayanan publik yang demokratis itu ?
5. Bagaimana pemanfaatan aset daerah dalam pelayanan publik ?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian aset daerah.
2. Mengetahui misi Kota Cilegon 2011-2015.
3. Mengetahui kualitas pelayanan publik di Kota Cilegon.
4. Mengetahui pengertian pelayanan publik yang demokratis.
5. Mengetahui pemanfaatan aset daerah dalam pelayanan publik.

Manajemen Aset 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Aset Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Barang


milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah . Baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya
ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung,
diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali
uang dan surat-surat berharga lainnya.

2.2. Misi Kota Cilegon 2011-2015

Berpijak pada kondisi saat ini, permasalahan dan tantangan


yang dihadapi sampai dengan Tahun 2015 serta mempertimbangkan
potensi dan harapan masyarakat Kota Cilegon maka “visi
pembangunan Kota Cilegon Tahun 2011-2015” adalah sebagai
berikut: 

“MASYARAKAT CILEGON SEJAHTERA MELALUI DAYA DUKUNG INDUSTRI,


PERDAGANGAN DAN JASA”

Harapan yang terkandung dalam visi pembangunan Kota


Cilegon Tahun 2011-2015 adalah terwujudnya Kota Cilegon sebagai
kota pusat Industri, Perdagangan dan Jasa yang saling dukung guna
mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Dalam konteks keterpaduan pembangunan nasional dan


provinsi, visi pembangunan Kota Cilegon Tahun 2011-2015 merupakan
wujud komitmen seluruh masyarakat Kota Cilegon untuk mendukung

Manajemen Aset 4
pencapaian visi pembangunan Provinsi Banten dan visi pembangunan
nasional.

Bertiitik tolak dari visi pembangunan Kota Cilegon Tahun 2011-2015


maka dirumuskan “misi pembangunan Kota Cilegon Tahun 2011-2015”
adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui


Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

2. Meningkatkan Perekonomian Daerah Melalui Daya Dukung


Sektor Industri, Perdagangan dan Jasa; 

3. Meningkatkan Potensi Daya Saing Daerah Melalui


Pengembangan Kepelabuhanan, Pergudangan, Penataan Ruang
dan Pengelolaan Lingkungan.

4. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan,


Kesehatan dan Keagamaan.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih,


Berkeadilan, Demokratis, Berlandaskan Hukum serta
Berorientasi Publik;

Salah satu misi Kota Cilegon yang berhubungan erat dengan topik
makalah ini yaitu Pengunaan barang milik daerah yang lebih efektif
dan efisien dalam rangka pelaksanaan misi pemerintah daerah masing-
masing, dan juga judul makalah ini adalah misi kelima yang berbunyi
“Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan,
Demokratis, Berlandaskan Hukum serta Berorientasi Publik”.

2.3. Kualitas Pelayanan Publik di Kota Cilegon

Pelayanan publik di Kota Cilegon, tidak jauh berbeda dengan


pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah lain yang
cenderung menganggap bahwa sebaik apapun dalam memberikan

Manajemen Aset 5
pelayanan pada masyarakat, toh tidak akan merubah gaji dan
pendapatan mereka. Profesionalisme bukan menjadi tujuan utama
mereka. Mereka mau melayani hanya karena tugas dari pimpinan
instansi atau karena sebagai pegawai pemerintah, bukan karena
tuntutan profesionalisme kerja. Ini yang membuat keberpihakannya
kepada masyarakat menjadi sangat rendah.

Pelayan publik akan bersikap ramah kepada mesyarakat


pengguna layanan kalau ada “sesuatu” yang memberikan keuntungan
atau melatar belakanginya, seperti hubungan pertemanan, status
sosial ekonomi warga dan lain-lain. Bagi masyarakat pengguna layanan
yang kebetulan mempunyai kenalan, sebagai kerabat, saudara, orang
kaya yang dapat memberikan “ucapan terima kasih”, serta mereka
yang mempunyai status sosial terpandang di masyarakat, biasanya
akan memperoleh “perlakuan khusus” dari para pelayan publik.

Dambaan atau bahkan tuntutan masyarakat pada era


desentralisasi terhadap pelayanan publik yang berkualitas akan
semakin menguat. Dengan dicanangkannya Menuju Cilegon Sejahtera
Tahun 2015, seharusnya sudah bukan hal yang patut disepelekan oleh
Pemerintah Kota Cilegon dalam hal pelayanan publik Kota Cilegon.
Oleh karena itu, kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh
kemampuannya mengatasi berbagai permasalahan di atas sehingga
mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada


masyarakat, Pemkot Cilegon akan memberikan reward bagi SKPD yang
dinyatakan terbaik dalam menyelenggarakan pelayanan publik dan
punishment bagi SKPD yang mendapat kategori kurang memuaskan
dalam pelayanan publiknya. Pelayanan dalam suatu proses
pemerintahan bermakna penyediaan kemudahan dan kemanfaatan
kepada masyarakat dalam upaya mencapai hidup yang sejahtera dan
bermartabat.

Manajemen Aset 6
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah
daerah Cilegon selalu diharapkan untuk dapat melakukan secara
maksimal.  Mengingat begitu pentingnya fungsi pelayanan publik ini,
maka diperlukan sebuah evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan
publik sesuai amanat Permenpan-RD No:1/2015.

Evaluasi Kinerja merupakan instrument sebagai bentuk


akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan. Sehingga, kedepan dengan
adanya evaluasi ini kualitas pelayanan publik di Kota Cilegon semakin
meningkat. Yang tak kalah penting selain dari kegiatan evaluasi kinerja
adalah bagaimana menciptakan mindset para penyelenggara
pelayanan untuk berani dalam berkreasi dan berinovasi. Seorang
aparatur pelayanan, harus memiliki pandangan out of the box dan
mampu memproyeksikan dinamika perkembangan kondisi, teknologi,
dan pola pikir serta perilaku masyarakat kedepan.

2.4. Pelayanan PubliK yang Demokratis

Menurut Djajenra Pelayanan Publik Berkualitas Akan Muncul,


Saat Nilai-Nilai Etika Ditegakkan Melalui Integritas, Untuk Memberikan
Pelayanan Berkualitas Buat Keragaman Warga Negara Dalam
Mendapatkan Kepuasan Dan Keadilan.
Negara demokrasi yang sukses adalah negara
yang cerdas meletakkan pondasi pelayanan publik dengan nilai-nilai
demokrasi yang memuaskan kebutuhan semua golongan dari warga
negara. Semua instansi dan organisasi dalam negara demokrasi harus
memfokuskan hidupnya untuk memberikan kualitas layanan publik
yang menciptakan rasa bangga warga negara terhadap bangsa dan
negara. Termasuk, mampu memfungsikan mindset pelayanan publik
dari setiap sumber daya manusia untuk melayani kebutuhan warga
negara dengan standar perilaku, etika, dan integritas yang profesional.
Pelayanan publik dalam negara demokrasi berarti menghormati
hak-hak individu dan golongan, menghormati hukum dan peraturan

Manajemen Aset 7
untuk keadilan, menghormati keragaman dan perbedaan, serta
menghormati hak mendapatkan layanan berkualitas secara adil di
semua sektor dan aspek kehidupan untuk semua warga negara tanpa
diskriminasi. Tidak boleh ada aturan, kebijakan, dan peraturan; baik
yang formal maupun yang informal untuk menciptakan kerugian buat
satu pihak dan keuntungan buat pihak lain. Semua pelayanan publik
dalam negara demokrasi haruslah memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan dalam kesetaraan.

Semangat utama dari negara demokrasi adalah menghargai


Keanekaragaman. Oleh karena itu, instansi dan organisasi dalam
negara demokrasi harus menciptakan budaya pelayanan yang
mengakui, menghormati dan mendorong perbedaan individu. Dan,
dalam memberikan pelayanan publik tidak boleh membeda-bedakan
warga negara atas dasar gender, umur, ras, etnisitas, budaya, agama,
bahasa, cacat fisik dan mental, tinggi dan berat badan, tinggi rendah
pendidikan, jabatan, profesi, status sosial, tinggi atau rendah
kekayaan, pengangguran atau bukan pengangguran, keyakinan politik,
dan lain sebagainya.

Artinya, dalam pelayanan publik, setiap orang, siapa pun dia,


berhak mendapatkan keadilan dalam pelayanan, berhak diperlakukan
secara etis dan terhormat. Tidak boleh ada pihak yang mengukur
pelayanan publik dari ukuran besaran uang yang dimiliki seseorang,
tapi harus diukur dari besaran keadilan dan kesetaraan dalam sopan
santun pelayanan publik yang berkualitas tinggi.

Nilai – nilai demokrasi biasanya hanya dapat dirasakan dan


dinikmati oleh warga negara melalui pelayanan publik yang mereka
terima dari instansi pemerintah, organisasi pemerintah atau swasta,

Manajemen Aset 8
perusahaan pemerintah atau swasta. Oleh karena itu, setiap pihak
yang memberikan pelayanan publik dalam negara demokrasi, baik itu
pemerintah atau pun swasta, haruslah memiliki budaya pelayanan
yang bersikap netral dari semua kepentingan. Termasuk, menghormati
keragaman melalui pelayanan dengan akuntabilitas, keterbukaan,
legalitas, kesopanan, moralitas, ketegasan, tata krama, toleransi, serta
pengendalian demi keadilan dan keharmonisan.

2.5. Pemanfaatan Aset Daerah dalam Pelayanan Publik

Salah satu siklus dalam pengelolaan aset daerah adalah


pemanfaatan aset daerah. Apakah pemanfaatan ini sudah sesuai
dengan tupoksi SKPD atau belum. Ada banyak sekali aset daerah yang
dimiliki kota Cilegon dalam dalam makalah hanya akan diambil contoh
pemanfaatan aset daerah untuk pelayanan publik dalam bidang
kesehatan.

Pada bulan Januari 2014 kemarin terjadi banjir di Kota Cilegon,


pasca banjir Dinas Kesehatan (Dinkes)Kota Cilegon menyiagakan 4 unit
kendaraan mobil puskesmas keliling (Pusling) sebagai bentuk antisipasi
penyakit pascabanjir.Sejak semalam 4 unit puskesmas yakni Citangkil,
Ciwandan, Cibeber dan Jombang, melalui mobil unit keliling membuka
posko layanan masyarakat di titik-titik banjir. Mereka juga membawa
obat-obatan dan untuk warga yang berobat bisa langsung ke mobil
pusling.

Pasca banjir, warga diminta untuk menjaga kesehatan.


Pemerintah menghimbau masyarakat untuk mewaspadai banjir
tersebut, mengingat banyak penyakit pascabanjir. Biasanya yang
masyarakat butuhkan adalah air, warga harus memberi kaporit pada
sumur, minta saja kepada puskesmas keliling tersebut dan tidak
dibebankan biaya alias gratis. Juga banyak kuman yang menimbulkan

Manajemen Aset 9
penyakit gatal-gatal, salah satu penyakit yang harus diwaspadai selain
diare juga munculnya penyakit leptospirosis.

Leptospirosis yang juga dikenal sebagai demam banjir ini bisa


menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah masuk
kedalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka
lecet.Leptospirosis perlu diwaspadai pasca banjir ini. Terlebih lagi
bakteri leptospira ini bisa bertahan di dalam air selama 28 hari. Gejala
klinis penyakit akibat bakteri leptospira pada stadium pertama adanya
demam tinggi, sakit kepala, lemas dan adanya radang mata. Dan pada
stadium lanjut bisa berakibat fatal akan muncul gejala penyakit kuning
dan dapat menyerang ginjal, hati dan paru-paru yang berakhir pada
kematian. Dinas Kesehatan melalui puskesmas keliling tersebut
mengimbau kepada masyarakat yang membersihkan rumah mereka
pascabanjir ini tidak lupa melindungi kaki dengan sepatu bot dan
sarung tangan.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Aset merupakan sumberdaya yang penting bagi pemerintah


daerah. dengan mengelola aset daerah secara benar dan memadai,
pemerintah daerah akan mendapatkan sumber dana untuk pembiyaan
pembangunan di daerah. Dalam mengelola aset daerah, pemerintah

Manajemen Aset 10
daerah harus memperhatikan perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan
ganti rugi. Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan aspek-aspek
penting yang terdapat dalam manajemen aset daerah. Dengan
melakukan perencanaan kebutuhan aset, pemerintah daerah akan
memperoleh gambaran dan pedoman terkait kebutuhan aset bagi
pemerintah daerah.
Dengan perencanaan kebutuhan aset tersebut, pemerintah
daerah dapat terhindarkan dari kepemilikan aset yang sesuai dengan
kebutuhan sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan pada masyarakat. Selain faktor perencanaan
kebutuhan aset, faktor pengamanan dan pemeliharaan aset juga harus
menjadi pertimbangan pemerintah daerah. Dengan pengamanan dan
pemeliharaan aset, pemerintah daerah dapat menjaga kepemilikan
dan dapat menerima manfaat ekonomis aset dalam rangka usaha
pemerintah daerah memberikan pelayanan pada masyarakat. Faktor
yang tidak kalah penting dalam pengelolaan aset pemerintah daerah
adalah sistem informasi data. Dengan sistem informasi data aset
pemerintah daerah yang memadai, pemerintah daerah dapat lebih
mudah dan cepat untuk memperoleh data terkait aset ketika
dibutuhkan sewaktu-waktu. Dengan sistem informasi data, pemerintah
daerah juga dapat menyusun laporan aset secara lebih handal
sehingga dapat memberi informasi yang lebih handal pada pemakai
informasi dalam laporan keuangan.
Selain faktor-faktor pengelolaan aset daerah  yang didasarkan
pada teori atau undang-undang, pemerintah daerah penting juga untuk
mempertimbangkan aspek lain seperti aspek kebijakan pimpinan dan
strategi.
Aspek ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan aset tanah dan bangunan karena dengan kebijakan dan

Manajemen Aset 11
strategi pengelolaan aset oleh pimpinan pemerintah daerah dapat
memberi arahan bagi pelaksanaan pengelolaan aset pemerintah.
Dengan adanya kebijakan dan strategi pengelolaan aset yang tepat
oleh pimpinan pemerintah daerah akan dapat mengoptimalkan
manfaat aset bagi pemerintah daerah.
Semangat utama dari negara demokrasi adalah menghargai
Keanekaragaman. Oleh karena itu, instansi dan organisasi dalam
negara demokrasi harus menciptakan budaya pelayanan yang
mengakui, menghormati dan mendorong perbedaan individu. Dan,
dalam memberikan pelayanan publik tidak boleh membeda-bedakan
warga negara atas dasar gender, umur, ras, etnisitas, budaya, agama,
bahasa, cacat fisik dan mental, tinggi dan berat badan, tinggi rendah
pendidikan, jabatan, profesi, status sosial, tinggi atau rendah
kekayaan, pengangguran atau bukan pengangguran, keyakinan politik,
dan lain sebagainya.

3.2. SARAN

Untuk meningkatkan penerimaan retribusi pemanfaatan kekayaan


daerah,  maka pemerintah perlu menyiapkan instrumen yang tepat
untuk melakukan pengelolaan/manajemen aset daerah secara
profesional, transparan, akuntabel, efisen, dan efektif, mulai dari
perencanaan, pendistribusian, pemanfaatan, serta pengawasan
pemanfaatan aset daerah tersebut.
Kemudian, dalam menunjang peningkatan penerimaan dari
retribusi pemanfaatan kekayaan daerah, alangkah baiknya jika Kepala
Daerah  yaitu  Walikota, begitu dilantik langsung mengetahui dan
memahami secara persis kondisi aset daerah lalu melaporkannya
kepada rakyat secara berkala.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah
daerah Cilegon selalu diharapkan untuk dapat melakukan secara
maksimal.  Mengingat begitu pentingnya fungsi pelayanan publik ini,

Manajemen Aset 12
maka diperlukan sebuah evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan
publik sesuai amanat Permenpan-RD No:1/2015.
Indonesia sebagai Negara yang berdemokrasi haruslah
menjunjung tinggi hak – hak masyarakat dalam menerima setiap
pelayanan publik. Oleh karena itu, setiap pihak yang memberikan
pelayanan publik dalam negara demokrasi, baik itu pemerintah atau
pun swasta, haruslah memiliki budaya pelayanan yang bersikap netral
dari semua kepentingan. Termasuk, menghormati keragaman melalui
pelayanan dengan akuntabilitas, keterbukaan, legalitas, kesopanan,
moralitas, ketegasan, tata krama, toleransi, serta pengendalian demi
keadilan dan keharmonisan.

DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikankotacilegon.blogspot.com/2010/10/visi-dan-misi-kota-
cilegon-memasuki-era.html diakses pada 27 Mei 2015

http://info-kotakita.blogspot.com/2013/08/visi-dan-misi-kota-
cilegon.html diakses pada 27 Mei 2015

Manajemen Aset 13
http://www.cilegonnews.com/detail.php?op=ODky diakses pada 27 Mei
2015

https://www.academia.edu/5481035/KUALITAS_PELAYANAN_PUBLIK_DI_
DKCS_KOTA_CILEGON diakses pada 27 Mei 2015

http://amirhamzah010293.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-
barang-miliik-daerah.html diakses pada 27 Mei 2015

http://djajendra-motivator.com/?p=2783 diakses pada 28 Mei


2015

http://kontakmediainfo.blogdetik.com/2014/01/21/pasca-banjir-dinkes-
siagakan-mobil-puskesmas-keliling-gratis/ diakses pada 28 Mei 2015

Manajemen Aset 14

Anda mungkin juga menyukai