Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Ana Yuliana pada tahun 2017 mengenai Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil

Trimester III Di PKD Bidan Desa Ngasinan Bulu Sukoharjo. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di PKD

Bidan Desa Ngasinan Bulu Sukoharjo dan sampel yang digunakan berjumlah 30

orang dengan metode total sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa

berdasarkan umur responden diperoleh bahwa dari 30 responden didapatkan hasil

bahwa mayoritas responden berusia 20-25 tahun berjumlah 13 responden (44%).

Berdasarkan pekerjaan responden diketahui bahwa dari 30 responden didapatkan

bahwa mayoritas responden yang bekerja sebagai swasta yaitu sebanyak 13

responden (43%). Berdasarkan pendidikan responden diketahui bahwa mayoritas

responden tamatan SLTP ada 13 orang (45%). Berdasarkan pengetahuan

responden didapatkan bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan

kurang mengenai imunisasi Tetanus Toxoid ada 13 responden (44%). Berdasarkan

kelengkapan imunisasi didapatkan bahwa mayoritas responden yang memiliki

status imunisasi TT tidak lengkap yaitu sebanyak 17 responden(55%).

Berdasarkan uji chi-square terdapat hubungan antara antara pengetahuan ibu

hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya di PKD Bidan Desa

Ngasinan Bulu Sukoharjo tahun 2017.

8
9

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan tubuh kepada

seseorang dengan memasukkan vaksin agar kebal terhadap suatu penyakit.

Dengan demikian, kelak bila ia terpapar suatu penyakit, hanya akan sakit ringan.

Vaksin merupakan bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan.

Imunisasi disebut juga dengan vaksinasi. Penyakit yang dapat dicegah dengan

jalan imunisasi contohnya difteri, tetanus, TBC, campak, dan polio. Imunisasi

terutama diberikan pada bayi (Akmal, Mutaroh dkk, 2016).

2.2.2. Tujuan Pemberian imunisasi

a. Tujuan umum

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang

dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

b. Tujuan khusus

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh

desa/ kelurahan pada tahun 2014.

b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di

bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

c. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.

d. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan

limbah medis (safety injection practise and waste disposal management).


10

2.2.3 Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi berasal dari kata imun yaitu kebal atau resisten. Ibu hamil, bayi

dan anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

(Depkes RI 2005). Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

adalah suatu cara untuk meingkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu antigen, sehingga bila kelak terpapar pada antigen serupa, tidak terjadi

penyakit. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan

kuman penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat

membuat antibody sendiri terhadap kuman penyakit yang sama (WHO, 2002 dan

IDAI, 2008).

Imunisasi adalah untuk memicu imunitas dengan cara memasukan kuman

yang sudah dilemahkan kedalam tubuh dengan tujuan untuk menimbulkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, imunisasi diberikan

kepada balita atau ibu hamil untuk mencegah penyakit PD3I (Penyakit yang dapat

Dicegah Dengan Imunisasi) sehingga jika terpapar dengan penyakir tersebut tidak

akan sakit berat atau sakit ringan (Depkes RI 2005).

Vaksin adalah antigen yaitu dapat berupa bibit penyakit yang sudah

dilumpuhkan atau dimatikan (bakteri, virus atau riketsia), dapat berupa tiroid dan

rekayasa genetika (rekombinasi) (Depkes RI, 2004). Vaksin Tetanus Toksoid

(TT) adalah vaksin yang mengandung toksoid kuman tetanus yang telah

dilemahkan dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat.

Vaksin Tetanus Toksid dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
11

baru lahir dengan cara mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk

mencegah tetanus.

Berdasarakan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan.

(IDAI, 2002) yaitu :

a. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan

dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang

diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan

immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan di

metabolisme oleh tubuh.

b. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat

terpapar pada antigen seperti pada manusia (antara lain imunisasi TT), atau

terpapar secara ilmiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lama karena

adanya memori imunologik. Tetanus Toksoid (TT) adalah antigen yang

sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin

apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

A. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid

Tujuan diberikannya imunisasi Tetanus Toksoid antara lain untuk melindungi

bayi baru lahir dari tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan

tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi kebal

terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi

baru lahir.
12

B. Sasaran Program Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk pelayanan program imunisasi tetanus toksoid (TT) dilakukan pada ibu

hamil, diberikana 2 kali dengan jarak waktu paling sedikit 1 bulan antara dosis

pertama dan dosis kedua. Sebaiknya dosis kedua diberikan paling lambat satu

bulan sebelum melahirkan agar menimbulkan kekebalan yang mantap.

C. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil adalah :

a. Bagi Bayi : untuk melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.

b. Bagi Ibu Hamil : melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya

tetanus apabila terluka pada saat persalinan.

c. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan penting dalam mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi

secara nasional yaitu, eliminasi tetanus maternal tetanus neonatorum (Depkes

RI, 2004).

D. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc

disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan. Sebaiknya imunisasi TT

diberikan sebelum kehamilan 8 bulan. Suntikan TT1 dapat diberikan sejak

diketahui positif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu

hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000). Jarak pemberian (interval)

imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin, 2001 dan

Depkes RI, 2005).


13

E. Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi

tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) dengan

dosis 0,5 cc. Cara pemberian imunisasi TT yaitu :

TABEL 2.1

Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Interval Persentasi Perlindungan (%) Durasi Perlindungan


TT 1 Pada kunjungan ANC pertama atau - -
sedini mungkin kehamilan.
TT 2 Minimal 4 minggu setelah TT 1 80 3 tahun
TT 3 Minimal 6 bulan setelah TT 2 atau 95 5 tahun
selama kehamilan berikutnya
TT 4 Minimal setahun setelah TT 3 atau 99 10 tahun
selama kehamilan berikutnya
TT 5 Minimal setahun setelah TT 4 atau 99 25 tahun / seumur
kehamilan berikutnya hidup
(Sumber : Kalbe Farma, 2012)

F. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid

a. Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan

pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut berlangsung 1-2

hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan/pengobatan

(Depkes RI, 2002).

b. Imunisas Tetanus Toksoid adalah antigen yang sangat aman dan juga aman

untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil

mendapatkan imunisasi TT. Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT

tidak didapatkan perbedaan resiko cacat bawaan ataupun abortus dengan

mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.

G. Keberhasilan Imunisasi Tetanus Toksoid


14

Tidak semua ibu hamil dan bayi yang baru lahir terbebas dari serangan

penyakit. Semua tergantung pada tingkatan keberhasilan imunisasi yang

dilakukan. Bigitu pula, waktu perlindungan yang terjadi pun bervariasi.

Keberhasilan imunisasi tetanus toksoid tergantung pada beberapa faktor :

a. Waktu Pemberian

Vaksin yang diberikan ketika ibu hamil masih memiliki kadar antibodi yang

masih tinggi akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Untuk waktu

pemberian yang efektif pada minusisasi TT harus diberikan sessuai dengan

jadwal pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.

b. Kematangan Imunologik

Pada ibu hamil belum memiliki fungsi imun yang matang sehingga akan

memberikan hasil yang kurang efektif. Individu dengan status imun

rendah,seperti pasien yang mendapat mengobatan imunosupresan atau sedang

mengalami infeksi, makan akan mempengaruhi keberhasilan imunitas.

c. Keadaan Gizi

Gizi yang kurang akan menyebabkan kemampuan sistem imun lemah.

Meskipun kadar imunoglobulin normal atau meningkat, namun tidak mampu

meningkatkan antigen dengan baik karena kekurangan asam amino yang

dibutuhkan dalam pembentukan antibodi.

d. Cara Pemberian Vaksin

Cara pemberian mempengaruhi respon yang timbul. Vaksin polio oral (lewat

mulut) akan menimbulkan imunitas lokal dan sistematik.

e. Dosis Vaksin
15

Dosis yang terlalu sedikit akan menimbulkan respon imun yang kurang pula.

Dosis yang terlalu timggi juga akan menghambat sistem kekebalan yang

diharapkan.

f. Frekuensi Pemberian.

Jarak pemberian yang terlalu dekat, pada saat kadar antibodi masih tinggi,

maka antigen yang masuk segera dinetralkan oleh antibodi tersebut sehingga

tidak sempat merangsang sistem kekebalan. (National Health and Medical

Research Council, 2008).

H. Kontraindikasi

1. Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mepunyai kontra indikasi.

2. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan pada :

a. Ibu dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya.

b. Ibu dengan panas tinggi dan sakit berat. Namun demikian ibu tersebut

dapat di imunisasi segera setelah sembuh (Kemeskas RI, 2011).

2.2.4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya (Notoadmojo, 2012).

Menurut Kholid dan Notoadmojo (2012), pengetahuan memiliki 6 tingkatan

yaitu :

1. Tahu (Know)
16

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya setelah

mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah seatu kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu objek

yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang sudah

dipelajari pada kondisi real (sebenarnya)

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek atau

materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitanya satu dengan yang lainnya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi dan objek.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan (budiman dan riyanto, 2013)


17

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga

pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.

2. Informasi/Media Massa

Informasi adalah suatu tekhnik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan formal

ataupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin

berkembangnya tekhnologi menyediakan bermacam-macam media massa

sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Informasi

mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi

tentang pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,

sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan

menambah pengetahuan dan wawasannya.

3. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang

dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan


18

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial

budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya

kurang baik maka pengetahuannya kurang baik. Status ekonomi seseorang

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki status

ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk

memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.

4. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam individu

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspons

sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan

yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka

pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.

5. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri sendiri

sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan akan membuat

orang tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari

pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang

didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila mendapat masalah yang

sama.

6. Usia
19

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan

semakin membaik dan bertambah.

2.3. Hipotesis

Ha: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemberian imunisasi

tetanus toksoid (TT) di Kabupaten Bireuen

Ho: Tidak ada hubungan antara antara pengetahuan ibu hamil dengan pemberian

imunisasi tetanus toksoid (TT) di Kabupaten Bireuen

Anda mungkin juga menyukai