Anda di halaman 1dari 15

Rangkuman Mata Kuliah Pengauditan II

Audit Saldo Kas

Oleh :

Nama : Taufik Hidayat


Nim : A31116010

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
1. SIFAT SIKLUS KAS

Saldo kas dapat berupa penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, rekening giro
umum dan rekening tabungan, serta akun impres. Kita harus memahami terlebih dahulu
jenis-jenis akun kas yang ada. Dalam Harryono (2014:858), akun kas dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu:

 Akun Kas Umum


 Akun Imprest
 Akun Bank Cabang
 Dana Kas Kecil Imprest
 Setara Kas

Hubungan antara akun-akun kas di atas tadi dapat di gambarkan dalam skema berikut.

Dalam melakukan audit terhadap kas, maka kita akan berhubungan dengan siklus transaksi
yang sebelumnya pernah kita perlajari yaitu siklus pendapatan, pengeluaran, jasa personalia,
pembiayaan, dan investasi.
2. TUJUAN AUDIT
Karena pertimbangan pengendalian internal berkenaan dengan berbagai kelompok transaksi
yang mempengaruhi kas dan tujuan audit atas kelompok transaksi yang bertalian dengan
transaksi itu telah dibahas dalam modul sebelumnya, maka modu kali ini hanya akan
berfokus pada pengujian substantif saldo kas. Oleh karena itu, tabel di bawah hanya
menyajikan tujuan audit untuk saldo akun saja. Tujuan audit mengacu pada kelima asersi.

Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Akun


Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1).
keterjadian

Kelengkapan Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua


transaksi kas yang telah terjadi (C1).

Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat


pada periode yang tepat (C2).

Hak dan Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas
kewajiban yang diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1).

Penilaian atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah
alokasi yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul
pendukung (VA1).

Penyajian dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan


pengungkapan dengan tepat dalam neraca (PD1).

Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo


kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas kas
telah diungkapkan dengan tepat (PD2).

Adapun juga tujuan audit berdasarkan delapan tujuan spesifik atas asersi saldo akun dalam
SA 315 yaitu sebagai berikut. Tujuan yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan,
dan ketelitian. Tujuan audit hak dan kewajiban serta nilai bersih yang dapat direalisasi tidak
dapat diterapkan dalam saldo kas.
Prosedur Pengujian
Tujuan Audit Saldo Komentar
Rinci Saldo
Kas sebagaimana Jumlah ke bawah daftar Pengujian ini dilakukan
tercantum check dalam sepenuhnya pada
dalam perjalanan dan rekonsiliasi bank,
rekonsiliasi pembayaran secara tidak mengacu pada
bank telah elektronik serta dokumen atau catatan,
ditotal dengan setoran dalam kecuali ke buku besar.
benar dan cocok perjalanan.
dengan jumlah Periksa penambahan dan
di buku besar pengurangan dalam
(kecocokan rekonsiliasi bank,
saldo) termasuk semua hal
yang direkonsiliasi.
Telusur saldo per buku
dalam rekonsiliasi ke
buku besar.
Kas sebagaimana (Lihat penjelasan lebih Ini adalah tiga tujuan
tercantum lanjut prosedur- terpenting untuk kas
dalam prosedur berikut) di bank.
rekonsiliasi Minta dan ujilah Prosedur digabungkan
bank benar- konfirmasi bank. karena sangat
benar ada Minta dan ujilah cutoff berkaitan erat.
(keberadaan) laporan bank. Tiga prosedur terakhir
Kas yang ada di Ujilah rekonsiliasi bank. hanya perlu dilakukan
bank telah Lakukan pengujian kas. apabila pengendalian
dicatat Ujilah kemungkinan internalnya lemah.
(kelengkapan) terjadinya “kiting”.
Kas di bank
sebagaiman
tercantum
dalam
rekonsiliasi
dicatat dengan
teliti (ketelitian)
Transaksi Penerimaan kas: Apabila penerimaan kas
penerimaan kas Hitunglah kas yang ada setelah akhir tahun
dan pengeluaran di perusahaan pada buku dimasukkan
kas dicatat pada hari terakhir tahun dalam jurnal, maka
periode yang buku dan segera posisi kas akan
tepat (pisah telusur ke setoran nampak lebih baik
batas). dalam perjalanan dan dari yang
jurnal penerimaan sesungguhnya. Hal
kas. seperti itu disebut
Telusur setoran dalam “holding open” jurnal
perjalanan cutoff penerimaan kas akan
laporan bank. mengurangi utang
Pengeluaran kas: usaha dan biasanya
Hitunglah kas yang ada meningkatkan rasio
di perusahaan pada lancar.
hari terakhir tahun Prosedur pertama untuk
buku dan segera pengujian pisah batas
telusur ke check penerimaan dan
dalam perjalanan dan pengeluaran kas
jurnal pengeluaran mensyaratkan auditor
kas. hadir pada akhir tahun
Telusur check dalam buku.
perjalanan ke laporan
bank bulan
berikutnya.

3. PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT KAS


Pertimbangan Perencanaan Audit

 Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas mungkin kecil, dan seringkali tidak material.
Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama periode
waktu benar-benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume transaksi
yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya
dalam laporan keuangan.
 Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang
signifikan untuk asersi keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan. Selain itu, kas
juga rentan atau mudah untuk dicuri karena berbagai jenis kecurangan yang
melibatkan kas. Namun, lain hal nya dengan piutang atau persediaan, risiko yang
berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian
serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak ada kerumitan yang
melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.
 Risiko Prosedur Analitis
Saldo kas dipengaruhi oleh keputusan dan strategi operasi, investasi, dan pembiayaan
manajemen. Akibatnya, dalam beberapa audit atas saldo ini mungkin tidak
diharapkan untuk memperlihatkan hubungan yang stabil atau dapat diprediksi
dengan data keuangan atau operasi masa berjalan atau historis. Perusahaan yang
dikelola dengan baik secara teratur dapat mengembangkan anggaran kas, yang
memproyeksikan (1) penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang
diantisipasi, (2) pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, aktivitas investasi serta
pembiayaan. Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas
dengan peramalan atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo
kas minimum dan investasi atas kelebihan kas. Biasanya akan lebih efektif bagi
perusahaan untuk membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan
perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas dari berbagai entitas seringkali
bersifat unik. Apabila pengharapan yang layak dapat dirumuskan dan datanya sesuai
dengan pengharapan itu, maka bukti analitis dapat dipandang memberikan sejumlah
kepastian mengenai asersi eksistensi atau keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
dan penilaian atau alokasi untuk saldo kas.
 Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas biasanya merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, memungkinkan auditor
menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah. Karena rawannya saldo kas
terhadap pencurian, maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat
pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat
dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen.

4. PENERAPAN PROSEDUR AUDIT

Menentukan Risiko Deteksi

Auditor mungkin menggunakan pendekatan substantif yang terutama menekankan pada


pengujian rincian, sekalipun model risiko audit dapat menyatakan bahwa pendekatan ini
tidak diperlukan karena prosedur analitis dan pengendalian sudah efektif. Namun auditor
menggunakan hal ini karena perusahaan kecil biasanya menginginkan agar auditor
mengaudit kas dengan cermat untuk memberikan informasi mengenai keabsahan saldo kas.
Beberapa perusahaan lebih mengandalkan CFO atau auditor internal untuk mengaudit kas.

Prosedur Awal

Auditor pertama-tama harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industri kemudian menentukan signifikansi dari saldo dan transaksi kas bagi entitas dan
kebijakan entitas dalam meramalkan saldo kas dan menginvestasikan kelebihan saldo kas.
Selanjutnya, auditor dapat melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan kas yang akan
mendapat pengujian lebih lanjut berupa:
 Menelusuri saldo awal kas di tangan dan di bank ke kertas kerja tahun sebelumnya.
 Menelaah aktivitas dalam akun buku besar kas dan menyelidiki ayat jurnal yang
tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumbernya.
 Mendapatkan ikhtisar kas di tangan dan di bank yang disiapkan klien, memverifikasi
ketepatan matematis, dan menentukan kesesuaiannya dengan buku besar.

Prosedur Analitis

Dalam melaksanakan prosedur analitis, auditor membandingkan saldo kas dengan jumlah
yang dianggarkan, saldo tahun sebelumnya, atau jumlah yang diharapkan lainnya. Selain itu,
auditor juga dapat menghitung kas sebagai presentase dari aktiva lancar dan
membandingkannya dengan pengharapan.

Pengujian Rincian Transaksi

Salah satu bentuk pengujian rincian transaksi untuk kas yaitu melakukan pengujian pisah
batas kas. Pengujian ini mungkin saja sudah dilakukan dalam audit piutang usaha dan audit
utang usaha. Pengujian ini berupa:
 Mengamati bahwa semua kas yang diterima menjelang penutupan usaha pada hari
terakhir tahun fiskal termasuk dalam kas yang ada di tangan atau setoran dalam
perjalanan dan tidak ada penerimaan dari periode berikutnya yang telah dimasukkan,
atau
 Mereview dokumentasi seperti ikhtisar kas harian, slip deposito duplikat, dan laporan
bank yang mencakup beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal akhir tahun untuk
menentukan pisah-batas yang tepat.
 Mengamati cek terakhir yang diterbitkan dan dikirimkan pada hari bisnis terakhir
dari tahun fiscal dan menelusuri ke catatan akuntansi untuk menentukan ketepatan
pisah-batas pengeluaran kas, atau
 Membandingkan tanggal-tanggal pada cek yang diterbitkan beberapa hari sebelum
dan sesudah akhir tahun ke tanggal pencatatan cek untuk menentukan pisah-batas
yang tepat.

Pengujian Rincian Saldo

Bentuk-bentuk pengujian rincian saldo yang biasa dilakukan oleh auditor yaitu.
 Menghitung kas di tangan yang belum disetorkan dan menentukan bahwa jumlah
tersebut telah dimasukkan dalam saldo kas
 Mengkonfirmasikan saldo setoran dan pinjaman bank dengan bank
 Mengkonfirmasikan perjanjian lain dengan bank seperti lini kredit, perjanjian saldo
kompensasi, dan jaminan pi jaman atau pihak lainnya.
 Menscan, menelaah, atau menyiapkan rekonsiliasi bank sebagaimana mestinya.
 Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank untuk memverifikasi pos-
pos rekonsiliasi bank, mendeteksi semua cek yang belum dicatat yang telah dikliring
oleh bank, dan mencari bukti tentang ‘window dressing’.

5. PENGUJIAN SALDO KAS SEBELUM TANGGAL NERACA

Sebelum melakukan pengujian utama terhadap saldo kas, auditor terlebih dahulu harus
melakukan prosedur awal seperti memperoleh pehamahan mengenai bisnis klien dan
melakukan pengujian awal yang sudah dibahas pada subbab sebelumnya. Selanjutnya,
auditor akan masuk dalam pengujian utamanya berupa pengujian rincian dan pengujian
saldo.

Pengujian Rincian Transaksi

Melaksanakan pengujian pisah-batas kas

Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun sangat penting
bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua pengujian pisah-batas kas (cash cutoff
test) telah dilaksanakan: (1) pengujian pisah-batas penerimaan kas, yang telah dijelaskan
dalam bab 14, dan (2) pengujian pisah-batas pengeluaran kas, seperti yang dijelaskan pada
bab 15. Penggunaan laporan pisah-batas bank, yang diuraikan berikut ini, juga berguna
dalam menentukan apakah pisah-batas kas yang tepat telah dilakukan. Pengujian pisah-batas
kas terutama ditujukan pada asersi laporan keuangan, yaitu eksistensi atau kejadian dan
kelengkapan.

Menelusuri transfer bank


Banyak entitas membuka akun-akun (rekening) pada lebih dari satu bank. Sebuah
perusahaan yang memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer uang yang
diotorisasi di antara akun-akun bank itu. Sebagai contoh, uang dapat ditransfer dari akun
bank umum ke akun bank untuk penggajian atas cek gaji yang akan dibagikan pada hari
pembayaran. Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebelum cek itu dikliring di bank pada waktu ditarik.
Jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini, karena cek itu akan
termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum akan dikurangkan dari bank
yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat menimbulkan salah saji saldo bank per
pembukuan jika pengeluaran dan penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang
sama.

Pengujian kas (proof of cash)

Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki kelemahan


signifikan dalam pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan pengujian kas
untuk menentukan apakah hal-hal di bawah ini telah dilaksanakan:
a. Semua penerimaan kas disetorkan ke bank
b. Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi
c. Semua pengeluaran kas terbukukan dibayar oleh bank
d. Semua yang dibayar oleh bank telah dicatat.

Suatu pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini:


a. Merekonsiliasi saldo pada lporan bank dengan saldo di buku besar pada awal
periode pengujian kas
b. Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
dicatat dalam junral penerimaan kas pada periode yang direkonsiliasi.
c. Merekonsiliasi cek-cek yang dibayar bank dan pembayaran secara elektronik
dengan pengeluaran yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada periode yang
direkonsiliasi.
d. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada akhir
periode yang diuji.
Pengujian Rincian Saldo

Menghitung kas di tangan

Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai kas di
tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
 Mengendalikan semua instrument kas dan yang dapat dinegosiasikan yang ditahan
oleh klien sampai semua uang telah dihitung
 Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan berikut
 Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien
 Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien,
baik secara langsung atau melalui endorsemen.
Melakukan scan, mereview atau menyiapkan rekonsiliasi bank

Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan rekonsiliasi
bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika
risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Penelaahan ini
lazimnya akan mencakup:
 Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada formulir
konfirmasi bank
 Memverifikasi keabsahan setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar
 Menetapkan ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu
 Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit, dan kesalahan
bank ke dokumentasi pendukung
 Menyelidiki pos-pos lama seperti cek yang beredar untuk periode waktu yang lama
dan pos-pos tidak biasa
6. PENGUJIAN SALDO KAS SESUDAH TANGGAL NERACA

Pengujian Rincian Saldo Akun


Pengujian kas sesudah tanggal neraca hanya berfokus pada pengujian saldo akun, bukan lagi
pengujian transaksi karena tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa saldo yang
tercatat per akhir tahun neraca adalah benar.

Mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman di bank

Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank mengenai saldo
kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Dalam formulir konfirmasi biasanya memuat
konfirmasi tentang tiga hal berikut : (1) saldo setoran, (2) saldo pinjaman, dan (3) akun
(rekening) setoran atau pinjaman lainnya yang mungkin menarik perhatian pejabat bank
yang berwenang. Permintaan konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh
penandatanganan cek yang berwenang dari klien. Kedua salinan itu kemudian dikirim ke
bank, dan aslinya dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi bukti dari
prosedur ini, auditor secara pribadi harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop dengan
alamat pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan langsung ke auditor oleh
bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan ke semua bank di mana klien
mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol pada akhir tahun.

Konfirmasi setoran kas terutama memberi bukti mengenai dua asersi berikut berkenaan
dengan kas di bank : (1) keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis
bahwa saldo itu ada, serta (2) hak dan kewajiban karena saldo itu adalah atas nama klien.
Jawaban dari bank juga memberikan sejumlah bukti untuk dua asersi lainnya. Jawaban ini
menyumbang pada asersi penilaian atau alokasi untuk kas di bank di mana saldo yang
dikonfirmasi digunakan untuk memperoleh saldo kas yang benar pada tanggal neraca. Lebih
lanjut, hal itu juga menyumbang pada asersi kelengkapan, tetapi secara keseluruhan tidak
dapat diandalkan karena para responden tidak diharuskan untuk mencari catatan bank
mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam formulir permintaan
konfirmasi.

Mengkonfirmasi perjanjian lainnya dengan bank

Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo kompensasi, dan
kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit dengan bank mungkin
mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di bank. Jumlahnya dapat berupa
presentase-yang-disetujui dari jumlah yang dipinjam, atau dapat berupa jumlah dolar yang
ditetapkan. Jumlah minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi
(compensating balance). Suatu kewajiban kontinjen mungkin ada apabila kilen menjadi
penjamin atas pinjaman yang diberikan oleh bank serta kepada pihak ketiga.

Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin bahwa
perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi kepada bank. Surat itu
secara spesifik harus mengidentifikasi informasi yang diminta dan ditandatangani oleh klien.
Surat ini harus dikirim ke pejabat bank yang bertanggung jawab atas hubungan klien dengan
bank untuk mempercepat proses konfirmasi dan mempertinggi kualitas bukti yang diperoleh
auditor. Permintaan auditor akan informasi tentang lini kredit dan kewajiban kontijen tidak
mengharuskan responden untuk melakukan pencarian yang terinci atas catatan bank.
Konfirmasi atas perjanjian lainnya dengan bank khususnya berguna dalam memenuhi asersi
penyajian dan pengungkapan. Hal itu juga memberikan bukti untuk setiap asersi lainnya.
Akan tetapi, bukti untuk asersi kelengkapan terbatas pada informasi yang diketahui oleh
responden.

Memeriksa aktivitas bank setelah akhir tahun buku

Cutoff laporan bank adalah laporan bank sebagian (tidak sebulan penuh, tapi hanya meliputi
beberapa hari sesudah tanggal neraca) yang dikirimkan oleh bank langsung kepada auditor
atau secara online ke catatan elektronik akun klien di bank. Tujuan cutoff laporan bank
adalah untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank akhir tahun
yang dibuat klien dengan bukti yang belum terdapat pada klien. Untuk mencapai tujuan
tersebut, auditor meminta pada klien agar bank mengirimkan laporan bank sebagian, untuk
jangka waktu sekitar 7-10 hari sejak awal tahum, langsung kepada auditor.

Pengujian rekonsiliasi bank

Auditor melakukan pengujian atas rekonsiliasi bank untuk memastikan bahwa personil klien
telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat dan untuk memeriksa apakah catatan klien
tentang saldo di bank sesuai dengan kas yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam
perjalanan, cek dalam perjalanan, dan unsur rekonsiliasi lainnya. Dalam memeriksa
rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi yang tercantum dalam cutoff laporan bank
untuk memastikan ketepatan unsur rekonsiliasi. Pemeriksaan auditor atas rekonsiliasi
meliputi beberapa prosedur:
a. Memeriksa ketelitian perhitungan dalam rekonsiliasi
b. Menelusur saldo dalam konfirmasi bank dan/atau saldo awal dalam cutoff laporan
bank ke saldo per bank dalam rekonsiliasi bank untuk memastikan bahwa semua
menunjukkan angka yang sama.
c. Menelusur cek yang ditarik dan dicatat sebelum akhir tahun buku dan tercantum
dalam cutoff laporan bank ke daftar cek dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank
dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode atau periode-periode sebelum akhir tahun
buku yang diaudit. Semua cek yang diluangkan setelah akhir tahun buku dan dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan juga ke dalam daftar cek dalam
perjalanan. Apabila cek telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, maka cek
tersebut harus dimasukkan sebagai cek dalam perjalanan, apabila cek tersebut sampai
dengan tanggal terakhir tahun buku belum juga diuangkan. Sebaliknya, cek-cek yang
telah diuangankan sebelum akhir tahun buku, tidak perlu dimasukkan ke dalam
rekonsiliasi.
b) Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek dalam
perjalanan yang tidak tercantum sebagai cek telah diuangkan dalam cutoff laporan
bank. Langkah pertama dalam penyelidikan iini adalah menelusur jumlah-jumlah
yang belum diuangkan ke jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum
diuangkan harus ditanyakan kepada klien, dan apabila auditor mencurigai adanya
kecurangan maka saldo utang usaha kepada pemasok perlu dikonfirmasi untuk
memastikan apakah pemasok telah mengakui adanya penerimaan kas dalam
catatannya.
c) Menelusur setoran dalam perjalanan ke cutoff laporan bank. Semua penerimaan kas
yang belum disetorkan ke bank pada akhir tahun buku harus ditelusur ke cutoff
laporan bank untuk memastikan bahwa setoran tersebut telah tersetorkan segera
setelah awal tahun buku yang baru.
d) Memeriksa semua unsur rekonsiliasi lain dalam laporan bank dan rekonsiliasi bank.
Hal ini meliputi unsur-unsur seperti biaya administrasi bank, kesalahan bank dan
koreksinya, dan transaksi yang didebetkan atau dikreditkan langsung oleh bank.
Unsur-unsur rekonsiliasi tersebut harus diselidiki untuk memastikan bahwa mereka
telah diperlakukan dengan tepat oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai