Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dorkas Hoke Liba

NIM : PO. 530333218113

Kelas : II B

Tugas : P. Kimia Farmasi Kualitatif

Topik 3 : penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri

Iodimetri atau titrasi langsung adalah analisa titrimetric untuk zat –zat reduktor
dengan menggunakan larutan baku iodium.Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat
sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu,
oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam. Asam askorbat sangat mudah
teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktivan sebagai
vitamin C. Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki keaktivan vitamin
C lagi.Untuk itu, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kadar vitamin C yang
terkandung dalam sediaat tablet. Sehingga masyarakat mengkonsumsi jumlah vitamin c
sesuai dengan kadar yang tertera pada label sediaan tablet tersebut.

Persyaratan Sediaan Tablet asam askorbat menurut FI ed III Tablet Asam


Askorbat Mengandung Asam Askorbat C6H8O4 tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dan menurut FI ed IV Tablet
Asam Askorbat mengandung Asam Askorbat C6H8O4, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Untuk menentukan kadar asam askorbat, Farmakope Indonesia menerapkan


metode iodimetri dengan menggunakan larutan baku iodium 0,1 N. Dalam kebanyakan
titrasi langsung dengan iod (iodimetri), digunakan larutan iod dalam kalium iodida. Hal ini
disebabkan karena iod sangat sukar larut dalam air dan mudah larut dalam larutan pekat
iodida, Oleh karena itu, pada pembuatan larutan iod digunakan larutan pekat kalium
iodida. Reaksi pelarutan iodium dalam kalium idodida merupakan reaksi bolak balik :

I2 +KI → KI3, sehingga bentuk reaktifnya adalah ion triiodida (I3-). Oleh karena reaksi
tersebut bolak balik sehingga dalam reaksi tetap dituliskan sebagai molekul iod (I2).
Farmakope Indonesia menggunakan arsen trioksida(hati-hati, senyawa ini sangat toksik)
sebagai baku primer untuk membakukan larutan iod. Arsen trioksida sangat sukar larut
dalam air, oleh karena itu pada proses pembakuan terlebih dahulu arsen trioksida
dilarutkan dalam larutan alkali (NaOH) membentuk garam arsenit. Kemudian
pengasaman larutan dengan HCl diperlukan karena reaksi oksidasi arsen oleh iod
berlangsung dalam suasana asam.

Prinsip dan Reaksi Penetapan kadar vitamin C ini didasarkan dengan prinsip
reaksi redoks menggunakan larutan iodium sebagai oksidator. Sebagai larutan titer
iodium terlebih dahulu dibakukan dengan arsen trioksida sebagai baku primer. Reaksi
yang terjadi antara arsen trioksida dengan iodium pada proses pembakuan ini adalah
sebagai berikut :

As2O3 + 6 NaOH → 2 Na3AsO3 + 3 H2O

Na3AsO3 + 3 HCl →H3AsO3 + 3 NaCl

Hitung normalitas larutan titer Iod dengan rumus

Mgrek Iod = mgrek As2O3

VIod x N Iod= Berat As2O3/ BE As2O3

berat As 2O 3
N Iod=
BE As 2O 3 X V iod

Perhitungan penetapan kadar

Mgrek vitamin c = Mgrek iod

berat vit c
VIod x N Iod =
BE vit c

Vit c dlm sampel = VIod x NIod x BE vit c

berat rata per tab


Vit c per tab = x jumlah vit c dalam sampel
Berat zat uji
kadar vit c prtab
% Kadar vitamin c = x 100%
kadar etiket pertab

Anda mungkin juga menyukai