Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH

PENGOLAHAN SAMPAH

Di Susun Oleh:

Kelompok 10 (Kelas 2 D3 A)

Adityas Sekar Arimbi P213451180

Athaya Nada Salsabila P213451180

Eigen Rohidup P213451180

Muhammad Akmal P21345118040

PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jalan Hang Jebat III/F3. Kebayoran Baru

Jakarta Selatan

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam penanganannya, baik
untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu
karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat, menimbulkan penyakit seperti
diare.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas


manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah
kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah
beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif.
Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat
besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau
tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan
udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak,
baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap
penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Sampah


Pengelolaan Sampah adalah tindakan – tindakan yang dilakukan terhadap sampah
padat, dimulai dari tahap pengumpulan ditempat sumber, pengangkutan, penyimpanan,
pengolahan pendahuluan serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau
pemusnahan sampah. (Kusnoputranto, 2000).
Menurut Undang – Undang Pengelolaan Sampah (UU RI No. 18/2008) Yang
dimaksud pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, pengelolaan
sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Soemirat (2005) menyatakan bahwa pengelolaan sampah perlu didasarkan atas
berbagai pertimbangan yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit, konservasi smber daya
alam, mencegah gangguan estetika, memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan dan
bahwa kualitas dan kuantitas sampah akan meningkat.
Menurut Undang–Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
pengelolaan sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan
sampah.

2.2 Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah


a) UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Sampah adalah masalah besar, menjadi masalah nasional bahkan masalah
universal. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
memiliki maksud bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya. Di tahun 2019 sekarang ini Kota Surabaya sudah mampu mengelola
sampah menjadi energi listrik. Sampah plastik bisa menjadi aspal, dan masih
dibutuhkan inovasi-inovasi lain tentang pengelolaan sampah agar menjadi
sumberdaya yang bermanfaat.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disahkan
pada tanggal 7 Mei 2008 di Jakarta oleh Presiden Doktor Haji Susilo Bambang
Yudhoyono. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69
setelah diundangkan pada tanggal 7 Mei 2008 oleh Menkumham Andi Mattalatta di
Jakarta, agar setiap orang mengetahuinya. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor
18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ditempatkan pada Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4851.
Pokok kebijakan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah mengatur tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah secara
terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan
wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk melaksanakan pelayanan
publik. Pengaturan hukum pengelolaan sampah dalam Undang-Undang ini
berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan,
asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai
ekonomi.

b) Latar Belakang

Pertimbangan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


adalah:

a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat


menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin
beragam;
b. bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan;
c. bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya
perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat;
d. bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung
jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat
dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional,
efektif, dan efisien;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengelolaan
Sampah;

c) Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3)
dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

d) Penjelasan Umum UU Pengelolaan Sampah

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang


tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi
masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin
beragam, antara lain, sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh
proses alam.

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai


barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.
Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-
pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir
sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat
pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat
meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan
global. Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka
waktu yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.

Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah


saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah.
Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai
ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun
untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang
komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi
menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga
menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan
pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan
penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
dan pemrosesan akhir.

Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat. Amanat Undang-Undang Dasar tersebut memberikan
konsekuensi bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan publik dalam
pengelolaan sampah. Hal itu membawa konsekuensi hukum bahwa pemerintah
merupakan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab di bidang pengelolaan
sampah meskipun secara operasional pengelolaannya dapat bermitra dengan badan
usaha. Selain itu organisasi persampahan, dan kelompok masyarakat yang bergerak di
bidang persampahan dapat juga diikut sertakan dalam kegiatan pengelolaan sampah.

Dalam rangka menyelenggarakan pengelolaan sampah secara terpadu dan


komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang
Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk melaksanakan pelayanan publik,
diperlukan payung hukum dalam bentuk undang-undang. Pengaturan hukum
pengelolaan sampah dalam Undang-Undang ini berdasarkan asas tanggung jawab,
asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,
asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.

Berdasarkan pemikiran sebagaimana diuraikan di atas, pembentukan Undang-


Undang ini diperlukan dalam rangka:

a. kepastian hukum bagi rakyat untuk mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah


yang baik dan berwawasan lingkungan;
b. ketegasan mengenai larangan memasukkan dan/atau mengimpor sampah ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. ketertiban dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. kejelasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintahan
daerah dalam pengelolaan sampah; dan
e. kejelasan antara pengertian sampah yang diatur dalam Undang-Undang ini dan
pengertian limbah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

e) Jenis Sampah Yang Dikelola


Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. Sampah rumah tangga: berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga,
tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. sampah sejenis sampah rumah tangga: berasal dari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
c. Sampah spesifik.
meliputi:
1. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
3. sampah yang timbul akibat bencana;
4. puing bongkaran bangunan;
5. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
6. sampah yang timbul secara tidak periodik.

f) Upaya – Upaya Pengelolaan Sampah


1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di
dunia.  Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang
bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat
yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,
diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah.
2. Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang
yaitu pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan
kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai,
mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang
sama.
2.3 Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2013
Tentang Pengelolaan Sampah
 Tugas Pemerintah Daerah
Meliputi:
a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku
usaha dalam pengelolaan sampah
b. Mengalokasikan dana untuk pengelolaan sampah
c. Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan dan penanganan
sampah;
d. Melaksanakan, memfasilitasi, dan mengembangkan upaya pengurangan dan
penanganan sampah
e. Memanfaatkan, memfasilitasi, dan mengembangkan hasil pengolahan sampah
f. Mengelola sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana
pengolahan sampah
g. Memanfaatkan dan memfasilitasi penerapan teknologi pengolahan sampah
yang berkembang pada masyarakat untuk mengurangi dan/atau menangani
sampah
h. Mengoordinasikan antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha
agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
 Tujuan Pengelolaan Sampah
a. Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah;
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha untuk secara aktif
mengurangi dan/atau menangani sampah yang berwawasan lingkungan;
c. menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2008-pengelolaan-sampah

https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-daerah-nomor-3-tahun-2013-
tentang-pengelolaan-sampah.pdf

Anda mungkin juga menyukai