Anda di halaman 1dari 5

CATATAN PERKULIAHAN

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI


(RELASI INDIVIDU, SOSIAL, KELUARGA, DAN
GENDER DALAM PERKEMBANGAN GIZI DI
INDONESIA)

NAMA : ALIYYA NUR AZIZS


NPM : P21331119006

DOSEN PENGAMPU:
ADILITA PRAMANTI
ANGGA PRASETYO ADI

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN JAKARTA II
JAKARTA 2020
MATERI : Relasi Individu, Sosial, Keluarga, dan Gender dalam Perkembangan Gizi

RELASI INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN GIZI

 Adanya kontak dan keterlibatan , keakraban, konflik, dan pemutusan (konflik


terbuka).
 Terjadi nya kontak antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
kelompok dan kelompok. Setelah itu terjadi keakraban dan timbul kelompok semu
dan kelompok kepentingan konflik. Setelah konflik terjadilah pemutusan. Konflik
tertutup dan terbuka antara individu.
 Ada beberapa konsep bagaimana proses perjalanan relasi individu itu terjadi yaitu
TEORI SOCIAL PENETRATION
 Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu sama lain, hanya sebatas saling
menyapa ataupun bertanya kabar, tetapi terjadi sebuah pertukaran dan penjajakan
secara afektif.
 Contoh, pertama kali ketemu orang kita menanyakan nama, tempat tinggal, dan
lain-lain. Ketika kita sudah akrab pasti kita memberi sesuatu (saling timbal balik).
 Setelah terjadi pertukaran afektif yaitu pertukaran stabil, dimana terjadi pertukaran
antara individu-indidvidu dengan situasi yang menguntungkan.
 Setelah pertukaran stabil, ada beberapa konsep bahwa hubungan orang sangat
bervariasi dalam hubungan penetrasi. Jadi di dalam sosiologi ada sosiometri
dimana kita menghitung ketertarikan orang terhadap kita.
 Didalam perkembangan penetrasi sosial terdapat teori pertukaran, dimana
individu selalu mengevaluasi hubungan dengan orang lain dengan
mempertimbangkan konsekuensi.
 Setiap tindakan itu pasti ada motif, baik motif ekonomi maupun sosial. Bahkan
kita memberi sumbangan kepada orang yang tidak mampu itu kita mengharap
imbalan berupa pahala terhadap Tuhan.
 Ada Politic of living, bagaimana kita berpolitik pada kehidupan kita
 Dalam teori pertukaran menurut Arman dan Taylor: terjadi 2 bentuk pertukaran:

1. Pertukaran Afektif: komitmen dan kenyamanan, tanpa beban dan santai. Ketika kita
membantu teman, dalam proses pertukaran itu tidak bersifat yang intim tapi lebih ke
care. Komunikasi yang sering berjalan pun terjadi secara spontan.

2. Pertukaran Seimbang: kejujuran yang total dan keintiman sangat tinggi, masing2
individu dapat memprediksi secara akurat mengenai perilaku pasangannya. Contoh
pengungkapan pikiran seperti mengatakan pada lawan jenis mengungkapkan rasa
nyaman.
RELASI SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN GIZI

 Sangat berpengaruh terhadap perkembangan gizi seseorang. Contoh pengungkapan


pikiran seperti mengatakan pada lawan jenis mengungkapkan rasa nyaman.

RELASI KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN GIZI

 Relasi keluarga sangat penting dalam pertukaran dan perkembangan anak. Karena
kebutuhan anak seperti jasmani, rohani, dan pendidikan harus terpenuhi. Karena
keluarga sendiri merupakan sistem terkecil di struktur sosial.
 Kurangnya gizi disebabkan karena kemiskinan, kurang bahan pangan, dan kurang
pengetahuan tentang gizi. Contohnya terjadi pada sebagian besar masyarakat desa.
Mereka menganggap anak bergizi adalah anak yang lincah. Konstruksi tersebut terjadi
pada tahap keluarga.

RELASI GENDER DALAM PERKEMBANGAN GIZI

Ada beberapa factor:

1. Perbedaan pola perkembangan perempuan dengan laki-laki


 Laki-laki cenderung mengkonsumsi makanan jauh lebih besar / kebutuhan nutrisi
lebih banyak laki-laki dibanding perempuan.
 Yang menjadi pertanyaan adalah apakah perempuan tidak perlu mendapatkan gizi
yang seimbang seperti laki-laki? Atau perempuan itu cukup makan yang gizi nya
dibawah laki laki? Karena perempuan sendiri lebih banyak ketika uang jajan yang
diberikan itu dipakai untuk membeli makanan, sedangkan laki-laki lebih banyak
untuk rokok.
 Jadi ada perbedaan perspektif dalam proses relasi gender dalam pemenuhan gizi pada
laki-laki dan perempuan. Ada konstruksi bahwa laki-laki itu harus cukup seimbang
kebutuhan gizinya karena nantinya akan menjadi kepala keluarga.

2. Proporsi makanan perempuan dan laki-laki.


 Stereotype pada masyarakat Indonesia yang memikirkan bahwa proporsi laki-laki
lebih banyak dibanding perempuan. Karena laki-laki nantinya jadi kepala keluarga
dan perempuan bekerja dirumah.

3. Pola konsumsi.
 Pola konsumsi menjadi masalah penting dalam relasi gender. Pada proses pola makan
ketika laki laki atau perempuan memiliki pola makan yang berbeda.
 Orang jawa biasanya harus laki-laki yang makan dahulu daripada perempuan. Atau
perempuan makan sisaan suaminya. Pola yang seperti itu terjadinya ketimpangan
gender, maka kita harus egaliter terhadap lawan jenis kita. Karena ketika pola
konsumsi tetap pada tahap perempuan dibawah, maka pola gizi perempuan tidak akan
naik daripada laki-laki
ANALISIS GENDER DI DALAM MALNUTRISI

1. Adanya konstruksi masyarakat dalam kesetaraan gender

 Ketika ada anak yg mengalami stunting/malnutrisi, yang dihakimi pertama kali adalah
ibunya. Karena anak yang merawat itu ibunya. Jadi disitu ada ketimpangan gender.

2. Budaya patriarki di Indonesia

 Bisa masuk melalui budaya, ekonomi, interaksi. Patriarki itu kayak sifat. Terutama di
Jawa, NTT, atau daerah pedesaan.
 Jadi hak perempuan itu tidak dihargai, seperti tidak berhak memilih. Contoh banyak
pelecehan verbal dan nonverbal yang terjadi perempuan dan hal itu dianggap biasa
saja.

3. Relasi sosial secara tradisional

 Anggapan masyarakat kepada scientific atau budaya perempuan yang harus


mengalah, harus mengikuti suami.
 Hal itu terjadi dan dikonstruksikan secara massive oleh orang tua dan terus
diturunkan. Kita tidak hanya berhubungan dengan keluarga tapi juga diri sendiri.

4. Patriarki dalam rumah tangga

 Banyak dijumpai pada rumah tangga di pedesaan, tentang bagaimana perempuan


dianggap remeh

NUTRISI DAN GENDER

1. Ketimpangan

 Yaitu posisi perempuan pada tataran pada subordinat tertindas yang menimbulkan
penyalahgunaan kekuasaan dari laki-laki
 Pekerjaan istri hanya sebagai pelengkap

2. Akses kontrol terhadap sumberdaya

 Banyak dilakukan laki-laki, meskipun perempuan mempunyai wewenang dalam


pengalokasian atau akses untuk mengatur keuangan keluarga
 Tetapi hak wewenang bukan pada perempuan melainkan pada lakil-laki. Terkadang
perempuan diberi uang belanja, ketika habis maka suami akan menanyakan kemana
habisnya uang tersebut. Padahal uang tersebut habis untuk kebutuhan pokok. Jadi
akses kontrol berada di laki, sedangkan perempuan yang dikontrol.
3. Beban ganda perempuan,

 Pada sector public juga domestic.


 Beban tanggung jawab dengan pekerjaan dan kebutuhan keluarga.
 Perempuan cenderung memprioritaskan kebutuhan nutrisi suami dan anaknya
dibanding diri sendiri. Disana ada sistem patriarki bahwa laki-laki harus didahulukan
daripada perempuan.
 Ketika pengalokasian tersebut, padahal yang menjadi penting adalah perempuan
merupakan pembentukan awal anak dapat menjadi cerdas atau tidak. Suatu penelitian
menyatakan kecerdasan anak menurun dari ibu.

4. Relasi kuasa pengetahuan

 Perempuan dianggap tidak mengerti proses pengambilan kekuasaan.


 Hal-hal tabu yang seputar makanan pada wanita hamil sehingga, pada saat lahir anak
bisa menjadi kekurangan gizi atau BBLR.
5. Malnutrisi pada anak.

 Ketika pemenuhan gizi pada perempuan berkurang maka yang terjadi adalah akan
melahirkan anak yang kurang bobotnya. Hal ini tidak bisa hanya menyalahkan satu
pihak. Kekurangan gizi pada anak baru lahir merupakan sistem patriarki yang melekat
di suami. Apakah suami itu mengerti dan mempelajari relasi gendernya dengan
perempuan.
 Seperti diawal, perempuan memiliki beban ganda yang menyebabkan pemenuhan gizi
pada perempuan menjadi berkurang.
 Selain itu, banyak konstruksi pada masyarakat yang mengganggap bahwa perempuan
hanya perlu makanan yang secukupnya saja tanpa memikirkan pemenuhan gizi.
 Jadi masalah nutrisi dalam gender sangat penting untuk mencegah generasi
selanjutnya menjadi bagus atau tidak.
 Solusinya adalah laki-laki harus mengerti relasi gender. Dan kita sebagai ahli gizi
nantinya harus dapat mengubah konstruksi masyarakat untuk keluar dari sistem
patriarki tersebut.

Anda mungkin juga menyukai