DOSEN PENGAMPU:
ADILITA PRAMANTI
ANGGA PRASETYO ADI
1. Pertukaran Afektif: komitmen dan kenyamanan, tanpa beban dan santai. Ketika kita
membantu teman, dalam proses pertukaran itu tidak bersifat yang intim tapi lebih ke
care. Komunikasi yang sering berjalan pun terjadi secara spontan.
2. Pertukaran Seimbang: kejujuran yang total dan keintiman sangat tinggi, masing2
individu dapat memprediksi secara akurat mengenai perilaku pasangannya. Contoh
pengungkapan pikiran seperti mengatakan pada lawan jenis mengungkapkan rasa
nyaman.
RELASI SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN GIZI
Relasi keluarga sangat penting dalam pertukaran dan perkembangan anak. Karena
kebutuhan anak seperti jasmani, rohani, dan pendidikan harus terpenuhi. Karena
keluarga sendiri merupakan sistem terkecil di struktur sosial.
Kurangnya gizi disebabkan karena kemiskinan, kurang bahan pangan, dan kurang
pengetahuan tentang gizi. Contohnya terjadi pada sebagian besar masyarakat desa.
Mereka menganggap anak bergizi adalah anak yang lincah. Konstruksi tersebut terjadi
pada tahap keluarga.
3. Pola konsumsi.
Pola konsumsi menjadi masalah penting dalam relasi gender. Pada proses pola makan
ketika laki laki atau perempuan memiliki pola makan yang berbeda.
Orang jawa biasanya harus laki-laki yang makan dahulu daripada perempuan. Atau
perempuan makan sisaan suaminya. Pola yang seperti itu terjadinya ketimpangan
gender, maka kita harus egaliter terhadap lawan jenis kita. Karena ketika pola
konsumsi tetap pada tahap perempuan dibawah, maka pola gizi perempuan tidak akan
naik daripada laki-laki
ANALISIS GENDER DI DALAM MALNUTRISI
Ketika ada anak yg mengalami stunting/malnutrisi, yang dihakimi pertama kali adalah
ibunya. Karena anak yang merawat itu ibunya. Jadi disitu ada ketimpangan gender.
Bisa masuk melalui budaya, ekonomi, interaksi. Patriarki itu kayak sifat. Terutama di
Jawa, NTT, atau daerah pedesaan.
Jadi hak perempuan itu tidak dihargai, seperti tidak berhak memilih. Contoh banyak
pelecehan verbal dan nonverbal yang terjadi perempuan dan hal itu dianggap biasa
saja.
1. Ketimpangan
Yaitu posisi perempuan pada tataran pada subordinat tertindas yang menimbulkan
penyalahgunaan kekuasaan dari laki-laki
Pekerjaan istri hanya sebagai pelengkap
Ketika pemenuhan gizi pada perempuan berkurang maka yang terjadi adalah akan
melahirkan anak yang kurang bobotnya. Hal ini tidak bisa hanya menyalahkan satu
pihak. Kekurangan gizi pada anak baru lahir merupakan sistem patriarki yang melekat
di suami. Apakah suami itu mengerti dan mempelajari relasi gendernya dengan
perempuan.
Seperti diawal, perempuan memiliki beban ganda yang menyebabkan pemenuhan gizi
pada perempuan menjadi berkurang.
Selain itu, banyak konstruksi pada masyarakat yang mengganggap bahwa perempuan
hanya perlu makanan yang secukupnya saja tanpa memikirkan pemenuhan gizi.
Jadi masalah nutrisi dalam gender sangat penting untuk mencegah generasi
selanjutnya menjadi bagus atau tidak.
Solusinya adalah laki-laki harus mengerti relasi gender. Dan kita sebagai ahli gizi
nantinya harus dapat mengubah konstruksi masyarakat untuk keluar dari sistem
patriarki tersebut.