Anda di halaman 1dari 31

DRAFT MASTERPLAN

PENGEMBANGAN KAMPUS
2019-2035
STAKN PALANGKA RAYA
DALAM RANGKA TRANSFORMASI MENJADI
IAKN PALANGKA RAYA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI
PALANGKA RAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Pasca bertransformasi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangkaraya menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN)
Palangka Raya, maka perumusan master plan menjadi bagian yang
sangat penting adanya. Eksistensi perumusan master plan adalah dalam
kerangka memberikan arah kebijakan yang jelas untuk pengembangan
IAKN Palangka Raya ke depan, baik dalam jangka pendek, menegah
dan jangka panjang. Untuk itu rumusan master plan ini dibuat dalam
kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan, yakni berupa dratf master
plan pengembangan kampus yang akan berlaku selama periodisasi
tahun 2019 sampai dengan tahun 2035.
Master plan lembaga yang dibuat akan menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) lima (lima) tahunan. Sehingga
untuk mencapai Visi IAKN Palangka Raya, sebagaimana periodisasi
dalam draft master plan ini (2019-2035), maka dapat dijabarkan ke
dalam 4 (empat) periode Renstra IAKN Palangka Raya sebagai berikut:
1. Periode 2019-2023 diarahkan pada perbaikan dan peningkatan tata
kelola institusi (Good University Governance) dan upaya meningkatkan
status PTKKN penyelenggara Badan Layanan Umum.
2. Periode 2023-2027 diarahkan pada pencapaian keunggulan
bersaing yang berkelanjutan dikancah nasional (national
sustainable competitive advantages) dan upaya perluasan
kawasan kampus.
3. Periode 2027-2031 diarahkan untuk mewujudkan keunggulan bersaing
berkelanjutan dikancah ASEAN (ASEAN sustainable competitive
advantages) dan upaya peningkatan status menjadi universitas.
4. Periode 2031-2035 diarahkan untuk merealisasikan keunggulan
bersaing berkelanjutan dikancah internasional (international
sustainable competitive advantages) dan upaya penguatan tata
kelola lembaga.
Periodisasi 20 (dua puluh) tahun pada draft master plan
pengembangan kampus ini merupakan gambaran langkah visioner yang
merujuk, mengakomodir sekaligus mengantisipasi isu dan tren kekinian di
era revolusi industri 4.0 dewasa ini. Selain itu, setelah melakukan identifikasi
internal lembaga, ditemukan beberapa permasalahan yang disebabkan
oleh tidak optimalnya implementasi master plan (rencana induk)

1
terhadap dokumen rencana induk pengembangan kampus itu sendiri.
Sebagai contoh, ditemukan dokumen arsip site plan kawasan kampus
STAKN Palangka Raya tahun 2009 yang berbeda dengan kondisi eksisting
tahun 2019.

Gambar 1.1 Perbandingan site plan 2009 dengan eksisting 2019

Demikian pula dalam dokumen Rencana Induk Pengembangan STAKN


Palangka Raya 2015-2024 (merupakan dokumen master plan pengembangan
lembaga yang masih berlaku), setelah ditinjau kembali ditemukan bahwa
sudah kurang relevan baik dari perspektif masa kini dan estimasi masa depan.
Salah satu contoh, dalam dokumen RENIP 2015-2024 dicanangkan program
pengembangan kualitas lulusan berbasis proses belajar mengajar, namun
dalam perspektif kekinian lebih diutamakan pada basis outcome (lulusan
diterima di dunia kerja).
Untuk itu, Draft Master Plan Pengembangan Kampus 2019 - 2035
yang dirumuskan saat ini, mengakomodir sekaligus mengantisipasi isu dan
trend kekinian di era revolusi industri 4.0 dewasa ini serta bersinergi
dengan program nasional dalam RPJMN Indonesia 2020 – 2025, yang
pengarusutamaannya berfokus pada sumber daya manusia yang
unggul untuk Indonesia maju. Pengembangan IAKN Palangka Raya
harus mengarah pada kemudahan akses, peningkatan mutu,
pengembangan daya saing yang berkelanjutan dan perluasan kawasan
kampus.
Selanjutnya, dratf master plan ini akan menjadi pegangan dalam
sistem kepemimpinan yang berkelanjutan di IAKN Palangka Raya. Dalam
arti bahwa siapapun yang menjadi pimpinan IAKN Palangka Raya tetap
akan menjadikan Master Plan Pengembangan Kampus 2019 – 2035
sebagai referensi dalam menjalankan roda kepemimpinannya.

2
B. Dasar Hukum
Perumusan Draft Master Plan Pengembangan Kampus IAKN
Palangka Raya 2019-2023 berdasarkan aturan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 4864);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);

3
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi
Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan
Kehormatan Profesor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5016);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5533);
14. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 24);
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 3);
16. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 8);
17. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
168);
18. Peraturan Presiden Nomor …. Tahun 2019 tentang Perubahan
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangkka Raya menjadi Institut
Agama Kristen Negeri Palangka Raya
19. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

4
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 348);
20. Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Publik di Kementerian Agama;
21. Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014
tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 253);
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 788);
24. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Perguruan Tinggi
Keagamaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1958);
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun
2014 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1290);
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 154 Tahun
2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar
Lulusan Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1687);
27. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 26
Tahun 2015 tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1372);
28. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1952);
29. Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada
Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1699);
30. Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya.
31. Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ijazah,
Transkrip Akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah
Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 231);

5
32. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pengangkatan Dosen Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil Perguruan
Tinggi Keagamaan dan Dosen Tetap Perguruan Tinggi Keagamaan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 76);
33. Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2016 tentang Gelar
Akademik Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1179);
34. Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pemberian
Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama;
35. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2004 tentang Pendirian Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya dan Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri Toraja;
36. Peraturan Daerah Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 81);
37. Peraturan Daerah Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2017 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 88);
38. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 6 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2009 Nomor 06);
39. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2019-2039
(Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2019 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Nomor 1);
40. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka
Raya Tahun 2018-2023.

6
C. Sistematika
Pada Bab I memuat Pendahuluan yang mencakup Rasional,
Regulasi, dan Sistematika. Selanjutnya pada Bab II menjelaskan Profil IAKN
Palangka Raya yang terangkum dalam Sejarah, Rumusan Visi, Misi, Nilai
Organisasi, Tujuan, dan Sasaran. Bab III menguraikan Analisis Lingkungan
yang menggambarkan Kondisi Faktual Internal dan Eksternal. Kemudian
pada Bab IV menjelaskan Arah Pengembangan, Tahap Penetapan
Sasaran dan Pengembangan, Kebijakan Pengembangan, Strategi
pengembangan, dan dilengkapi dengan Indikator Kinerja. Bab V
menguraikan sumber dan estimasi pendanaan. Pada bagian terakhir, yakni
Bab VI Penutup berisi Rekomendasi Master Plan Pengembangan Kampus
IAKN Palangka Raya 2019-2035.

7
BAB II
PROFIL INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI PALANGKA RAYA

A. Sejarah
Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) sebagai salah satu lembaga
keagamaan merasa berkewajiban untuk ambil bagian dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyiapkan tenaga
pendidik (Guru Agama) yang handal, yang kemudian pada tahun
1985 mendirikan Akademi Teologi Jurusan Pendidikan Agama Kristen
(PAK) di Palangka Raya sebagai bagian dari Akademi Teologi
Banjarmasin. Pada tahun 1986, GKE meningkatkan Akademi Teologi
jurusan Pendidikan Agama Kristen menjadi Institut Agama Kristen "Eka
Sinta" GKE Palanka Raya dan berdiri sendiri terlepas dari Akademi
Teologi GKE Banjarmasin, serta mendapat status terdaftar pada
Departemen Agama RI, sesuai Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen
Nomor 64 tahun 1986.
Sinode Umum GKE ke XVIII di Buntok dan SK Majelis Sinode GKE
tanggal 24 Agustus 1993 nomor 167/BPH-MJ/GKE/Kep/8/93, Institut
Agama Kristen Eka Sinta GKE dibubarkan dan selanjutnya diganti
menjadi Fakultas Teologi yang diintegrasikan ke dalam Universitas
Kristen Palangka Raya (UNKRIP) menjadi Fakultas Teologi jurusan
Pendidikan Agama Kriten dan memperoleh status terdaftar dengan
Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen nomor 23 tahun 1995 tanggal 27
Juli 1995.
Dalam kurun waktu 20 tahun, pelaksanaan pendidikan Teologi
baik pada waktu Akademi, Institut, maupun Fakultas Teologi Universitas
Kristen Palangka Raya telah menghasilkan lebih kurang 600 orang
lulusannya baik dari tingkat Diploma Dua (D.2), Diploma Tiga (D.3), dan
Sarjana (S.1). Berdasarkan data penerimaan mahasiswa dari tahun ke
tahun, ternyata 97% mahasiswa berasal dari GKE, sehingga terkesan
Fakultas Teologi UNKRIP jurusan Pendidikan Agama Kristen hanya
diperuntukan bagi GKE.
Dengan tujuan untuk mengubah pandangan itu maka ada
keinginan dari beberapa pihak diantaranya masyarakat dan Gereja-
gereja di Palangka Raya dengan kesediaan dan kesepakatan dari
pimpinan Universitas Kristen Palangka Raya untuk melepaskan dan
mengubah Fakultas Teologi UNKRIP menjadi Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya. Hal tersebut tertuang dalam

8
Surat Pernyataan Rektor UNKRIP dalam surat nomor 06/UKP.H/E/II/2002
tanggal 1 Februari 2002 dan pernyataan Yayasan Perguruan Tinggi
“Eka Sinta” Gereja Kalimantan Evangelis (sebagai pengelola UNKRIP)
untuk menghibahkan tanah milik yayasan kepada STAKN Palangka
Raya seluas 2 Ha dan sekaligus persetujuan pemanfaatan bangunan
yang selama ini digunakan oleh Fakultas Teologi untuk terus dipakai
STAKN Palangka Raya sebelum memiliki kampus baru yang tertuang
dalam Surat Pernyataan Nomor 004/Um-1/YPTKES/I/2002, tanggal 17
Januari 2002.
Setelah pembangunan gedung kampus baru yang terletak di
jalan Tampung Penyang – RTA. Milono Km. 6 rampung, kemudian
segala aktifitas pembelajaran dan layanan administrasi berpindah ke
gedung baru tersebut. Dalam perkembangannya sebagaimana
termaktub dalam Rencana Induk Pengembangan STAKN Palangka
Raya 2015-2024, pada tahun 2015 telah menyelenggarakan 6 (enam)
jurusan/program studi jenjang S1 (Strata Satu), diantaranya Jurusan
Pendidikan Agama Kristen, Jurusan Teologi Kristen, Prodi Musik Gereja,
Prodi Pastoral Konseling, Prodi Kepemimpinan Kristen dan Prodi
Misiologi, ditambah dengan program Pascasarjana S2/Magister
sebanyak 4 (empat) Program Studi dan S3/Doktoral sebanyak 2 (dua)
Program Studi.
Tahun 2019, STAKN Palangka Raya bertransformasi menjadi
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor ………. Tahun 2019. Menyusul terjadinya
transformasi kelembagaan menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN)
Palangka Raya dan mengingat pentingnya meletakkan kembali
pegangan dasar kebijakan pengembangan dan pembangunan
kampus di masa depan pasca bertransformasi ini, maka diperlukan
sebuah dokumen master plan baru yang relevan, reliabel dan up to
date terhadap tantangan maupun peluang perguruan tinggi di era
revolusi industri 4.0 ini.
Perancangan Master Plan Kampus STAKN Palangka Raya dalam
rangka transformasi menjadi IAKN Palangka Raya, direncanakan
berlaku selama 20 (dua puluh) tahun, yakni periodisasi 2019-2035.
Kebijakan periodisasi 20 (dua puluh) tahun tersebut merupakan strategi
untuk memetakan arah pengembangan dan pembangunan sebagai
IAKN Palangka Raya dalam rencana jangka panjang atau setara
dengan 4 (empat) kali periode masa jabatan dalam sistem
kepemimpinan. Artinya, meskipun terjadi suksesi kepemimpinan,
diharapkan master plan ini dapat terus menjadi pegangan dalam

9
kebijakan pengembangan dan pembangunan kampus, selama masih
relevan dan dapat diperbarui kemudian untuk optimalisasi.

1. Master Plan Pengembangan (Rencana Induk Pengembangan) STAKN


Palangka Raya 2015-2024

Dokumen master plan pengembangan kampus pada periode


ini menggunakan istilah Rencana Induk Pengembangan (RENIP).
Substansinya mengarah pada upaya peletakan dasar-dasar
manajemen organisasi dan penataan struktural kelembagaan serta
upaya pengembangan citra lembaga melalui akreditasi institusi,
jurusan/prodi dan alih status menjadi institut pada 2018 kemudian
menjadi universitas pada 2024.
Pada tataran implementasinya, RENIP STAKN Palangka Raya
mulai menemukan arah yang jelas mengenai pengembangan STAKN
Palangka Raya serta arah kebijakan program didukung oleh suasana
yang kondusif. Di samping itu, RENIP periode ini telah menunjukkan
upaya perbaikan mutu dan layanan akademik, manajemen penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat yang masih berbasis pada
pemerataan, penataan tata pamong dan kelembagaan, mulai
melakukan modernisasi fasilitas, meningkatkan pemanfaatan
teknologi informasi. Master Plan Pengembangan Kampus (RENIP)
periode ini telah berhasil mewujudkan transformasi kelembagaan dari
Sekolah Tinggi menjadi Institut pada tahun 2019.

2. Master Plan Pengembangan Kampus IAKN Palangka Raya 2019-2035


Terjadinya transformasi kelembagaan STAKN menjadi IAKN
Palangka Raya, tentu berkonsekuensi pada perumusan dokumen
Master Plan Pengembangan Kampus yang baru, yaitu Master Plan
Pengembangan Kampus IAKN Palangka Raya 2019-2035. Dalam
perumusan dan penetapan Master Plan Pengembangan Kampus baru
ini, harus melakukan adaptasi dan merespon secara aktif berbagai
tuntunan regulasi dan stakeholders, serta tantangan global melalui
upaya pemenuhan kebutuhan terhadap kualitas lulusan, pemenuhan
standar mutu nasional atau internasional dalam penyelenggaraan
pendidikan tinggi, dan yang paling utama ialah penguatan tata
kelola kelembagaan (good university governance) IAKN Palangka
Raya sebagai landasan pencapaian visi, misi, dan tujuan IAKN
Palangka Raya.
Pengembangan IAKN Palangka Raya pada awalnya
merupakan proses pendewasaan dan pengokohan jati diri sebagai

10
perguruan tinggi yang bercita-cita untuk menjadi PTKKN yang mampu
mempersiapkan mahasiswa sebagai insan yang memiliki kompetensi
yang mumpuni. Bersinergi dengan visi IAKN yang futuristik. Upaya untuk
mewujudkan impian IAKN Palangka Raya dengan mengusung visi ini
pada dasarnya merupakan bentuk komitmen institusi dalam
melakukan pengembangan kajian terhadap keunggulan bersaing
yang berkelanjutan (sustainable competitive advantages), serta
menjalankan kewajiban lembaga untuk memberikan layanan yang
terbaik kepada masyarakat. Komitmen ini, selain merupakan hasil
refleksi terhadap potensi yang dimiliki, juga merupakan kebulatan
tekad IAKN Palangka Raya untuk tampil lebih percaya diri dan
bersaing secara optimal baik dikancah regional (Kalimantan), nasional
maupun internasional.

B. Visi
Visi IAKN Palangka Raya adalah “Menjadi Perguruan Tinggi
Keagamaan yang Unggul”. Maksud dari visi ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Menjadi,
Kata ‘menjadi’ dimaknai bahwa eksistensi kelembagaan IAKN
Palangka Raya berada dalam tahap ‘menuju’ sasaran / bentuk
ideal sebagaimana yang diimpikan oleh para founders juga
stakeholders.
2. Perguruan Tinggi Keagamaan,
Maksudnya bahwa IAKN Palangka Raya sebagai sebuah lembaga
pendidikan tinggi di bawah Ditjen Bimas Kristen Kementerian
Agama Republik Indonesia, berpadan pada nilai-nilai Kristiani yang
luhur serta bersinergi dengan Pancasila yang merupakan ideologi
bangsa Indonesia. Pengembangan PTKKN harus dirancang,
diwujudkan, dan dapat dikembangkan di masa depan untuk
menjadi destinasi ataupun rujukan studi keagamaan Kristen bagi
khalayak, baik dikancah lokal, regional, nasional, maupun
internasional.
3. Unggul,
Kata ‘unggul’ bermakna bahwa IAKN Palangka Raya mempunyai
kelebihan, kinerja maksimal, reputasi yang baik, dalam tata kelola
dan berdiri setara dalam tata pergaulan akademik melalui peran
aktif sivitas akademika dan alumni.

11
C. Misi
Misi IAKN Palangka Raya adalah:
1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berdasarkan
nilai-nilai Kristiani.
2. Menghasilkan Cendikiawan Kristen yang profesional.
Kata ‘menyelenggarakan’ pada misi pertama memiliki makna
bahwa IAKN Palangka Raya merupakan lembaga pendidikan tinggi
yang berlisensi secara legal untuk melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dan tetap mengacu kepada nilai-nilai Kristiani. Nilai-
nilai Kristiani yang dimaksud adalah kasih, persaudaraan yang rukun,
dan takut akan Tuhan, mengayomi semua penyelenggara
pendidikan di IAKN Palangka Raya.
Kata ‘menghasilkan’ pada misi ke dua berarti bahwa IAKN
Palangka Raya adalah tempat untuk membina, mendidik, dan
outcome-nya adalah cendekiawan Kristen yang professional.
Cendekiawan Kristen adalah individu yang cerdas, beriman, dan
bekerja berdasarkan nilai-nilai kristiani.

D. Nilai Organisasi
Eksistensi IAKN Palangka Raya sebagai PTKKN di bawah Ditjen
Bimas Kristen Kementerian Agama RI, menyandang tanggung jawab
untuk menginternalisasikan 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian
Agama RI ke dalam tubuh lembaga. Untuk itu, sebagai bentuk loyalitas
dan komitmen bersama IAKN Palangka Raya mengadopsi 5 (lima) nilai
budaya kerja tersebut menjadi nilai-nilai kelembagaan. Berikut
penjabaran 5 (lima) Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama:
1. Integritas : keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik dan benar;
2. Profesionalitas : bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat
waktu dengan hasil terbaik;
3. Inovasi : menyempurnakan yang sudah ada dan
mengkreasi hal baru yang lebih baik;
4. Tanggung Jawab : bekerja secara tuntas dan konsekuen;
5. Keteladanan : menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

E. Tujuan
Tujuan IAKN Palangka Raya adalah:
1. Terwujudnya perguruan tinggi keagamaan yang dijiwai nilai-nilai
Kristiani;
2. Terwujudnya manusia yang berkarakter Kristiani.

12
Tujuan IAKN Palangka Raya ini dapat pula ditransformasikan ke
dalam beberapa tujuan Renstra yang akan disusun ke depan.
Penyusunan rumusan tujuan tersebut mempertimbangkan kebutuhan
lembaga dengan tetap berpedoman pada rumusan tujuan yang
termuat dalam Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035.

F. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai adalah:
1. Terwujudnya penguatan tata kelola PTKKN (Good Christian
University Governance)Tahun 2019–2023;
2. Terwujudnya PTKKN Berkelas Nasional (National Class Christian
University) Tahun 2023–2027;
3. Terwujudnya PTKKN Berkelas Kawasan ASEAN (ASEAN Class
Christian University) Tahun 2027–2031;
4. Terwujudnya PTKKN Berkelas Internasional (International Class
Christian University) Tahun 2031–2035.

G. Strategi
Untuk mewujudkan sasaran di atas, maka strategi
pencapaiannya dilakukan dengan menerapkan 4 (empat) strategi,
yaitu:
1. Strategi reformasi birokrasi dan modernisasi tata kelola perguruan
tinggi;
2. Strategi ekspansi kawasan, kondusifitas kampus dan produktifitas
kerja
3. Strategi legalisasi dan legitimasi, serta penguatan paradigma
keunggulan bersaing yang berkelanjutan;
4. Strategi kemitraan lintas ilmu, lintas bidang, dan lintas agama.

13
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN

A. Kondisi Eksternal
Tabel 3.1
Kondisi Eksternal – Tantangan dan Peluang
No Isu/Tantangan Peluang
1 Pemindahan ibukota negara ke Branding institusi melalui kearifan lokal,
Kalimantan teknologi informasi dan kualitas
akademik
2 Perkembangan teknologi Peningkatan digitalisasi dan pelayanan
informasi era revolusi industri 4.0 berbasis online
3 Menjamurnya perguruan tinggi Stabilisasi kampus dan meningkatkan
lokal dan nasional keunggulan bersaing
4 Menjadi kampus pilihan kedua Branding kampus sebagai destinasi
(kampus alternatif) utama akademik
5 Pangsa kerja semakin kompetitif Optimalisasi kualitas outcome lulusan
dan fasilitasi lulusan kepada user
6 Akuntabilitas dan transparansi tata Penguatan sistem manajemen kampus
kelola kampus dengan pemanfaatan IT
7 Maraknya ideologi ekstrim Counter ideologi ekstrim
8 Formula kemitraan membutuhkan Peningkatan kemitraan langsung
suplai anggaran dengan pemerintah pusat dan daerah
9 Publikasi minim anggaran Peningkatan PNBP melaui status PT
Badan Layanan Umum dan kerjasama
sponsorship (CSR swasta)
10 Regulasi pendidikan yang akseleratif Peningkatan komprehensif kampus
11 Integrasi agama dan sains Bertransformasi menjadi universitas
12 Booming interdisiplinary Menjadi PTKKN yang iconic
13 Angka putus sekolah masih tinggi Penyediaan program beasiswa
14 Kompetensi dan skill mahasiswa Peningkatan kompetensi dan skill
global oriented berorientasi global
15 Global parthnership Memperluas parthnership antar
universitas, baik nasional maupun
internasional

14
B. Kondisi Internal
Tabel 3.2
Kondisi Internal – Kelemahan dan Kekuatan
No Kelemahan Kekuatan
1 Belum optimalnya kultur digital Fasilitas digital semakin memadai
2 Sistem tata kelola yang belum SDM pendukung tata kelola sangat
mendukung sistem manajemen potensial
good university governance
3 Kekurangan SDM dan Restrukturisasi tata pamong dan open
implementasi tugas dan fungsi recruitment CPNS maupun PPNPN
4 belum
Budayamaksimal
kerja dosen dan tenaga Penerapan sistem manajemen SDM
kependidikan masih rendah berbasis aplikasi online
5 Program pembibitan dosen menuju Partisipasi program pembibitan Guru
Guru Besar belum optimal Besar
6 Program akreditasi lembaga, Tim akreditasi telah dibentuk;
jurusan/prodi dan unit pelaksana kebutuhan data telah dioptimalkan;
teknis perlu ditingkatkan implementasi SPMI
7 Orientasi Penelitian dan PkM masih Fasilitasi networking pada kompetisi
konvensional (memenuhi Tri penulisan jurnal nasional maupun
Dharma PT) internasional
8 Minimnya penyesuaian kompetensi Penyelenggaraan program TOEFL
SDM dengan standar internasional intensif secara berkala
9 Publikasi dan branding masih Pemanfaatan fasilitas media sosial,
belum efektif website dan penguatan ikonisasi
10 Kultur riset belum tumbuh optimal Optimalisasi peranan P3M
11 Belum optimalnya implementasi Optimalisasi peran P2M
pedoman/juklak/juknis
12 Infrastruktur akademik dan Prioritas pada pembangunan
teknologi informasi yang belum infrastruktur akademik dan penguatan
sepenuhnya memadai teknologi informasi
13 Belum adanya pengawasan dan Pembentukan Satuan Pengawas
audit internal terkait anggaran Internal
14 Keberpihakan anggaran dan Konsistensi pembinaan kemahasiswaan
intensifikasi pembinaan dan meningkatnya hasil studi
kehasiswaan belum maksimal mahasiswa
15 Realisasi Pendapatan Negara Meningkatnya jumlah mahasiswa dan
Bukan Pajak cenderung adanya potensi menjadi
mengalami penurunan penyelenggara badan layanan umum

15
BAB IV
ARAH PENGEMBANGAN

A. Sasaran Pengembangan
Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa rumusan tujuan IAKN
Palangka Raya dan pentahapannya dapat dicermati melalui tabel
berikut:
Tabel 4.1
Rumusan Tujuan IAKN Palangka Raya dan Pentahapannya
Tahap I Tahao II Tahap III Tahap IV
2019 2023 2027 2031
No Rumusan Tujuan
s.d s.d s.d s.d
2023 2027 2031 2035
1 Mewujudkan Perguruan
Tinggi Keagamaan yang ◙ ◙ ◙ ◙
dijiwai nilai-nilai Kristiani
2 Mewujudkan manusia yang
◙ ◙ ◙ ◙
berkarakter Kristiani

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan tahapan


pencapaian tujuan sebagai berikut:
1) Mewujudkan perbaikan dan peningkatan tata kelola institusi (Good
University Governance) dan upaya meningkatkan status PTKKN
penyelenggara Badan Layanan Umum Tahun 2019– 2023;
2) Mewujudkan pencapaian keunggulan bersaing yang berkelanjutan
dikancah nasional (national sustainable competitive advantages)
dan upaya perluasan kawasan kampus Tahun 2023 – 2023;
3) Mewujudkan keunggulan bersaing berkelanjutan dikancah ASEAN
(ASEAN sustainable competitive advantages) dan upaya alih status
menjadi universitas Tahun 2027–2031;
4) Mewujudkan keunggulan bersaing berkelanjutan dikancah
internasional (international sustainable competitive advantages) dan
upaya penguatan tata kelola lembaga Tahun 2031–2035;

16
Tahapan pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat pula melalui
gambar berikut:

Gambar 4.1
Tahapan Pencapaian Tujuan IAKN Palangka Raya

Tahap IV
2031-2035
Tahap III
2027-2031

Keunggulan
Tahap II bersaing
2023 - 2027 Keunggulan internasional;
bersaing penguatan tata
ASEAN; kelola
Keunggulan
Tahap I bersaing transformasi
2019-2023 nasional; universitas
perluasan
kawasan
kampus
Perbaikan tata
kelola & BLU

B. Kebijakan Pengembangan
Sasaran Master Plan Pengembangan Kampus IAKN Palangka Raya
di atas, mutlak harus dijabarkan ke dalam sejumlah kebijakan.
Kebijakan pengembangan yang terakomodir dalam Master Plan
Pengembangan Kampus IAKN Palangka Raya 2019-2035 antara lain:
1) menguatkan kelembagaan,
2) mengembangkan pendidikan,
3) meningkatkan penelitian,
4) memperluas pengabdian masyarakat,
5) meningkatkan penjamin mutu,
6) menerapkan manajemen modern,
7) meningkatkan akuntabilitas keuangan,
8) mengembangkan sumber daya manusia,
9) menyediakan sarana prasarana,
10) memperluas jejaring kerjasama,
11) memaksimalkan peran lembaga kemahasiswaan,
12) mengintensifkan branding system.

17
Keduabelas kebijakan Master Plan Pengembangan Kampus 2019-
2045 tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah program strategis
yang dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.2
Rencana Kebijakan dan Rencana Program
Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2023

No Rencana Kebijakan Rencana Program


1 Mengembangkan Penambahan fakultas
kelembagaan Penambahan prodi
Pengembangan dan penguatan pascasarjana
Peningkatan status menjadi universitas
Penguatan dan pengembangan
kelembagaan struktural dan non struktural
2 Mengembangkan Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI
pendidikan Peningkatan mutu pembelajaran
Pengarusutamaan lintas disiplin ilmu
Peningkatan rekrutmen mahasiswa bermutu
Penciptaan peluang studi lebih tepat waktu
Fasilitasi lulusan kepada user
Peningkatan infrastruktur akademik yang
memadai
Pengembangan pendidikan yang ramah
difabel
3 Meningkatkan penelitian Pengembangan riset mandiri, kompetitif, dan
kolaboratif dalam berbagai cluster
Pengarusutamaan riset lintas disiplin ilmu
Peningkatan publikasi ilmiah pada jurnal
internasional
Peningkatan publikasi pada jurnal nasional
Pengembangan tata kelola database
penelitian dosen
Intensifikasi dan diversifikasi sumber dana
penelitian dosen
Perintisan jurnal terakreditasi
Peningkatan fasilitasi dan pemerolehan HKI
dan paten lainnya
Peningkatan volume partisipasi ilmiah dosen di
dalam dan luar negeri
Stimulasi produktivitas penerbitan buku referensi
4 Memperluas pengabdian Peningkatan anggaran pengabdian kepada
masyarakat masyarakat
Penyelenggaraan pengabdian masyarakat
berbasis lintas disiplin ilmu
Membentuk komunitas riset
Pembentukan desa binaan

18
No Rencana Kebijakan Rencana Program
Pengembangan model pengabdian
masyarakat
Pengembangan pengabdian masyarakat
hasil kerjasama dengan pemerintah dan
lembaga lain masyarakat berwawasan
Pemberdayaan
difabel dan kaum marjinal
5 Meningkatkan penjaminan Peningkatan predikat APT dan APS meraih
mutu predikat unggul, minimal B
Perintisan akreditasi tingkat Asean, Asia, atau
Internasional
Pengembangan standar nasional pendidikan
Pengembangan sistem penjaminan mutu
internal
Pengembangan sistem penjaminan mutu
eksternal
6 Menerapkan manajemen Penguatan sistem administrasi modern
modern Penerapan tata kelola administrasi yang
efektif dan efisien
Pengembangan administrasi berbasis online
Penerapan sistem pengamanan kampus yang
profesional
7 Meningkatkan akuntabilitas Penerapan tata kelola keuangan yang
keuangan akuntabel dan transparan
Pemberdayaan anggaran berbasis program
kebutuhan prioritas lembaga
Percepatan penyerapan anggaran secara
maksimal
Peningkatan distribusi anggaran yang
proporsional
Penganggaran yang tepat sasaran
8 Mengembangkan sumber Optimalisasi manajemen sumber daya
daya manusia manusia yang professional dan zero mistake
Peningkatan kualitas pegawai
Pengembangan dosen untuk berkualifikasi S3
Peningkatan profesionalitas dalam pelayanan
dan kemandirian dalam pengelolaan
Pembibitan menuju Guru Besar
Penambahan sertifikasi dosen
Penguatan kompetensi dan kuantitas dosen
9 Menyediakan sarana Pembangunan fasilitas pendidikan yang
prasarana memadai
Pembangunan hunian mahasiswa yang
memadai
Peningkatan kualitas sarana dan fasilitas
pembelajaran

19
No Rencana Kebijakan Rencana Program
Pengelolaan fasilitas dan sarana prasarana
yang efektif
Penyiapan sarana eksperimentasi keilmuan
Pengadaan lahan untuk perluasan area/
kawasan kampus yang kondusif dan
representatif
Pengembangan sarana prasarana kampus
sesuai trend kekinian
Pengadaan perangkat teknologi infromasi
Pengembangan fasilitas yang ramah difabel
10 Mengoptimalkan peran Pembinaan dan pemberdayaan lembaga
lembaga kemahasiswaan kemahasiswaan
Penerapan regulasi pengaturan kebebasan
akademik dan mimbar akademik
kemahasiswaan
Pembentukan lembaga etik dalam
penegakan regulasi kemahasiswaan
Pengembangan tata kelola kemahasiswaan
yang berkelanjutan
Pengembangan jiwa entrepreneurship bagi
entitas kampus
11 Memperluas jejaring Pengembangan jejaring kerjasama mutualistik
kerjasama dan tindak lanjutnya
Perintisan kerjasama dengan perguruan tinggi
luar negeri
Pengembangan kerjasama dengan lembaga-
lembaga pemerintah dan swasta
Perluasan kerjasama scholarship dan
sponsorship
12 Mengintensifkan branding Intensifikasi sosialisasi dan publikasi melalui
system media sosial dan website
Ekstensifikasi sosialisasi dan publikasi secara
partisipatif (melibatkan mahasiswa dan
masyarakat)
Sosialisasi dan publikasi yang berbasis pada
keunggulan personal dan public figure
Sosialisasi dan publikasi yang berbasis pada
event dan committe

C. Strategi Pengembangan
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran di atas, maka strategi
utama yang dikembangkan adalah:
1) menguatkan kelembagaan,
2) mengembangkan pendidikan,
3) meningkatkan penelitian,

20
4) memperluas pengabdian masyarakat,
5) meningkatkan penjamin mutu,
6) menerapkan manajemen modern,
7) meningkatkan akuntabilitas keuangan,
8) mengembangkan sumber daya manusia,
9) menyediakan sarana prasarana,
10) memperluas jejaring kerjasama,
11) memaksimalkan peran lembaga kemahasiswaan,
12) mengintensifkan branding system.

D. Indikator Kinerja
Dalam rangka mengukur keberhasilan atas pencapaian
kebijakan dan program Master Plan Pengembangan Kampus 2019-
2035, maka amat urgen untuk dikemukakan sejumlah indikator kinerja
sebagai patokan dan proyeksi pencapaian kinerja yang akan
dilakukan dalam jangka panjang. Adapun indikator kinerja kebijakan
dan program Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035 dapat
diketengahkan sebagai berikut:

Tabel 4.3
Indikator Kinerja dan Baseline
Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035
Tahap Realisasi Renstra
No Indikator Kinerja Baseline Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
2019-2023 2023-2027 2027-2031 2031-2035

1 jumlah penambahan fakultas 2 - 1 - 1


jumlah penambahan prodi 6 1 2 - -
jumlah pengembangan dan penguatan 4 - 1 - -
pascasarjana (S2 - S3)
peningkatan status menjadi universitas 1 - - 1 -
prosentase penguatan dan 50 75 100 100 100
pengembangan kelembagaan structural
dan non struktural
2 prosentase penerapan kurikulum berbasis 55 55 70 85 100
KKNI
prosentase peningkatan mutu 75 75 85 95 100
pembelajaran
prosentase pengarusutamaan lintas 45 45 55 75 95
disiplin ilmu
prosentase peningkatan rekrutmen 70 75 85 95 100
mahasiswa bermutu
prosentase penciptaan peluang studi 75 75 85 95 100
lebih tepat waktu
prosentase fasilitasi lulusan kepada user 50 50 65 80 95

21
Tahap Realisasi Renstra
No Indikator Kinerja Baseline Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
2019-2023 2023-2027 2027-2031 2031-2035

prosentase peningkatan infrastruktur 45 45 55 75 95


akademik yang memadai
prosentase pengembangan pendidikan 20 20 30 40 50
yang ramah difabel
3 prosentase pengembangan riset mandiri, 50 50 60 70 80
kompetitif, dan kolaboratif dalam
berbagai cluster
prosentase pengarusutamaan riset lintas 45 45 55 75 95
disiplin ilmu
prosentase peningkatan publikasi ilmiah 45 45 65 85 100
pada jurnal nasional dan internasional
prosentase pengembangan tata kelola 45 45 55 75 95
database penelitian dosen
prosentase intensifikasi dan diversifikasi 2,5 5 10 15 20
sumber dana penelitian dosen
jumlah perintisan jurnal terakreditasi 1 1 3 4 -
prosentase peningkatan fasilitasi dan 2,5 5 10 15 20
pemerolehan hki dan paten lainnya
prosentase peningkatan volume 5 5 15 25 35
partisipasi ilmiah dosen di dalam dan luar
negeri
prosentase stimulasi produktivitas 5 5 10 15 20
penerbitan buku referensi
4 prosentase peningkatan anggaran 2 2 6 18 54
pengabdian kepada masyarakat
prosentase penyelenggaraan 20 20 40 60 80
pengabdian masyarakat berbasis lintas
disiplin ilmu
jumlah pembentukan komunitas riset 1 1 3 6 12
jumlah pembentukan desa binaan 1 1 2 4 6
prosentase pengembangan model 5 5 10 15 20
pengabdian masyarakat
prosentase pengembangan 1 3 6 9 12
pengabdian masyarakat hasil kerjasama
dengan pemerintah dan lembaga lain
prosentase pemberdayaan masyarakat 2,5 2,5 5 10 20
berwawasan difabel dan kaum marjinal
5 indeks peningkatan predikat AIPT dan B C A A A
APS meraih predikat unggul, minimal B
perintisan akreditasi tingkat Asean, Asia, - - 1 3 5
atau internasional
prosentase pengembangan standar 72 75 85 95 100
nasional pendidikan
prosentase pengembangan sistem 45 45 55 75 95
penjaminan mutu internal dan eksternal
6 prosentase penguatan sistem 50 55 60 65 70
administrasi modern

22
Tahap Realisasi Renstra
No Indikator Kinerja Baseline Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
2019-2023 2023-2027 2027-2031 2031-2035

prosentase penerapan tata kelola 50 55 60 65 70


administrasi yang efektif dan efisien
prosentase pengembangan administrasi 50 55 60 65 70
berbasis online
prosentase penerapan sistem 45 45 55 70 100
pengamanan kampus yang profesional
7 prosentase penerapan tata kelola 55 55 70 85 100
keuangan yang akuntabel dan
transparan pemberdayaan anggaran
prosentase 55 55 70 85 100
berbasis program kebutuhan prioritas
lembaga percepatan penyerapan
prosentase 55 55 70 85 100
anggaran secara maksimal
prosentase peningkatan distribusi 55 55 70 85 100
anggaran yang proporsional
prosentase penganggaran yang tepat 55 55 70 85 100
sasaran
8 prosentase optimalisasi manajemen 50 55 60 65 70
sumber daya manusia yang professional
dan zero mistake
prosentase peningkatan kualitas 55 55 70 85 100
pegawai
prosentase pengembangan dosen 10 16 32 48 64
untuk berkualifikasi S3
prosentase peningkatan profesionalitas 55 55 70 85 100
dalam pelayanan dan kemandirian
dalam pengelolaan
jumlah pembibitan menuju Guru Besar 1 - 2 5 10
jumlah penambahan sertifikasi dosen 2 20 7 15 10
prosentase penguatan kompetensi dan 55 55 70 85 100
kuantitas dosen
9 prosentase pembangunan fasilitas 70 70 80 86 96
pendidikan yang memadai
prosentase pembangunan hunian 35 50 85 100 -
mahasiswa yang memadai
prosentase peningkatan kualitas sarana 70 70 80 86 96
dan fasilitas pembelajaran
prosentase pengelolaan fasilitas dan 55 55 70 85 100
sarana prasarana yang efektif
prosentase penyiapan sarana 35 - 50 85 100
eksperimentasi keilmuan
prosentase pengadaan lahan untuk 20 - 20 25 35
perluasan area/kawasan kampus yang
kondusif dan representatif
prosentase pengembangan sarana 20 20 30 35 40
prasarana kampus sesuai trend kekinian

23
Tahap Realisasi Renstra
No Indikator Kinerja Baseline Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
2019-2023 2023-2027 2027-2031 2031-2035

prosentase pengadaan perangkat 30 40 50 60 70


teknologi infromasi
prosentase pengembangan fasilitas 2,5 2,5 5 10 20
yang ramah difabel
10 prosentase pembinaan dan 72 75 85 95 100
pemberdayaan lembaga
kemahasiswaan
prosentase penerapan mimbar 72 75 85 95 100
akademik kemahasiswaan
jumlah pembentukan lembaga etik 1 - - 2 -
dalam penegakan regulasi
kemahasiswaan
prosentase pengembangan tata kelola 55 55 70 85 96
kemahasiswaan yang berkelanjutan
prosentase pengembangan jiwa 55 55 65 75 85
entrepreneurship bagi entitas kampus
11 prosentase pengembangan jejaring 10 15 25 35 45
kerjasama mutualistik dan tindak
lanjutnya
jumlah perintisan kerjasama dengan 1 2 4 5 8
perguruan tinggi luar negeri
jumlah pengembangan kerjasama 1 15 20 25 30
dengan lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta
jumlah perluasan kerjasama scholarship 1 - 2 3 5
dan sponsorship
12 prosentase intensifikasi sosialisasi dan 45 45 55 75 95
publikasi melalui media sosial dan
website
prosentase ekstensifikasi sosialisasi dan 55 55 65 75 85
publikasi secara partisipatif (melibatkan
mahasiswa dan masyarakat)
prosentase sosialisasi dan publikasi yang 5 8 16 25 45
berbasis pada keunggulan personal dan
public figure
prosentase sosialisasi dan publikasi yang 20 42 47 52 9
berbasis pada event dan committe

24
BAB V
ESTIMASI PEMBIAYAAN

A. Sumber

1. Rupiah Murni (RM)

Sumber pendapatan RM berasal dari alokasi anggaran Kementerian


Agama RI yang disusun setiap tahun dalam RKA-K/L dan ditetapkan
untuk DIPA setiap Satuan Kerja (Satker) masing-masing, termasuk IAIN
Kendari. Jika diamati tren kenaikan alokasi anggaran RM sangat
tergantung pada perkembangan APBN dalam setiap tahun. RM setiap
Satker terhitung rerata mengalami kenaikan sekitar 16% per tahun selama
5 (lima) tahun terakhir.
Sementara itu, dalam perspektif legal standing, Undang-Undang
Dasar 1945 pasca amandemen menyebutkan bahwa alokasi anggaran
untuk pendidikan sebesar 20% dari total anggaran APBN, sedangkan
alokasi anggaran untuk pendidikan keagamaan adalah 4% dari total
anggaran APBN. Bila diukur rerata kenaikan RM dengan menggunakan
patokan RM DIPA IAKN Palangka Raya Tahun 2016 dialokasikan sebanyak
Rp. 41.197.401.000 (empat puluh satu miliar seratus sembilan puluh tujuh
juta empat ratus satu ribu rupiah), maka dapat diestimasikan bahwa
anggaran RM IAKN Palangka Raya hingga tahun terakhir Renstra 2016-
2020 ditaksir mampu mencapai angka Rp. 67.563.737.640 (enam puluh
tujuh miliar lima ratus enam puluh tiga juta rupiah tujuh ratus tiga puluh
tujuh ribu enam ratus empat puluh rupiah). Angka ini di luar anggaran
Sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digabungkan
dengan RM dan tentu akan lebih besar lagi. Kenaikan alokasi anggaran
yang bersumber dari RM dan selalu mengalami peningkatan, maka
dalam pengelolaannya menggunakan prinsip kehati-hatian, efektifitas,
dan efisiensi. Untuk pengembangan IAKN Palangka Raya jangka panjang
membutuhkan kenaikan RM yang signifikan agar dapat melakukan
akselerasi di berbagai bidang. Adapun estimasi total dari seluruh RM
sejak 2016-2020 dapat diestimasikan sebagai berikut:
Tabel 6
Estimasi Total RM IAKN Palangka Raya 2019-2023
No Tahun RM Estimasi Jumlah RM (Rp)
1 2016 41.197.401.000
2 2017 47.788.985.160
3 2018 54.380.569.320
4 2019 60.972.153.480
5 2020 67.563.737.640

25
Berdasarkan pada tabel di atas, maka kebutuhan anggaran
Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035 selama 30 (tiga puluh)
tahun ke depan dapat diestimasikan sebagai berikut:
Tabel 7
Estimasi Total RM Master Plan Pengembangan Kampus
IAKN Palangka Raya 2019-2035
No Tahun Renstra Estimasi Jumlah RM (Rp)
1 2019 – 2023 67.563.737.640
2 2023 – 2027 121.614.727.752
3 2027 – 2031 175.665.717.864
4 2031 – 2035 229.716.707.976

Dengan anggaran RM yang sedemikian besar tentu akan


menambah akselerasi pengembangan bidang akademik dan non
akademik, utamanya sarana prasarana pendidikan yang banyak
menyedot anggaran RM. Jumlah ini masih akan bertambah bila SBSN
juga ikut digelontorkan dan menyatu dalam anggaran RM.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


PNBP merupakan sumber pendanaan yang berasal dari hasil
pelayanan kepada publik atau stakeholders yang memanfaatkan jasa
IAKN Palangka Raya. Keberadaan PNBP adalah untuk menopang sumber
anggaran utama yang berasal dari APBN, yakni Rupiah Murni. PNBP IAKN
Palangka Raya diharapkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
sehingga program kegiatan yang pendanaannya dari PNBP dapat
berjalan dengan baik sesuai target yang diharapkan.
Keadaan PNBP IAKN Palangka Raya sejak Master Plan
Pengembangan Kampus ini dibuat dengan baseline tahun 2016 dapat
digambarkan sebesar Rp. 5.963.660.032 dan diperkirakan pada tahun
2020 PNBP IAKN Palangka Raya menjadi sebesar Rp. 17.508.705.969.
Rerata kenaikan PNBP ini berkisar 73% setiap tahunnya. Untuk
memperjelas estimasi keadaan PNBP berdasarkan Renstra 2016-2020
dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 8
Estimasi Total PNBP IAKN Palangka Raya 2016-2020
No Tahun PNBP Estimasi Jumlah PNBP (Rp)
1 2016 5.963.660.032
2 2017 10.317.131.855
3 2018 13.495.166.286
4 2019 15.815.131.421
5 2020 17.508.705.969

26
Berdasarkan pada tabel di atas, maka kebutuhan anggaran
Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035 selama 20 (dua
puluh) tahun ke depan dapat diestimasikan sebagai berikut:
Tabel 9
Estimasi Total PNBP Master Plan Pengembangan Kampus
IAKN Palangka Raya 2019-2035
No Tahun Renstra Estimasi Jumlah PNBP (Rp)
1 2016 - 2020 17.508.705.969
2 2021 – 2025 30.290.061.326
3 2026 - 2030 39.620.450.737
4 2031 - 2035 46.431.635.007
5 2036 - 2040 51.403.799.524
6 2041 - 2045 55.033.479.621
Dengan anggaran PNBP yang sedemikian besar tentu akan
menambah akselerasi pengembangan bidang akademik dan non
akademik, utamanya kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat, dan penjaminan mutu akademik yang banyak
menyedot anggaran PNBP.

3. Hibah
Sumber pendanaan lain yang bisa diharapkan juga adalah
hibah yang berasal dari Kementerian Pusat dan Pemerintah
Daerah, atau Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha
Milik Negara/Daerah (BUMN/D), perbankan, dan sebagainya.
Peluang untuk mendapatkan hibah cukup besar yang berasal dari
kementerian, institusi pemerintah daerah, dan swasta mengingat
mereka memiliki anggaran yang cukup untuk itu. Hal ini sangat
tergantung pada academical will dari pimpinan IAKN Palangka Raya
untuk mencari sumber-sumber anggaran hibah dan menjalin
kerjasama sekaligus memanfaatkan kerjasama tersebut secara
mutualistik.

B. Estimasi
IAKN Palangka Raya merupakan salah satu perguruan tinggi yang
menjadi ujung tombak Kementerian Agama RI untuk menjalankan
fungsi pendidikan tinggi di Kalimantan Tengah. Sebagai sebuah institusi
pemerintah tentunya dalam menjalankan fungsi tersebut
membutuhkan anggaran agar semua program pendidikan tinggi
dapat terselenggara sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam 20 (dua
puluh) tahun ke depan atau dalam satu periode Master Plan

27
Pengembangan Kampus 2019-2035, IAKN Palangka Raya perlu
mengestimasikan anggaran pengelolaan perguruan tinggi. Estimasi
yang dapat diuraikan adalah terkait dengan 2 (dua) sumber anggaran
utama, yakni RM dan PNBP, mengingat IAKN Palangka Raya bukan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN- BLU) dan bukan
pula Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), sehingga
sumber pembiayaannya masih mengandalkan 2 (dua) sumber
tersebut. Berikut diketengahkan skema estimasi anggaran IAKN
Palangka Raya dalam Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035:

Tabel 10
Estimasi Total RM dan PNBP
Master Plan Pengembangan Kampus
IAKN Palangka Raya 2019-2035
No Tahun Renstra RM (Rp) PNBP (Rp)
1 2016 - 2020 67.563.737.640 17.508.705.969
2 2021 – 2025 121.614.727.752 30.290.061.326
3 2026 - 2030 175.665.717.864 39.620.450.737
4 2031 - 2035 229.716.707.976 46.431.635.007
5 2036 - 2040 283.767.698.088 51.403.799.524
6 2041 - 2045 337.818.688.200 55.033.479.621

Dengan estimasi anggaran total di atas memberikan gambaran


bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi di IAKN Palangka Raya dalam
jangka 2019-2035 ke depan dapat berjalan dengan baik. Meskipun
sangat boleh jadi estimasi tersebut mengalami peningkatan atau
penurunan tidak seperti yang diharapkan, tetapi paling tidak perkiraan
yang mendekati fakta amat diperlukan sehingga dapat dirumuskan
kebijakan dan program pengembangan IAKN Palangka Raya ke depan
secara lebih baik. Di samping itu, diharapkan pula ada bantuan hibah
dari lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, baik pusat maupun
daerah, atau bahkan hibah yang berasal dari luar negeri untuk
menambah ketersediaan anggaran operasional IAKN Palangka Raya.

28
BAB VI
PENUTUP

A. Desain Operasional
Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035 ini berisi garis-garis
besar desain profil, kebijakan, program, indikator kinerja, dan anggaran
IAKN Palangka Raya yang berlaku untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan.
Desain Master Plan Pengembangan Kampus ini bersifat umum dan
menjadi referensi utama dalam menyusun Renstra yang akan dibagi
dalam 6 (enam) tahapan, yaitu Renstra I (2019-2023), Renstra II (2023-
2027), Renstra III (2027-2031), Renstra IV (2031-2035), Renstra yang telah
ada nantinya akan dijabarkan lagi menjadi Rencana Kerja Tahunan (RKT)
yang melahirkan RKA-KL DIPA IAKN Palangka Raya setiap tahunnya.
Penjabaran Master Plan Pengembangan Kampus dan Renstra juga
akan dilakukan oleh unit di lingkungan IAKN Palangka Raya yang masing-
masing memiliki karakteristik khusus terkait dengan kebijakan, program,
indicator kinerja, dan anggaran yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
fleksibilitas rumusan Master Plan Pengembangan Kampus dan Renstra IAKN
Palangka Raya menjadi penting adanya.
Penyusunan Master Plan Pengembangan Kampus ini tetap
mempertimbangkan Master Plan Pengembangan Kampus yang sudah
disusun sebelumnya, bukan merupakan jalan putus yang tidak
terhubung dengan Master Plan Pengembangan Kampus 2019-2035 saat
ini. Bahkan Master Plan Pengembangan Kampus saat ini merupakan
bentuk perluasan dan pengembangan yang disesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan zamannya yang tentu berbeda dengan Master Plan
Pengembangan Kampus STAKN Palangka Raya 2015-2024 sebelumnya.
Pada tataran aksi, operasionalisasi Master Plan Pengembangan
Kampus IAKN Palangka Raya 2019-2035 ini harus didukung dengan
sumber daya manusia yang tangguh dan anggaran yang tidak sedikit.
Sebab Master Plan Pengembangan Kampus yang baik adalah Master Plan
yang dapat diimplementasikan dan didukung oleh personalia dan
anggaran yang cukup agar roda organisasi dapat berjalan dengan baik.
Pada sisi lain, pimpinan mesti menjalankan manajemen yang profesional
sehingga operasionalisasi, pengawasan, evaluasi, dan tindak lanjut dapat
dilakukan dengan baik untuk menjamin kepastian terselenggaranya
kebijakan dan program Master Plan Pengembangan Kampus yang telah
dirumuskan bersama dan menjadi landas pacu penyelenggaran
pendidikan tinggi keagamaan di Kalimantan Tengah.

29
B. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang perlu untuk diperhatikan sekaligus
ditindaklanjuti, sebagai komitmen mewujudkan visi besar IAKN Palangka
Raya, diantaranya :
1. Master Plan Pengembangan Kampus ini m a s i h berupa Basic Draft
(Rancangan Awal) Master Plan, sebagai bentuk optimalisasi
kesiapsiagaan dan antusiasme dalam mengemban tanggung jawab
sebagai institut, sehingga dalam implementasinya perlu dilakukan
penguatan dan penyempurnaan oleh tim perumus dan tenaga ahli
yang kompeten.
2. Eksistensi draft master plan ini, sekiranya dapat dijadikan acuan utama
dalam merumuskan Renstra, Renop atau Renja lembaga, sehingga
arah pengembangan dan pembangunan IAKN Palangka Raya secara
kelembagaan dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak salah
arah.
3. Keberadaan Master Plan Pengembangan Kampus ini merupakan
taken for granted yang tidak dapat ditawar lagi, melainkan terdapat
sesuatu yang luar biasa dan mendesak, maka memungkinkan untuk
dilakukan perubahan dengan tidak berbeda jauh dari koridor
Master Plan Pengembangan Kampus yang sudah ditetapkan.
4. Setiap unit mulai dari tingkat rektorat, fakultas, pascasarjana, lembaga,
dan unit pelaksana teknis harus menjabarkan Master Plan
Pengembangan Kampus ini dalam bentuk Renstra dan RKT dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan trend yang terjadi di masing-
masing unit dalam kerangka menguatkan arah tata kelola
kelembagaan IAKN Palangka Raya.
5. Master Plan Pengembangan Kampus ini masih tetap akan berlaku
hingga 2035, meskipun telah terjadi pergantian kepemimpinan dan
personalia. Bila ada upaya peninjauan kembali terhadap beberapa
bagian pokok yang mendasar dari MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAMPUS ini, maka mesti mendapatkan persetujuan dari Pimpinan,
Senat, Satuan Pengawas Internal, dan atau organ penting lainnya.

30

Anda mungkin juga menyukai