Disusun Oleh :
Lussy Iskandriyani 0200180013
MATERI PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
A.PENGERTIAN
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta prosesnya. Atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu
menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO ( badan PBB untuk kesehatan dunia))
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka
ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan
lagi remaja masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan
kedalam kelompok remaja (BKKBN,2007).
B. HAK-HAK KESEHATAN REPRODUKSI
Menurut Utamadi (Kesrepro, 2008) hak reproduksi ini berlaku bagi setiap
manusia dari segala kelompok usia ras, warna kulit, jenis kelamin,aliran politik, status
ekonomi,social,dan pendidikan tanpa pandang bulu.Sebagai konsekuensinya , remaja
juga mempunyai hak reproduksi sebagaimana halnya dengan kelompok umur yang
lain. Hak remaja atas kesehatan reproduksi ini mulai diakui secara internasional pada
Konvensi Hak-hak anak tahun 1989,yaitu:
1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3. Hak untuk kebebasan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya.
4. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
5. Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian karena kehamilan, kelahiran atau
masalah jender
6. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan
reproduksinya.
7. Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
Bagi remaja, hak reproduksi tersebut yang haruis dipahami adalah:
a. Akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ,mengingat di banyak Negara
kesehatan reproduksi diprioritaskan bagi pasangan suami istri sedangkan remaja
kurang mendapat perhatian.oleh karena itu, remaja mempunyai hak atas pelayanan
kesehatan reproduksinya yang menyeluruh serta mudah diakses bagi seluruh remaja
dari semua golongan.
b. Hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa ada diskriminasi jender.
c. Instrumen hak asasi international menyatakan bahwa perkawinan hanya dapat
dilakukan oleh dua orang secara sadar memang menginginkannya, dan bebas dari
paksaan pihak lain.
d. Kelahiran dan kontrasepsi.
e. Sehubungan dengan tingkat kematian yang tinggi karena aborsi yang tidak aman
dalam hal (KTD) kehamilan yang tidak diinginkan yang membahayakan kehidupan
remaja,kita berhak untuk terhindar dari resiko ini dan mendapatkan akses terhadap
pelayanan yang aman.
f. Infeksi menular seksual.
g. Kekerasan seksual
C. TUMBUH KEMBANG REMAJA
Masa remaja dibedakan dalam :
1. Masa remaja awal, 10-13 tahun
2. Masa remaja tengah, 14- 16 tahun
3. Masa remaja akhir , 17-19 tahun
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki ,
mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan,lingkungan pergaulan dan tanggung
jawab yaitu :
Cara penularannya :
- Darah ,bisa berbentuk luka
- Cairan sperma
- Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
- Hidup serumah dengan penderita AIDS
- Berjabat tangan atau cium pipi
- Berenang dikolam renang
- Menggunakan fasilitas bersama
- Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
- Bersin
Bagaimana pencegahannya
- No free Sex
- Not to use second spuit
- Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
- Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
- Bagi ibu yang positif penderita AIDS, berikan susu formula pada bayinya (jangan
beri ASI)
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya
perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut
penekanan yang cukup berarti. Dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan
seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit
kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk
memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan
berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal
sex tersebut.