Persepsi Sensori Keperawatan
Persepsi Sensori Keperawatan
PERSEPSI SENSORI
Disusun oleh :
Kelompok 3
2B – ILMU KEPERAWATAN
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Sistem Persepsi Sensori” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
INDRA PENGLIHATAN.....................................................................................................................4
INDERA PENCIUMAN.......................................................................................................................8
INDERA PENDENGARAN...............................................................................................................10
INDERA PENGECAP........................................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kita tempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti.
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan. Ada dua
factor kesan yang timbul yaitu kesan yang timbul dari luar dan dari luar. Ada beberapa kesan
yang timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara.
Sedangkan, kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
1.2. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Ibu
Dosen, dan juga untuk menambah wawasan serta memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah: Sistem Sensori & Persepsi.
PEMBAHASAN
SISTEM PENGINDERAAN
Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kita tempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti.
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan. Ada dua
factor kesan yang timbul yaitu kesan yang timbul dari luar dan dari luar. Ada beberapa kesan
yang timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara.
Sedangkan, kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf
pusat susunan saraf. Organ indra dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu organ indra umum
seperti reseptor raba tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap
yang penyebarannya terbatas pada lidah.
INDRA PENGLIHATAN
Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indra penglihatan , saraf optikus
(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rentina, bergabung untuk
membentuk saraf optikus.
4
Anatomi Indra Penglihatan
Organ okuli assesoria (alat antu mata), terdapat disekitar bola mata yang sangat erat
hubungannya dengan mata yang terdiri dari:
a) Kavum orbitan, merupakan rongga mat yang bentuknya seperti kerucut dengan
puncaknya mengarah kedepan , dan kedalam mata.
b) Supersilium (alis mata) merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang
melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai alat kecantikan dan
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik.
c) Palpebral (kelopak mata), merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang
terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas
dan kelopak bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada
gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
d) Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior
dan inferior.
e) Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6
buah di antaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak
mata ke atas.
Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak
mata.
2. Organ Oculus
Oculus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II,
merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian
penting dari organ visus. Oculus terdiri dari:
6
Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berbentuk bulat seperti piring
dengan penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak bagian berlubang yang di
sebut pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Pada iris
terdapat 2 buah otot: muskulus stingter pupila pada pinggir iris, dan muskulus
dilatatorpupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah
dan sangat mudah terkena radang, bisa menjalar ke korpus siliaris.
c) Turnika nervosa
Turnika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina. Retina dibagi
atas 3 bagian:
Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
Pars iridika melapisi bagian permukaan balakang iris.
Fisiologi Penglihatan
Pembentuikan Bayangan
Pembentukan bayangan abnormal, jika bola mata terlalu panjang dan bentuk elips,
titik fokus jatuh di depan retina sehingga bayangan kabur. Untuk melihat lebih jelas harus
mendekatkan mata pada objek yang dilihat, dibantu dengan lensa bikonkaf yang memberi
cahaya divergen sebelum masuk mata. Hiperpropia, titik fokus jatuh di belakang retina.
Kelainan dikoreksi dengan lensa bikonveks. Presbiopia, bentuk abnormal karna lanjut usia
yang kekenyalan lensa.
Lintasan Penglihatan
Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus.
Otak menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks selebri dan visual pada
bagian korteks ini membentuk gambar 3 dimensi.
INDERA PENCIUMAN
Organ penciuman terdapat pada membrane mukosa pada bagian atas dari rongga hidung
(daerah penciuman). Organ penciuman dapat mengenali banyak macam bau. Rangsangan bau
yang diterima nasal olfactorius akan diteruskan ke otak untuk dikenali jenis atau sumber yang
menyebabkan bau.
Jika produksi cairan hidung (kelenjar mucous atau serous) berlebihan dan membrane
mukosa terlihat udema (bengkak), maka fungsi penciuman akan berkurang pada keadaan-
keadaan ini, seperti disaat influenza.
8
1. Hidung
Organ penciuman terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (hidung luar/nasal external)
terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (cavum nasi), yang di bagi lagi oleh
sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri.
a) Hidung luar/nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya
berhubungan langsung dengan dahi (pada bagian apex). Bagian dasarnya terdapat 2
buah lubang hidung (nares) yang dipisahkan oleh sebuah sekat yang berjalan dari
depan sapai kebelakang rongga hidung (septum antero-posterior). Disekitar/pinggir
lubang hidung terdapat sejumlah rambut (vibrissae) yang berfungsi menahan atau
menyaring kotoran atau debu-debu yang masuk ke hidung bersama udara pernafasan.
Rangka hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan yang ditutupi oleh
kulitdan dibagian rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa. Rangka tulang
rawan terdapat pada septum dan ala nasi yang dapat menggerakkan atau
mengembang- kempiskan hidung bagian ujung hidung.
b) Cavum nasi (rongga hidung), pintu bagian depan disebut nares/ nostril, sedangkan
pintu/lubang bagian belakang yang berhubungan dengan pharynx disebut choane.
Tiap rongga hidung bagian atas dan dibelakang vestibulum dibagi 2 bagian, yaitu
daerah penciuman/ olfactory region (terdiri dari concha nasalis superior dan septum)
2. Fungsi Hidung
Fungsi dari hidung antara lain:
Pengatur udara pernafasan
Sel epitel hidung yang selalu basah (lembab) berperan penting dalam
mempertahankan keseimbangan suhu udara yang masuk ke hidung agar sama
mempertahankan suhu tubuh, baik itu udara panas/kering maupun dingin, ia dapat
menstabilkan suhunya. Bila hidung gagal mempertahankan kestabilan tersebut, maka
akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, misalnya radang tenggorokan
(pharyngitis), asma bronkiale dan sebagainya.
INDERA PENDENGARAN
Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi berbegai stimulus bunyi. Organ yang berperan sebagai indra pendengaran adalah
telinga. Didalam kehidupan sehari-hari pendengaran sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya didalam berkomunikasi.
10
1. Telinga
Struktur telinga dibagi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a) Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikula) dan saluran telinga luar
(meatus auditorius eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata yang
tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil yang dilapisi oleh kulit sehingga
menjadi tinggi, keras, dan lentur. Daun telinga berfungsi mengumpulkan gelombang suara
untuk diteruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya ke gendang telinga.
Saluran telinga luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5 cm dari daun
telinga ke membrane timpani. Saluran ini tidak beraturan dan dilapisi oleh kulit yang
mengandung kelenjar khusus, glandulaseruminosa yang menghasilkan serumen. Serumaen
berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri, menangkap benda asing yang masuk ke telinga.
b) Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dalam bagian petrosus tulang
temporal. Rongga tersebut dilalui oleh tiga tulang kecil yaitu meleus, inkus dan stapes yang
membentang dari membrane timpani ke foramen ovale. Sesuai dengan namanya tulang
meleus berbentuknya seperti palu dan menempel pada membrane timpani. Tulang inkus
menghubungkan meleus dengan stapes dan tulang stapes melekat pada jendela oval di pintu
masuk telinga dalam. Tulang stapes disokong oleh otot stapedius yang berperan menstabilkan
hubungan antara hubungan stapes dengan jendela oval dan mengatur hantaran suara. Fungsi
tulang-tulang pendengaran adalah mengarahkan getaran dari membrane timpani ke fenestra
vestibule yang merupakan pemisah antara telinga tengah dengan telinga dalam.
Fisiologi Pendengaran
12
Pengantaran tulang dan udara:
Penghsntsrsn gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membrane timpani dan
tulang pendengar.
Gelombang suara mrnimbulkan getaran pada membrane timpani yang menutup
jendela bundar (penglihatan udara).
Hantaran tulang tranmisi getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan telinga dalam.
Gelombang jalan yaitu papan kaki stapes menimbulkan serangkaian gelombang pada
perilimfe dalam skala vestibuli. Apabila bergerak ke arah koklea, tinggi gelombang suara
dengan nada tinggi dan suara rendah gelombang memuncak pada apeks dinding tulang dari
skala vestibuli, membrane basilaris tidak dalam keadaan tegang.
INDERA PENGECAP
Lidah merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu mendeteksi berbagai
rasa. Orgsn ysng berperan dalam indra pengecapan yaitu lidah. Lidah terletak pada dasar
mulut, ujung serta tepi lidah bersentuhan dengan gigi yang terdiri dari otot serat lintang dan
dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan ke segala arah.
Fisiologis Pengecap
Fungsi indera pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak
enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis, dan sebagainya,
maka getah cerna akan keluar.
Rasa asam, dikecap pada sepanjang tepi lidah. Intensitas dari rasa asam hampir
sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hydrogen, yaitu semakin asam
semakin kuat sensasi bentuk.
Rasa asin, dikecap pada lingua anterior. Kualitas rasa asin berbeda antara garam
dengan garam yang lain. Kation membentuk rasa asin, anion juga berperan
membentuk rasa asin walaupun sedikit.
Rasa manis, dikecap pada ujung lidah. Rasa manis tidak dibentuk oleh satu sensasi
kimia saja misalnya gula, glikol, aldehit, keton, amida, dan asam amino. Kebanyakan
substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik.
Rasa pahit, dikecap pada dorsum lingua. Substansi yang membentuk rasa pahit
hampir seluruhnya merupakan substansi organik; substansi organic rantai panjang
yang mengandung nitrogen dan alcohol yang meliputi banyak zat yang digunakan
dalam obat-obatan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kitaempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan.
Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf
pusat susunan saraf.
Organ penciuman terdapat pada membrane mukosa pada bagian atas dari rongga
hidung (daerah penciuman). Organ penciuman dapat mengenali banyak macam bau.
Rangsangan bau yang diterima nasal olfactorius akan diteruskan ke otak untuk dikenali jenis
atau sumber yang menyebabkan bau.
Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi berbegai stimulus bunyi. Organ yang berperan sebagai indra pendengaran adalah
telinga. Didalam kehidupan sehari-hari pendengaran sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya didalam berkomunikasi.
Sumber:
Syaifuddin , Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan Edisi 3
Syaifuddin. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan Edisi 4.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis
Sarpini. Rusbandi, Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Tarwoto dan Aryani. Ratna dan Wartonah, anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan.
16