Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSEPSI SENSORI

Disusun oleh :
Kelompok 3

1. Dasriany Ramadhina ( 17.156.01.11.052 )


2. Dian Rubiyanti ( 17.156.01.11.054 )
3. Indriyani ( 17.156.01.11.062 )
4. Vera ( 17.156.01.11.080 )

2B – ILMU KEPERAWATAN

STIKes MEDISTRA INDONESIA


2019\2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Sistem Persepsi Sensori” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                   Bekasi, September 2019

                                                                  Penyusun

Keperawatan Medikal Bedah 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3

BAB II...................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...................................................................................................................................4

INDRA PENGLIHATAN.....................................................................................................................4

INDERA PENCIUMAN.......................................................................................................................8

INDERA PENDENGARAN...............................................................................................................10

INDERA PENGECAP........................................................................................................................13

BAB III................................................................................................................................................15

PENUTUP...........................................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kita tempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti.
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan. Ada dua
factor kesan yang timbul yaitu kesan yang timbul dari luar dan dari luar. Ada beberapa kesan
yang timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara.
Sedangkan, kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.

1.2. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Ibu
Dosen, dan juga untuk menambah wawasan serta memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah: Sistem Sensori & Persepsi.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Anatomi & Fisiologi dari sistem penglihatan, pendengaran, pengecapan dan
penciuman ?

Keperawatan Medikal Bedah 3


BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM PENGINDERAAN

Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kita tempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti.
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan. Ada dua
factor kesan yang timbul yaitu kesan yang timbul dari luar dan dari luar. Ada beberapa kesan
yang timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara.
Sedangkan, kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf
pusat susunan saraf. Organ indra dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu organ indra umum
seperti reseptor raba tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap
yang penyebarannya terbatas pada lidah.

INDRA PENGLIHATAN

Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indra penglihatan , saraf optikus
(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rentina, bergabung untuk
membentuk saraf optikus.

4
Anatomi Indra Penglihatan

1. Organ Okuli Assesoria

Organ okuli assesoria (alat antu mata), terdapat disekitar bola mata yang sangat erat
hubungannya dengan mata yang terdiri dari:
a) Kavum orbitan, merupakan rongga mat yang bentuknya seperti kerucut dengan
puncaknya mengarah kedepan , dan kedalam mata.
b) Supersilium (alis mata) merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang
melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai alat kecantikan dan
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik.
c) Palpebral (kelopak mata), merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang
terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas
dan kelopak bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada
gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
d) Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior
dan inferior.
e) Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6
buah di antaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak
mata ke atas.
 Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak
mata.

Keperawatan Medikal Bedah 5


 Muskulus orbicularis okuli (otot lingkar mata), fungsinya untuk menutup
mata.
 Muskulus rektus okuli inferor (otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup
mata.
 Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya mengerakkan
mata dalam(bola mata).
 Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam.
 Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mta ke atas, ke bawah,
dan keluar.

2. Organ Oculus

Oculus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II,
merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian
penting dari organ visus. Oculus terdiri dari:

a) Turnika okuli yang terdiri dari:


 Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat
melihat membrane pupil dan iris.
 Sclera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian dinding
luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. Bagian depan sclera tertutup oleh
kantong konjungtiva.

b) Turnika vaskulosa okuli


Turnika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan
pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu:
 Koroid merupakan selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika
vaskulosa yang berfungsi memberikan nutrisi pada turnika.
 Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal, terbentang mulai dari serata sampai ke
iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaristerdiri dari orbikulussiliaris,
korona siliaris, dan muskulus siliaris. yang berfungsi untuk terjadinya akomodasi.
Pada proses melihat, muskulus siliaris harus berkontraksi.

6
 Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berbentuk bulat seperti piring
dengan penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak bagian berlubang yang di
sebut pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Pada iris
terdapat 2 buah otot: muskulus stingter pupila pada pinggir iris, dan muskulus
dilatatorpupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah
dan sangat mudah terkena radang, bisa menjalar ke korpus siliaris.

c) Turnika nervosa
Turnika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina. Retina dibagi
atas 3 bagian:
 Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
 Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
 Pars iridika melapisi bagian permukaan balakang iris.

Fisiologi Penglihatan

Indera penglihatan menerima ransangan berkas-berkas cahaya pada rentina dengan


perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada
otak untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang letaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan membiasakan cahaya dan memfokuskan bayangan
pada rentina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.

Pembentuikan Bayangan

Pembentukan bayangan abnormal, jika bola mata terlalu panjang dan bentuk elips,
titik fokus jatuh di depan retina sehingga bayangan kabur. Untuk melihat lebih jelas harus
mendekatkan mata pada objek yang dilihat, dibantu dengan lensa bikonkaf yang memberi
cahaya divergen sebelum masuk mata. Hiperpropia, titik fokus jatuh di belakang retina.
Kelainan dikoreksi dengan lensa bikonveks. Presbiopia, bentuk abnormal karna lanjut usia
yang kekenyalan lensa.

Keperawatan Medikal Bedah 7


Respons Bola mata terhadap Benda

Relaksasi m. Siliaris rhembuat ligementum tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya


lebih pipih. Keadaan ini memperpanjang jarak fokus.
Akomodasi mengubah ukuran pupil, kontraksi iris membuat pupil mengecil dan melebar.
a. Jika sinar terlalu banyak, maka pupil menyempit agar sinar tidak seluruhnya tidak
masuk ke mata.
b. Respons dalam melihat benda: jika mata melihat jauh kemudian melihat dekat maka
pupil berkontraksi agar terjadi peningkatan ke dalam lapang penglihatan.

Lintasan Penglihatan

Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus.
Otak menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks selebri dan visual pada
bagian korteks ini membentuk gambar 3 dimensi.

INDERA PENCIUMAN

Organ penciuman terdapat pada membrane mukosa pada bagian atas dari rongga hidung
(daerah penciuman). Organ penciuman dapat mengenali banyak macam bau. Rangsangan bau
yang diterima nasal olfactorius akan diteruskan ke otak untuk dikenali jenis atau sumber yang
menyebabkan bau.
Jika produksi cairan hidung (kelenjar mucous atau serous) berlebihan dan membrane
mukosa terlihat udema (bengkak), maka fungsi penciuman akan berkurang pada keadaan-
keadaan ini, seperti disaat influenza.

8
1. Hidung

Organ penciuman terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (hidung luar/nasal external)
terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (cavum nasi), yang di bagi lagi oleh
sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri.

a) Hidung luar/nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya
berhubungan langsung dengan dahi (pada bagian apex). Bagian dasarnya terdapat 2
buah lubang hidung (nares) yang dipisahkan oleh sebuah sekat yang berjalan dari
depan sapai kebelakang rongga hidung (septum antero-posterior). Disekitar/pinggir
lubang hidung terdapat sejumlah rambut (vibrissae) yang berfungsi menahan atau
menyaring kotoran atau debu-debu yang masuk ke hidung bersama udara pernafasan.
Rangka hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan yang ditutupi oleh
kulitdan dibagian rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa. Rangka tulang
rawan terdapat pada septum dan ala nasi yang dapat menggerakkan atau
mengembang- kempiskan hidung bagian ujung hidung.
b) Cavum nasi (rongga hidung), pintu bagian depan disebut nares/ nostril, sedangkan
pintu/lubang bagian belakang yang berhubungan dengan pharynx disebut choane.
Tiap rongga hidung bagian atas dan dibelakang vestibulum dibagi 2 bagian, yaitu
daerah penciuman/ olfactory region (terdiri dari concha nasalis superior dan septum)

Keperawatan Medikal Bedah 9


dan daerah pernafasan/respiratory region, yang merupakan bagian sisanya dari rongga
hidung.

2. Fungsi Hidung
Fungsi dari hidung antara lain:
 Pengatur udara pernafasan
 Sel epitel hidung yang selalu basah (lembab) berperan penting dalam
mempertahankan keseimbangan suhu udara yang masuk ke hidung agar sama
mempertahankan suhu tubuh, baik itu udara panas/kering maupun dingin, ia dapat
menstabilkan suhunya. Bila hidung gagal mempertahankan kestabilan tersebut, maka
akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, misalnya radang tenggorokan
(pharyngitis), asma bronkiale dan sebagainya.

INDERA PENDENGARAN

Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi berbegai stimulus bunyi. Organ yang berperan sebagai indra pendengaran adalah
telinga. Didalam kehidupan sehari-hari pendengaran sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya didalam berkomunikasi.

10
1. Telinga
Struktur telinga dibagi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a) Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikula) dan saluran telinga luar
(meatus auditorius eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata yang
tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil yang dilapisi oleh kulit sehingga
menjadi tinggi, keras, dan lentur. Daun telinga berfungsi mengumpulkan gelombang suara
untuk diteruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya ke gendang telinga.
Saluran telinga luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5 cm dari daun
telinga ke membrane timpani. Saluran ini tidak beraturan dan dilapisi oleh kulit yang
mengandung kelenjar khusus, glandulaseruminosa yang menghasilkan serumen. Serumaen
berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri, menangkap benda asing yang masuk ke telinga.

b) Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dalam bagian petrosus tulang
temporal. Rongga tersebut dilalui oleh tiga tulang kecil yaitu meleus, inkus dan stapes yang
membentang dari membrane timpani ke foramen ovale. Sesuai dengan namanya tulang
meleus berbentuknya seperti palu dan menempel pada membrane timpani. Tulang inkus
menghubungkan meleus dengan stapes dan tulang stapes melekat pada jendela oval di pintu
masuk telinga dalam. Tulang stapes disokong oleh otot stapedius yang berperan menstabilkan
hubungan antara hubungan stapes dengan jendela oval dan mengatur hantaran suara. Fungsi
tulang-tulang pendengaran adalah mengarahkan getaran dari membrane timpani ke fenestra
vestibule yang merupakan pemisah antara telinga tengah dengan telinga dalam.

c) Telinga dalam atau labirin


Telingan dalam atau labirin mengandung organ-organ yang sensitive untuk pendengaran,
keseimbangan dan saraf kranial ke delapan. Telinga dalam berisi cairan dan berada pada
petrosa tulang temporal. Telinga dalam tersusun atas dua bagian yaitu labirin tulang dan
labirin membranosa.
 Labirin tulang
Labirin tulang merupakan ruang berisikan cairan menyerupai cairan serebrospinalis yang
disebut cairan perilim. Labirin tulang tersusun atas vestibula, kanalis semisirkularis dan
koklea. Vestibula menghubungkan koklea dengan kanalis semisirkularis. Saluran

Keperawatan Medikal Bedah 11


semisirkularis merupakan tiga saluran yang berisi cairan yang berfungsi menjaga
keseimbangan pada saat kepala digerakkan. Saluran ini mengandung sel-sel rambut yang
memberikan respon terhadap gerakan cairan untuk disampaikan pesan otak sehingga terjadi
proses keseimbangan. Koklea berbentuk eperti rumah siput didalamnya terdapat duktus
koklearis yang berisi cairan endolimf dan banyak reseptor pendengaran. Oklea bagian labirin
dibagi atas tiga ruangan (skala) yaitu bagian atas disebut skala vestibule, bagian tengah
disebut skala media dan pada bagian dasar disebut skala timpani.
 Labirin membranosa
Labirin membranosa terendam dalam cairan perilimf dan mengandung cairan
endolimf. Kedua cairan tersebut terdapat keseimbangan yang tepat dalam telingadalam
sehingga pengaturan keseimbangan keseimbangan tetap terjaga. Labirin membranosa
tersusun atas utrikulus, sakulus dan kanalis semisirkulis, duktus koklearis dan organ korti.

Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai


gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak
melalui rongga telinga luar (auris eksternal) yang menyebabkan membrane timpani bergetar.
Getaran-getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui meleus yang terkait
pada membrane tersebut. Karena getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler
menuju perilimfe yang getaran ini dialihkan melalui membrane menuju endolimfe dalam
saluran koklea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti
selanjutnya dihantarkan menuju otak.
Suara dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fisik (udara, air, dan benda
padat), tidak dapat didengar melalui hampa udara. Penghantaran sura, telinga mengubah
gelombang suara dari dunia luar menjadi potensial aksi dalam nervus koklearis.
Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi
gerakan papan kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang pada cairan telinga tengah.
Refleksi gendang yaitu apabila otot telinga tengah berkontraksi , menarik manubrium
maleoolusnke dalam dan papan kaki stapes keluar. Suara akan menimbulkan refleks kontraksi
otot dan merangsang reseptor pendengaran.

12
Pengantaran tulang dan udara:
 Penghsntsrsn gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membrane timpani dan
tulang pendengar.
 Gelombang suara mrnimbulkan getaran pada membrane timpani yang menutup
jendela bundar (penglihatan udara).
 Hantaran tulang tranmisi getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan telinga dalam.

Gelombang jalan yaitu papan kaki stapes menimbulkan serangkaian gelombang pada
perilimfe dalam skala vestibuli. Apabila bergerak ke arah koklea, tinggi gelombang suara
dengan nada tinggi dan suara rendah gelombang memuncak pada apeks dinding tulang dari
skala vestibuli, membrane basilaris tidak dalam keadaan tegang.

INDERA PENGECAP

Lidah merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu mendeteksi berbagai
rasa. Orgsn ysng berperan dalam indra pengecapan yaitu lidah. Lidah terletak pada dasar
mulut, ujung serta tepi lidah bersentuhan dengan gigi yang terdiri dari otot serat lintang dan
dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan ke segala arah.

Lidah terbagi menjadi:


 Raduks lingua (pangkal lidah)
 Dorsum lingua (punggung lidah)
 Apeks lingua (ujung lidah).

Keperawatan Medikal Bedah 13


Makanan dapat dirasakan jika makanan tersebut dalam bentuk cair dan harus bersentuhan
dengan ujung saraf lidah yang mampu meneruma rangsangan yang berbeda-bedamdan
menimbulkan kesan rasayang berbeda pula. Lidah memiliki pensarafan yang majemuk dari
saraf hipoglosusm(saraf otak XII) dan dipersarafi juga oleh saraf kranial VII (nervus fasialis)
dan saraf IX (glosofaringeus) yang membawa implus saraf. Kelenjar ludah mengeluarkan
saliva kira-kira ½ liter dalam 24 jam untuk mengolah enzim amylase, sebagai katalisator
dalam perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida.

Fisiologis Pengecap

Fungsi indera pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak
enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis, dan sebagainya,
maka getah cerna akan keluar.

Sensasi Pengecapan Dasar

 Rasa asam, dikecap pada sepanjang tepi lidah. Intensitas dari rasa asam hampir
sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hydrogen, yaitu semakin asam
semakin kuat sensasi bentuk.
 Rasa asin, dikecap pada lingua anterior. Kualitas rasa asin berbeda antara garam
dengan garam yang lain. Kation membentuk rasa asin, anion juga berperan
membentuk rasa asin walaupun sedikit.
 Rasa manis, dikecap pada ujung lidah. Rasa manis tidak dibentuk oleh satu sensasi
kimia saja misalnya gula, glikol, aldehit, keton, amida, dan asam amino. Kebanyakan
substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik.
 Rasa pahit, dikecap pada dorsum lingua. Substansi yang membentuk rasa pahit
hampir seluruhnya merupakan substansi organik; substansi organic rantai panjang
yang mengandung nitrogen dan alcohol yang meliputi banyak zat yang digunakan
dalam obat-obatan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadari keadaan
lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh kitaempat kondisi yang harus dipenuhi agar
penginderaan dapat berfungsi yaitu stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa,
jaringan saraf dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk
membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan.
Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf
pusat susunan saraf.
Organ penciuman terdapat pada membrane mukosa pada bagian atas dari rongga
hidung (daerah penciuman). Organ penciuman dapat mengenali banyak macam bau.
Rangsangan bau yang diterima nasal olfactorius akan diteruskan ke otak untuk dikenali jenis
atau sumber yang menyebabkan bau.
Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi berbegai stimulus bunyi. Organ yang berperan sebagai indra pendengaran adalah
telinga. Didalam kehidupan sehari-hari pendengaran sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya didalam berkomunikasi.

Keperawatan Medikal Bedah 15


Daftar Pustaka

Sumber:
Syaifuddin , Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan Edisi 3
Syaifuddin. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan Edisi 4.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis
Sarpini. Rusbandi, Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Tarwoto dan Aryani. Ratna dan Wartonah, anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan.

16

Anda mungkin juga menyukai