7183510033
MANAJEMEN A 2018
Kerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi antar umat
beragama dalam masyarakat multicultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai
dan berdampingan. Orang Kristen yang ditempatkan di tengah masyarakat yang majemuk harus
menggarami dan menerangi dunia, seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada kita dalam Matius
5:14-15. Dijelaskan bahwa orang Kristen terutama mahasiswa harus mampu menciptakan
toleransi, persaudaraan, persahabatan, antar umat beragama, antar suku, ras didorong oleh kasih
dari Tuhan Yesus Kristus dalam masyarakat yang berbeda tersebut.
2. Sikap Inklusivisme
Adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama-agama lain dengan segalam
eksistensinya. Tetapi orang yang inklusivisme ini tetap memandang agamanya sendirilah
sebagai agama satu-satunya jalan menuju keselamatan.
3. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama lain
sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Sebagai mahasiswa
Kristen, pandangan ini harus kita hindarkan sebab tidak sesuai dengan iman Kristen.
Yesus mengajarkan kepada kita dalam Matius 5:37 katakan ya kepadaNya dan katakana
tidak kepada tidak. Sebab sesungguhnya, bahwa keselamatan itu tidak kita temukan
diluar Tuhan Yesus Kristus.
Kerukunan hidup umat beragama adalah suatu kondisi dimana semua golongan agama
dapat hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya sehingga masing-masing pemeluk agama dapat hidup dalam keadaan rukun
dan damai. Dalam rangka menciptakan kerukunan hidup umat beragama yang bersifat
menyeluruh, maka pemerintah mencanangkan Triologi Kerukunan hidup beragama yakni:
Toleransi beragama artinya setiap agama tidak berarti harus menyetujui kepercayaan
orang lain. Setiap agama harus tegas dan teguh pada ajaran kepercayaannya. Agama Kristen
sendiri mengajarkan agar setiap murid Yesus tidak taku mengakui nama Yesus Kristus. Maka
dalam program toleransi beragama, prinsip yang dianut adalah bahwa setiap penduduk dijamin
kemerdekaannya untuk memeluk agama dan kepercayaannya serta diberikan kebebasan
melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaanya.
Dialog dan Musyawarah dapat terjadi jika ada kesadaran untuk mengadakan percakapan
pergaulan dan pertukaran nilai yang dimiliki oleh masing-masing dan kemudian berusaha
memberi diri untuk dikenal serta mengenal pihak lain. Didorong oleh Kasih Kristus maka umat
Kristen harus bersedia menggarami kehidupan masyarakat dan mampu hadir ditengah-tengah
masyarakat untuk memberikan sinar dan terang, sehingga dialog dan musyawarah itu memberi
kualitas hidup yang lebih baik.