Dosen Pembimbing :
Di susun oleh :
Kelompok 8
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun makalah Asuhan
Keperawatan Emfisema. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari
berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan
balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang dokumentasi keperawatan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
DA
FTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit
Jantung Koroner
E. Berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner
1. Menu sehari Diet Jantung II
2. Menu sehari Diet Jantung III
3. Menu sehari Diet Jantung IV
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jantung merupakan mesin pompa darah yang berukuran kira-kira sebesar
kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti kerucut. Jantung terbagi
menjadi empat ruangan yaitu dua ruangan atas yang disebut atrium (serambi)
dan dua ruang bawah yang disebut ventrikel (bilik), (Irawan, 1998). Menurut
WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan jantung, akut
maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium
sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner dan menurut
American Heart Organitation (AHA), PJK merupakan kelainan pada satu atau
lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding
dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran
darah ke otot jantung. Kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang
akibatnya dapat menggangu fungsi jantung, (Fahmi, 2004).
B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
b. Faktor resiko apa saja yang menjadi penyebab timbulnya Penyakit
Jantung Koroner?
c. Bagaimanakah pengaturan diet pada penderita jantung Koroner?
d. Makanan apa sajakah yang boleh dan tidak boleh diberikan bagi
penderita Penyakit Jantung Koroner?
e. Apa sajakah jenis menu untuk penyakit jantung koroner?
C. Tujuan
TINJAUAN TEORI
1. Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan kiri. Hal ini sering timbul saat pasien melakukan aktifitas
dan segera hilang saat aktifitas dihentikan.
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa tertekan, seperti
merasa terpilin, sperti terbakar (panas yang berpusat di daerah retrostenal
(dibalik tulangsternum yang berada ditengah-tengah dada) yang bisa
menjalar kelengan kiri, leher, bahu dan punggung. Dalam hal ini angina
pectoris bisa digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Angina pectoris stabil, yaitu gejala yang timbul frekuensinya tetap, baik
lamanya maupun kadar pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil, yaitu pola gejala yang timbul berubah-
ubah, baik frekuensinya, lamanya, maupun kenyerian yang dirasakan.
c. Angina prinzmental, yang biasanya timbul sewaktu sedang beristirahat.
Biasanya disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner.
b. Jenis Kelamin
Pria lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan wanita,
setelah manopause frekuensinya sama antara pria dan wanita. Pria
beresiko terkena PJK setelah berusia 40 tahun, sedangkan wanita
setelah berusia 50 tahun. Wanita lebih terlindungi dari PJK mungkin
karena hormon estrogen pada wanita (Soeharto, 200)
Pravalensi PJK lebih tinggi pada laki-laki dari pada wanita. Pada umur
45-54 tahun rasio terkena PJK pada laki-laki 6 kali dari pada wanita.
Pada umur 50 tahun ASDR laki-laki dan wanita akibat PJK tidak
berbeda, dan pada umur 80 tahun ASDR pada kedua jenis kelamin
sama (Sitepu, M, 1997).
c. Umur
Jelas sekali umur merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap
terjadinya PJK, terutama terhadap terjadinya pengendapan
aterosklerosis pada arteri koroner. Saluran arteri koroner ini dapat
dibandingkan dengan saluran pipa ledeng, makin tua umurnya makin
besar kemungkinan timbulnya ”kerak” di dindingnya, yang
menyebabkan terganggunya aliran dalam pipa (Soeharto,2000).
d. Stress
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin
yang tinggi dan dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri
koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. Dalam
jangka panjang, terlalu banyak peristiwa yang menegangkan dalam
satu tahun dapat menjadi awal serangan jantung (Payne, 1995).
b. Kolesterol
Kolesterol dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan
kebutuhan, tubuh akan tetap sehat, tetapi kelebihan kolesterol dapat
mengendap di dalam pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan
penyempitan dan pengerasan yang dikenal aterosklerosis, sehingga
menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya
sehingga timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan
dapat menjurus ke serangan jantung (Soeharto, 2000).
c. Pola Makan
Pola makan adalah frekuensi jumlah serta jenis makanan yang
dikonsumsi. Tujuannya untuk mencapai serta memelihara kesehatan
dan status gizi optimal, untuk itu tubuh perlu mengkonsumsi makanan
sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang sesuai
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
d. Merokok
Asap merokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin, zat ini merangsang denyutan jantung dan tekanan
darah. Asap rokok mengandung karbon monoksida (CO2) yang
memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari pada sel darah merah untuk
menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah
tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk
jantung (Irawan, 1998).
e. Diabetes melitus
Diabetes menyebabkan faktor resiko PJK yaitu bila kadar glukosa
darah naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
gula darah tersebut dapat mendorong terjadinya pengendapan
(arterosklerosis) pada arteri koroner. Diabetes yang tidak terkontrol
dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan
kadar kolesterol dan trigliserida. Kadar glukosa darah stabil berkisar
antara 70-140 mg/dl. Jika kadar glukosa darah melebihi angka tadi
maka dapat dipastikan jika seseorang telah positif menderita diabetes
melitus (Vitahealth, 2004).
Sedangkan syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner menurut
Krisnatuti adalah sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita yang
terlalu gemuk), protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, rendah
garam bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak merangsang dan
tidak menimbulkan gas, porsi kecil dan frekuensi pemberian tergolong sering
(Krisnatuti dan Yenrina, 1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah sebagai berikut:
a. Diet jantung I
b. Diet jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I atau setelah fase akut
dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai
diet jantung II garam rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan
tiamin.
c. Diet jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sbagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien
jantung dengan kondisi penyakit jantung yang tidak terlalu berat. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam
rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
d. Diet jantung IV
D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit
Jantung Koroner
Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit jantung koroner adalah
sebagai berikut : daging berlemak, telur, susu penuh (whole milk), jeroan,
makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh (Wirakusumah, 2001).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi. (Fahmi,
2004).
Faktor resiko penyebab Penyakit Jantung Koroner terdiri dari 2 faktor yaitu: tidak
dapat diubah (Unchangeable Risk Factors) dan yang dapat diubah (Changeable
Risk Factors)
Syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner menurut Krisnatuti
adalah sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita yang terlalu
gemuk), protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, rendah garam
bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan gas, porsi kecil dan frekuensi pemberian tergolong sering
(Krisnatuti dan Yenrina, 1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah Diet Jantung I, Diet
Jantung II, Diet Jantung III, dan Diet Jantung IV.
B. Saran
Apabila belum terkena penyakit Jantung Koroner, sebaiknya pola makan diatur
dengan tidak mengonsumsi makanan yang berisiko menyebabkan Penyakit
Jantung Koroner secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2010). Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
E.Bek, Mary. (2011). Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta : Penerbit Andi
Sholeh S, Naga. (2012) Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Diva Press
Uripi, Vera. (2015). Penuntun Praktikum Dietetik Gizi Lebih dan Penyakit
Degeneratif. Bogor : IPB