Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (mansjoer,2003).

Trauma servikal adalah suatu keadaan cedera patah tulang belakang sevikal dan

medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, sublukasi atau fraktur vertebrata

servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medulla spinalis daerah servikal.

Dislokasi servikal adalah lepasnya salah satu struktur dari tulang servikal. Subluksasi

servikal merupakan kondisi sebagian dari tulang servikal lepas. Fraktur adalah

terputusnya hubungan dari badan tulang vertebrata servikalis (mutaqqin, 2011).

Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai servikalis, vertebralis dan lumbalis

akibat trauma, jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga

(sjamsuhidayat,2007).

Fraktur tulang leher merupakan suatu keadaan darurat medis yang membutuhkan

perawatan segera. Spine trauma mungkin terkait cedera saraf tulang belakang dan

dapat mengakibatkan kelumpuhan, sehingga sangat penting untuk menjaga leher.

Fraktur ini sering terjadi pada anak karena kondisi masih sangat rawan untuk tumbuh

dan berkembang.

Fraktur tulang leher sangat berbahaya karena bisa mengganggu sistem saraf yang

terdapat pada vertebrata. Hal ini bisa mengakibatkan gangguan-gangguan neurologis.

Bahkan fraktur pada tulang leher bisa menyebabkan seorang anak mengalami lumpuh.
B. Etiologi

1. Faktor presipitasi

a. Kekerasan Langsung

Kekerasan secara langsung menyebabkan tulang patah pada titik terjadinya

kekerasan atau kekuatan kekuatan yang tiba-tiba dan yang dapat berupa

pukulan, penghancuran, penekukan dan penarikan berlebihan. Bila terkena

kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan

lunaknya pun rusak.

b. Kekerasan Tidak Langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan tulang patah ditempat yang jauh dari

tempat terjadinya kecelakaan atau kekerasan dan biasanya yang patah adalah

bagian yang lemah jalur hantaman vektor kekerasan.

c. Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang karena tarikan otot jarang terjadi.

2. Faktor Predisposisi

a. Faktor ekstrinsik adalah gaya dari luar yang bereaksi pada tulang serta

tergantung dari besarnya waktu atau lamanya arah gaya tersebut dapat

menyebabkan patah tulang.

b. Faktor instrinsik adalah beberapa sifat penting dari tulang yang menentukan

daya tahan timbulnya fraktur yaitu kapasitas absorbsi dari sendi, daya

elastisitas, daya terhadap kelelahan dan aktivitas atau kepadatan , usia lanjut

(Ivones, 2011).
C. Manifestasi Klinis

Menurut Hudak (2006), manifestasi klinis trauma servikal adalah sebagai berikut :

1. Lesi C1-C4

Pada lesi C1-C4 otot trapezius, sternomastoid dan otot plastima masih berfungsi.

Otot diafragma dan otot interkostal mengalami partalisis dan tidak ada gerakan

(baik secara fisik maupun fungsional) dibawah transeksi spinal tersebut.

2. Lesi C5

Bila segmen C5 medulla spinalis mengalami kerusakan, fungsi diafragma rusak

sekunder terhadap edema pascatrauma akut. Paralisis intestinal dan dilatasi

lambung dapat disertai depresi pernapasan ekstremitas atas mengalami rotasi ke

arah luar sebagai akibat kerusakan pada otot supraspinosus.

3. Lesi C6

Pada lesi segmen C6 distress pernapasan dapat terjadi karena paralisis intestnal

dan edema asenden dari medulla spinalis. Bahu biasanya naik dengan lengan

abduksi dan lengan bawah fleksi. Ini karena aktivitas tak terhambat dari deltoid ,

bisep dan otot brakhioradialis.

4. Lesi C7

Lessi medulla pada tingkat C7 memungkinkan otot diafragma dan aksesori untuk

mengkompensasi otot abdomen dan interkostal. Ekstremitas atas mengambil

posisi yang sma seperti lesi c6. Fleksi jari tangan biasanya berlebihan ketika kerja

refleks kembali.
D. Komplikasi

Menurut EMMA (2011), komplikasi pada trauma servikal adalah sebagai berikut :

1. Syok Neurogenik

Syok neurogenik merupakan hasil dari kerusakan jalur simpatik yang desending

dengan medulla spinalis. Kondisi ini mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor

dan kehilangan persarafan simpatis pada jantung sehingga menyebabkan

vasodilatasi pembuluh darah visceral serta ektremitas bawah maka terjadi

penumpukan darah dan konsekuensinya terjadi hipotensi.

2. Syok spinal

Syok spinal adalah keadaan flasid dan hilangnya refleks, terlihat setelah terjadinya

cedera medulla spinalis. Pada syok spinal mungkin akan tampak seperti lesi

komplit walaupun tidak seluruh bagian rusak.

3. Hipoventilasi

Hal ini disebabkan karena paralisis otot interkostal yang merupakan cedera yang

mengenai medulla spinalis bagian didaerah servikal bawah atau torakal atas.

4. Hiperfleksia autonomic

Dikarakteristikkan oleh sakit kepala berdenyut, keringat banyak, kongesti nasal,

bradikardi dan hipertensi.

E. Penatalaksanaan Medis

Menurut Brunner & Sudhdarth (2001) pentalaksanaan pada pasien trauma servikal

yaitu :

1. Menyediakan oksigen tambahan

2. Menyediakan ventilasi mekanik jika diperlukan


3. Monitor tingkat kesadaran dan otput urin untuk menentukan hipotensi dan

bradikardi.

4. Mengatur suhu ruangan .

5. Stabilisasi tulang servikal dengan manual support, gunakan servikal collar,

imobilisasi lateral kepala, meletakkan papan dibawah tulang belakang.

F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mansjoer (2003) adapun pemeriksaan penunjang trauma servikal yaitu :

1. Sinar X Spinal

Menentukan lokasi dan jenis cedera tulang untuk kesejajaran, reduksi setelah

dilakukan traksi atau operasi.

2. CT Scan

Menentukan tempat luka/jejas, mengevaluasi gangguan struktural

3. MRI

Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi

4. Mielografi

Untuk memperlihatkan kolumna spinalis jika faktor patologisnya tidak jelas atau

dicurigai adanya oklusi pada ruang subarahknoid medulla spinalis.

5. Foto Rontgen Torak

Memperlihatkan keadaan paru

6. GDA

Menunjukkan keefektifan pertukaran gas atau upaya ventilasi.

Anda mungkin juga menyukai