Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANNISA KAMALIA

NIM : 180210402117

RANGKUMAN
KAJIAN SEMANTIK PENGGUNAAN HIPONIM DAN HIPERNIM PADA JUDUL
WACANA DALAM KORAN KOMPAS EDISI SEPTEMBER-OKTOBER 2013

Semantik merupakan kajian linguistik khususnya berkaitan dengan makna, hal yang
perlu dikaji terutama terletak pada makna suatu kata. Tinjauan semantik dalam pengkajian
makna meliputi hiponim, hipernim, sinonim, antonim, polisemi, dan homonim. Makna
hiponim dan hipernim dalam wacana sebagai salah satu bagian keindahan wacana. Pembaca
akan lebih jelas memberikan makna pada wacana yang disajikan (tidak hanya pada karya
sastra, melainkan pada wacana lain seperti pada koran maupun wacana lain. Makna hiponim
dan hipernim pada wacana koran, biasanya terletak pada judul wacana karena di dalam judul
wacana merupakan suatu hal yang sangat penting bagi isi wacana dengan tujuan untuk
mengetahui pokok bahasan isi wacana.

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana dalam hierarki gramatikal dijadikan
satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat, di dalam wacana terdapat konsep, gagasan,
pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami tanpa keraguan apapun. Keutuhan wacana
dibangun oleh unsur kohesi dan koherensi. Wacana berupa lisan atau tertulis dengan
persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk lebih dari satu kalimat..
Pengungkapannya menyangkut suatu hal (subjek) dan diungkapkan menurut tata cara yang
teratur. Bentuk nyata wacana berupa percakapan singkat ataupun tulisan. Suatu wacana
dibentuk oleh unsur segmental dan unsur nonsegmental. Pada unsur segmental, wacana dapat
dibentuk oleh fonem, morfem, kata, dan kalimat, sedangkan unsur nonsegmental dapat dibagi
atas unsur suprasegmental, pada bahasa dan semantik.

Pembentukan wacana dengan unsur suprasegmental dapat dibentuk oleh tekanan


suara atau intonasi, dari segi para bahasa wacana dibentuk oleh gerak tubuh, mimik, dan
suara-suara bermakna. Adapun dari segi semantik bahwa wacana bermakna. Dari pengertian
semantik dan wacana serta unsur-unsur pembentuk wacana, penelitian ini meneliti pada
penggunaan hiponim dan hipernim yaitu ungkapan yang maknanya dianggap bagian dari
makna suatu ungkapan lain. Di dalam judul wacana, penggunaan makna ini digunakan
dengan menyebut nama, merk, dan brand. Objek penelitian ini adalah judul wacana yang
terdapat pada koran Kompas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan
fungsi penggunaan hiponim dan hipernim secara keseluruhan dalam judul wacana koran
Kompas. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a) bagaimana bentuk
hiponim dan hipenim pada judul wacana dalam koran Kompas edisi September-Oktober
2013? b) Bagaimana pengklasifikasian jenis kata penggunaan hiponim dan hipernim pada
judul wacana dalam koran Kompas edisi September-Oktober 2013? c) Acuan apa saja
penggunaan hiponim dan hipernim yang terdapat pada judul wacana dalam koran Kompas
edisi September-Oktober 2013?
Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasikan bentuk hiponim dan hipernim pada
judul wacana dala koran Kompas edisi September-Oktober 2013, mendeskripsikan jenis kata
penggunaan hiponim dan hipernim pada judul wacana dalam koran Kompas edisi September-
Oktober 2013, serta menganalisis acuan penggunaan hiponim dan hipernim yang terdapat
pada judul wacana dalam koran Kompas edisi September-Oktober 2013. Adapun manfaatnya
adalah secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai kebahasaan
khususnya dalam bidang semantik penggunaan hiponim dan hipernim pada judul wacana
koran Kompas, hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui wujud dan makna
objek yang dikaji, sehingga hal-hal yang siungkapkan secara tidak langsung menggunakan
bahasa asing diterangkan dalam penelitian ini untuk memudahkan pembaca. Sedangkan
secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pemilihan sumber belajar dan
media belajar, khususnya pada bidang semantik penggunaan hiponim dan hipernim,
memberikan wawasan mengenai wujud makna hiponim dan hipernim untuk membantu
pembaca mengetahui isinya.

Tinjauan pustaka sebagai acuan peneliti dalam penelitian ini belum didapati, terutama
penelitian bidang semantik penggunaan hiponim dan hipernim pada wacana. Terdapat
beberapa penelitian yang memfokuskan pada bidang semantik penggunaan hiponim dan
hipernim, salah satunya penelitian yang ditulis oleh Tri Handayani (2010) meneliti “Tinjauan
Semantik Ungkapan pada Bungkus Permen Kis Mint Barley”. Persamaan penelitian ini
adalah sama-sama berfokus dalam bidang kajian semantik, perbedaannya terletak pada objek
yang dikaji. Pada input data analisis judul dari penelitian ini yaitu “Kajian Semantik
Penggunaan Hiponim dan Hipernim yang Terdapat pada Judul Wacana dalam Koran Kompas
Edisi September-Oktober 2013”, yang kemudian dianalisis pada proses analisis dengan
menggunakan penelitian kualitatif yang mana subjek dan objek penelitian dianalisis
berdasarkan penggunaan hiponim dan hipernim untuk mendapatkan hasil akhir output
analisis kesimpulan dan saran.

Pelaksanaan penelitian ini secara keseluruhan (mulai persiapan hingga penulisan


laporan penelitian) dilakukan mulai bulan November 2013 sampai selesai. Pada penelitian ini
penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah
(natural setting) (Sugiyono, 2010: 1). Laporan penelitian kualitatif cenderung menggunakan
model laporan studi kasus yang berbeda dengan laporan ilmiah atau laporan teknik. Laporan
model kasus mampu menjelaskan bagaimana peneliti berinteraksi dengan medan
penelitiannya, dan tepat bagi penyajian posisi nilai penelitiannya, teori substantif, paradigma
metodologis, dan juga nilai-nilai kontekstual lokalnya. Subjek dalam penelitian ini adalah
koran Kompas edisi September-Oktober 2013. Objek penelitian yang dianalisis adalah
penggunaan hiponim dan hipernim pada judul wacana koran Kompas edisi September-
Oktober 2013. Data dalam penelitian ini berupa judul-judul wacana pada koran Kompas
untuk dianalisis dan diteliti makna hiponim dan hipernim dengan diklasifikasikan
berdasarkan atribut dan dengan menggunakan teknik perluasan dari setiap data yang akan
diteliti. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini berupa judul wacana koran Kompas edisi
September-Oktober 2013.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik simak, teknik
catat, dan teknik perluasan. Teknik simak ini dalam praktiknya diwujudkan dengan
penyadapan (Mahsun, 2005:90), dalam penelitian ini peneliti melakukan penyimakan
terhadap penggunaan bahasa dengan cara menyimak judul wacana pada koran Kompas edisi
September-Oktober 2013. Teknik catat berarti penulis sebagai instrumen kunci melakukan
observasi secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data. Langkah-langkah dalam
teknik simak catat adalah menyimak judul wacana pada koran Kompas edisi September-
Oktober 2013, menggolongkan bentuk hiponim dan hipernim, dan menguraikan kembali
judul wacana koran Kompas yang termasuk bentuk hiponim dan hipernim dengan menambah
beberapa penjelasan. Teknik perluasan, penggunaan teknik ini penting untuk mengetahui
kadar kesinoniman bila menyangkut dua unsur satuan yang berlainan tetapi diduga
bersinonim satu sama lain. Teknik ini dapat bertujuan untuk memperluas dan menggolongkan
setiap data yang akan diteliti.

Untuk menunjukkan keabsahan data yang akan diteliti, dalam menganalisis data yang
berbentuk kualitatif, maka peneliti akan menggunakan dua teknik, yaitu teknik perpanjangan
keikutsertaan dan teknik ketekunan pengamatan. Peneliti dengan perpanjangan
keikutsertaannya akan banyak mempelajari “kebudayaan”, dapat menguji ketidakbenaran
informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri
maupunresponden, dan membangun kepercayaan subjek. Perpanjangan keikutsertaan
memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan
pengaruh bersama peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

Teknik analisis data pada penelitian ini bersifat kualitatif, analisisnya diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah. Penelitian kualitatif menekan pada analisis yaitu data yang
dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung hipotesis yang telah disusun, tetapi
sebagai kekhususan yang telah terkumpul pada data yang dilaksanakan secara teliti. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan metode agih dan metode padan. Metode agih
merupakan metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu
sendiri (Sudaryanto, 19993:15). Sedangkan metode padan adalah metode analisis data yang
alat penentunya berada di luar bahasa, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang
bersangkutan dan diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Alat penentu metode padan ada lima, yaitu
refren bahasa, organ wicara, bahasa lain, bahasa tulis, dan mitra wicara. Dalam penelitian ini
alat penentu yang digunakan ialah refren bahasa. Metode padan refrensial merupakan metode
yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa atau referen bahasa
(Sudaryanto, 1993: 14).

Teknik yang digunakan adalah teknik dasar pilah unsur penentu (PUP) dan teknik
perluas. Teknik dasar pilah unsur penentu (PUP) yaitu memilah-milah data yang
bersangkutan dengan referen atau acuan, teknik perluas yaitu dilaksanakan dengan
memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri dan perluasan itu
menggunakan “unsur” tertentu (Sudaryanto, 1993: 37). Analisis data dalam penelitian ini
dengan mendeskripsikan bentuk hiponim dan hipernim pada judul wacana koran Kompas
kemudian dilanjutkan dengan analisis dan penarikan kesimpulan. Penyajian hasil analisis
dalam penelitian ini menggunakan metode formal dan informal. Metode formal adalah
perumusan dengan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode informal adalah
perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang sifatnya teknis
(Sudaryanto, 1993:145). Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu 1) tahap
pengumpulan data (berupa judul-judul wacana yang terdapat di dalam koran Kompas edisi
September-Oktober 2013); 2) tahap analisis data (setelah data-data terkumpul kemudian data
tersebut dipilah dan diklasifikasikan menurut golongannya, dalam hal ini pengklasifikasian
berdasarkan hiponim dan hipernim; 3) tahap kesimpulan (garis besar dari hasil analisis
penelitian).

Analisis data dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan


sebelumnya, yaitu bentuk, pengklasifikasian kelas kata dan acuan penggunaan hiponim dan
hipernim pada judul wacana koran Kompas edisi September-Oktober 2013. Adapun bentuk
data sebagai berikut:

1. Indonesia Kembangkan Pasar Afsel.


2. Lagi, Marquez Rebut Start.
3. Hidup Semangat Michael Jackson.
4. Golkar Cari Penutup Kelemahan Aburizal.
5. Demokrat Akan Memetik Apa Yang Ditabur.
6. Belanda Bayar Ganti Rugi 20.000 Euro.
7. Pegawai Pengadilan Kamboja Mogok Kerja.
8. Pertamina Batal Hentikan Avtur Merpati.
9. Berharap Wajah Jakarta Lebih Hijau.
10. Saat Mendoan tak Lagi Gurih.
11. Lahan Sawit tak Optimal.
12. Dendam Lorenzo Terbalas.
13. Jokowi Dongkrak PDI-P.
14. Beijing Tetapkan Syarat.
15. Jumlah Rute Lion Air di Wilayah IV Dievaluasi.
16. Makanan Padang dan Jepang.
17. Obama Yakinkan Kongres.
18. All New Carens Terobosan Mobil Keluarga Modern.
19. All New Rio Stylish Dan Modern.
20. Mantan Walikota Gorontalo Di Adili.
21. Krisis Suriah Ancam Ekonomi.
22. Singapura Lanjutkan Reklamasi Laut.
23. Indofood Akuisi Perusahaan China.
24. Rokok Ilegal Beredar di Makasar.
25. Aceh Aman, Investor Tidak Perlu Khawatir.
26. Lionel Messi Dukung Olimpiade 2020 Di Madrid.
27. Menuju Monza, Tim Mercedez Siapkan Mobil Setelan Baru.
28. Pembalap Malaysia Raih Etape Pertama.
29. Israel Bersiap Perang.
30. Sulawesi Pusat Kain Kayu Nusantara.
31. Karya Mahasiswa Perajin Dipamerkan Di London.
32. Pedagang Sayur “Nyambi” Jadi Bandar Ganja.
33. Walcott Asa Tim “Tiga Singa”.
34. Filiphina Panggil Pulang Duta Beras di China.
35. Kebijakan Jepang Lebih Nasional.
36. Oposisi Australia Ungkap Rencana Pembiayaan.
37. Seorang Nenek Bawa Heroin Senilai Rp. 3 Miliar.
38. Everton Tawari Baines Kontrak Lebih Besar.
39. Seni Dan Hiburan Hanya Di Singapura.
40. Jokowi Dapat Sinyal dari Megawati.
41. Permintaan Kopi dari Luar Negeri Melonjak.
42. Surabaya Bangun Waduk Penampung Air.
43. Menanti Duet Maut Microsoft-Nokia.
44. Polisi Jerman Selamatkan 40 Anak.
45. Menerka Model Serangan Militer Amerika Serikat.
46. Kalbar Siapkan Pepasliaran.
47. Bareng Slank Stop “Nyampah”.
48. Produsen Tempe dan Tahu Mogok.
49. Rio Finish Ke Tujuh.
50. Kekuatan Penuh Italia.
51. Nuansa Bali di Miss World 2013.
52. Fathanah Janjikan Menang Tender.
53. Stabilisasi Rupiah.
54. Harga Kedelai Melonjak, Aksi Ambil Untung Harus Dicegah.
55. Harga Karet Dan Kakao Cenderung Turun.
56. Alonso Akan Terus Mengejar Gelar.
57. Yang Dibuang “Apple”.
58. Representasi Maskulin Bonia.

Berdasarkan hasil klasifikasi bentuk hiponim dan hipernim pada koran Kompas sebagai
berikut: 1) bentuk hiponim dan hipernim berdasarkan atributnya, data yang diperoleh setelah
digolongkan berkaitan dengan bentuk nama. Bentuk nama tersebut meliputi dari nama
negara, penyanyi pop asal Amerika, politikus, partai politik, mata uang, kota, bahan bakar
minyak, pesawat atau maskapai penerbangan, warna, presiden, atlet sepak bola, narkoba, klub
sepak bola, hasil perkebunan, provinsi, grup band Indonesia, makanan gorengan, lauk pauk,
pebalap, merk telepon genggam, merk arloji, dan produk makanan; 2) bentuk hiponim dan
hipernim berdasarkan jenis kata, terdapat dua jenis kata yaitu kata benda dan kata sifat.
Diketahui bahwa data tersebut berjumlah 72, tetapi di dalam satu data ada beberapa yang
mempunyai lebih dari satu penggunaan hiponim dan hipernim, sehingga bentuk hiponim dan
hipernim yang ditemukan berjumlah 72 di antaranya 71 merupakan jenis kata benda
sedangkan yang 1 merupakan jenis kata sifat.

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan hiponim dan hipernim pada judul
wacana dalam koran Kompas edisi September-Oktober 2013. Judul wacana pada koran
Kompas edisi September-Oktober 2013 menggunakan makna hiponim dan hipernim sehingga
pembaca lebih mudah untuk menentukan dan memperjelas objek yang ada pada wacana
tersebut. Penggunaan makna hiponim dan hipernim juga digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari, dapat dilihat dalam bentuk iklan atau judul wacana.
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Ari. 2014. Kajian Semantik Penggunaan Hiponim Dan Hipernim Pada Judul
Wacana Dalam Koran Kompas Edisi September-Oktober 2013.
http://eprints.ums.ac.id/29877/ (diakses tanggal 6 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai