Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SP2)
“ RESIKO PERILAKU KEKERASAN “

KELOMPOK 2
Disusun oleh :

Dasriany Ramadhina 17.156.01.11.052


Dian Rubiyanti 17.156.01.11.054
Indriyani 17.156.01.11.062
Vera 17.156.01.11.080

3B – KEPERAWATAN

STIKes MEDISTRA INDONESIA


2019
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP 2 )

Strategi Pelaksanaan : 2
Pertemuan ke :2
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 November 2019
Nama Klien : Ny. R

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien
DS : Pasien mengatakan sering bicara kasar
Pasien mengatakan suka berteriak
DO : Pasien tampak muka tegang
Pasien tampak mengepalkan tangan

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
c. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
d. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara :
 Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
b. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik :
 Latihan nafas dalam-dalam dan memukul kasur-bantal

5. Settingan
Terapis dan Pasien duduk bersama
6. Persiapan Alat
Bantal dan Kasur

7. Metode
Diskusi antara terapis dengan pasien

B. Strategi Pelaksanaan

1. Persiapan
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi “

b. Evaluasi / validasi
Evaluasi
“ Bagaimana perasaan Ibu saat ini ? Adakah hal yang menyebabkan Ibu marah ? “
“ Apakah marah ibu berkurang atau tidak?
Validasi
“Ibu kemarin saya sudah mengajarkan cara untuk menyalurkan amarah ibu dengan
cara memukul kasur, boleh dicoba ibu untuk memperagakannya kembali kepada
saya”

c. Kontrak
 Topik
“ Baik, sekarang kita akan belajar cara kedua dalam mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik “
 Waktu
“ mau berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit? “
 Tempat
“ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu? “

3. Fase Kerja

a. Tindakan Keperawatan
“ Jika ada yang menyebabkan Ibu marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, dan mata melotot selain bernafas dalam-dalam, Bapak bisa melampiaskan
nya dengan memukul bantal atau kasur “
“ Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar Ibu? Jadi
kalau nanti Ibu kesal dan ingin marah, langsung pergi ke kamar dan
lampiaskanlah kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Dengan
cara memukul bantal seolah bantal itu penyebab kemarahan yang ibu alami dan
lampiaskanlah kemarahan ibu pada bantal itu sampai ibu merasa amarah ibu
berkurang.”
“ Nah, coba Ibu lakukan, pukul kasar dan bantalnya. Ya, bagus sekali “
“ Kekesalan yang Ibu rasakan lampiaskan saja ke kasur dan bantal “
“ Nah, cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Jangan
lupa untuk merapikan kembali tempat tidurnya ya “

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi Tindakan
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan cara menyalurkan marah dengan cara
pukul kasur tadi /“
“ Coba Ibu untuk mengulagi lagi caranya “

b. Rencana Tindak lanjut Perawat


“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari Ibu. Jam berapa Ibu
mau latihan memukul kasur dan bantal? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?
Baik, jadi jam 05.00 pagi dan jam 15.00 sore. Jika Ibu merasakan keinginan untuk
marah, gunakan kedua cara tadi ya Ibu. “
“ Besok pagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang
baik. Mau jam berapa Ibu? Baik, jam 10 pagi ya. Tempatnya di ruang tamu ya ibu.
Sampai jumpa. “

Anda mungkin juga menyukai