Trombositopenia merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada anak sakit berat dan
kelainan laboratorium yang umum ditemukan, insidennya dilaporkan bervariasi 13-58%.
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/ mm3 dalam
sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL. Jika jumlah
trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan
baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/ml (Prawirohardjo, 2008).
Pada penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan yang biasanya berasal dari
venule atau kapiler kecil akibatnya muncul bintik-bintik perdarahan di jaringan tubuh. Pada kulit
penderita tampak bercak warna ungu , sehingga disebut trombositopenia purpura.
KLASIFIKASI
a. Trombositopenia artifaktual
Trombosit bergerombol (Platelet clumping) disebabkan oleh
anticoagulantdependent immunoglobulin (Pseudotrombositopenia)
Trombosit satelit (Platelet satellitism)
Trombosit menempel pada sel PMN leukosit yang dapat dilihat pada darah
dengan antikoagulan EDTA. Platelet satellism tidak menempel pada limfosit,
eosinofil, basofil, monosit. Platelet satellism tidak ditemukan pada individu
normal ketika plasma, trombosit, dan sel darah putih dicampur dengan trombosit.
Trombosit diikat oleh suatu penginduksi (obat, dll.) sebagai antigen sehingga
dikenali oleh sel PMN leukosit yang mengandung antibody sehingga terjadi
adhesi trombosit pada PMN leukosit.
Giant Trombosit (Giant Platelet)
Giant trombosit terdapat pada apusan darah tepi penderita ITP (I Made Bakta,
2006). Trombosit ini berukuran lebih besar dari normal.
Proses Nonimunologis
Etiologi
Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti
yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja
melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Gangguan –gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia,
paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini
terkait dengan penyakit trombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam
sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini
tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas.
Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan
dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane untuk IgG dalam limpa dan hati.
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petekie. Petekie
ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang
akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta
penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan
menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler
dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme
trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan
trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia. Trombositopenia
sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan trombositopenia, juga
sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta.
trombositopenia dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi
sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura) merupakan kondisi yang sering ditemui pada wanita
usia reproduksi, sehingga kejadiannya pada kehamilan juga cukup tinggi yaitu hingga 1-2 kasus
dalam 1000 kehamilan. Kehamilan dan ITP saling mempengaruhi satu sama lain. ITP merupakan
kondisi trombositopenia yang dapat diperberat dengan adanya kehamilan. Wanita yang sebelum
hamil memiliki jumlah trombosit yang normal secara fisiologis mengalami penurunan jumlah
trombosit selama kehamilannya (trombositopenia gestational). Akan tetapi penurunan jumlah
trombosit hingga < 50.000/mL (beberapa ahli menyebutkan <70.000/mL) harus dimonitor
dengan baik, karena kemungkinan merupakan kasus ITP, dan observasi hingga post partum,
selain untuk penanganan juga untuk memastikan diagnosis.
b. Riwayat perdarahan (ekimosis multipel, petekie, epistaksis) Ekimosis yang bertambah dan
perdarahan yang memanjang akibat trauma ringan terjad pada trombosit <50,000. Petechie
timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak mencukupi untuk membuat sumbat trombosit dan
karena penurunan resistensi kapiler darah. Pada keadan trombosit <20.00 terjadi eperdarahan
mukosa, jaringan dalam, dan intrakranial.
e. Perdarahan yang sukar / lama berhenti dengan sendirinya seperti mimisan ataupun gusi
berdarah sewaktu sikat gigi.
a. Akut
1) Hanya 16% yang idiopatik
2) Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat – obatan atau menarche
3) Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia, rusaknya megakariosit
juga terjadi perubahan pembuluh darah
4) Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum
5) Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
b. Menahun
1) biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun kadang menetap
Pemeriksaan diagnostik
b. Pemeriksaan hapusan darah Pada pemeriksaan ini, darah akan diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur dan kondisi sel-sel di dalam darah.
c. Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat jumlah serta
kondisi sel darah yang ada di dalam sumsum tulang
Penatalaksanaan
Pengkajian
b. Identitas : Idenitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah sakit, nomor
register,asuransi kesehatan, dan diagnosa medis
c. Keluhan utama: Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta
perolongankesehatan adalah adanya gejala dan tanda seperti demam, bintik-bintik merah
padakulit di daerah kaki, memar di sekitar mulut, dan sering mimisan
d. Riwayat penyakit dahulu Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan perdarahan seperti epistaksis yang lama, gusi berdarah, dan juga ekimosis
e. Riwayat kesehatan keluarga Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang
menderita sama dengan pasien saat inin untuk melihta penyebab herediter
f. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu
yang berubah
Diagnosa keperawatan yang muncul
b. Pemeriksaan hapusan darah Pada pemeriksaan ini, darah akan diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur dan kondisi sel-sel di dalam darah.
c. Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat jumlah serta
kondisi sel darah yang ada di dalam sumsum tulang