Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasihnya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review mata kuliah Akutansi
Keuangan 1.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Tugas ini.,Terutama kepada Bapak Dr. NASIRWAN, SE.,MSI., Ak.,CA sebagai
dosen pembimbing yang membekali kami dengan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan tugas Critical Book Review sehingga dapat terlesaikan tugas ini dengan baik dan
tepat pada waktunya .
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan disana – sini, oleh
karena itu kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat – kalimat
yang kurang berkenan. dan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga tugas ini dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, maret 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Critical review adalah bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau
artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) kita
mengenai keunggulan & kelemahan buku atau artikel tersebut, apa yang menarik dari artikel
tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita & menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui critical
review kita menguji pikiran pengarang/ penulis berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan
pengetahuan & pengalaman yang kita miliki.
Menurut Troyka (2006:117), proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1) merangkum (menyatakan kembali); 2) menganalisis (menggali informasi tersirat); 3)
mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum dan dianalisis dengan
pengetahuan dan pengalaman kita); 4) mengevaluasi (membuat penilaian). Tahapan inilah
yang diterapkan pada saat kita melakukan critical review dan Membuat critical review sama
dengan membuat sebuah essay pendek. . Ada beberapa langkah yang harus kita lalui sebelum
membuat critical review, yaitu: memilih buku, membaca secara kritis, serta membuat
kerangka outline dan menulis

B.Tujuan Dan Manfaat


1. Memperoleh pemahaman mengenai suatu buku yang di critical book.
2. Mampu berpikir kritis, yaitu Merangkum,menganalisis, Menghubungkan,
Mengevaluasi suatu buku yang di baca atau dipelajari.
3. Mampu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan buku serta mampu memberikan
opini tentang buku yang di kritik.
BAB II
Pembahasan

2.1 Menurut Buku Kieso Weygeandt Warfield

A. Laporan Posisi Keuangan


Neraca atau laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi kumulatif
mengenai aktiva, kewajiban, dan modal pemegang saham, yang disajikan pada akhir periode
tertentu. Salah satu dari bagian laporan keuangan ini, menyajikan informasi terkait sifat dan
jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan atau dalam hal ini kekayaan perusahaan,
kewajiban kepada kreditor, dan modal pemilik. Sehingga, neraca dapat membantu
meramalkan jumlah, waktu, dan sebuah ketidakpastian arus kas di masa mendatang.
Dilihat dari isinya, neraca adalah dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar
evaluasi struktur modal perusahaan. Informasi dalam neraca juga dapat digunakan untuk
menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan. Dalam hal ini, neraca dapat dimanfaatkan
untuk menganalisis likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Likuiditas dapat dikatakan sebagai tolak ukur dalam menggambarkan jumlah waktu yang
dibutuhkan sampai kewajiban dapat terealisasi atau dibayar. Rasio ini dapat membantu
investor dan kreditor menilai seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
utang jangka pendeknya. Sementara bagi pemegang saham, rasio likuiditas untuk
mengevaluasi kemungkinan dividen tunai di masa depan atau pembelian kembali saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio likuiditas suatu perusahaan, maka
risiko yang dihadapi perusahaan semakin kecil.
Tiga kelompok pos yang umum terdapat dalam laporan posisi keuangan atau neraca
adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
1. Aktiva, adalah hasil perolehan dari transaksi yang terjadi di masala lalu maupun
sekarang atau kekayaan yang dimiliki dan dikendalikan penuh oleh perusahaan, dan
manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa mendatang.
2. Kewajiban, adalah pengorbanan manfaat ekonomi, dalam hal ini adalah aktiva yang
telah lalu, masa kini, maupun masa depan sebagai pemenuhan kebutuhan perusahaan.
3. Ekuitas, adalah modal yang mana mendasari kegiatan operasional perusahaan sebagai
basis pendanaan kegiatan tersebut yang di masa depan akan mengalami kenaikan
ataupun penurunan yang disebabkan oleh penggunaan dan alokasi dari aktiva dan
kewajiban tertentu.

1. Aktiva
Klasifikasi dari Aktiva adalah sebagai berikut :
a. Aktiva tidak lancar
Aktiva tidak lancar meliputi beberapa pos dibawah ini :
 Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang disajikan dalam neraca tepat dibawah aktiva lancar. Investasi
jangka panjang biasanya dipegang selama bertahun-tahun. Investasi jangka panjang
terdiri dari empat jenis investasi berikut :
1. Investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka
panjang.
2. Investasi dalam aktiva tetap berwujud, yang saat ini tidak digunakan dalam
operasi, seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi.
3. Investasi yang disisihkan dalam dana khusus, seperti dana pelunasan, dana
pensiun, atau dana ekspansi pabrik.
4. Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolodasi.

 Properti, Pabrik, dan Peralatan


Properti, pabrik, dan peralatan adalah jenis aktiva yang berumur panjang dan bersifat
tahan lama yang digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Aktiva tersebut
terdiri dari properti atau kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Sebagian besar dari aktiva ini juga dapat
disusutkan, kecuali tanah. Penilaian akumulasi penyusutan harus diungkapkan sebagai
pengurang dari nilai guna aktiva tersebut.
 Aktiva tak berwujud
Aktiva tak berwujud tidak termasuk ke dalam intrumen keuangan karena tidak
memiliki substansi fisik. Aktiva tak berwujud meliputi paten, hak cipta, franchise,
goodwill, merek dagang, nama dagang, dan kepercayaan pelanggan. Pada umumnya,
semua aktiva tak berwujud diamortisasi selama masa manfaatnya. Aktiva tak
berwujud dapat menjadi sumber daya ekonomi yang paling signifikan yang dimiliki
oleh perusahaan, namun banyak perusahaan yang mengabaikannya dalam
pengungkapan laporan keuangan karena sisi objektifitasnya sulih diidentifikasi.
 Aktiva lainnya
Pos-pos yang termasuk aktiva lain-lain meliputi biaya-biaya dibayar dimuka seperti
biaya pensiun, piutang jangka panjang, pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan kas
dan sekuritas yang dibatasi. Perusahaan harus membatasi bagian ini hanya untuk pos-
pos tidak biasa yang cukup berbeda dengan aktiva yang termasuk dalam kategori
khusus.
b. Aktiva lancar
Aktiva lancar merupakan kas dan bentuk aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dialokasikan dalam satu tahun berjalan atau satu
periode akuntansi, tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi yang dimaksud
adalah dimulai dari kas yang direalisasikan dari penjualan produk yang berasal dari
penggunaan bahan baku dan penggunaan peralatan dalam kegiatan produksi. Aktiva
lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditasnya. Aktiva lancar meliputi
pos-pos berikut :
 Persediaan
Untuk menyajikan persedian di laporan posisi keuangan secara tepat, dasar penilaian,
yaitu mana yang paling rendah antara biaya atau harga pasar, dan metode penetapan
harga seperti FIFO, LIFO, ataupun biaya rata-rata harus diungkapkan seluruhnya
sebelum diakumulasi total.
 Piutang
Setiap piutang yang digunakan sebagai jaminan atau antisipasi piutang yang tak
tertagih harus diidentifikasi secara jelas. Kategori piutang harus disajikan dalam
neraca atau catatan terkait. sedangkan untuk piutang untuk transaksi yang tidak biasa,
perusahaan harus mengklasifikasikannya secara terpisah sebagai piutang jangka
panjang, kecuali diperkirakan akan diterima dalam jangka waktu satu tahun.

 Biaya dibayar di muka


Biaya dibayar di muka adalahpengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang
akan diterima dalam satu tahun atau siklus operasi. Biaya ini digolongkan ke dalam
aktiva lancar karena apabila biaya tersebut belum dibayarkan, maka perlu digunakan
kas selama tahun berjalan atau tahun berikutnya. Biaya dibayar di muka dilaporkan
pada jumlah biaya yang belum jatuh tempo atau belum digunakan. Contoh umumnya
adalah pembayaran polis asuransi dan sewa bangunan dibayar dimuka. Sehingga
biaya dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menerima manfaat terkait.
 Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek dalam hal ini investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas
harus dilaporkan sebagai aktiva lancar dan dikelompokkan dalam tiga klasifikasi
untuk tujuan pelaporan yang terpisah.
1. Sekuritas yang dipegang-hingga-jatuh-tempo, adalah jenis sekuritas kewajiban
perusahaan yang memiliki nilai positif dan memiliki kemampuan untuk dipegang
sampai dengan tanggal jatuh temponya.
2. Sekuritas perdagangan, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang terutama
diotorisasi dan dipegang untuk dijual dalam jangka waktu dekat untuk mendapatkan
untung atas selisih harga jangka pendek tersebut.
3. Sekuritas yang tersedia-untuk-dijual, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang
tidak dapat dikelompokkan sebagai sekuritas yang dapat dipegang-hingga-jatuh tempo
dan sekuritas perdagangan.

 Kas
Umumnya kas terdiri atas uang tunai dan giro. Kas atau dalam bentuk mata uang ini
adalah seluruh aktiva yang likuid dan dapat direduksi. Atau alat pertukaran yang
dapat diterima bank untuk disimpan. Sementara ekuivalen kas adalah investasi yang
sangat likuid dan aman sehingga dalam prakteknya sama dengan uang tunai. Untuk
keperluan laporan keuangan, ekuivalen kas diartikan sebagai surat berharga yang
sangat likuid dengan nilai pasar dan waktu jatuh tempo yang diketahui. Juga surat
berharga pasar uang jangka pendek.
2. Modal
Modal atau ekuitas pemilik adalah salah satu kelompok yang diungkapkan di dalam
neraca sejumlah nilai par yang diotorisasi, diterbitkan dan beredar. Modal atau ekuitas
pemilik ini dapat diperoleh berdasarkan perjanjian modal saham dan laba ditahan dari
periode tertentu. Pos-pos yang terdapat dalam kelompok modal adalah :
 Modal saham, yaitu nilai par atau yang ditetapkan atas saham yang diterbitkan. Modal
saham melingkupi saham biasa dan saham preferen. Baik saham biasa maupun
preferen, perusahaan harus mengungkapkan nilai par dan nilai saham yang diotorisasi,
diterbitkan dan beredar
 Saham premium, yaitu kelebihan jumlah yang dibayar dari jumlah yang tertera pada
lembar saham atau nilai par.
 Laba ditahan, yaitu laba perusahaan yang tidak didistribusikan. Laba ditahan dibagi
dalam laba ditahan yang tidak semestinya, yaitu nilai yang tersedia untuk
mendistribusikan dividen, dan laba ditahan yang terbatas seperti perjanjian pinjaman.
 Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya, yaitu jumlah total dari pos-pos
pendapatan komprehensif lain-lain.
 Saham treasury, yaitu saham yang beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan.
 Bunga tak terkendali, yaitu kepentingan dari para pemegang saham yang bila
dikumpulkan memiliki kurang dari separuh saham dalam suatu perusahaan. Pada
neraca konsolidasi perusahaan yang anak perusahaannya tidak dimiliki sepenuhnya,
maka dilaporkan sebagai suatu kewajiban.

3. Kewajiban
Pos-pos kewajiban dikelompokkan menjadi dua, yaitu kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek.
a. Kewajiban jangka panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dilikuidasi
dala siklus operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada pada tanggal tertentu
pada periode yang biasanya lebih dari satuh tahun akuntansi. Contoh dari kewajiban
jangka panjang meliputi utang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang
ditangguhkan, dan utang sewa. Kewajiban jangka panjang diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi,
utang sewa jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
 Kewajiban yang berasal dari operasi perusahaan, seperti kewajiban pajak penghasilan
yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun.
 Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu kejadian di masa depan
untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau tanggal pelunasan seperti
jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya.

b. Kewajiban jangka pendek


Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diperkirakan akan dilikuidasi
melalui penggunaan aktiva lancar atau adanya kewajiban jangka pendek lainnya.
Umumnya kewajiban jangka panjang diharapkan dapat dilunasi dalam jangka waktu
satu tahun atau satu siklus akuntansi. Klasifikasi dari kewajiban jangka pendek
meliputi :
 Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seprti utang usaha, utang gaji, dan
utang pajak.
 Penagihan yang diterima di muka sebelum barang tersebut dikirimkan atau jasa belum
diberikan, seperti pendapatan sewa yang belum dihasilkan.
 Kewajiban lain yang dilikuidasi akan dilunasi dalam siklus operasi seperti bagian
obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan pada tahun berjalan, atau jangka
pendek yang berasal dari pembelian peralatan.
Dari klasifikasi pos-pos pada neraca yang telah dibahas sebelumnya, maka format dari
penyusunan lapran posisi keuangan atau neraca secara komprehensif adalah sebagai
berikut :
B. Laporan Arus Kas
Berbeda dengan laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca yang
menyajikan informasti mengenai pos-pos di dalam persamaan dasar akuntansi yang saling
berhubungan dan terperinci, laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang
menunjukkan sumber-sumber kas dan penggunaan basis kas yang masuk atau keluar dalam
berbagai transaksi bisnis. Hasil netonya tercermin dalam neraca perkiraan kas dalam suatu
periode waktu tertentu. Atau merupakan laporan mengenai perubahan dalam posisi keuangan
karena aliran kas, bukan karena modal kerja. Laporan ini juga menunjukkan pengaruh kas
dari aktiva-aktiva suatu bisnis periode tertentu, yang memisahkan aliran kas menjadi aliran
kas operasi, investasi, dan pendanaan.
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan
terkait dengan penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama periode akuntansi
tertentu. Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan jumlah bersih
kas dapat membantu investor, kreditor, dan berbagai pihak eksternal mengetahui apa yang
terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling likuid tersebut.
Penerimaan kas dan pembayaran kas selama satu periode akuntansi dapat
diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas yang berbeda, yaitu :
1. Aktivitas operasi, yaitu meliputi pengaruh kas dari transaksi yang terjadi untuk
menentukan laba bersih.
2. Aktivitas investasi, yaitu meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta
perolehan dari pelepasan investasi, baik utang maupun ekuitas, serta property,
pabrik, dan peralatan.
3. Aktivitas pendanaan, yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
Aktivitas pendanaan ini meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan
komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya dan
pinjaman dan pelunasan dari kreditor.

Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari neraca komparatif,
laporan laba rugi periode berjalan, dan data transaksi terpilih. Pembuatan laporan arus kas
dari melalui tahap-tahap berikut ini :
1. Penentuan kas yang disebabkan oleh aktivitas atau digunakan dalam operasi.
2. Penentuan kas yang disediakan atau digunakan dalam kegiatan investasi dan
pembiayaan.
3. Penentuan perubahan kas, baik kenaikan maupun penurunan, selama periode
berjalan.
4. Rekonsiliasi perubahan kas pada saldo kas awal dan saldo kas akhir.
Kas yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas
pengeluaran kas dari aktivitas operasi, yang ditentukan dengan mengkonversi laba bersih atas
dasar akrual menjadi dasar kas. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atau mengurangkan
laba bersih pos-pos dalam laporan laba rugi yang tidak mempengaruhi kas. Sedangkan
aktivitas pendanaan dan investasi dilaporkan dalam skedul terpisah di bagian bawah laporan
arus kas maupun dalam catatan terpisah atas laporan keuangan. Pelaporan aktivitas nonkas
seperti itu memenuhi prinsip pengungkapan penuh.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dan fleksibilitas
keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk mengetahui apakah
perusahaan dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dalam tahun tertentu dari siklus
operasinya, dan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali kewajibannya dengan kas
bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tanpa harus melikuidasi aktiva yang dipakai
dalam operasi, dengan membandingkan kas bersih yang diterima perusahaan dari kegiatan
operasional dengan rata-rata kewajiban jangka pendek serta rata-rata total utangnya.
Free cash flows adalah jumlah arus kas perusahaan untuk membeli investasi
tambahan, melunasi utang, membeli saham treasury, atau hanya untuk menambah likuiditas
perusahaan. Free cash flows dapat dihitung dengan cara mengurangi kas bersih yang
dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dengan aktivitas permodalan dan pembagian
deviden yang dilakukan perusahaan.
Berikut ini adalah format laporan arus kas secara komprehensif :

Statement of Cash Flow (in thousands)


Operating activities
Net income $ 40,000
Increase in accounts receivable(10,000)
Increase in accounts payable 5,000
Depreciation expense 40,000
Cash flow from operations 75,000
Investing activities
Purchase of equipment (8,000)
Financing activities
Proceeds from notes payable 20,000
Dividends paid (5,000)
Cash flow from financing 15,000
Increase in cash $ 82,000
2.2 Menurut Horngren

A. Laporan Posisi Keuangan


Menurut Horngren dan Harrison (2012:2) definisi laporan keuangan adalah sebagai
berikut: “Laporan keuangan (financial statement) adalah dokumen bisnis yang digunakan
perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai, yang
dapat meliputi manajer, investor, kreditor, dan agen regulator.”
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah atau masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan
budaya.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesainnya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.

B. Laporan Arus Kas


Horngren dan Harrison (2007:94) menyatakan bahwa laporan arus kas dirancang
untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:
1. Untuk memprediksi arus kas masa depan
Sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramastis dari tahun ke
tahun, sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk
memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang.
2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen
Manajer selalu berusaha mengambil keputusan terbaik yang diharapkan dapat membantu
perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya serta kemampuan bersaing dalam
merebut pasar. Sebagian besar faktor keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keputusan
manajer khususnya top level manajemen yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan
keputusan strategi di samping faktor lain. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan
investasi perusahaan sehingga memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk
mengevaluasi keputusan manajemen.
3. Memprediksi kemampuan untuk membayar utang dan dividen
Pemberi pinjaman ingin mengetahui apakah mereka dapat menagih pinjamannya. Para
pemegang saham menginginkan dividen atas investasinya.
Laporan arus kas akan membantu dalam membuat prediksi tersebut.
Klasifikasi Arus Kas menurut PSAK No. 2
Laporan arus kas menjelaskan proses masuk dan keluar kas dari suatu perusahaan pada
periode tertentu. Laporan arus kas yang ditetapkan oleh PSAK No. 2 mengklasifikasikan
penerimaan kas (cash receipts) dan pengeluaran kas (cash disbursement) berdasarkan 3 (tiga)
jenis aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi, pembiayaan dan terdapat penambahan
pengklasifikasian arus kas dari PSAK No. 45 untuk organisasi nirlaba yaitu terdiri dari
pengungkapan aktivitas pendanaan dan pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi
dan pendanaan nonkas. Klasifikasi menurut aktivitas ini memberikan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada
posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas, baik arus masuk
(inflows) maupun arus keluar (outflows) kas yang dimasukkan dalam setiap kategori aktivitas
tersebut.
2.3 Menurut Stice, Stice and Cousen

A. Laporan Posisi Keuangan


Adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut.
minimal mencakup pos-pos berikut: kas dan setara kas; pendapatan, piutang usaha dan
piutang lainnya; persediaan; properti investasi; aset tetap; aset tidak berwujud; utang usaha
dan utang lainnya; aset dan kewajiban pajak; kewajiban diestimasi; ekuitas.
Skousen dan Stice (2009: 563) menyatakan pendapatan adalah arus masuk atau
peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang ( atau sebuah kombinasi
dari keduanya ) dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan
atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus
berlangsung.

B. Posisi Arus Kas


Skousen, Stice & Stice (2001) menulis bahwa,“Neraca merupakan suatu laporan yang
melaporkan pada titik waktu aktiva, kewajiban dan modal suatu bisnis“ (p.130). Dalam
Laporan arus kas ada unsur laba yang sebagai penentu kekuatan perusahaan
Laba bersih menurut Stice (2004:258) adalah laba setelah penjualan dan HPP
digabung dengan hasil operasional yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh perubahan
kumulatif atas basis akuntansi, memberi pemakai laporan catatan atas kinerja entitas dalam
periode saat ini. Laba bersih menunjukkan bagian laba yang akan disimpan dalam entitas dan
nantinya dibagi dalam bentuk dividen. Dividen yang dibayarkan secara tunai tentunya
memerlukan persediaan kas yang cukup, sehingga perlu adanya pertimbangan dari banyak
aspek baik dari segi kebutuhan akan perkembangan perusahaan maupun kebijakan
perusahaan dalam pembagian keuntungan tersebut. Selain itu nilai laba dan dividen pada
tahun berjalan selalu digunakan internal perusahaan dalam menginformasikan prestasi dan
prospek entitas (Nurhidayati, 2006).
Selain laporan laba rugi, laporan arus kas khususnya nilai arus kas operasi dapat
diimplementasikan dalam proyeksi arus kas operasi di masa depan. Arus kas operasi yang
disajikan dalam laporan membantu pemakai dalam menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan yang mungkin timbul di masa depan dan saat ini (Horne dan Wachowicz,
2000:182). Hal ini sesuai dengan kegunaan informasi arus kas dari operasional yang
digunakan sebagai prediktor untuk menentukan apakah entitas mampu memperoleh cash
inflow memadai untuk membayar kredit jangka pendek, memelihara operasional dan
stabilitas, membayar dividen, serta menggunakannya untuk investasi tanpa terfokus pada
dana eksternal. Informasi historis arus kas, terutama arus kas operasional mencakup aktivitas
entitas yang berkaitan dengan laba akuntansi dan fokus terhadap aspek likuid, sehingga dapat
membantu saat menilai arus keuangan entitas itu (Subramanyam, 2010:92).
Menurut Stice (2004: 243) laba operasional mengukur kinerja operasi bisnis utama
yang dilakukan oleh sebuah entitas dan diperoleh dari laba kotor dikurangi biaya operasi.
Informasi laba operasional memperlihatkan kinerja perusahaan selama beraktivitas dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Biaya operasional yang terjadi mengindikasikan
bahwa perusahaan mengeluarkan kas untuk memperoleh manfaat yang lebih baik pada masa
depan. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Mulyadi (2012:3) bahwa biaya merupakan sumber
pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin untuk
mendapatkan tujuan tertentu.
Laba neto menurut Stice (2004:258) ialah laba operasional berkelanjutan
dikombinasikan dari hasil operasi yang berhenti, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif atas
perubahan standar akuntansi. Laba bersih menunjukkan bagian laba yang akan disimpan
didalam entitas dan dibagikan menjadi deviden(Ghozali dan Chariri, 2007). Sehingga cash
outflow yang nantinya digunakan untuk pembayaran dividen akan ditentukan dari informasi
historis dan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Dividen yang diumumkan salah satu
informasi yang direspon pasar. Menurut Nurhidayati (2006), pengumuman dividen dan
pengumuman profit saat periode sebelumnya ialah dua jenis pengumuman yang sering
dipergunakan oleh para manajer untuk menginformasikan kinerja serta prospek perusahaan.
Proyeksi laba yang baik akan meningkatkan penanaman modal yang dilakukan investor.
Sehingga kenaikan modal akan mempengaruhi pemasukan atau kas inflow yang nantinya
akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja nya dimasa depan.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 KELEBIHAN :
Dibuku utama terdapat banyaknya contoh soal yang akan lebih membantu dalam
memahami suatu materi. Pada buku utama menerangkan setiap pembahasan secara detail dan
mendalam sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami maksud dari setiap pembahasan
dibuku ini.
Ketiga buku ini disusun secara lengkap. jelas dan mendalam. Sehingga mampu
menarik minat untuk membacanya. Ketiga buku ini sebenarnya lengkap untuk referensi
pembaca dalam berbagai hal, mulai dari menambah wawasan atau bahan referensi pengerjaan
tugas bagi mahasiswa. Di ketiga buku ini setiap anak topik yang dipecah dari sub-bab pun
cukup banyak, yang menjelaskan materi lebih luas lagi, membuat pembahasan buku ini
sangat luas.

3.2 KELEMAHAN
Ketiga buku diatas memiliki banyak kosakata yang sulit di pahami atau berbelit-belit.
Penjabaran dalam setiap bab nya juga ada yang terlalu bertele-tele, dan di setiap bab
jugaterdapat banyak sub-bab dengan penjabaran yang berbelit-belit pulaDi setiap sub-bab
juga terdapat poin-poin menggunakan huruf atau angka dalam setiap bagiannya, yang
membuat pembaca sulit membedakan antara judul besar dangan poin-poin kecil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca Ketiga buku dan membahas kelebihan dan kelemahannya maka
dapat disimpulkan bahwa kedua buku adalah merupakan buku yang tidak perlu diragukan
lagi kualitas isi materi yang dibahas karena kedua buku sama-sama membahas masalah
masalah akutansi keuangn menengah pertama dimulai dengan pembahasan apa itu akutansi
keuangan dan standar akutansi keuangan dan materi yang lebih dalam lagi. Penulis Ketiga
buku juga sama-sama penulis yang terkenal melakukan peneitian-penelitian dan sudah
banyak mengetahui kasus kasus yang berkaitan dengan isi buku akutansi keuangan menengah
1 ini sehingga isi materi kedua buku sesuai dengan prinsip
B. Saran
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang telah saya sampaikan diatas, maka terdapat
saran yang disampaikan untuk penulis. Saran saya sebaiknya Buku kieso menggunkan
Bahasa Indonesia karena masyarakat Indonesia masih banyak belum mengetahui atau belum
lancer menggunakan bahasa inggris, dan Untuk buku has lebih diperbaharui tahun terbit buku
sehingga isi materi didalam buku kedepannya sesuai dengan keadaan masa kini dan sesuai
dengan prinsip akutansi berteriam umum (PABU).
Daftar Pustaka
E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield, 2017. Accounting. Principles,
Volume 1 by: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai