Anda di halaman 1dari 13

BAB III

BAHASAN KHUSUS

3.1 Asal usul air limbah


Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
kegiatan manusia. Limbah hasil kegiatan manusia dibagi menjadi dua yaitu air
limbah domestic yang asalnya dari kegiatan sanitasi, saluran kombinasi antara
sanitasi dengan air hujan, dan air limbah industri dimana air ini mengalami
penurunan kualitas akibat kegiatan proses industri dari pengolahan tempe, tahu
samapai air yang mengandung mercuri
Karakteristik air limbah secara garis besar digolongkan menjadi 3 (tiga)
diantanya:
3.1.1 Karakteristik Fisik
Dimana sebagaian besar terdiri dari air dan sebaian kecil terdiri dari bahan
bahan padat dan suspense. Jenis – jenis karakteristik fisik diataranya:
a) Zat Padat 
Zat padat adalah karakteristik fisik limbah zat yang dapat dideteksi pertama kali.
Total zat atau biasa disebut sebagai zat solid yakni seluruh zat padat yang tetap ada
sebagai residu. Partikel padat didefenisikan sebagai supensed solid yang dapat
menembus kertas saring dengan diameter minimal 1 mikro dan cukup sulit
dihancurkan
b) Bau 
Bau merupakan efek yang ditimbulkan dengan adanya limbah. Bau tersebut
dihasilkan oleh adanya gas-gas hasil dekomposisi atau penguraian zat organik dalam
air limbah (jika limbah khusus mencemari air). Gas-gas yang dapat menimbulkan
bau dalam air limbah antara lain, amonia dan senyawa organik sulfida.
c) Suhu 
Untuk suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada suhu disekitarnya, suhu
yang cukup tinggi ini juga menurunkan kadar DO (Dissolved Oxygen). Dapat
mendeteksinya dengan menggunakan termometer biasa.

11
d) Warna 
Warna adalah karakteristik fisik paling mudah dilihat. Air limbah memiliki
warna tertentu tergantung dari kandungan air limbahnya. Air limbah yang baru saja
dibuang berwarna abu-abu ataupun akan berubah menjadi hitam. Warna ini
dikarenakan adanya proses dekomposisi bahan organik dan menurunnya jumlah
oksigen sampai menjadi nol dan memudarkan warnanya.
e) Kekeruhan 
Air limbah terlihat keruh disebabkan zat organik, lumpur, tanah liat, serta
organisme lainnya yang mengapung dan membutuhkan waktu mengendap yang
lama. Semakin keruh air limbah dapat dikatakan semakin besar kandungan
limbahnya yang bisa diidentifikasi sekilas saja.
3.1.2 Karakteristik Kimiawi
Dimana air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organic berasal dari penguraian
tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya, pada umumnya bersifat basa pada waktu
masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Subtansi organik
dalam air buangan terdiri dari golongan gabungan yang mengandung nitrogen,
misalnya urea, protein, serta asam amino dan golongan gabungan yang tidak
mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun, karbohidrat dan selulosa.
Beberapa jenis karakteristik kimiawi dalam pengolahan air diantaranya:
a) Bahan Organik
Karakteristik Limbah dilihat dari bahan kimianya adalah berupa bahan organik.
Air limbah terdapat beberapa kandungan bahan organik berupa protein 65%,
karbohidrat 25% dan lemak ataupun minyak 10%. Lemak dalam limbah domestik
bisa berasal dari sisa makanan, yang jika dibuang ke sungai akan mengapung dan
menutupi permukaan air sehingga termasuk kedalam bahan organic. Minyak dan
lemak memang tidak dapat terdegradasi dalam waktu yang singkat, karena
membutuhkan waktu cukup lama maka keberadaannya akan mengganggu aktivitas
organisme didalamnya dan ekosistem yang ada dalam tempat tercemar limbah.
b) Biologycal Oxygen Demand (BOD)
BOD atau Biologycal Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikro organisme dalam lingkungan air untuk mengubah bahan

12
organik yang ada didalam lingkungan air terkait. Air buangan yang mengandung
BOD akan berbahaya jika dibuang langsung.
c) Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut yaitu sebuah kebutuhan dasar yang
menyokong kehidupan tanaman dan hewan didalam air. Air memiliki kemampuan
untuk menyediakan oksigen untuk kelangsungan makhluk hidup yang ada
didalamnya seperti halnya di laut.
Air mengandung kira-kira 8 ppm oksigen terlarut, standar minimum oksigen
terlarut yang diperlukan untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm, apabila dibawah jumlah
ini maka ikan dan biota air lainnya tidak dapat melangsungkan kehidupan dan mati.
Oksigen terlarut yang terdapat dalam air berasal dari fotosintesis tumbuhan air dan
juga oksigen dari atmosfer yang masuk kedalam air.
d) Chemical Oxygen Demand (COD)
COD yaitu jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik
dilihat secara kimiawi yang terdapat didalam air dengan sempurna agar bahan
tersebut bisa berubah menjadi bentuk lainnya dengan cara alami.
e) Puissance d’Hydrogen Scale (pH)
pH atau pun derajat keasaman adalah ukuran yang menunjukan kadar asam dan
juga basa dalam suatu larutan. Larutan bersifat netral jika memiliki pH = 7,
sedangkan larutan bersifat basa jika pH > 7 dan bersifat asam jika < 7. Air limbah
memiliki pH netral yang disebabkan karena adanya buffer air.
Ketika air limbah memiliki pH yang tidak netral maka akan menjadi limbah
yang membahayakan. Apabila terjadi perubahan keasaman pada air limbah menjadi
pH naik (alkali) maupun menjadi pH turun (asam), dapat mengganggu ekosistem air.
Sedangkan pH air limbah yang sangat rendah bersifat korosif terhadap logam seperti
baja serta dapat mengakibatkan perkaratan pada pipa besi.

3.1.3 Karakteristik Biologi


Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Bakteri yang
digunakan sebagai indikator adalah Escherichia coli dimana bakteri yang hidup

13
dalam kotoran manusia dan hewan ini bisa ditemukan juga dalam limbah yang
dianggap membahayakan dan mencemari.

3.2 Pengertian STP, WTP dan WWTP


Pengolahan air limbah dirancang untuk menggunakan proses pemurnian alami
ke tingkat maksimum yang dimungkinkan. Selain itu, pengolahan air limbah juga
dirancang untuk menghilangkan kontaminan lainnya dengan proses tidak alamai,
menghilangkan padatan yang dihasilkan pemurnian air melalui langkah-langkah unit
pengolahan. Instalasi pengolahan air limbah yang khas dirancang untuk mencapai
berbagai tujuan:
a. Lindungi kesehatan masyarakat.
b. Lindungi/mempertahankan persediaan air.
c. Lindungi kehidupan air.
d. Pertahankan penggunaan air terbaik.
e. Melindungi tanah yang berdekatan.
Sewage Treatment Plant (STP) adalah bangunan instalasi system pengolahan
limbah ruamah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air
bekas, dan air kotor. Dengan tujuan limbah cair tidak mengandung zat pencemaran
lingkungan, sehingga layak buang (baku mutu air) sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.
Water Treatment Plant (WTP) adalah bangunan instalasi sistem berfungsi
untuk mengolah air dari kualitas baku mutu air (hasil pengolahan STP) untuk
mendapatkan kualitas air yang diinginkan dari air bersih sampai air siap konsumsi.
Wastewater Treatment Plant (WWTP) adalah sebuah struktur yang dirancang
untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air
tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.1
Pengolahan air limbah adalah serangkaian langkah. Setiap langkah dapat
diselesaikan menggunakan satu atau lebih proses perawatan atau jenis peralatan.
Kategori utama dari langkah-langkah perawatan adalah sebagai berikut:
1. Premilinary — Menyaring/ membuang bahan yang dapat merusak peralatan
pengolahan.

14
2. Premary treatment — Menghilangkan padatan yang bisa diendapkan dan
mengapung (mungkin tidak ada di semua fasilitas pengolahan)
3. Secondary treatment — Menghilangkan BOD5 dan melarutkan bahan organik
tersuspensi melalui aksi biologis; organik dikonversi menjadi padatan yang stabil,
karbon dioksida, dan lebih banyak organisme
4. Advance wastewater treatment — Menggunakan proses fisik, kimia, dan biologis
untuk menghilangkan BOD5, padatan, dan nutrisi tambahan (tidak ada di semua
pabrik pengolahan)
5. Disinfection — Menghilangkan mikroorganisme untuk menghilangkan atau
mengurangi kemungkinan penyakit ketika aliran dilepaskan
6. Sludge treatment — Menstabilkan padatan yang dibuang dari air limbah selama
perawatan, menonaktifkan organisme patogen, dan mengurangi volume lumpur
dengan menghilangkan air.

3.3 Sendimentasi
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, zat yang
jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut, Komposisi zat terlarut
dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut.
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Jika pelarut
dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.
Jika komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada
suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Jika zat terlarut
berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak
dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut

15
adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya
keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan
seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi.
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antara
bahan senyawa kimia. Senyawa atau pun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam
reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan
dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan.
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah
larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi terbentuk ketika konsentrasi ion
yang larut telah mencapai batas kelarutan. Reaksi presipitasi dapat dipercepat dengan
menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang
cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan
menghasilkan kristal tunggal.

3.4 Water Treatment Operation dan Unit Proses


Dalam proses pengolahan air limbah terdapat dua tahap yaitu pretreatment
dan secondary treatment. Pengolahan pretreatment ditujukan untuk menyaring
limbah padatan berpartikel besar agar tidak mempengaruhi kinerja pompa.
Pengolahan secondary treatment ditujukan untuk mengendapakan limbah padatan
dengan partikel kecil sehingga dapat menjadi lumpur dan mengendap.
Untuk partikel lebih kecil akan dilakukan penyaringan dimana menggunakan
bahan carbon dan send aktif. Senyawa organic harus dikendalikan adalah amoniak.
Berikut adalah tahapan tahan yang sering diunakan dalam pengolahan
operation wastewater treatment:
Additional of
coagulant

Flocculation
Mixing Setting Sand To storage
Water Supply basin
tank tank Filter and
Screenin
distribution
gs
Sludge Disinfection
processing

16
Gambar 3.1 Alur Proses WWTP
3.4.1 Pretreatment
Water pretreatment biasa disebut dengan premilinary treatment adalah proses
fisika, kimia atau mekanik yang digunakan sebelum proses utama water treatment.[3]

3.4.2 Screenings
Screening adalah proses di mana puing-puing yang relatif besar dan
bersuspensi dikeluarkan dari air limbah sebelum memasuki secondary treatment.
Menyaring benda padat ini penting, karena sampah sungai ini dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan (misalnya, menyumbat dan merusak pompa),
meningkatkan kebutuhan bahan kimia, menghambat aliran hidrolik di saluran
terbuka atau pipa, atau menghambat proses perawatan. Kriteria paling penting yang
digunakan dalam pemilihan sistem penyaringan khusus untuk teknologi pengolahan
air adalah ukuran pembukaan layar dan laju aliran.

3.4.3 Mixing
Mixing adalah proses pencampuran dengan metode pengadukan tanpa
menggunakan oksigen (anaerobic) dengan tujuan mengatur larutan dari padatan dan
phosphate accumulating organisme

3.4.4 Coagulation
Proses coagulation dilakukan pada proses pretreatment dimana penambahan
chemical coagulation dilakukan, dengan tujuan untuk menghilangkan partikel, bahan
organik yang terjadi secara alami (yaitu bakteri, ganggang, zooplankton, dan
senyawa organic), dan microba dari air. Proses ini membantu menghasilkan air yang
tidak korosif.[4]

3.4.5 Flocculation
Flocculation adalah proses fisika dari pengadukan secara berlahan untuk
meningkatkan pembekuan/gumpalan pada air - partikel yang tidak stabil bertabrakan
dan menempel bersama dari lebih sedikit gumpalan lebih besar.[5]

17
3.4.6 Aeration
Aerasi merupakan proses pemberian udara pada larutan dan air limbah
dengan tujuan untuk mempermudah oksidasi larutan dengan air limbah. Larutan
ditambahkan pada bak aeration ini adalah bakteri pengurai dan polimer. Disamping
memberikan asupan oksigen proses ini diharapkan juga mempertahankan suhu pada
air agar bakteri pengurai akan tetap hidup dan bekerja dengan baik

3.4.7 Sedimentation
Sedimentation bisa disebut penjernihan. Proses ini membuang padat yang
bisa diatasi oleh gravitasi. Air bergerak ke kotak sendimentasi secara berlahan
dengan minimum turbulence.[6] Dengan proses untuk mengurangi kecepatan air
dalam bak sendimen sehingga bahan yang tersuspensi dapat mengendap karena
gravitasi. Di bak sendimentation air mengendap, karena polymer yang tercampur di
aerasi membuat gumpalan lumpur sehingga air cepat dalam pengendapan. Dalam bak
aeration terdapat lumpur yang mengendap ke bawah biasa disebut dengan lumpur
aktif, dimana lumpur ini masih bisa digunakan kembali dan dialirkan ke dalam bak
primary (pretreatment). Untuk lumpur yang keatas biasanya lumpur pasif, lumpur ini
merupakan gumpalan lumpur dengan bakteri pengurai yang mati, lumpur ini
nantinya dibuang.

3.4.8 Filtration
Water filtration adalah proses fisika dari pemisahan partikel padatan dan
koloidal dari air dengan menggunakan material granular. Proses filtration melibatkan
penyaringan, pengendapan dan absorption (pengisapan)[7][8]. Pada proses ini dapat
dengan memisahkan air dari bahan padat, dalam pengolahan limbah air penyaringan
ini lazim menggunakan pasir aktif dan karbon aktif.

3.4.9 Disinfection
Disinfeksi adalah proses yang digunakan dalam pengolahan air dan air
limbah. Banyak dalam aplikasi bagian ini berlaku untuk pengolahan air dan air
limbah. Namun, ada juga beberapa perbedaan antara penggunaan disinfektan dalam

18
air dan pengolahan air limbah — terutama dalam jenis disinfektan yang digunakan
dan aplikasinya.
Disinfektan / oksidan yang paling umum digunakan adalah klor, klor
dioksida, kloramin, ozon, dan kalium permanganate. Proses ini digunakan untuk
mengendalikan organisme patogen yang ditularkan melalui air dan mencegah
penyakit yang ditularkan melalui air. Tujuannya yang tepat dalam sistem air adalah
untuk menghancurkan semua organisme penyebab penyakit. Disinfeksi tidak boleh
disamakan dengan sterilisasi. Sterilisasi adalah pembunuhan total semua organisme
hidup.

3.5 Aspek Teknik


Dalam pengoperasian unit wastewater treatment diperlukan aspek teknis
untuk mendukung kegiatan tersebut. Mulai dari pemindahan fluida, penyaringan, dan
pemberian pasokan udara dalam bak influent dan aerasi. Semua itu memerlukan
dukungan teknis diantaranya.

3.5.1 Pompa
Aspek ini sangat penting didalam proses pengolahan limbah, dimana aliran
air dari satu tempat ke tempat lain dipindahkan maka memerlukan pompa. Dalam
pengoperasian pengolahan air limbah aplikasi pompa digunakan untuk
memindahkan:
1. Air limbah atau air olahan
2. Pasir pasir yang tercampur oleh air
3. Gemuk dan padatan melayang
4. Lumpur
5. Chemical

jenis pompa dalam aplikasi westwater treatment plan diantaraya:


1. pompa sentifugral
pompa sentifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik
menjadi energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal.

19
Pompa sentrifugal terdiri dari sebuah cakram dan terdapat sudu-sudu, arah putaran
sudu-sudu dibelokkan ke belakang terhadap arah putarah.

Gambar 3.2. Pompa Sentrifugal

Fungsi dari bagian-bagian pompa sentrifugal adalah


1. Valve adalah impeller yang berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada
impeller
2. Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari casing
pompa yang berhubungan dengan poros, bahan yang digunakan antara lain dari
asbes atau Teflon.
3. Poros berfungsi untuk meneruskan momen punter dari penggerak selama
beroperasi dan tempat tumpuan impeller dan bagian-bagian lainnya yang berputar.
4. Discharge nozzle adalah bagian dari pompa yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya fluida hasil pemompaan
5. Casing merupakan bagia luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen di dalamnya
6. Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan/fluida yang dipompakan secara berkelanjutan, sehngga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan/fluida yang masuk sebelumnya.
7. Bantalan berfungsi untuk menumpu atau menahan beban dari poros agar dapat
berputar, bearing juga berfungsi untuk memperlancar putaran poros dan menahan
poros agar tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek dapat diperkecil.
8. Eye of impeller adalah bagian masuk pada arah hisap impeller.

20
Pompa sentrifugal (dan modifikasinya) adalah jenis peralatan pompa yang
paling banyak digunakan dalam operasi air / air limbah. Jenis pompa ini mampu
menggerakkan volume air dalam jumlah tinggi / air limbah (dan cairan lainnya)
dengan cara yang relatif efisien. Pompa sentrifugal sangat dapat diandalkan,
memiliki persyaratan perawatan yang relatif rendah, dan dapat dibangun dari
berbagai bahan konstruksi[10].
Pompa ini dianggap sebagai salah satu sistem yang paling dapat diandalkan
yang tersedia untuk transfer air limbah karena memiliki keuntungan diantaranya:
1. Principe kerjanya sederhana
2. Mempunyai banyak jenis
3. Konstruksinya kuat
4. Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air
5. Poros motor penggerak dapat langsung disambungkan ke pompa
6. Harga pembelian pompa lebih rendah
7. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak sehingga pemeliharaanya mudah
8. Sedikit memerlukan tempat
9. Jalanya tenang dan stabil, sehingga pondasi dapat dibuat ringan
10. Aliran zat cair tidak terputus putus.

2. Pompa sumersibel
Pompa submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible
pump (ESP) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami
kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus menerus. Pompa
sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam
casing. Pompa submersible bekerja dengan mendorong air ke permukaan.
Beberapa keunggulan menggunakan pompa submersible yaitu:
1. biaya perawatan yang rendah
2. pompa tidak menimbulkan kebisingan terhadap lingkungan sekitar
3. pompa tidak gampang panas karena memiliki pending alami
4. sistem pompa tidak menggunakan bearing dan shaft penggerak yang panjang.

21
Dalam proses westwater treatment lokasi yang sempit merupakan kendala
utama, dalam pemilihan pompa aspek ini harus diperhatikan termasuk cara install
pompa itu sendiri, untuk itu pompa ini cukup efektif untuk melakukan pemindahan
air limbah dari proses – proses selanjutnya.

Gambar 3.3. Pompa Sumersibel

3.5.2 Blower
Blower adalah pompa lobus perpindahan positif yang beroperasi dengan
memompa cairan dengan sepasang lobus meshing menyerupai seperangkat roda gigi
yang diregangkan. fluida terperangkap dalam kantong di sekitar lobus dan dibawa
dari sisi intake ke output. Gambar dibawah ini merupakan ilustrasi dari proses kerja
root blower

Gambar 3.4. Bagan Blower

Stuktur dari cara kerja root blower yang banyak digunakan dalam pengolahan
air limbah:
1. RotaryVane 1
2. Pump body

22
3. Rotary vane 2
a. Intake
b. Pumping
c. Forced air or air-fule mixture into intake manifold
Dalam proses wastewater treatment, blower merupakan faktor pendukung
yang paling penting. Blower digunakan untuk penambahan udara secara terus
menerus pada larutan – larutan yang tercampur dalam air limbah maupun larutan
yang sengaja dicampurkan dengan tujuan syarat utama proses aerob untuk
menghasilkan air yang sesuai dengan baku mutu. Blower juga harus mememenuhi
persyaratan kebutuhan untuk airasi, klarifier dan penunjang lainnya (air lift)
merupakan fungsi dari blower[11].

Gambar 3.5. Blower

23

Anda mungkin juga menyukai