Pengkajian
a. Nama kepala keluarga Bp. N, usia 57, 5 tahun, pendidikan terakhir yaitu STM,
pekerjaan sebagai satpam dan tinggal dirumah sendiri dengan alamat kelurahan
sukaraja RT 02 / 08 cimandala Bogor.
b. Komposisi Keluarga
3 An. N P Anak 4 - -
Klien 74 thn
DM
57, 5 th 45 th
Hypertensi sehat
22 th
sehat 4 th
sehat
Keterangan :
= Laki-laki = Meninggal
= Klien = Sakit
Keterangan : Ny. F tidak mengetahui atau lupa dengan riwayat keluarga sebelumnya.
Pada riwayat keluarga Ny. M dan Bp. N didapatkan riwayat Hypertensi.
d. Tipe Keluarga, Keluarga Bp. N merupakan keluarga dengan tipe extended family
dimana dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, dan mertua.
e. Suku Bangsa, Bp. N berasal dari Jawa Barat ( Sunda) sedangkan Ny. M berasal
dari awa tengah . Bahasa yang digunakan dalam keluarga yaitu Bahasa Indonesia.
Dalam berhubungan social, keluarga tidak memandang etnis dan saling
bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, tempat tinggal keluarga berbentuk
rumah dan tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional ataupun modern. Dalam
keluarga tiadak ada kebiasaan untuk diit maupun mengurangi makanan asin dan
manis, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional ataupun
modern.
f. Agama, Seluruh anggota keluarga Bp. N beragama Islam dan dalam pelaksanaan
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan berdoa.
Agama dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Bp. N dalam membina
hubungan baik dengan sesama.
g. Status sosial ekonomi keluarga, Bp. N bekerja sebagai satpam suatu perusahaan
sedangkan Ny. M bekerja di butik ( swasta ), Ny. F tidak bekerja, An. R bekerja di
perhotelan. Total pendapatan keluarga perbulan yaitu di antara Rp. 1.000.000 –
Rp. 2.000.000. Dalam satu hari, keluarga Bp. N mengeluarkan biaya sehari-hari
sebesar Rp. 50.000. Penghasilan yang didapatkan keluarga Bp. N mencukupi
untuk kebutuhan sehari-hari dan memiliki tabungan. Pengelola keungan dalam
keluarga yaitu Ny. M.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga, Bp. N mengatakan jarang berekreasi, dan bila ada
waktu senggang digunakan untuk menonton TV dan menonton TV bersama.
2. Lingkungan
b. Denah Rumah
Skala : 1 : 100
Keterangan :
2. Tempat tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur
g. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan, Di daerah tempat tinggal Bp. N terdapat
perkumpulan social seperti kegiatan pengajian dan kegiatan Posyandu. Fasilitas
kesehatan yang terdapat di masyarakat yaitu Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit
dan Puskesmas keliling. Keluarga Bp. N jarang memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dan memeriksakan kesehatan bila sakit saja. Fasilitas
kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh keluarga dengan jalan kaki, motor
angkutan umum atau ojek.
3. Struktur Keluarga,
c. Struktur peran, Bp. N sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan
mencari nafkah, sedangkan Ny. M sebagai istri yang bertugas mengatur
keuangan. An. R bekerja dan An. N masih balita. Ny. F membantu dalam
merawat cucu-cucunya. Keluarga Bp. N melaksanakan perannya dengan baik.
d. Nilai dan Norma budaya, Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga
Bp. N adalah budaya Sunda dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta
kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
4. Fungsi keluarga
c. Fungsi reproduksi, Bp. N memiliki dua anak yaitu An. R ( 22 th ) dan An. N
( 4 th ). Keluarga Bp. N dan Ny. M mengikuti program KB dengan
menggunakan jenis KB spiral.
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang, Stresor jangka pendek yang
sedang dialami keluarga adalah Ny. F mengalami sakit gula. Stresor jangka
panjang yang dirasakan oleh keluarga persiapan An. N yang akan masuk TK.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, keluarga mengatakan
bila ada masalah selalu dibicarakan bersama – sama untuk mencari jalan
keluarnya ( musyawarah ).
c. Strategi koping yang digunakan, keluarga Bp. N mengatakan bila ada
masalah selalu dibicarakan bersama untuk mencari jalan keluarnya.
d. Strategi adaptasi disfungsional, dari hasil pengkajian tidak didapatkan
adanya cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptif
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga, Keluarga
sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa berbicara mengenai
kesehatan, memberikan informasi, sehingga keluarga menjadi tahu mengenai
kesehatannya.
f. Pemeriksaan Fisik
TTV BB:72 kg, BB:- kg, BB:- kg, BB:14kg, BB:50 kg,
TB:165 cm, TB:- cm, TB:- cm, TB:-cm, Sh: TB:157 cm, Sh:
Sh: 36 oc, Sh- oc, N: Sh: - oc, N: 36 oc, N: 98 36 oc, N: 88
N: 84 - x/mnt, - x/mnt, x/mnt, TD: - x/mnt, TD:
x/mnt, TD: TD: - TD: - mmhg, RR: 130/80 mmhg,
160/90 mmhg, mmhg, RR: 22x/mnt RR: 18x/mnt
mmhg, RR: RR: - - x/mnt.
20x/mnt. x/mnt.
Kulit Warna kulit Warna Warna kulit Warna kulit Warna kulit
kecoklatan, kulit kuning kuning kuning
gatal tak kecoklatan kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan, gatal
ada, tak ada , gatal tak gatal tak gatal tak tak ada, tak ada
luka, ada, tak ada, tak ada ada, tak ada luka, rambut
rambut ada luka, luka, rambut luka, rambut bersih, pendek
bersih, rambut bersih, bersih, tidak rontok.
pendek bersih, pendek pendek
tidak pendek tidak tidak
rontok. tidak rontok. rontok.
rontok.
Ny. F mengatakan dirinya mempunyai penyakit gula sejak 2,5 tahun yang lalu dan
menyebabkan kakinya dipotong serta tidak tahu mengenai penyakit gula dan hanya
diberitahu oleh dokter ( saat kontrol ) untuk mengurangi makanan manis dan asin.
Ny. F bertanya – Tanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda dan
gejala serta akibat dari penyakitnya. Dan keluarga tidak tahu apa akibatnya jika tidak
diobati Ny. F meminta untuk segera mengobati penyakitnya agar cepat sembuh. Ny.
F mengatakan dirinya sering merasa haus dan kencing tidak terkontrol serta pola
makan tidak tentu ( kadang 2 – 3 x sehari ) dan sering merasa kesemutan. Ny. F tidak
memiliki sikap negatif atau kurang percaya terhadap petugas kesehatan. Keluarga
Bp. N juga sering mengingatkan kepada Ny. F untuk mengurangi makanan manis
dan asin. Keluarga Bp. N mengatakan mengetahui tentang fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungannya yaitu Puskesmas, Puskesmas keliling, Posyandu, dan
rumah sakit, serta mengetahui manfaat dari tempat tersebut yaitu mendapatkan
pengobatan dan menjadi sehat, tetapi jarang mengunjungi tempat tersebut atau
datang bila mengalami keluhan saja. Ny. F juga sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6
bulan yang lalu. Keluarga saling memperhatikan keadaan masing – masimg anggota
keluarganya. Ny. F tidak menggunakan alas kaki bila berada d dalam rumah
danlantai rumah bersih serta terbuat dari keramik. Keluarga Bp. N mengetahui
pentingnya membersihkan lingkungan rumah dengan cara lantai rumah disapu 2 x
sehari. Fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan keluarga Bp. N dapat
dijangkau dengan berjalan kaki, naik motor atau ojrk, angkutan umum.
Tn. N mengatakan kepalanya pusing dan sering terasa sakit dan menganggap
mungkin karena kecapekan serta merasa hal itu biasa saja dan tidak mempengaruhi
kegiatannya sehari-hari. Tn. N makan makanan sesukanya dan tidak ada pantangan.
Tn. N kurang mengetahui mengenai penyakitnya dan mengatakan tidak sakit darah
tinggi serta tampak bertanya – Tanya tentang penyakit darah tingg. Tn. N tidak
mengetahui tentang akibat dari penyakit darah tinggi. Tn. N tidak memiliki sikap
negatif atau merasa kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan mengetahui
tentang fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya serta mengetahui manfaat dari
tempat tersebut. Tn. N mengatakan tidak mengetahui cara perawatan pada orang
yang mengalami penyakit darah tinggi. Tn. N jarang berobat dan kontrol tekanan
darahnya.
Analisa data
Objektif :
- GDS : 250 mg / dl
Objektif
Tota Skor 4
l
total skor 3
a. Pengertian DM
- Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
- Diskusikan
bersama keluarga
penyebab DM
dengan
b. Penyebab DM 3 dari 5 penyebab
menggunakan
DM :
lembar balik
1. Keturunan
Respon - Motivasi
verbal 2. Kegemukan keluarga untuk
mengulang
3. Makanan manis kembali
dan berlemak
- Berikan
4. Infeksi / reinforcement
peradangan atas usaha positif
keluarga
5. Kurang olahraga
- Diskusikan
bersama keluarga
tanda-tanda DM
dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi
4 dari 7 tanda DM : keluarga untuk
mengulang
1. Banyak minum kembali
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
2. mengambil atas usaha positif
keputusan untuk keluarga
masalah DM
Akibat DM : - Memotivasi
dengan :
keluarga dalam
a. Menyebutkan 1. Penyakit jantung mengatasi
akibat DM masalah DM
2. Tekanan darah
tinggi - Berikan
reinforcement
Respon 3. Gangguan fungsi atas usaha positif
verbal mata keluarga
4. Gangguan fungsi
ginjal
5. Luka lambat
sembuh
- Diskusikan
bersama keluarga
pencegahan DM
dengan
menggunakan
lembar balik
5. Periksa ke
Respon pukesmas
verbal 6. Minum obat
teratur - Diskusikan
bersama keluarga
cara memilih
makanan untuk
DM
- Motivasi
Perawatan kaki DM: keluarga untuk
mengulang
1. Cuci kaki dengan kembali
sabun dan air hangat
seperti mencuci - Berikan
tangan reinforcement
atas usaha positif
b. Melakukan 2. Keringkan kaki keluarga
perawatan kaki sampai disela-sela
DM antara kaki
3. Gunting kuku
secara melintang
4. Oleskan lotion
Respon
supaya lembab
psikomotor
5. Jangan berjalan - Memotivasi
tanpa alas kaki keluarga
menciptakan
Cara memilih lingkungan yang
makanan untuk DM: kondusif
- Diskusikan
bersama keluarga
Respon mengenai
verbal fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
keluarga
- Motivasi
keluarga untuk
Ungkapan keluarga mengulang
untuk menciptakan kembali tentang
lingkungan yang fasilitas
bersih dan tidak kesehatan yang
licin dapat digunakan
4. Memodifikasi - Berikan
lingkungan untuk reinforcement
mengatasi DM atas usaha positif
dengan : keluarga
a. Menciptakan - Diskusikan
lingkungan yang bersama keluarga
aman untuk DM manfaat fasilitas
kesehatan
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali tentang
Respon fasilitas
afektif kesehatan
Fasilitas kesehatan
yang dapat - Motivasi
digunakan : keluarga
5. Menggunakan mengunjungi
fasilitas kesehatan 1. Puskesmas fasilitas
yang ada untuk kesehatan untuk
2. Dokter praktek
mengatasi DM mengatasi
dengan : 3. Klinik 24 jam masalah DM
a. Menyebutkan - Berikan
fasilitas kesehatan reinforcement
yang dapat atas usaha positif
digunakan untuk
mengatasi DM keluarga
Respon
verbal
Manfaat kunjungan
ke fasilitas
kesehatan : - Diskusikan
bersama keluarga
1. Mendapatkan arti hipertensi
pelayanan kesehatan dengan
menggunakan
b. Menyebutkan 2. Mendapatkan lembar balik
mafaat kunjungan pendidikan
ke fasilitas - Motivasi
kesehatan kesehatan keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
kunjungan keluarga reinforcement
bapak M. khususnya atas usaha positif
ibu M. ke fasilitas keluarga
kesehatan untuk - Diskusikan
mengatasi masalah bersama keluarga
DM penyebab
c. Mengunjungi Respon hipertensi dengan
fasilitas kesehatan verbal menggunakan
lembar balik
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
- Diskusikan
bersama keluarga
tanda-tanda
Respon hipertensi dengan
psikomotor menggunakan
lembar balik
Setelah dilakukan
kunjungan 5 x 45 - Motivasi
menit keluarga keluarga untuk
dapat : mengulang
kembali
1. Mengenal
masalah - Berikan
Hypertensi Hipertensi adalah reinforcement
dengan tekanan darah yang atas usaha positif
menyebutkan : lebih dari 140 / 90 keluarga
mmHg dan menetap
a. Pengertian - Motivasi
hipertensi keluarga untuk
mengidentifikasi
penyebab
hipertensi pada
Bpk.N
- Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
Keluarga dapat
menyebutkan 4 dari
Risiko Perubahan 6 dari penyebab
perfusi jaringan hipertensi :
serebral pada Setelah dilakukan Respon - Diskusikan
keluarga bapak N. tindakan verbal a. Kurang olahraga bersama keluarga
keperawatan dalam b. Penyebab akibat hipertensi
khususnya Bpk. N. hipertensi
2 berhubungan dengan waktu dua minggu b. kegemukan dengan
ketidakmampuan diharapkan menggunakan
perubahan perfusi c. stress lembar balik
keluarga merawat
anggota keluarga jaringan serebral d. merokok
tidak terjadi - Motivasi
dengan hipertensi keluarga untuk
e. makanan
berlemak mengulang
kembali
f. keturunan
- Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
- Memotivasi
keluarga dalam
keluarga dapat mengatasi
menyebutkan 4 dari masalah
6 tanda-tanda hipertensi
Respon hipertensi :
verbal - Berikan
1. Sakit kepala reinforcement
2. Penglihatan kabur atas usaha positif
c. Tanda-tanda
keluarga
hipertensi 3. Jantung berdebar
4. Sakit pada
tengkuk
5. Sulit tidur
6. Mudah letih
- Diskusikan
bersama keluarga
pencegahan
hipertensi dengan
menggunakan
lembar balik
Keluarga - Motivasi
mengungkapkan keluarga untuk
tentang penyebab mengulang
hipertensi yang kembali
dialami Bpk.N
Respon - Berikan
verbal reinforcement
atas usaha positif
keluarga
d. Identifikasi
penyebab dan - Motivasi
tanda gejala keluarga untuk
hipertensi melakukan
pengobatan
tradisional
- Berikan
reinforcement
positif atas usaha
positif keluarga
Keluarga dapat
2. mengambil menyebutkan 4
keputusan untuk akibat hipertensi :
masalah -. Diskusikan bersama
hipertensi 1. Stroke keluarga cara memilih
dengan: makanan untuk
2. Sakit jantung hipertensi
a. Menyebutkan
akibat hipertensi Respon 3. Gagal ginjal - Motivasi
verbal keluarga untuk
4. Kelainan pada
mata mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
Ungkapan keluarga
untuk mengatasi
hipertensi dan
menyakan apa yang
harus dilakukan - Memotivasi
keluarga
menciptakan
lingkungan yang
kondusif
b. Memutuskan Respon
untuk mengatasi verbal - Berikan
masalah reinforcement
hipertensi atas usaha positif
keluarga
Cara mengatasi
3. Melakukan masalah hipertensi
perawatan dengan :
hipertensi 1. Olahraga teratur
dengan:
2. Hindari makanan - Diskusikan
a. Menyebutkan berlemak
cara mengatasi bersama keluarga
masalah 3. Hindari merokok mengenai
hipertensi fasilitas
4. Kurangi konsumsi kesehatan yang
garam dapat digunakan
Respon 5. Kontrol tekanan keluarga
verbal darah secara teratur
- Motivasi
6. Hindari stress keluarga untuk
mengulang
kembali tentang
fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
Pengobatan - Berikan
tradisional untuk reinforcement
hipertensi : atas usaha positif
keluarga
1. siapkan 15 batang
seledri dan 2 gelas
air
- Diskusikan
b. Melakukan 2. Rebuslah seledri bersama keluarga
pengobatan dengan 2 gelas air manfaat fasilitas
tradisional pada hingga ¾ gelas kesehatan
hipertensi
3. Minum setiap - Motivasi
Respon
pagi dan malam hari keluarga untuk
verbal
mengulang
kembali tentang
Cara memilih fasilitas
makanan untuk kesehatan
hipertensi :
- Motivasi
Rendah lemak, keluarga
rendah natrium dan mengunjungi
tinggi kalori fasilitas
kesehatan untuk
mengatasi
masalah
c. Menyebutkan
hipertensi
cara memilih
bahan makanan - Berikan
reinforcement
atas usaha positif
keluarga
Respon
psikomotor
Ungkapan keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang
4. Memodifikasi bersih dan tidak
lingkungan untuk licin
mengatasi
hipertensi
dengan:
a. Menciptakan
lingkungan yang
aman untuk
hipertensi
Respon
verbal
Respon
afektif
Manfaat kunjungan
ke fasilitas
kesehatan :
b. Menyebutkan 1. Mendapatkan
mafaat kunjungan pelayanan kesehatan
ke fasilitas
kesehatan 2. Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
2.1–Mendiskusikan akibat DM
dengan cara penyuluhan kesehatan
dengan menggunakan lembar balik
-Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali akibat DM
Dx 1 O:
O:
Lanjutkan ke TUK 4
O:
4 30 maret
2008 Keluarga dapat menyebutkan
lingkungan yang aman untuk DM
Dx 1
A:
P:
Lanjutkan ke TUK 5
S:
Lanjutkan Dx 2
P: Lanjutkan TUK 2
- Buah belimbing 2
buah yang besar diparut jadi 1 gelas,
minum 2x sehari.
- Ketimun 2 buah
diparut jadi 1 gelas, minum 2x
sehari.
- Motivasi keluarga
untuk mengulang kembali cara
perawatan hipertensi.
- Mendemonstrasikan
cara pengobatan tradisional pada
keluarga yang mengalami hipertensi.
- Memberikan
reinforcement atas usaha positif
keluarga.
Pengkajian
Identitas klien
Klien bernama Tn. S berusia 43 tahun, status perkawinan menikah, beragama Islam,
suku Jawa, bangsa Indonesia dan pendidikan terakhir SLTA serta bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia. Klien beralamat di Jl. Syaridin No. 35 Jakarta
Pusat, sumber biaya ASKES, sumber informasi berasal dari klien dan keluarga.
Resume
Tn. S masuk ke UGD Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta pada tanggal 19
Juli 2008, dengan keluhan nyeri pada luka di kaki kiri sejak dua minggu sebelum
masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juli 2008, Hb = 9,9
g/dl, Ht = 28%, leukosit = 18,6 rb/ul, trombosit = 313 rb/ul, eritrosit = 3,61 juta/ul,
GDS = 449 mg/dl, Na = 132 mmol/l, K = 4,00 mmol/l, Cl = 112 mmol/l. Kemudian
klien dipindahkan ke lantai V selatan pada tanggal 20 Juli 2008 pada buku status
didapatkan data TTV = TD = 110/70 mmHg, N = 80x/mnt, Suhu = 36,8 0 C,
pernapasan = 20x/mnt. Sesak napas positif, BAK sedikit warna kuning jernih.
Masalah keperawatan yang muncul, resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, resiko kurang volume cairan tubuh, pola napas tidak efektif, gangguan
integritas kulit, intoleransi aktifitas.
Riwayat Keperawatan
Klien mengeluh nyeri pada luka di kaki kiri sejak dua minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya karena klien sering olahraga dengan kaki telanjang di
jalan yang pernah terkena banjir, karena merasa gatal-gatal pada telapak kakinya,
kemudian digaruk dan menjadi luka yang tidak sembuh-sembuh, satu bulan yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, pada akhirnya klien dibawa ke Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati Jakarta.
Klien menderita diabetes melitus sejak lima tahun yang lalu pada tahun 2003. Sejak
menderita diabetes melitus klien menjadi alergi dengan makanan/ikan laut. Klien
mengkonsumsi obat glibenklamid 1x2 tablet sejak lima tahun yang lalu.
Keterangan :
Klien mempunyai tiga orang kakak laki-laki dan satu orang kakak perempuan, satu
orang adik perempuan dan dua orang adik laki-laki. Kakak laki-laki ketiga
mengalami penyakit yang sama, tetapi klien dan keluarga mengatakan orang tua
mereka tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
Klien dekat dengan istri dan kakak ketiganya. Pola komunikasi dalam keluarga
terbuka, cara pembuatan keputusan yaitu dengan musyawarah. Kegiatan
kemasyarakatan yang diikuti oleh klien adalah gotong royong. Dampak penyakit
klien terhadap keluarga adalah keluarga merasa sedih dan khawatir. Mekanisme
koping klien dalam mengatasi stres adalah dengan pemecahan masalah.
Hal yang sangat dipikirkan saat ini adalah kesembuhannya, klien berharap bisa cepat
pulang dan bekerja kembali seperti semula setelah menjalani perawatan, perubahan
yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah klien menjadi bergantung dengan istri dan
keluarga jika ingin melakukan aktivitas. Tidak ada nilai kepercayaan klien yang
bertentangan dengan kesehatan. Aktivitas agama yang biasa dilakukan klien adalah
sholat lima waktu.
1) Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien biasa makan 3 kali sehari dalam sehari, nafsu makan baik, porsi
makanan yang dihabiskan adalah satu porsi. Tidak ada makanan yang tidak disukai
dan makanan yang membuat alergi adalah ikan laut dan makanan pantangan klien
adalah makanan yang manis-manis. Klien tidak pernah diet terhadap makanan, klien
mengkonsumsi obat glibenklamid 2 kali sehari sebelum makan, klien tidak
menggunakan alat bantu pada saat makan.
Saat dirawat di rumah sakit frekuensi makan 3 kali dalam sehari, nafsu makan baik,
porsi makanan yang dihabiskan adalah satu porsi. Tidak ada makanan yang tidak
disukai dan makanan yang membuat alergi. Makanan pantangan adalah yang manis-
manis. Makanan diet yang diberikan pada klien adalah diet diabetes melitus 2100
kalori, klien diberikan terapi insulin (50 unit + NaCl 0,9% 50 cc) dalam syringe
pump dan 5 unit 3 kali sehari sebelum makan. Klien tidak menggunakan NGT.
2) Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien buang air kecil 8-10 kali dalam sehari, warna kuning jernih,
tidak ada keluhan dan tidak menggunakan alat bantu seperti kateter pada saat buang
air kecil. Frekuensi klien buang air besar adalah 1 kali dalam sehari, pada pagi hari
berwarna coklat, bau khas, konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat buang air
besar dan tidak pernah menggunakan laxative.
Di rumah sakit klien buang air kecil 5-6 kali dalam sehari berwarna kuning jernih,
tidak ada keluhan dan tidak menggunakan alat kateter. Klien buang air besar 1 kali
sehari, waktu tidak tentu, warna coklat, bau khas, konsistensi lembek, tidak ada
keluhan saat buang air besar dan tidak menggunakan laxative.
Pada saat sebelum sakit klien mandi dua kali dalam sehari , pagi dan sore hari,
dengan menggunakan sabun mandi serta menggosok gigi dua kali dalam sehari.
Klien mencuci rambut sebanyak tiga kali dalam seminggu dengan menggunakan
shampoo.
Sebelum sakit lama tidur siang klien kurang lebih 1 jam, lama tidur malam klien 7-8
jam perharinya, sebelum tidur klien biasanya berdoa.
Saat dirawat di rumah sakit klien tidur siang 2-3 jam, lama tidur malam 7-8 jam
perharinya. Dan sebelum tidur klien selalu berdoa.
Sebelum sakit klien bekerja, waktu bekerja tergantung jadwal shift. Klien
berolahraga jogging dua kali dalam seminggu, tidak ada keluhan dalam beraktifitas.
Saat di rumah sakit aktivitas sehari-hari (BAK, BAB, personal hygiene) dibantu istri
dan keluarga, dan klien tidak pernah melakukan olahraga.
Sebelum dan sesudah sakit klien tidak pernah merokok dan meminum minuman
keras.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien sakit sedang. Berat badan sekarang tidak dapat dikaji, berat
badan sebelum sakit 76 kg dengan tinggi badan 160 cm. Tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 88x/mnt, frekuensi napas 24x/mnt, suhu 370C, tidak didapatkan adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem Penglihatan
Posisi mata klien simetri, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva anemis, kornea normal, sklera ikterik, pupil isokor, otot mata tidak ada
kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang, klien tidak memakai
kaca mata ataupun lensa kontak dan reaksi terhadap cahaya baik.
c. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal, tidak ada cairan dari telinga, kondisi telinga normal, tidak ada
perasaan penuh di telinga, tinitus tidak ada, fungsi pendengaran baik dan tidak
menggunakan alat bantu dengar.
d. Sistem Wicara
Klien tidak mengalami gangguan dalam berbicara atau berkomunikasi, cara berbicara
klien jelas dan mudah dipahami.
e. Sistem Pernapasan
Jalan napas klien bersih, pernapasan tidak sesak, dalam bernapas klien tidak
menggunakan alat bantu pernapasan. Frekuensi 24x/menit dan irama teratur, jenis
pernapasan spontan, kedalaman napas dangkal, tidak ada batuk, tidak ada sputum,
pada palpasi dada tampak simetris, perkusi dada klien resonan, suara napas vesikuler,
tidak ada nyeri saat bernapas dan tidak menggunakan alat bantu napas.
f. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi peripher nadi 88 kali/menit , irama teratur, tekanan darah 110/80 mmHg,
tidak ada distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat,
pengisian kapiler lebih dari 3 detik dan tidak ada edema.
Sirkulasi jantung klien, kecepatan denyut apikal 88x/menit, irama teratur, tidak ada
kelainan bunyi jantung dan tidak ada sakit dada.
g. Sistem Hematologi
Tingkat kesadaran klien kompos mentis, tidak ada keluhan sakit kepala, GCS = E : 4,
M : 6, V : 5, dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK (muntah, nyeri kepala, papil
edema). Tidak ada gangguan sistem persyarafan.
i. Sistem Pencernaaan
Keadaan mulut klien, gigi tidak karies, klien tidak menggunakan gigi palsu,
stomatitis tidak ada, lidah tidak kotor, salifa normal, muntah tidak ada, nyeri daerah
perut tidak ada, bising usus 6x/menit, tidak ada diare, tidak ada konstipasi, hepar
tidak teraba, abdomen kembung.
j. Sistem Endokrin
Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, napas tidak berbau keton, poliuri dan
polidipsi tidak ada, poliphagi ada pada klien. Terdapat luka gangrene pada pedis
sinistra yaitu telapak kaki dengan diameter luka 0,5 cm, keadaan luka : tampak
adanya pus berwarna putih susu dan coklat serta mengeluarkan darah.
k. Sistem Urogenital
Tidak ada perubahan pola berkemih pada klien, tidak ada distensi kandung kemih
dan sakit pinggang, intake ; minum 600 ml/24 jam, parenteral : 1500 ml/24 jam.
Output : BAK : 900 ml/24 jam, IWL : 900 ml/24 jam sehingga balance cairan 2100
ml – 1800 ml = +300 ml/24 jam.
l. Sistem integument
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit baik,
kelainan kulit tidak ada, kondisi kulit daerah penusukan syringe pump bengkak dan
klien merasa nyeri, syringe pump dipasang pada tanggal 20 juli 2008. Keadaan
rambut tekstur baik dan kebersihan baik.
m. Sistem Muskuloskeletal
Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak ada sakit pada tulang,
sendi, kulit, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang, sendi dan kelainan
struktur tulang belakang, keadaan tonus otot baik.
Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab dan makanan yang harus dihindari.
3. Data penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto pedis AP, hasil = pelvis : kontur dan struktur tulang normal tak tampak lesi titik
dan sklerotik, sela sendi normal soft tissue swelling, kesan : tak tampak kelainan
tulang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Fungsi hati : protein total = 6,69 (N= 6,00 – 8,00), albumin = 2,50 g/dl (N =
3,40 – 4,80 g/dl), globulin = 4,19 g/dl (N = 2,50 – 3,00 g/dl).
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Glukosa darah sewaktu = 217 mg/dl (N = 70 – 140 mg/dl)
4. Penatalaksanaan
Tanggal 21 Juli 2008, klien mendapat terapi obat yaitu : ceftriaxone 1 x 2 gram,
captopril 2 x 6,25 gram, metronidazole 3 x 500 mg, paracetamol 3 x 500 mg. Terapi
cairan IVFD NaCl 0,9 % 20 tts/menit. Diet diabetes melitus 2100 kalori. Terapi
insulin, drip insulin 50 unit (Actrapid) +NaCl 0,9 % 50 cc dalam syringe pump = 2
unit/jam = 2 cc/jam. Actrapid 3 x 5 iu sebelum makan (pagi, siang, sore). Terapi
perawatan luka : kompres NaCl 0,9 % 2 x dalam sehari. Pemeriksaan sleeding scale
per 6 jam dalam sehari dan pemeriksaan GDN/2 PP 1 minggu 2 kali.
5. Data Fokus
Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S (43 tahun) pada tanggal 22 Juli 2008,
didapatkan data fokus sebagai berikut :
Data subjektif = klien mengatakan nyeri pada luka apabila luka dibersihkan, skala
nyeri 6. Klien mengatakan infus NaCl 0,9 % dipasang pada tanggal 19 Juli 2008 dan
syringe pump dipasang sejak tanggal 20 Juli 2008, merasa nyeri pada daerah
penusukan syringe pump. Klien mengatakan BAK ± 5 – 6 kali sehari. Minum ± 600
ml/hari. Berat badan klien sebelum sakit (1 bulan yang lalu) 76 kg, keluarga klien
mengatakan berat badan klien menurun sejak sakit (1 bulan yang lalu). Klien
mengatakan terasa lemas.
Data objektif :
Tampak rembesan pus pada balutan luka, terdapat akses pada pedis sinistra, klien
tampak meringis saat luka dibersihkan, diameter luka 0,5 cm, keadaan luka : tampak
adanya pus berwarna putih susu dan coklat, serta mengeluarkan darah. Hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juli 2008 leukosit = 18,4 ribu/ul. Tanggal 22
Juli 2008 = 217 mg/dl, balutan infus NaCl tampak bersih, daerah penusukan syringe
pump tampak bengkak, agak merah. Klien terpasang infus NaCl 0,9 % 500 ml/8 jam
= 20 tts/menit. Insulin drip 50 unit (Actrapid) + NaCl 50 cc dalam syringe pump.
TTV : TD = 110/80 mmHg, N = 88x/menit, pernapasan : 24x/menit, suhu : 370C.
Pengisian kapiler lebih dari 3 detik, intake ; minum = 600 ml/24 jam, parenteral =
1500 ml/24 jam. Output ; BAK = 900 ml/24 jam, IWL = 900 ml/24 jam. Balance
cairan : 2100 ml – 1800 ml = +300 ml/24 jam. Hasil pemeriksaan laboratorium
tanggal 19 Juli 2008 Ht = 28 %, tanggal 21 Juli 2008, albumin 2,50 gr/dl. Klien
tampak lemas, konjungtiva klien anemis, warna kulit klien pucat, LILA klien 28 cm,
bising usus klien 6x/menit, berat badan sekarang belum dapat dikaji, hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juli 2008 Hb = 9,9 gram/dl, tanggal 22 Juli
2008 GDN/2 PP belum ada, klien mendapatkan actrapid 3x5 iu sebelum makan
(pagi, siang, sore), keadaan umum sedang, klien tampak lemas, kesadaran kompos
mentis, GCS = E : 4, M : 6, V : kongjungtiva klien anemis.
6. Analisa Data
- Skala
nyeri 6
Data objektif :
Tampak
rembesan pus pada balutan
Terdapat
abses pada pedis sinistra
Diameter
luka 0,5 cm, keadaan luka: tampak
adanya pus berwarna putih susu dan
coklat, serta mengeluarkan darah
Hasil
pemeriksaan gula darah sewaktu
tanggal 19 Juli 2008
Minum ±
600 ml/24 jam
Data objektif :
Diagnosa Keperawatan
3. Diagnosa I
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tanda-tanda infeksi dan peradangan (rubor, kalor, dolor, tumor, pus, bau) tidak ada
tanda-tanda vital dalam batas normal terutama suhu (360 C – 37.50C), hasil
laboratorium terutama leukosit dalam batas normal (5.000-10.000/ul). Hasil gula
darah sewaktu dalam batas normal (70-140 mg/dl).
Data subjektif :
Data objektif :
Rencana tindakan
Rasional : sebagai proteksi diri dan mencegah terjadinya infeksi silang (nasokomial).
Pelaksanaan :
Pukul 10.00 WIB memberikan obat antibiotik (metronidazole 500 mg/100 ml), obat
masuk melalui IV dengan lancar.
Pukul 11.00 WIB mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan (rubor, kalor,
dolor, tumor, pus, bau). Terdapat tanda-tanda infeksi pada kaki kiri klien seperti :
panas, nyeri, kemerahan dan bengkak, pus berwarna putih susu dan coklat serta
mengeluarkan darah.
Pukul 11.10 WIB meningkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan (perawatan luka), perawat mencuci tangan.
Pukul 11.20 WIB melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik, luka
klien terdapat pus berwarna putih susu dan coklat serta terdapat darah, mengambil
sampel pus untuk pemeriksaan kultur pus, hasil pemeriksaan kultur pus belum ada.
Pukul 12.00 WIB memberikan terapi insulin (actrapid), klien mendapatkan actrapid 5
iu sebelum makan.
Pukul 16.00 WIB melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik (oleh
perawat ruangan), luka terdapat pus berwarna putih susu dan coklat serta terdapat
darah.
Pukul 17.30 WIB memberikan terapi insulin (oleh perawat ruangan), klien
mendapatkan actrapid 5 iu.
Pukul 18.00 WIB memberikan obat antibiotik (metronidazole 500 mg/100 ml) (oleh
perawat ruangan), obat masuk melalui IV dengan lancar.
Pukul 22.00 WIB memberikan antibiotik ceftriaxone 2 gram (oleh perawat ruangan),
obat masuk melalui intravena.
Pukul 02.00 WIB memberikan obat antibiotik Metronidazole 500 mg/100 ml, (oleh
perawat ruangan), obat masuk melalui intravena.
Pukul 06.30 WIB memberikan terapi insulin actrapid (oleh perawat ruangan), klien
mendapatkan actrapid 5 iu.
Evaluasi
P : Intervensi
Pelaksanaan
Pukul 08.00 WIB mengobservasi nilai laboratorium leukosit, tidak ada hasil
laboratorium leukosit untuk tanggal 23 Juli 2008.
Pukul 10.00 WIB memberikan obat antibiotik (metronidazole 500 mg/100 ml), obat
masuk melalui intravena dengan lancar.
Pukul 11.00 WIB melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik
(bersama perawat ruangan), luka klien terdapat pus berwarna putih susu dan coklat
serta terdapat darah.
Pukul 12.00 WIB memberikan terapi insulin (actrapid), klien mendapatkan actrapid 5
iu sebelum makan.
Pukul 16.00 WIB melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik (oleh
perawat ruangan), luka klien terdapat pus berwarna putih susu dan coklat serta
terdapat darah.
Pukul 17.30 WIB memberikan terapi insulin, klien mendapatkan actrapid 5 iu.
Pukul 18.00 WIB memberikan obat antibiotik metronidazole 500 mg/100 ml, (oleh
perawat ruangan) obat masuk melalui intravena dengan lancar.
Pukul 21.00 WIB memberikan terapi insulin insulaktad (oleh perawat ruangan), klien
mendapatkan insulaktad 5 iu.
Pukul 22.00 WIB memberikan antibiotik ceftriaxone 2 gram (oleh perawat ruangan),
obat masuk melalui intravena.
Pukul 02.00 WIB memberikan obat antibiotik metronidazole 500 mg/100 ml (oleh
perawat ruangan), obat masuk melalui intravena dengan lancar.
Pukul 06.30 WIB memberikan terapi insulin actrapid (oleh perawat ruangan) klien
mendapatkan actrapid 5 iu.
Evaluasi
P : Intervensi
Pukul 08.00 WIB mengobservasi nilai laboratorium leukosit, leukosit 4.800/ul (5.000
-10.000/ul). Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu), suhu = 36.90 C (N : 36 – 37.50
C).
Pukul 10.00 WIB memberikan obat antibiotik metronidazole 500 mg/100 ml, obat
masuk melalui intravena dengan lancar.
Evaluasi
4. Diagnosa II
Data subjektif :
- Klien mengatakan BAK ± 5-6 x/hari, minum ± 600
ml/sehari
Data objektif:
Tujuan
Kriteria hasil :
Intake dan output seimbang, tanda-tanda vital dalam batas normal (TD = 120/80
mmHg, Nadi = 60-100x/menit, pernapasan = 16-20x/menit, suhu = 36-37.50 C), tidak
ada edema, hasil laboratorium : hematokrit dalam batas normal (33-45%). Albumin
dalam batas normal (3,40 – 4,80 gr/dl).
Rencana tindakan
Rasional : perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi natrium dan air,
penurunan albumin dan penurunan ADH
Pukul 11.00 WIB mengukur intake dan output klien, intake ; minum : ± 200 ml/8
jam., parenteral : 500 ml/8 jam. Output ; urine : 300 ml/8 jam, IWL = 300/8 jam.
Pukul 11.05 WIB mengobservasi derajat edema, tidak terdapat edema pada kedua
esktremitas klien.
Pukul 13.00 WIB memantau albumin serum dan elektrolit, tidak ada hasil
pemeriksaan albumin serum dan elektrolit untuk tanggal 22 Juli 2008.
Pukul 19.30 WIB mengukur intake dan output klien (oleh perawat ruangan), intake ;
minum = ± 200 ml/8 jam. Parenteral 500ml/8 jam, output; urine = 300 ml/8 jam,
IWL = 300 ml/8 jam.
Pukul 07.30 WIB mengukur intake dan output klien (oleh perawat ruangan), intake ;
minum ± 200 ml/8 jam, parenteral : 500 ml/8 jam, output ; urine : 300 ml/8 jam, IWL
: 300 /8 jam.
Evaluasi
O : Output dan intake klien, intake ; minum : ± 600 ml/24 jam, parenteral
= 1500 ml/24 jam, output ; urine = 700 ml/24 jam, IWL = 900 ml/24 jam. Balance
cairan = 2100 – 1800 = +300 ml/24 jam. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg (N :
120/80 mmHg), N : 80x/menit (N : 60 – 100x/mnt), P : 22x/menit (N : 16 – 20
x/mnt), S : 370C (N : 36 – 37,50C). Hasil laboratorium albumin dan hematokrit tidak
ada untuk tanggal 23 Juli 2008
P : Intervensi
Pukul 13.00 WIB mengukur intake dan output klien : intake ; minum = 300 ml/8
jam, parenteral 500 ml/8 jam, output ; urine : 450 ml/8 jam, IWL : 300 ml/8 jam,
mengukur tanda-tanda vital, TD = 110/70 mmHg, Nadi = 84x/menit, pernapasan =
20x/menit, suhu = 370 C, mengobservasi derajat edema, tampak edema lokal pada
daerah bekas penusukan syringe pump (tangan kanan).
Pukul 19.30 WIB mengukur intake dan output klien intake ; minum ± 400 ml/8jam,
parenteral 300 ml/8 jam, transfusi darah 250 ml. output ; urine : 500 ml/8 jam, IWL :
300 ml/8 jam.
Pukul 06.00 WIB mengukur tanda-tanda vital klien, TD = 120/80 mmHg (N : 120/80
mmHg). Nadi : 80x/menit (N : 60 – 100 x/mnt), pernapasan : 20x/menit (N : 16 – 20
x/mnt), suhu : 36.90C (36 – 37,50C).
Pukul 07.30 WIB mengukur intake dan output klien, intake ; minum : 300 ml/8 jam,
parenteral 300 ml/8 jam, transfusi darah 250 ml. output ; urine : 500 ml/8 jam.
Evaluasi
P : Intervensi
Pelaksanaan
Tanggal 24 Juli 2008
Pukul 11.00 mengukur intake dan output klien. Intake ; minum : klien puasa sejak
pukul 04.00 pagi, parenteral : 300 ml/8 jam. Output ; urine : 300 ml/8 jam.
Pukul 11.40 memantau albumin serum dan elektrolit dan albumin untuk tanggal 24
Juli 2008 tidak ada dan hematokrit : 27% (33 – 45%).
Evaluasi :
P : Intervensi