Makalah PLF Elsa
Makalah PLF Elsa
Disusun Oleh :
KELOMPOK 03
Kelas : XII B
1. Arief Ramadani
2. Ananda Dila Monicca
3. Dilla Angelika
4. Lesti Maretha
5. Muthia Naura N.P
6. Noviana Elsa M.
7. Shely Yolanda
8. Tia Junica
9. Zuina Holidah
SMK S 16 FARMASI BHAKTI NUSA KOTA BENGKULU
KATA PENGENTANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang Pengelolaan Sediaan
Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekusor.
Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Pelayanan kefarmasian tahun 2019/2020 dan
untuk memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran Pelayanan kefarmasian .
Sekian dari kami, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Bengkulu....,......
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Obat-obatan, dalam bentuk tumbuhan, hewan dan mineral, telah ada jauh lebih lama dari
manusia. Penyakit pada manusia dan nalurinya untuk mempertahankan hidup setelah
bertahun-tahun membawa kepada penemuan-penemuan.
Penggunaan obat-obatan, walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak diragukan lagi ,
sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis, karena naluri orang-orang
primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin
atau menempelkan daun segar pada luka tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya
berdasarkan pada kepercayaan.
Orang-orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu
lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi dengan obat dimulai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Penyalahgunaan narkoba sekarang telah menjadi suatu persoalan, bukan hanya dihadapi oleh
satu bangsa saja, tetapi telah menjadi persoalan internasional karena tidak adanya
keseragaman di dalam pengertian narkotika. Hal ini terungkap berdasarkan pernyataan Moh.
Taufik Makarao (2003:12)
Jenis-jenis narkotika di dalam Undang – undang Nomor 35 Tahun 2009 pada BAB III Ruang
Lingkup pada Pasal 6 ayat 1 menegaskan bahwa narkotika di golongkan menjadi:
B. Psikotropika
Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat
kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik
maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Golongan Psikotropika
C. Prekusor
Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika
dan psikotropika,prekursor tersebut berguna untuk Industri
farmasi,pendidikan,pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan.prekursor
tersebut kalau di Indonesia peredarannya diawasi oleh pemerintah untuk terjadinya
penyimpangan .prekursor tersebut hanya boleh di ekspor oleh ekportir tertentu dan diimpor
oleh importir tertentu setelah diberikan rekomendasi oleh POLRI dan BNN.sedangkan untuk
industri dapat dilakukan ekspor-impor setelah mendapatkan rekomendasi dari Industri agro
dan kimia (IAK).
Peredaran prekursor tersebut kalau di Indonesia di awasi oleh beberapa instansi antara lain:
POLRI , BNN , Bea cukai, Badan pengawas obat dan makanan , Departemen perindustrian
dan perdagangan dan Departemen kesehatan.
prekursor tersebut digunakan untuk keperluan proses produksi industri dan kalau dilakukan
penyimpangan maka dapat digunakan untuk membuat narkotika dan psikotropika.pada saat
sekarang ini telah terjadi penyalahgunaan prekursor tersebut yaitu untuk membuat narkotika
dan psikotropika .pemerintah Indonesia melakukan pengawasan peredaran prekursor tersebut
diatur dalam :
1. Tabel I :
Potassium permanganate
1-Phenyl 2-propanone
Acetate anhydride
N-acetylanthranilic acid
Isosafrole
3,4-methylenedioxyphenyl -2-propanone
Piperonal
Safrole
Ephedrine
Pseudo ephedrine
Norephedine(Phenylpropanol amine/PPA)HCL ,
Ergometrine
Lysergic acid
2.Tabel II
Hydrochloric acid
Sulphuric acid
Toluene
Ethyl ether ( Diethyl ether)
Acetone
Methyl ethyl ketone
Phenylacetic acid
Anthranillic acid
Piperidine
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Zat adiktif dalam obat narkotika psikotropika dan prekusor merupakan suatu zat-zat yang
dapat membuat ketagihan apabila dikonsumsi dengan secara rutin. Bahan adiktif berbahaya
tersebut termasuk bahan-bahan alamiah, semi sintetis ataupun juga sintetis yang dapat dipakai
ialah sebagai pengganti morfina atau kokaina yang bisa mengganggu sistem kerja syaraf
pusat.
1. meningkatnya perhatian
2. meningkatnya aktivitas
3. cara bicara yang cepat
4. penurunan nafsu makan
5. berkurangnya rasa lelah
6. kehilangan kontrol diri
7. dan merasa euforia.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suteng dkk, 2007, pelayanan kefarmasian untuk SMA Kelas XI, Erlangga
Sugiharso, BA dkk, 2013, Pelayan kefarmasian untuk SMP/MTs kelas IX semester
genap,Sekawan