Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
RAS juga dikenal dengan nama aphthae / canker sores / recurrent aphthous
lunak mulut yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala penyakit
lain (Pindborg 2009). Secara klinis, RAS ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri,
secara khas muncul pada mukosa vestibular dan bukal, lidah, langit-langit lunak,
fauces, dan dasar mulut (Regezi dkk. 2012). Ulkus rekuren berbentuk bulat atau
oval, memiliki batas jelas, lingkaran eritematosa, dan dasar kuning atau abu-abu
(Scully 2008). RAS mempengaruhi setidaknya 10% dari populasi dan prevalensi
tertinggi, hingga 25% berada di kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Recurrent
baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia dan sering timbul pada mukosa
RAS secara klinis dibagi menjadi tiga tipe, yaitu recurrent aphthous
8
9
dijumpai. RAS minor memiliki persentase 80% dari kasus RAS (Cawson
& Odell 2008). Gambaran klinis tipe minor adalah ulser berbentuk bulat
kecil atau oval dengan diameter 2-4mm, dangkal dan dikelilingi oleh
pinggiran yang eritematus halo (Scully 2004). Ulserasi pada RAS minor
mukosa bukal, dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan
kelompok yang terdiri atas empat atau lima RAS minor (Lewis & Lamey
1998). Tipe minor sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan
Sutton (Regezi dkk. 2012). Jenis RAS ini terjadi sekitar 10-15% dari kasus
RAS ini yang paling umum adalah pada bagian bibir dan langit-langit
lunak, tetapi dapat terjadi juga pada bagian mulut yang merupakan daerah
dapat terdiri dari 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu, mirip dengan
aftosa. RAS ini berukuran kecil, ukurannya 2–3 mm. Lesi dapat bergabung
dan membentuk ulkus besar yang tidak beraturan. Durasi dari ulkus ini
biasanya berlangsung sekitar 10-14 hari. Tidak seperti ulkus herpes, ini
tidak didahului oleh vesikula dan tidak mengandung sel yang terinfeksi
2.1.3 Etiologi
ada beberapa faktor predisposisi yang sering dikaitkan dengan RAS, antara
a. Faktor genetik
Pasien dengan riwayat keluarga SAR akan menderita SAR sejak usia
terpengaruh, tetapi hanya 20% ketika tidak ada orang tua yang
memiliki RAS.
b. Hormon
selama fase luteus dari siklus haid serta hilangnya ulserasi pada
13
menstruasi.
c. Stres
RAS sering terjadi pada mahasiswa yang sedang ujian dan orang–
d. Defisiensi nutrisi
Defisiensi hematinik, yaitu zat besi, asam folat, vitamin B1, B2,
mengandung zat besi dan vitamin B1. Defisiensi vitamin B1, B2, dan
antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan RAS.
Penyakit yang menjangkit ini biasanya dapat menyerang siapa saja dan
15
tidak mengenal umur maupun jenis kelamin, termasuk pada bayi yang
e. Trauma
fisik, seperti yang disebabkan oleh abrasi sikat gigi, laserasi yang
tajam atau makanan kasar seperti roti panggang, keripik kentang atau
benda lain, tidak sengaja tergigit (yang umum dengan gigi taring),
tiruan yang dipasang secara tidak tepat dapat mengiritasi dan melukai
jaringan yang ada di dalam rongga mulut. Banyak jenis makanan yang
dialami yaitu trauma karena terbentur sikat gigi saat menyikat gigi dan
tidak sengaja tergigit bagian tertentu dari mukosa mulut. Cedera yang
2017).
16
f. Imunologis
karakteristik sel T tipe 1 dan tipe 2 pada penderita RAS. Para peneliti
selular pada pasien yang menderita RAS. Kedua sistem imun itu
IgG dan IgM. Sedangkan pada sistem imun selular yang banyak
berperan adalah sel T, sel NK, sel TNF alfa dan sitokin. Menurut
sistem imun selular. Hal ini terjadi karena sistem selular memegang
g. Faktor mikroorganisme
plak dan juga dapat menyebabkan lesi pada rongga mulut (Gohan
2014).
inflammatory bowl disease, chorn disease, HIV dan AIDS serta celiac
sensasi rasa terbakar pada tempat dimana ulser akan muncul tetapi tidak
ada tanda-tanda klinis terlihat. Tahap kedua yaitu tahap pre-ulserasi, pada
tahap ini biasanya terdapat eritema dan sedikit edema, dan ketiga adalah
gejala pengurangan dan penyembuhan ulser terjadi secara cepat dan yang
18
terakhir adalah tahap remisi dimana pada tahap ini ulser hilang (Boras &
Savage 2007).
2.1.5 Diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat dari RAS dapat dengan
bentuk oval dengan lesi +1cm yang jumlahnya 2-6. Biasanya pasien dalam
2.1.6 Perawatan
adalah anti histamin, steroid, anti jamur, antibakteri, dan vitamin C (Tyas
dkk. 2011). Kasus RAS yang ringan dapat menggunakan obat golongan
(Guallar dkk. 2014). Selain menggunakan obat berbahan kimia, RAS juga
berikut :
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
(Anonim 2008)
(Umar 2012). Tanaman ini berasal dari dataran cina dengan nama asalnya
20
lebih dari 6m. Batang lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah,
yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tidak beraturan dan bertekstur
berwarna hijau, bentuk jantung, panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm, helaian
daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, permukaan
aliran darah lokal. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar
sel radang neutrofil pada area radang. Sedangkan hambatan pada jalur
2015).
antipruritic, serta dapat mengurangi rasa nyeri pada luka sehingga obat ini
sering menjadi pilihan dalam pengobatan luka pada mukosa rongga mulut
2.3.1 Sediaan
intrasinovial dan intralesi) dan topikal pada kulit dan mata (dalam bentuk
salep, krem, losion) atau aerosol melalui jalan napas. Pada semua cara
2.3.2 Indikasi
sering adalah untuk terapi asma, dimana kortikosteroid inhalasi adalah anti
2.3.3 Kontraindikasi
(Khaled dkk. 2012). Banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari
c. Ulkus Peptikum, merupakan suatu luka yang terjadi pada dinding bagian
e. Perubahan tingkah laku, dengan gejala yang bisa timbul bervariasi seperti
dosis dan lama pemberian dan proses dapat terus berlangsung meskipun
jangka pendek dengan dosis besar. Osteonecrosis sering terjadi pada caput
femoris.