Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Hypercementosis dan cementoblastoma merupakan dua lesi yang dapat


membingungkan satu sama lain pada radiograf. Oleh karena itu penggunaan
pemeriksaan penunjang diagnosis seperti CBCT dan MRI dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis. Dalam kasus hypercementosis, CBCT sangat
membantu mengobservasi hiperdensitas dalam batasan tulang kortikal bukal
dan lingual, termasuk adanya lamina dura utuh dan tidak adanya resorpsi akar,
sehingga mengarah pada diagnosis hypercementosis dan dapat mengeliminasi
diagnosis bandingnya yaitu cementoblastoma. Pada kasus cementoblastoma
dapat dilihat berdasarkan karakteristik yang didapatkan dari pemeriksaan klinis
dan pencitraan, yaitu adanya disrupsi lamina dura, ekspansi tulang kortikal,
resorpsi akar dan nyeri, semuanya harus ada untuk diagnosis tumor
odontogenik.
Pemeriksaan penunjang MRI bukan merupakan metode pilihan ataupun
pemeriksaan rutin pada lesi jenis ini, dan oleh sebab itu, sedikit sekali penelitian
menggunakan MRI dalam literatur. Namun, MRI memberikan deskripsi
karakteristik lesi berdasarkan intensitas sinyal. Metode ini memungkinkan
diagnosis banding hypercementosis, yang secara umum tidak memerlukan
intervensi agresif, secara berbeda dari kondisi patologis lainnya (misal
cementoblasoma).
Anamnesis lengkap dan interpretasi yang tepat terhadap pemeriksaan
pencitraan akan mengarahkan pada terapi yang tepat.

Kekurangan Jurnal : Tidak memberikan penjelasan secara rinci pada perbedaan


radiograf antara pemeriksaan penunjang CBCT dan MRI dalam kasus
hipersementosis dengan diagnosis banding cementoblastoma. (Kalau mau
dimasukan)

Anda mungkin juga menyukai